Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.
Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.
Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.
Ikuti kisahnya di "Two Promise"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.5 - Bertemu di minimarket
[23 April — 2015]
[•] Gudang Sekolah
Aku dan Megumi diminta tolong oleh Minami-sensei, untuk membawa beberapa barang ke dalam gudang sekolah.
Ketika telah selesai membawa barang terakhir, aku berniat mengungkapkan segalanya pada Megumi.
"Megumi..." panggilku. "Apa kau akan percaya..."
"...jika aku berasal dari masa depan."
Aku harus mengatakan ini pada Megumi. Mungkin dia bisa membantuku. Namun...
"Megumi... Megumi... kau sedang apa?"
Ketika aku hendak mengungkapkan semuanya, Megumi sedang menggenggam teleponnya.
"Ah, maaf Haruki, aku sedang mengangkat telepon dari Ibuku," ucapnya. "Tadi kamu bicara apa?."
Tunggu... jadi dia tidak mendengarkanku berbicara?.
"Bukan apa-apa kok, Megumi," jawabku.
"Oh..." ia sedikit mengangguk. "Kita kembali ke kelas yuk, Haruki."
"Kau benar Megumi..."
Mau bagaimana lagi, aku tak mungkin mengatakan hal itu lagi. Mungkin, rahasia ini harus aku pendam sedikit lebih lama lagi.
[•] Jalan menuju Ruang Kelas
"Megumi!" panggilku.
"Ada apa, Haruki?" tanya Megumi.
Kalau tidak salah, dia seperti ingin mengatakan sesuatu, saat berada di dalam gudang.
"Saat di dalam gudang..." aku mulai menjawab. "Kau mau bicara apa padaku?."
"Apa maksudmu Haruki... aku gak mengatakan apa-apa kok," jawabnya, sedikit memiringkan kepala.
"Bukan apa-apa kok," balasku.
Kalau tidak salah, dia mengucapkan 'Apa kau adalah Haruki yang aku kenal' atau sesuatu seperti itu.
Apa maksudnya?
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[•] Ruang kelas
Saat kami berdua kembali ke kelas, jam istirahat telah selesai.
"Hei, Minami-sensei meminta kalian membantu apa?" tanya Sakura.
"Hanya membawa beberapa barang ke gudang kok, Yoshimoto-san," jawabku.
Hana menunjukkan senyum curiganya pada kami berdua. "Sungguh... kalian berdua tidak melakukan hal lain lagi kan?"
Aku paham maksud Hana berkata seperti itu. Tentu saja dia curiga padaku dan Megumi yang berdua di dalam gudang yang sepi.
"Sungguh kok... kami gak melakukan apa-apa, Yoshida-san," bantahku.
"Baguslah kalau begitu."
Setelah mengatakan itu, kami berempat tak lagi mengobrol hingga kelas berakhir.
[Beberapa jam kemudian]
[•] Perjalanan pulang
Karena searah, aku dan Megumi berjalan pulang bersama ke rumah.
"Haruki..." sahut Megumi dengan suara kecil, wajahnya terlihat murung.
"Kenapa... Megumi?" tanyaku.
"Apa yang kau katakan..." jawab Megumi, suaranya semakin keras. "...Saat di gudang itu benar?"
Aku membeku seketika saat mendengar jawabannya.
'Jadi dia mendengarkanku bicara saat itu?'
"Apa maksudmu, Megumi?" tanyaku kembali untuk memastikannya.
"Bukan apa-apa kok..." jawab Megumi, wajahnya kembali tersenyum. "Aku hanya bertanya saja."
Setelah itu, aku berpisah dengan Megumi di perjalanan pulang karena dia ingin pergi ke minimarket sebelum pulang.
[Beberapa menit kemudian]
Ketika sampai di apartemen-ku, aku langsung merebahkan tubuhku di kasur.
Sesaat, aku kembali mengingat pertanyaan Megumi saat di perjalanan pulang tadi.
"Apa dia mendengarkanku saat di gudang ya?."
Pertanyaan semacam itu terus saja memenuhi isi pikiranku saat ini.
"Aku siap-siap kerja dulu lah..."
Setelah pulang sekolah, biasanya aku kerja paruh waktu sebagai kasir di sebuah minimarket dekat apartemen-ku.
Dengan bekerja paruh waktu, aku dapat memenuhi kebutuhan sekolah dan sehari-hariku. Selain itu, aku juga dapat membayar sewa kamar apartemen ini.
Setelah selesai bersiap-siap, aku pun langsung berangkat ke minimarket, dan mulai bekerja paruh waktuku.
[•] Minimarket
Seperti biasanya, aku bekerja paruh waktu di minimarket dekat apartemen yang aku tinggali.
Menyapa pembeli, merapikan barang, hingga menjaga kasir adalah tugas yang aku kerjakan sebagai kasir di minimarket ini.
Tersenyum pada pembeli juga sudah menjadi kebiasaanku ketika bekerja di minimarket ini.
Serta ucapan "Selamat datang" dan "Terima kasih sudah berbelanja" sudah berulang kali aku ucapkan ketika ada pembeli yang masuk ke minimarket.
...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...
[Di saat yang sama]
[•] Kediaman keluarga Yoshimoto
Perkenalkan, namaku Yoshimoto Sakura. Aku tinggal di sebuah rumah sederhana, yang tidak memiliki ciri khas apa pun.
Aku tinggal bersama dengan kedua Orang tuaku serta seorang Adikku yang bernama Akari.
Adikku, Akari masih berusia 14 tahun. Seharusnya, ia menikmati masa-masa SMP-nya. Namun...
Kedua Orang tuaku sangat ketat terhadap siklus bermainku dan Adikku. Bahkan, aku dan Adik-ku tidak boleh sekalipun membantah ucapan kedua Orang tua kami.
"Kakak, aku lapar..." Akari menarik lengan bajuku.
Ah, benar juga, kedua Orang tua kami sedang pergi keluar. Jadi, mereka tidak menyiapkan makan malam untuk kami berdua.
"Akari..." aku mengelus kepalanya. "Kakak akan membeli makanan di minimarket, kamu bisa menunggu kakak di rumah."
Aku tidak tega, ketika melihat Adikku kelaparan karena ulah kedua Orang tua kami. Tetapi, aku tak punya kekuatan untuk membantah Ayah dan Ibu kami.
"Kakak... jangan tinggalkan aku sendiri..." Akari, tangannya dengan kuat menahan lengan bajuku, kakinya gemetar.
Setelah melihatnya, aku tidak tega meninggalkannya sendirian di rumah.
"Kalau begitu, kamu ikuti Kakak ke minimarket, Akari..."
"Benarkah!" balas Akari, dengan senyum lebar dan mata berbinar.
Aku tersenyum. "Tentu saja, Akari..."
Setelah itu, aku dan Akari, Adikku, kami berdua pergi belanja bersama ke minimarket.
[•] Minimarket
Ketika sampai di minimarket, kami berdua langsung mendekati rak yang berisi mie instan.
"Kamu mau makan yang mana, Akari?" tanyaku sambil menunjukkan 2 rasa mie instan.
"Apa hanya 2 saja pilihannya, Kakak?" Akari balik bertanya padaku.
"Maaf ya, Akari..." aku sedikit melembutkan suaraku. "Kakak tidak punya cukup uang untuk membeli yang lain."
"Ya sudah, aku pilih yang ini saja, Kak Sakura," jawab Akari dengan senyum di wajahnya. Senyumnya seperti dipaksakan.
"Baiklah, Akari, kita beli yang ini saja ya..."
Setelah itu, kami berdua berjalan ke kasir untuk membayar mie instan yang kami beli.
•Kasir
Kami berdua menghampiri kasir, lalu meletakkan semua makanan yang kami beli.
"Berapa harganya?" tanyaku.
"Eh..." Aku tak menyangka. "Minamoto!? kenapa kau ada di sini?."
Ternyata Minamoto lah yang menjadi kasir di minimarket tersebut.
"Yoshimoto-san!? kenapa kau..." Minamoto juga terkejut melihatku.
Ah... kalau tidak salah, Minamoto pernah berkata padaku dan Hana-chan kalau dia bekerja paruh waktu di sebuah minimarket. Ternyata di sinilah minimarket tempat dia bekerja.
"Minamoto, jadi di sinilah tempat kerja paruh waktumu ya..." ucapku.
"Yoshimoto-san sendiri, sedang apa di minimarket ini?" tanya Minamoto.
"Aku hanya membeli mie instan untuk makan kok, Minamoto," jawabku.
"Lalu, siapa yang kau bawa bersamamu itu?" tanya Minamoto.
"Oh, perkenalkan dia Adikku, Yoshimoto Akari," jawabku, mengenalkan Akari padanya.
"Oh, Akari-chan ya... salam kenal, namaku Minamoto Haruki," ucap Minamoto sambil tersenyum pada Akari.
Sementara Akari hanya mengangguk pada Minamoto.
"Maaf ya Minamoto, Akari orangnya pemalu terhadap orang yang baru dia kenal."
"Tak apa Yoshimoto-san, aku gak menghiraukannya sama sekali kok."
"Ah, ini uangnya Minamoto," ucapku sambil membayar makanan yang kami beli.
"Baik... aku terima," balas Minamoto. "Terima kasih sudah berbelanja di minimarket kami."
Minamoto, dia bekerja dengan baik ya. Sepertinya aku...
"Akari, ayo pulang!" ucapku, mengulurkan lenganku padanya.
Akari mengangguk lalu menggenggam lenganku. "Ayo, kakak!."
"Minamoto... sampai ketemu besok di Sekolah."
Minamoto tersenyum. "Sampai ketemu di Sekolah juga, Yoshimoto-san."
Aku dan Akari pun berpisah dengan Minamoto, lalu kembali pulang ke rumah dan memasak mie instan yang kami beli.
Mungkin, ini pertama kali dalam hidupku, aku memiliki teman laki-laki.
Dia adalah Minamoto Haruki-kun, seorang laki-laki yang pendiam di kelas. Dia adalah orang baik, serta perhatian padaku.
Aku ingin berteman dengannya lebih lama lagi. Setidaknya sampai kami lulus SMA.
Minamoto... terima kasih....
Bersambung....