Cerita Di Balik TRAGEDI (Seoson 2)

"Dan sekarang… papa dan Yuri sudah bersama kembali dan Yuri juga sudah mencintai papa. Papa yang gak pernah kasar pada Yuri berhasil membuat hatinya luluh" ucap Hayden.

"Bagaimana dengan adikmu Gama? Di mana dia sekarang ?" tanya Owen.

"Gama bersama dengan papa disana, tapi udah gak serumah. Gama sudah punya rumah sendiri, tapi masih di kota yang sama"

"Berarti hilangnya Gama saat itu karena di ambil oleh orang-orang paman Wibhawa ?" tanya Elvin .

"Ya. Gue gak tahu soal itu, makanya gue mencari-carinya sampai 1 tahun hilangnya Gama, Gama sendiri yang telpon gue kalau dia baik-baik saja bahkan saat ini dia udah sehat kembali. Bibi dan juga suaminya pergi menyusul Gama atas panggilan papa

"Kenapa Lo bisa berada disini?" tanya Elvin .

"Panjang ceritanya"

"Kenapa kau berani memberitahu kami tentang keberadaan papa mu? Kau tahu bukan kalau Wibhawa kabur dari tahanan di negara K?" ucap Owen.

"Aku tahu paman. Aku hanya memberitahu kalau papa ku tidak sejahat dulu. Dia sudah berubah. Aku harap kalian melepaskannya"

"Cihh...." Owen berdecih. "Kalau Wibhawa sudah berubah, seharusnya dia melapor terlebih dahulu. Aku masih ragu dengan Wibhawa yang berubah, karena beberapa Minggu kemarin, dia menyuruh orang-orangnya untuk mengambil Jun secara paksa hingga menyerang Bintang dan juga Gita. Bintang mengalami luka tembak di kakinya akibat insident itu "

"Sekarang, katakan di mana Jun sekarang?" tanya Owen . Ia tidak ingin mengulur waktu lagi.

"Saat ini dia pasti masih dalam perjalanan menuju rumah papa. Saat ini papa tinggal di Swiss di desa Albinen. Hanya itu yang bisa aku sampaikan, selebihnya kalian cari tahu sendiri "

"Thanks, Hayden " ucap Owen . Ia keluar lebih dulu dan disusul duo botak.

"Terima kasih informasinya, Hayd" Elvin dan Hayden saling memeluk. "Gue pamit, salam buat anak-istri lo"

"Ya....gue harap gak ada pertumpahan darah di sana "

Elvin hanya tersenyum kecil menanggapinya, karena ia pun tak tahu seperti apa nanti. Apakah benar Wibhawa telah berubah atau Hayden yang di bohongi oleh orang tuanya sendiri.

"Persiapkan dirimu, Elvin!!! Nanti malam kita akan terbang ke Swiss " ucap Owen setelah mereka berada di dekat mobil.

"Iya paman. Apa paman memberitahu grandma soal keberadaan paman Wibhawa ?"

"Iya. Mereka juga akan terbang ke Swiss nanti malam, karena disana masih siang"

Elvin mengangguk. Mereka masuk ke dalam mobil masing-masing. Si Botak satu mobil dengan Owen, sementara Botak sendirian mengendarai motornya.

Elvin menjalan mobilnya meninggalkan Desa Pincil. Ia menghela nafas pelan. Pulang tanpa Jun pasti membuat kedua orang tuanya bertanya-tanya dan saat ia mengatakan yang sebenarnya, mommy pasti Shok dan Daddy aka menyalahkannya lagi karena lalai menjaga Jun .

.

.

.

Di sisi berbeda ada Jun yang baru saja tiba di rumah kedua orang tuanya. Matanya yang sembab karena terus menangis, di paksa masuk ke dalam rumah dengan dinding kayu tersebut, namun terlihat seperti bangunan dengan batu bata.

"Tuan, Haneul telah tiba" ucap seorang pria berusia 55 tahun bernama Isak.

Sepasang suami istri yang tengah duduk di depan TV seketika bangkit. Yuri begitu bahagia mengetahui sang putra telah pulang. Ia berlari keluar dan membuka pintu. Ia bisa melihat sang putra yang sudah besar dan semakin tampan.

"Haneul" panggil Yuri lirih. Ia langsung memeluk Jun dengan erat.

Jun hanya diam mematung. Ia tidak mengenal wanita yang memeluknya saat ini, namun yang membuatnya diam adalah saat matanya melihat seorang pria yang tampak seumuran dengan sang kakek.

Jun melihat Wibhawa berdiri di depan pintu dengan melempar senyum kearahnya. Entah apa yang ia pikirkan terhadap Wibhawa , namun ia terlihat takut.

"Haneul, Ini Amma..." ucap Yuri kala menyadari sang putra hanya diam saja.

Jun menggeleng. Ia melepaskan pelukan itu dan mundur selangkah. "Aku mau pulang" ucap Jun dengan suara bergetar. Ia sangat takut.

Wibhawa mendekat, ia berjongkok di sebelah sang istri. "Jangan takut ! Kami tidak akan menyakiti mu. Apa mereka membuatmu takut?" Wibhawa menunjuk bawahannya yang bertugas membawa Jun kemari.

Jun hanya diam saja. "Haneul tidak boleh takut. Ayo kita masuk. Kita istirahat ya? Nanti Amma temani" ucap Yuri dengan tersenyum.

Jun masih diam dan tidak merespon. Melihat sang putri masih diam, Wibhawa menggendongnya dan membawanya masuk. Merasakan gendongan itu Jun merasa sedikit tenang.

Wibhawa membawa Jun ke kamarnya bersama sang istri. Membaringkannya di sana dengan pelan. Jun menatap keduanya bergantian, karena ia masih sangat bingung dengan situasi saat ini.

Yuri berbaring di sebelah Jun , sementara Wibhawa mencium kening Jun sembari mengusapnya, lalu meninggalkan keduanya membiarkan sang istri merasa puas dengan Jun .

"Waktu kesini...Haneul sedih gak?" tanya Yuri lembut. Jun mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Sedih kenapa?"

"Ninggalin Dadda " jawab Jun pelan.

"Kalau ibu?" ibu yang Yuri maksud adalah istri Elvin yaitu Clara.

"Bunda?" Jun memperjelas, karena ia tidak memanggil dengan sebutan ibu.

"Iya. Haneul tidak sedih ninggalin bunda?"

"Bunda pergi, belum pulang. Dadda sangat sedih karena bunda gak pulang-pulang. Jun juga"

Yuri mengangguk kecil. Mendengar sang putra menyebut dirinya Jun , ia berfikir itu adalah nama yang di berikan oleh orang tua yang merawatnya dulu.

"Maafin Amma ya, pernah tinggalin Haneul sama Dadda dan Bunda" Yuri merasa menyesal karena pernah kabur membawa sang putra pergi.

Jun hanya mengangguk saja, karena ia pun tak mengerti maksud dari perkataan wanita di sebelahnya itu.

"Yaudah, Haneul istirahat ya. Pasti capek" Yuri mengusap kening Jun dengan lembut. Jun yang merasakan usapan lembut itu, jadi mengantuk. Setelah menangis dalam durasi yang lama membuat energinya terkuras.

Beberapa menit berlalu, Jun sudah tampak tertidur pulas. Yuri bangun dengan hati-hati dan keluar dari kamar.

"Pa...Appa!!" teriak Yuri. Ia mencari keberadaan sang suami.

"Iya sayang" sahut Wibhawa di ruang keluarga.

Yuri langsung duduk di sebelah suaminya dan Wibhawa mengusap bahu sang istri dengan sayang.

"Waktu membawa Haneul ke sini, apa orang tua angkatnya tahu?"

"Tahu. Mereka tahu kalau aku yang membawanya "

"Baguslah. Soalnya Haneul sedih karena merindukan orang tuanya "

"Tidak apa-apa. Haneul hanya belum terbiasa dengan kita" Yuri mengangguk mendengarnya.

.

.

NEXT

Bertahap ya guys. Setiap episode emang selalu gantung biar kalian penasaran. Hihihi....