Sesosok mayat perempuan ditemukan di halaman belakang rumah kosong yang ada di depan rumahku.Mang Ujang yang biasa membersihkan rumah tersebut merasa ketakutan.
Berdasarkan hasil penyelidikan dari kepolisian ,sosok mayat wanita tersebut diperkirakan meninggal 7 hari yang lalu.Mayat tersebut hampir membusuk.
Namun ada kejanggalan di sana,terdapat bunga kamboja berguguran dan masih segar. Padahal tidak ada tumbuhan bunga kamboja di sekitarnya.
Siapa sebenarnya perempuan itu?Apa yang sudah terjadi sebelumnya? Bagaimana kasus ini dapat diselesaikan?
Yuk kita simak kelanjutan ceritanya!Semoga berkenan..
Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian dan alur cerita ,ini semua murni karangan author saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Rinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 27
Hari ini aku dan Mas Wirya memutuskan untuk pergi ke kampungnya Farhan. Kami ingin menyelesaikan masalah Farhan secepatnya dengan Pak lurah dan beberapa perangkat desa di sana.Mas Yongki yang mengetahui kami ingin pergi ,dia merengek ingin ikut tapi harus dengan mengajak Yola. Apalagi ini ?batinku.
Mas Wirya hanya tersenyum menanggapi ocehan mas Yongki.Akhirnya kami pun pergi berenam ke kampungnya Farhan.Berenam? tentu saja dengan Farhan dan kakek Samsul.
"Tahu jalannya nggak dek? tanya Mas Wirya.
" Pakai Google map aja Mas, aku naik bis waktu ke sana dulu. Tapi kalau sudah sampai kampung, aku hafal kok!" jawabku yang disetujui Yola.
Mas Wirya pun melajukan mobilnya menuju kampung Farhan.Karena kami mengendarai mobil pribadi, jadi tidak butuh waktu lama untuk sampai ke kampungnya Farhan.Saat sampai sana, kami langsung menuju rumah Pak lurah.Namun sebelumnya aku sudah memberitahu mas Jaka terlebih dahulu jika aku akan pergi ke kampungnya.
Saat tiba di rumah pak lurah, di sana sudah ramai beberapa orang. Ternyata mas jaka sudah menggumumkan bahwa aku akan ke sana dan mendiskusikan masalah Farhan.
Kedatangan kami pun disambut oleh Pak lurah dan Mas jaka di teras rumah.
"Assalamualaikum pak.." sapaku pada pak lurah dan mas Jaka.
"Waalaikumsalam nak Ana..mari silahkan masuk!"Pak lurah mempersilahkan kami untuk masuk ke dalam rumah.Ternyata di dalam sudah ada Pak RT, pak RW dan beberapa orang yang siap mengadakan pertemuan dengan kami.
Sebelum diskusi dimulai, aku memperkenalkan mas Wirya dan mas Yongki terlebih dahulu kepada Pak lurah dan semuanya.Terlihat tatapan sinis dari mas Jaka kepada Mas Wirya dan mas Yongki.Mas Wirya yang dari tadi juga memperhatikan mas Jaka membalasnya dengan senyuman.
Setelah memperkenalkan kedua kakakku,aku pun mulai menceritakan apa yang sudah terjadi di kota beberapa waktu yang telah lalu.Aku juga menjelaskan kepada Pak lurah bahwa saat ini Farhan dan juga kakek Samsul ikut bersama kami.
" Kakek Samsul?" semua orang yang ada disana terperanjat kaget.Ternyata mas Jaka belum menceritakan perihal kakek Samsul kepada Pak lurah dan semua orang yang ada di sana.
" Maafkan saya pak lurah, saya belum sempat cerita tentang kakek Samsul yang ternyata tinggal di dekat rumah dek Ana!" kata mas Jaka kemudian.
"Dek?" bisik mas Wirya di telingaku menirukan kata kata mas Jaka barusan.Aku pun terkekeh geli tanpa menjawab kata kata mas Wirya.
Pak lurah pun mengerti setelah aku kembali menceritakan perihal kakek Samsul yang ternyata tidak ingat dengan kejadian terakhir kali dialaminya. Yang bahkan penduduk kampung pun tidak tahu keberadaan kakek Samsul setelah pergi untuk bekerja di kota.
"Jadi kakek Samsul meninggal karena jatuh saat bekerja?" Tanya Pak RW.
" Itu yang diceritakan kakek Samsul Pak,beliau juga tidak tahu keberadaan jasadnya karena begitu sadar Pak Samsul bilang sudah ada di pohon mangga dekat rumahku!" jelasku pada Pak RW.
Aku juga menjelaskan bahwa kedatanganku hari ini sekalian memberitahukan pada pak lurah dan yang lainnya bahwa Mas Wirya bisa membantu masalah ini.
Karena kematian Farhan tidak ada bukti, maka jalan satu-satunya adalah melumpuhkan pengaruh buruk dukun tersebut kepada Paman Ridwan. Mungkin dengan begitu,paman Ridwan bisa sadar akan kesalahannya.Karena jika masalah ini dibiarkan, maka kasihan Farhan yang terus menjadi arwah penasaran di dunia.
Mas Wirya akhirnya membuka suara setelah aku menceritakan kepada Pak lurah bahwa dukun itu ingin memusnahkan arwah Farhan tentu saja karena permintaan paman Ridwan. Maka dari itu mas Wirya ingin memulangkan Farhan di rumahnya terlebih dahulu dengan membentuk pagar pelindung dari kekuatan ghaib dan juga kekuatan mistik yang sangat berbahaya bagi arwah si Farhan.
Aku dan Mas Wirya ditemani Pak lurah dan istrinya langsung mengantarkan Farhan ke kamarnya.Saat di dalam kamar,Bu lurah malah memintaku agar bisa mempertemukannya dengan Farhan putranya.
"Bagaimana Mas?" tanyaku pada mas Wirya.Dia pun mengangguk tanda setuju.
"Bagaimana denganmu Farhan? apakah kamu mau bicara dengan orang tuamu ?"tanya Farhan mengangguk juga.
Setelah menarik nafas dalam-dalam, aku pun langsung menghubungkan Farhan dan kedua orang tuanya.Seperti sebelumnya,Bu lurah langsung menangis begitu melihat Farhan.Berbeda dengan Pak lurah yang sudah mulai bisa mengontrol emosinya.
"Kenapa kamu masih di sini nak?" tanya Bu lurah dengan sesenggukan tapi masih jelas didengar.
"Ibu Sudah ikhlaskan kepergianmu nak. Kenapa kamu tidak pergi saja ke alam kamu di sana?" tanya Bu lurah lagi.
"Aku belum bisa tenang Bu, sebelum Paman Ridwan memenuhi janjinya padaku dulu!" jelas Farhan pada ibunya yang semakin menangis tersedu-sedu.
Pak lurah hanya bisa menenangkan istrinya dengan memegang bahu dan mengelusnya.
" Sabar Bu..!" kata pak lurah pada istrinya .
"Apa yang bisa kami bantu nak?agar semua masalah ini cepat selesai!"tanya bu lurah pada Farhan.
"Sebaiknya ibu dan ayah pergi menemui paman Ridwan untuk meminta hak kalian. Mungkin dengan begitu aku bisa pergi dengan tenang ,setelah kalian mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Paman Ridwan waktu itu!" jelas Farhan meyakinkan.
Akupun terperangah mendengar kata-kata Farhan.Semudah itukah masalah ini bisa diselesaikan? batinku.Padahal jelas-jelas Paman Ridwan tidak mau membagi hartanya pada adiknya sendiri yaitu Pak lurah.
Namun apa yang dipikirkan Farhan memang tidak ada salahnya.
"Bagaimana nak Ana?nak Wirya?" tanya Pak lurah meminta pendapatku dan Mas Wirya.
"Sebaiknya dicoba dulu Pak!" kata mas Wirya membeli solusi.
"Jangan !" bantahku.
"Kenapa dek?" tanya Mas Wirya heran.
"Apa Mas Wirya tahu jika paman Ridwan lebih memilih ingin memusnahkan arwah si Farhan daripada harus membagi hartanya kepada Pak lurah? bahkan istrinya sudah menjadi korban karena salah memberikan sesembahan!" jelasku yang belum sempat aku ceritakan pada mas Wirya.Dan benar saja bahwa Farhan bisa selamat waktu itu juga karena bantuan kakek Samsul.
Mas Wirya pun manggut manggut mendengar penjelasanku.
"Lagipula di rumah paman Ridwan banyak sekali penunggunya.Dulu saat pertama kali Farhan masuk ke sana ,dia nggak bisa kembali karena ditahan oleh penghuni di sana. Takutnya jika Pak lurah datang ke sana, bisa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan nantinya."Imbuhku.
Mas Wirya dan pak lurah tampak mengerti dengan penjelasanku .
"Berarti solusinya yang tepat hanyalah melumpuhkan dukun yang selalu melindungi Paman si Farhan!" kata Mas Wirya ,aku pun mengiyakan dengan mengangguk.
Farhan pun melepaskan pegangannya dari tanganku ,begitu juga dengan Bu lurah.Namun,tiba-tiba saja gelap yang kurasakan.Ternyata aku pingsan.
Saat aku sadar,aku sedang terbaring di ranjangnya Farhan.Kulihat ada Yola disampingku dan juga bu lurah di bawah kakiku yang sedang mengoleskan minyak kayu putih.
"Maaf ..sepertinya aku kekurangan nutrisi !"aku pun tersenyum pada Yola dan Bu lurah.