NovelToon NovelToon
Dark Mist

Dark Mist

Status: tamat
Genre:Action / Epik Petualangan / Fantasi / Perperangan / Kutukan / Tamat
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: mengare

!Peringatan!

!Novel Plot-Driven!

Di balik gelapnya malam, sepasang mata merah menyala menatap desa yang damai dengan air liur yang menetes dan membasahi tanah.

Sementara tidak ada yang menyadarinya, puluhan pasang mata lain muncul di belakangnya.

ini bukan kisah seseorang yang berjuang melawan monster-monster yang datang entah dari mana, melainkan kisah bagaimana kumpulan manusia bertahan dari ketakutan yang menjalar hingga puluhan kilometer jauhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amel Ambler 2

Ular raksasa menegakkan tubuhnya. Suara desis sesekali keluar dari mulutnya. Di hadapannya, seorang manusia sedang terduduk pada pohon besar yang retak.

Darah keluar dari manusia yang tak lain adalah Amel. Amel tersenyum miris dengan darah menetes dari dahinya. Dia telah menyadari keberadaan Ular Raksasa dan Kelelawar besar yang sedang mengintainya. Amel tertawa kecil dan mengingat bagaimana mana semuanya bisa berakhir seperti sekarang.

"Ha... Bagaimana bisa jadi seperti ini ya..?" pikirnya dalam hati. "Awalnya aku adalah seorang gadis cantik, anggun, dan di segani karena kelembutan dan kepintaranku di antara para bangsawan."

Amel sedikit menggerakkan tangannya. Ular raksasa segera bereaksi cepat, menyambar tempatnya terpuruk, menghantam pohon besar hingga menimbulkan suara retakan kayu yang keras sampai dapat terdengar oleh pasukan Amel yang hampir kehilangan semangat juangnya. Formasi mereka mulai berantakan. Mereka hampir terdorong mundur oleh hewan-hewan yang menyerbu mereka.

"Pertahankan posisi kalian!!" Teriak salah seorang mereka, dia menjadi yang paling aktif di antara pasukan yang menunjukkan kegelisahan. Beberapa dari mereka memekik kecil saat menahan seekor kijang besar yang berusaha masuk ke barisan mereka. Butuh lebih dari 3 orang untuk menahannya, ditambah pemanah yang mulai kehilangan akurasinya.

"Semuanya jangan hilang fokus! Kita harus bisa bertahan!!" prajurit itu terus berteriak dan mengingatkan rekannya meski tidak terlalu berpengaruh.

Sementara itu, Great Knight pertama, Volt, menggertakkan giginya, serangan beruntun nya tidak berpengaruh apa-apa pada Dark Golem. Dark Golem sepenuhnya kebal terhadap sihir yang dia lancarkan. "Gian!! Formasi penjara ganda!!" perintahnya.

Great Knight ke dua mengangguk, dia menarik nafas sejenak dan menyerang Dark Golem dari arah kiri sementara Volt menyerang dari kanan monster. Mereka memberikan serangan aura murni tanpa menggunakan sihir.

pada tebasan pertama, tebasan itu tidak mempengaruhi pergerakan Dark Golem, tapi formasi ini tidak berhenti pada satu serangan.

Volt dan Gian menyerang bersamaan dan selalu pada dua sisi yang berlawanan. Pedang mereka menebas tubuh keras Dark Golem hingga menimbulkan percikan api, 2 serangan per detik, 5 serangan per detik, 7 serangan per detik, dan terus meningkat seiring serangan dilancarkan. Secara perlahan percikan api dan jalur tebasan mereka membentuk garis-garis layaknya penjara yang terus bergerak mengitari targetnya.

Pada puncak serangan, serangan mereka dapat menimbulkan hembusan angin kencang yang bersahutan dengan puluhan percikan api yang dari tebasan mereka. Angin berhembus sangat kencang hingga menerbangkan debu di sekitarnya. Dark Golem menggeram, pergerakannya sepenuhnya tertahan, serangan itu seolah menyerang setiap inci tubuhnya.

Volt dan Gian menjaga diri mereka tetap fokus hingga syaraf pada pelipis mata mereka mencuat dan keringat membasahi waja keduanya. Volt kembali menggertakkan giginya dan berteriak dengan lantang layaknya singa yang menunjukkan kekuasaannya. "Dasar pasukan bajingan! Jika kalian menyerah di sini, percayalah! Aku sendiri yang akan menebas kepalanya...!!" teriakan itu mengalihkan pendengaran para prajurit yang merasa kesal,

sementara Volt melanjutkan, "aku tidak peduli bila Nona Amel ada di sini atau tidak, tapi aku akan tetap berdiri atas namanya.

Aku akan tetap berdiri untuk menjaga apa yang dia jaga!

Siapapun yang berdiri bersamaku maka membarah lah!

Tunjukkan pada mereka apa itu semangat Amel Ambler!!"

Awalnya, tidak ada yang bereaksi semuanya terdiam, ekspresi mereka datar namun pandangan mata mereka tajam, menatap lawan mereka.

Salah dari mereka menggertakkan gigi, dia berteriak dan memecah keheningan, "Demi semangat Amel!!"

"Demi semangat Amel...!! Heya........"

"Demi Semangat Amel...!!" sahut yang lainnya dengan kompak.

"Semuanya, Bentuk formasi 'lingkaran kura-kura'!" perintah dari salah seorang dari mereka yang segera dilaksanakan oleh seluruh barisan pasukan.

7 pasukan membentuk lingkaran, melindungi pemanah dan penyihir yang menyerang monster dengan tubuh besar sebagai prioritas sementara 3 yang tersisa menjadi membentuk barisan depan layaknya kepala kura-kura, menahan bagian depan yang paling banyak diserang lawan.

Padang mereka seolah semakin tajam, tidak ada monster yang mampu bertahan lama begitu berhadapan langsung dengan mereka baik itu kawanan kijang raksasa, serigala setinggi 2 meter, ataupun burung-burung raksasa yang menerjang, semua mati dalam sekali serangan.

Mata mereka membara seperti layaknya singa terluka yang marah. Samar-samar terlihat pedang mereka mengeluarkan sihir api tipis. Sihir yang kecil namun menjadi sangat efektif saat mereka bersama.

serigala setinggi 3 meter datang pada mereka dengan cepat dan nyaris tidak terlihat menerjang bagian depan secara langsung. Barisan pertama menahannya dengan perisai dan mundur beberapa langkah sementara dua orang dari belakangnya maju bersama, memberikan tebasan panjang pada tubuh serigala yang membakar bagian luar dan dalam serigala itu. Serigala itu langsung tergeletak karenanya.

#####

Teriakan mereka menggema ke seluruh medan peperangan, seolah mereka ada untuk memenangkan peperangan apapun yang terjadi, siapapun lawannya.

Inilah, apa yang mereka sebut 'Semangat Amel' hanya Amel bukan Amel Ambler.

Suara itu tersebar hingga sampai pada telinga seorang gadis yang berdiri di atas ranting pohon, menatap ular raksasa yang mengangkat kepalanya setelah menghantam tanah tempat Amel terhempas.

Amel mendengar seruan pasukannya, dia tersenyum, tapi seruan itu justru membuatnya semakin bertanya-tanya.

Bagaimana dia bisa sampai di sini. Dia hanyalah gadis lemah yang anggun dan cantik, mengandalkan pikiran bukan otot. Memegang pena dan cangkir teh bukan pedang dan perisai.

"Bagaimana hal ini berawal?

Apakah sejak aku memasuki kamp pelatihan?

Atau saat aku mantap dengan bangga lukisan kemenangan ayahanda ku?"

Pertanyaan-pertanyaan ini terus terbesit di pikirannya, pertanyaan yang sebenarnya dia ketahui dengan jelas jawabannya.

Semua pencapaiannya saat ini bukan di awali dengan hal yang hebat seperti kekaguman, cita-cita yang tinggi, atau dorongan orang terdekatnya.

Semuanya murni tanpa kesengajaan dan kekesalan sesaat seorang gadis remaja yang tidak terima dengan pembicaraan tidak jelas prajurit, yang menganggap wanita itu lemah.

mengingat awal itu saja sudah membuat senyuman Amel mengembang. Siapa yang menyangka dia akan menjadi seorang komandan wanita dengan pasukan yang royal hanya karena hal ini.

"Dasar pasukan bodoh, kalau begini aku tidak akan menikah kedepannya," ejeknya dengan mata yang berkaca-kaca, bukan karena kesedihan tapi rasa tanggung jawab yang besar dan semangat yang kembali memanas.

"Hai cacing besar!! Di sini!" Amel menantang Ular besar itu terang-terangan sambil menekan ular itu dengan aura yang ia miliki.

Ular itu Berdesis keras, kembali menerjang Amel dengan cepat hingga meninggal bekas lengkungan yang dalam pada pohon yang tergores olehnya.

Ular itu kembali menabrak udara kosong, Amel melompat tepat di atas kepalanya, menjadikan kepala ular raksasa menjadi pijakan, berlari dengan cepat pada tubuh ular itu dan melompat pada kelelawar yang terbang ke arahnya.

Kelelawar mengeluarkan gelombang kejut dari mulutnya. Gelombang itu mengenai Amel dan pepohonan di belakangnya, merontokkan cabang-cabang besar pohon tapi tidak berpengaruh pada Amel.

Amel tersenyum puas, teknik menengah master aura 'kematian indra' kemampuan mematikan sementara indra yang ia inginkan, sehingga kebal terhadap serangan yang mengandalkan kepekaan indra, dalam hal ini suara berfrekuensi tinggi.

Kelelawar itu meluncur padanya, menusuk zirah Amel dengan dua cakar tajam sang kelelawar, menabraknya pada pohon besar. cakarnya menembus zirah yang Amel kenakan tapi tidak cukup kuat untuk menembus organ dalam Amel.

Tawa Amel pecah. Dia menusukkan pedangnya pada mata sang kelelawar hingga monster itu menjauh darinya dan mengitari pepohonan lebat dalam kabut sembari mencari celah Amel.

kedua monster itu sudah siap untuk melawan Amel dengan keunggulan mereka tapi Amel tidak gentar, meski dahinya meneteskan darah dan kulitnya terkoyak oleh cakar kelelawar.

Matanya justru terlihat hidup.

#####

Volt memberikan semua serangan yang dia bisa pada Dark Golem yang terus beregenerasi tanpa henti, dia harus fokus untuk memberikan serangan mematikan terus menerus, tapi suara benturan besar dari pepohonan dalam kabut hitam membuatnya terkejut sesaat.

Dark Golem memanfaatkan momen sesaat itu dan memukul ke arah kepala Volt, , tapi berhasil di hindari oleh Volt yang segera menyerang bahunya hingga membuat monster itu merasakan kesemutan pada tangannya.

Beberapa saat kemudian,

Getaran besar mengguncang tanah yang mereka pijak. Kabut hitam tampak mengepul akibat pergerakan sesuatu yang besar. pepohonan bergoyang hebat hingga beberapa di antaranya roboh. Suara desis ular yang kesakitan dan suara memekik dari kelelawar menggenggam bergantian dengan keras, bersamaan suara dentuman hebat.

Ular raksasa keluar dari kabut hitam itu, meraung dan meluncur ke arah mereka dengan tubuh penuh luka, lalu tersungkur di tanah. Debu-debu mengepul karenanya, menutupi siluet seseorang yang berdiri di atasnya. Sosok yang familiar bagi seluruh pasukan.

Mata mereka terpaku pada siluet itu, sosok dengan rambut sepanjang bahu yang tergerai oleh tiupan angin, dengan pedang dan perisai di tangan, dia berdiri dengan gagah. Sosok itu semakin jelas seiring hilangnya kepulan debu yang tertiup angin.

Amel menunjukkan sosoknya yang berkharisma meski tubuhnya penuh luka dan bercak tanah. Dia tersenyum dengan dengan mata yang cerah dan membara,

Di atas kepala ular yang terbunuh.

1
Zea
oh ini toh pecok wkwkwk
☕︎⃝❥Haikal Mengare: setiap daerah punya panggilannya masing-masing kayaknya 😅
total 1 replies
Zea
pecok apa an yaa 😅😅
Zea
nah betul ini
Mr. Wilhelm
Berasa baca Novel drama sinetron wkwkwk /Sweat/
Mr. Wilhelm
keempat
Mr. Wilhelm
Emng g ada cara penyampaian lain selain dialog panjang ini, kah? Padahal bisa diseimbangkan dengan narasi
☕︎⃝❥Haikal Mengare: ini novel pertamaku dan memang belum selesai aku revisi🤣🙏. mohon dimaklumi kalau jauh sekali kualitasnya sama yang baru😅
total 1 replies
@Xiào Hān (🐉) ୧⍤⃝🍌
Ini novel plot driven! Iya... aku tahu kok, gak usah ditulis di blurb juga kali bang /Sweat/
☕︎⃝❥Haikal Mengare: ini gara-gara ada yang protes/Doge/
total 4 replies
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
ada yang mau dapet adek 🥳 bangun dong Danu
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
Huh? jadi, cuma mimpi?
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
wihhhh, time skip kah?
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
konflik utama mau di mulai, kah?
☕︎⃝❥Haikal Mengare: Nanti konflik utamanya agak merembet ya kak, jadi tolong di maklumi kalau MC nya gak begitu kelihatan. inti dari prolog ini emang di Monsternya
total 1 replies
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
kayaknya lebih enak kalo, 'Klara tidak ingin sendirian lagi.'
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
awokawok ngakak
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
Deym, kisah bocah bocah ini lebih manis dari es teh yg aku minum
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
Awokawok
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
Kasih titik Thor, "Habis berantem sama teman-temannya Sofi."
☕︎⃝❥Haikal Mengare: terima kasih sudah bantu revisi
total 1 replies
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
/Sweat/setauku udah ada tanda (! ) gak usah titik lagi
𝑹𝒖𝒃𝒚 𝒅𝒆 𝑽𝒊𝒍
apasih bocil, kasihan Klara
drpiupou
authornya ini imajinasinya tinggi banget /Casual/, kalau aku udah keliyengan nulis tentang fantasi kompleks kaya gini.

hebat Thor, teruskan/Heart/
☕︎⃝❥Haikal Mengare: terima kasih
total 1 replies
Azαzel
wihh baru nyadar tiba² ganti gini🗿 plot nya banyak berubah atau masih sama kah?
Azαzel: sipp, semangat ya!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!