NovelToon NovelToon
Selir Jenderal Perang

Selir Jenderal Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Diam-Diam Cinta / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Dark Romance
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Bella Bungloon

Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.

***

Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.

Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.

Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.

Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?

Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella

TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20

Langkah kaki wanita itu bergema pelan di sepanjang lorong berubin batu giok. Hanfu nya berdesir ringan, dan pita rambutnya berkibar lembut di terpa angin.

Para pelayan dan penjaga yang melihat kehadirannya— mereka segera membungkuk penuh hormat.

Namun, Le Chieli tidak menanggapi dan terus melangkah. Langkahnya semakin cepat, dengan tangan mencekram sisi hanfu, wajahnya datar tanpa senyuman, dan sorot matanya tajam seperti bilah es.

"Dia sedang mengandung anakku, Chieli, sampai kapanpun dia tidak akan baik-baik saja. Akan banyak orang yang berusaha menyakiti nya."

Kata-kata Hang Tianyu masih terus berdengung di telinga nya. Ekspresi khawatir dari sang Jenderal Agung itu masih terus terngiang di kepalanya.

Ia tahu, jika dia lah yang telah membuat Jie Xieye, sahabatnya sendiri, masuk ke dalam rumah tangganya. Tapi sejak kapan sahabat mulai terasa seperti ancaman? Sebagai wanita, ia tidak bisa menyangkal jika dirinya mulai cemburu pada sahabatnya sendiri.

"Tidak, Chieli..." wanita itu menghentikan langkahnya, matanya memejam sejenak sembari menarik napas dalam. Lalu kembali bergumam pelan. "Kau tidak boleh kekanakan seperti ini. Wajar jika Tianyu bersikap demikian, Xieye sedang mengandung anaknya."

Setelah merasa lebih tenang, wanita itu hendak kembali melangkah, tapi tiba-tiba sebuah langkah kaki terdengar dari arah belakang.

Mendadak suasana lorong yang tenang, berubah tegang perlahan.

"Sudah lama tidak berjumpa, Nona Le."

Le Chieli segera berbalik dan melihat siapa yang menyapanya. Raut wajahnya sontak berubah, dahinya berkerut dan satu alisnya naik ke atas.

"Hang Shu Ji?"

Seorang gadis muda dengan balutan hanfu hijau pucat dan putih tersenyum anggun ke arahnya, rambutnya di ikat dengan pita putih, meski wajah cantiknya begitu menawan dan tenang. Namun jelas, kehadirannya itu bukan membawa angin biasa, pasti ada badai yang di sembunyikan.

"Oh, kau ternyata— Nona Hang Shu Ji. Aku pikir kau sudah lupa jalan ke kediaman utama ini."Le Chieli berkata dengan nada dingin, wajahnya di angkat dengan angkuh serta tangan yang di lipat di depan dada.

Melihat sikap wanita di hadapannya yang begitu angkuh dan sombong, Hang Shu Ji menutup tawa sinis nya dengan ujung jemari. Ia kemudian menatap Le Chieli dengan senyum tipis.

"Bagaimana bisa aku melupakan rumahku sendiri, apalagi ada seseorang yang mencoba mempertahankan posisinya."

Le Chieli menyipitkan matanya, rahangnya mengeras, jelas ia tahu maksud dari perkataan Hang Shu Ji yang di tunjukkan untuknya.

"Jika kau datang hanya untuk membuat keributan, maka segera menyingkir lah... Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni mu." Nada bicaranya dingin, tapi juga tegas.

Hang Shu Ji hanya tertawa pelan, lalu melangkah mendekati Le Chieli dan berbisik tepat di telinga wanita itu. "Berhenti bersikap angkuh seperti itu, Chieli. Terlebih saat kau sedang cemburu, bahkan dari kejauhan aku bisa mencium bau cemburu mu.

Wanita itu terkekeh, lalu mengerutkan alisnya. "Cemburu akan hal apa?"

Tersenyum tipis, Hang Shu Ji kemudian mundur beberapa langkah. Sorot matanya tak lepas memerhatikan Le Chieli yang bahkan tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejut dan gelisah nya.

"Aku tahu kau tidak bod0h, Le Chieli," nada bicara wanita itu perlahan menjadi dingin dan tajam. "Aku dengar jika selir Tianyu adalah sahabatmu. Kau tidak mungkin tidak tahu bagaimana dia bisa berada di sisi Hang Tianyu bukan?"

Le Chieli tidak langsung menjawab. Wanita itu semakin menekuk alisnya dalam. "Itu bukan urusanmu, Shu Ji." Jawabannya dengan nada dingin.

Hang Shu Ji memutar bola matanya malas, lalu maju satu langkah sembari berkata. "Jangan membohongi dirimu sendiri, Chieli, kau pasti cemburu dengan nya bukan?"

Le Chieli terkekeh sinis, lalu mengangkat wajahnya lebih tinggi. "Tidak ada yang perlu di cemburukan. Tianyu tahu siapa yang ia cintai dan Jie Xieye tidak akan mengkhianati kepercayaanku...."

Tawa gadis muda itu sontak lepas mendengar kata-kata dari Le Chieli. Baginya kata-kata itu semua adalah hal basi. Di dunia seperti ini, kau masih percaya pada kesetiaan? Bahkan terhadap dirimu sendiri, kau jangan terlalu percaya. Pikir Hang Shu Ji.

"Dalam hal percintaan, tidak ada yang namanya teman apalagi sahabat. Bahkan saudara pun bisa berubah menjadi musuh."

...

Suara derap kaki kuda mengalun berat dari kejauhan. Dua sosok pria berkuda muncul mendekat. Wajah mereka tanpa ekspresi, meski demikian keduanya tampak gagah mengenakan jubah perak dan mantel hitam.

Para penjaga yang mengenali mereka, langsung membuka gerbang. Dan membungkuk saat kuda dua Jenderal Agung Kekaisaran mereka lewat.

Hang Tianyu dan Shen Zhaoling menghentikan kuda hampir bersamaan setelah masuk ke dalam istana. Pandangan mereka bertemu, dingin, tajam, dan penuh penilaian.

Namun, tak ada kata yang diucapkan. Hanya sorot mata keduanya yang saling menantang dalam diam. Melihat ketegangan antar dua pilar kekaisaran, seorang penjaga menelan ludah kasar dan semakin membungkuk dalam.

"Silahkan masuk, Jenderal Hang dan Jenderal Shen."

Keduanya tidak ada yang menyahut, hanya turun dari kuda dan berjalan berdampingan menuju aula utama Istana.

Namun, saat mereka melewati balairung menuju aula utama, suara riuh mulai terdengar dari dalam.

Lalu, gema suara Kaisar mengguncang udara.

"Selir Ru Ming, kau dituduh hendak mencelakai Permaisuri dengan dupa beracun. Barang bukti telah ditemukan di paviliun mu. Apa kau masih ingin menyangkalnya?”

Hang Tianyu dan Shen Zhaoling saling melempar pandangan, lalu semakin mempercepat langkah  memasuki aula agung. Di dalam, para selir, para pangeran, dan putri-putri istana telah berbaris rapi di sisi kanan dan kiri. Beberapa di antara mereka menunduk tegang, dan yang lain tampak menahan napas.

Di tengah aula, seorang wanita berlutut. Hanfu putihnya dihiasi bordir bunga peony emas, namun hanfu itu kini tampak kusut oleh debu dan air mata. Wajahnya pucat, tubuhnya gemetar.

Ia bersujud dalam, suaranya pelan namun tegas. "Yang Mulia  Kaisar, hamba tidak bersalah. Hamba tidak pernah ada niatan untuk mencelakai Yang Mulia Permaisuri. Mohon keadilan Anda Yang Mulia....”

Namun dari sisi barisan selir, terdengar suara tajam menusuk

"Jangan berpura-pura polos, Selir Ru! Bukti sudah jelas. Buntalan dupa beracun ditemukan di paviliun mu." ucap selir Fu dengan dingin.

"Benar-benar tidak tahu malu." Selir Do Jinyi menambahi. Ibu dari pangeran pertama itu tampak menatap sinis ke arah Ru Ming, selir yang kini di tuduh mencoba membvnvh permaisuri dengan dupa beracun.

Ru Ming, wanita itu menoleh tajam, matanya merah. Sebelum sempat membalas perkataan jahat dari selir lainnya, seseorang dari barisan menteri tiba-tiba bersuara.

"Yang Mulia, rakyat menuntut keadilan. Ini bukan kejahatan kecil. Mencoba membunuh Permaisuri adalah pengkhianatan terhadap darah Kekaisaran." Hang Zhen berkata dengan nada datar.

"Itu benar, Yang Mulia. Hukuman ma ti pantas dijatuhkan untuk orang tidak tahu diri yang mencoba mencelakai keluarga kerajaan.” menteri lain tampak menambahi.

Ru Ming yang mendengar para menteri mengusulkan hukuman ma ti padanya, membuat tubuhnya membeku seketika. Pupil matanya mengecilkan dan pandangannya sesaat menjadi kosong.

"Hukuman... Ma... Ti...." Gumam wanita itu dengan nada rendah.

Namun teriakkan memohon putranya membuat kesadarannya kembali. Pangeran Yu Xaoxao berlari ke sampingnya, ia bersujud dan memohon pada Kaisar dan Permaisuri.

"Ayahanda Kaisar! Ibu Selir tidak bersalah! Kami mohon... Selamatkan beliau...." Mohon pangeran ke delapan sembari bersujud di hadapan Kaisar Yu Yanzhong.

Kaisar memijit pelipisnya, wajahnya tegang dan kacau. Ru Ming… wanita yang telah mengabdi padanya selama berpuluh-puluh tahun. Bukan hanya selir agung, tapi ia juga adalah pengasuh sebagian besar putra-putrinya. Termasuk putranya dengan Permaisuri sendiri.

Permaisuri menoleh pada Kaisar Yu yang tampak kacau.  Wanita itu hanya diam tertunduk.

"Selir Ru, wanita itu tak mungkin sejahat ini. Aku telah mengenalnya sangat lama, dan dia adalah ibu bagi para pangeran dan putri. Dia tidak akan bertindak sejauh itu."

Di tengah ketegangan, suara berat dan dingin terdengar dari belakang.

“Yang Mulia Kaisar, izinkan hamba bicara.”

Semua kepala menoleh. Shen Zhaoling maju dan langsung bertekuk lutut di depan Ru Ming. Wajah pria itu datar, sorot matanya dingin dan tajam.

"Hamba memohon keadilan untuk Selir Ru. Jika benar Selir Ru bersalah, hanya karena dupa ditemukan di paviliunnya, bukankah itu bukti yang terlalu ringan untuk menghukum ma ti seseorang sebaik beliau?”

"Jenderal Shen," Hang Zhen kembali bersuara, nada bicara nya masih dingin dan tegas. "Jangan bertindak lancang. Apa kau menuduh bukti yang kami bawa tidak sah?”

Shen Zhaoling menoleh perlahan, senyum sinis terlukis tipis di bibirnya.

"Tidak, Perdana Menteri. Hamba hanya ingin bertanya… apakah Yang Mulia Permaisuri masih ingat siapa yang memberikan dupa itu kepadanya pertama kali?”

Semua mata kini menatap Permaisuri. Kaisar pun menoleh padanya, dan permaisuri perlahan mengangguk. Ia mengedarkan pandangannya ke para pelayan Selir Ru, namun….

Tidak ada. Pelayan yang membawa dupa itu tidak tampak di mana pun.

Permaisuri menghela napas lirih. “Hamba tidak melihat pelayan itu sama sekali, mungkin dia sudah melarikan diri."

"Dan mungkin saja," Shen Zhaoling memotong dengan suara dingin. "Seseorang telah membvnvhnya dan melimpahkan semua kesalahan pada Selir Ru."

Kaisar menahan napasnya sejenak, meski ia sendiri tidak yakin apakah pelaku sesungguhnya adalah selir agung nya sendiri, ia tak bisa mengabaikan barang bukti yang di temukan di paviliun wanita itu. Tapi juga tak bisa menyinggung jenderal nya yang terlihat berada di pihak Ru Ming.

Menghela napas panjang, Kaisar Yu Yanzhong lalu mengalihkan pandangannya ke seluruh aula.

"Selir Ru Ming... memang telah berbuat kesalahan karena membiarkan benda berbahaya berada di dalam paviliunnya. Tapi mengingat pengabdian panjangmu, serta peranmu sebagai ibu dari Pangeran ke- delapan dan pengasuh seluruh keluarga Kekaisaran…”

Kaisar terdiam sejenak, lalu kembali berbicara dengan lantang.

"Hukuman mati ditiadakan. Tapi kau akan diasingkan dari ibu kota dan istana kekaisaran. Mulai hari ini, kau bukan lagi bagian dari Istana Dalam.”

Tangis Ru Ming pecah. Ia bersujud dengan air mata berlinang. "Terima kasih, Yang Mulia Kaisar...."

Pangeran Yu Xaoxao segera bangkit berdiri dan memeluk ibunya, pangeran berusia sebelas tahun itu menangis sesenggukan dalam pelukan sang ibu.

Melihat pemandangan itu, Shen Zhaoling tersenyum tipis, lalu membungkuk dalam pada Kaisar dan Permaisuri. “Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia.”

Hang Tianyu berdiri di sisi aula, matanya tak lepas dari Shen Zhaoling. "Jadi dia berada di sisi Selir Ru... Ada desas desus tentang pemberontakan pangeran pertama yang bekerjasama dengan keluarga Ru. Shen Zhaoling, aku harap kau tidak terlibat."

...***...

Di sisi lain...

Hang Shu Ji melirik ke arah Le Chieli yang masih terdiam. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis. Jelas dia sangat menikmati ketegangan yang perlahan menggerogoti lawan bicara nya.

Memang benar bukan? Dalam hal percintaan, tidak ada yang namanya teman, apalagi sahabat. Saudara sendiri bahkan bisa menjadi musuh. Dan dia yang terlalu percaya diri, biasanya hanya akan berakhir menyedihkan.

"Chieli, aku datang bukan untuk mempermalukan mu atau mengibarkan bendera perang seperti biasanya."

Le Chieli mengerutkan keningnya. "Lalu?"

"Aku datang untuk menawarkan kerja sama. Aku tidak keberatan jika harus bersaing denganmu, tapi— tabib mur4han itu hanya akan menghalangi jalan kita." Wajah gadis muda itu terlihat gelap, sorot matanya berkilat tajam.

"Dan kau berpikir aku akan ikut dalam permainan busuk mu?" Le Chieli berdecih, sorot matanya ikut menajam. "Aku tidak akan mengkhianati sahabatku sendiri!"

Menghela napas kasar, kehadiran Hang Shu Ji benar-benar hanya menambah pusing di kepalanya. Namun saat akan kembali melangkah pergi, suara Hang Shu Ji lagi-lagi menahannya.

"Jangan munafik, Chieli. Kau menyebut wanita itu 'sahabat mu', tapi diam-diam kau memperhatikan bagaimana Tianyu menatap nya."

Le Chieli memejamkan matanya, menarik napas dalam dan menoleh sinis ke arah Hang Shu Ji. "Jangan berbicara omong kosong! Bahkan jika harus berbagi suami dengan Xieye, aku tidak peduli. Karena aku tahu Tianyu hanya mencintai ku, dia tidak akan mencintai wanita lain seperti dia mencintai ku!"

Prok! Prok! Prok!

Hang Shu Ji bertepuk tangan. Dia melangkah mengelilingi Le Chieli dengan sorot mata mengejek.

“Cinta?” Nada suara gadis itu jelas mengejek. “Kalau benar begitu, kenapa di Paviliun, dia berdiri paling depan membela Jie Xieye habis-habisan? Di depan para pamannya, bahkan ibunya sendiri, sampai melupakan tata krama?"

"Bahkan dia berkata, jika Jie Xieye adalah wanitanya. Dia sedang mengandung darah dagingnya, dan siapa pun yang menyakitinya… akan berhadapan langsung denganya."

Hang Shu Ji berhenti sebentar, ia membelakangi Le Chieli. "Tak satu pun kata menyebut namamu, Le Chieli.”

Kata-kata itu jatuh seperti jarum dalam keheningan, menghujam tepat ke tempat yang paling rapuh Le Chieli. Mulutnya kelu, tak bisa membalas perkataan Hang Shu Ji. Karena ia juga mendengar nya dari para pelayan, lalu tadi saat bertemu Hang Tianyu, tatapan khawatir pria itu pada Jie Xieye....

"Hari ini, dia masih mencintai mu dan belum mencintai Jie Xieye. Tapi, kau jangan lupa, dia mengandung anak yang bahkan kau tak bisa. Saingan kita sesungguhnya adalah anak dalam kandungan wanita itu. Jadi, pikirkan dengan baik-baik, Le Chieli."

1
MommyRea
hadir Thor.. baru Nemu karyamu..😊
MommyRea: ok .. semangat update nya ☺️
IG@bella_bungloon: hallo, kak ^^ selamat datang dan selamat membaca. semoga terhibur yaa, terus ikuti perjalanan para tokoh di novelku 💅😌 jangan lupa mampir di karyaku yang lain
total 2 replies
Marvell Indra
apa chieli lupa dengan apa yang dia dilakukan sahabatnya?
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??
Kusii Yaati
kak ceritanya jangan tegang tegang terus dong... ganti suasana gitu yang romantis,aq membacanya ikut tegang... para pemain wanitanya juga nekat nekat dan penuh ambisi, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya 😩
IG@bella_bungloon: itulah realita kehidupan di kehidupan zaman itu kak:) romantis scene ya? masalahnya kehidupan aku gak pernah ke dapetan episode romantis, masa mereka pada romantis?😌💅
total 1 replies
Marvell Indra
hati chieli mulai ada api ni... bahaya...
jendral Hang khawatir pada anaknya atau ibunya
Marvell Indra
siapa TUAN yang berkhianat itu??!!
hanya author yg tau..🤔
Kusii Yaati
setampan apa sih hang tianyu sampai di perebutkan sepupu sepupunya sendiri...
aq malah ngeri membayangkan kehidupan xieye di sana bahkan nyawanya dan bayi yang dalam kandungannya pun jadi target 😩
Marvell Indra
penyakit datang,,, jeng,jeng,jengggg..
Marvell Indra
semangat thor💪
Kusii Yaati
aq gemes banget sama Tianyu sumpahhh pengen nonjok wajah Tianyu 😤
Kusii Yaati
yang kuat tabib jie, jangan lemah atau kau akan di remehkan terus sama tianyu🥺....Hang Tianyu lambemu tak leleti sambel lho, bukannya menenangkan istrinya malah menuduh yg bukan bukan 😤 masih untung tabib jie dan kandungannya tidak apa apa
Kusii Yaati
kayaknya ada aroma aroma cemburu nih... nggak suka istrinya dekat dengan rivalnya 😏
Marvell Indra
jendral Han dirimu, mempertahankan harga diri atau cemburu??!
Marvell Indra
faster up thor...💪
Marvell Indra
ada peran antagonis lagi,,, jeng,,,jeng,,,jeng..
Kusii Yaati
rasanya pengen tak cubit ginjalnya jendral hang...😩
Kusii Yaati
siapa lagi yang berniat jahat pada tabib jie Thor... padahal xieye tidak pernah menyakiti atau menyinggung orang lain 🥺
Kusii Yaati
akhirnya diri mu up juga Thor...ku kira lupa 😁
Marvell Indra
walaupun hanya selir, dia juga ibu dari anakmu hang tianyu.🤬
aku kok gemesss😡😡
kira2 siapa pembunuh bayar itu ya?!🤔
Marvell Indra: gemes pengen tak gethok kepalanya, biar otaknya waras sedikit gitu
IG@bella_bungloon: kak?? apa yang gemesin dari Hang Tianyu?🥺 dia itu nyebelin loh. tapi makasih yaa udah mampir dan support karya aku, ikuti terus perjalanan Jie Xieye🌹
total 2 replies
Dewi Habibah
bagus ceritanya
Marvell Indra
up terus thos💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!