Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27.
Freya berdiri diam tidak bergerak, ia dengan erat memeluk koper kecil, berisi uang tunai hadiah dari rival Austin.
Tinggi Austin yang tidak seimbang dengan dirinya, membuat ia mendongakkan wajahnya untuk menatap Austin.
Tubuh Austin tiba-tiba ia lihat bergerak maju, perlahan mendekatinya, dan membuat ia seketika mundur kebelakang.
Freya merasakan dirinya menjadi gugup, dan tiba-tiba dadanya berdebar dengan kencang. Membuat ia semakin erat memeluk koper kecil hadiahnya.
Dug! dug! dug!
Freya merasa jantungnya berpacu dengan kencangnya, melihat Austin semakin dekat padanya. Dan tubuhnya yang mundur kebelakang membentur mobil Austin.
Buk!
Punggungnya menempel pada pintu mobil, dan ia tidak dapat lagi untuk bergerak ke mana pun. Matanya masih lekat menatap mata Austin, yang menatapnya dengan lekat juga.
Tubuh Austin merapat pada tubuh Freya. Hanya tas koper yang di peluk Freya, yang membuat penghalang di antara mereka berdua.
Perlahan wajah Austin menunduk mendekati wajah Freya, dan Freya seketika merasakan telinganya memerah. Tapi ia tetap menengadahkan wajahnya menatap mata Austin.
Perlahan tangan Austin terangkat, lalu dengan pelan jemarinya menyentuh pipi Freya. Pikirannya berkecamuk menatap bibir kecil Freya, yang tadi saat di pesta mengecup bibirnya.
Ciuman yang ia tidak duga, ciuman pertamanya sebagai pria di usianya yang sudah dewasa.
Sungguh memalukan memang, di usianya yang sudah seharusnya memiliki seorang putra atau pun putri, baru merasakan ciuman pertama dari seorang wanita.
Yang ia tidak habis pikir, bisa-bisanya ciuman pertamanya, di ambil gadis kecil yang usianya jauh di bawah usianya.
"Aku belum mengetahui nama anda Nona, siapa nama mu?" tanya Austin lembut, seraya jemarinya perlahan mengelus pipi Freya yang terasa lembut di sentuh jemarinya.
"Na.. nama ku Freya, Freya La.. "
"Berapa usiamu? tadi kamu ada menyebutkan usiamu di pesta si brengsek Cody, aku lupa mengingat kamu menyebutkan usiamu" tanya Austin memotong Freya menyebutkan nama lengkap gadis mungil itu.
"U.. usiaku dua puluh tiga tahun" jawab Freya sembari masih tetap menatap manik mata Austin.
"Astaga, perbedaan yang sangat jauh, apakah kamu tahu berapa usiaku?" tanya Austin menatap bibir kecil Freya, yang ingin sekali ia rasakan bersentuhan dengan bibirnya.
"U.. usia Tuan berapa? a.. aku tidak tahu, apakah tiga puluh tahun?" tanya Freya mengedipkan matanya.
Austin sontak terkekeh mendengar usia, yang di perkirakan Freya pada dirinya, "Saat kamu baru lahir, usiaku mungkin sudah tujuh belas, atau mungkin.. delapan belas tahun, masa-masa di mana aku menjadi remaja yang nakal!" bisik Austin semakin mendekatkan wajahnya.
Glek! Freya menelan ludahnya, tidak percaya mendengar Austin menyebutkan usia idolanya itu. Austin tidak terlihat tua, dengan usia tiga puluh sembilan tahun.
"Anda tidak terlihat tua, Tuan" ucap Freya masih menatap Austin dengan lekat, "Anda terlihat seperti usia tiga puluh tahun"
Austin tersenyum mendengar apa yang di ucapkan Freya, membuat dada Freya semakin berdegup kencang. Austin terlihat begitu tampan saat tersenyum.
Selama ini wajah dingin dan datarnya, tidak pernah terlihat tersenyum. Mata Austin terlihat berbinar saat tersenyum, membuat Freya semakin menyukai idolanya itu.
Karena wajah Austin semakin dekat, Freya dapat merasakan hembusan nafas dari hidung Austin menerpa wajahnya.
Jemari jempol Austin perlahan menyapu sudut bibir Freya, "Nona.. eng.. Freya, karena kamu sudah berani mendekati ku di pesta tadi, mulai malam ini semua orang akan mengenal kamu sebagai pasangan ku, apakah kamu tidak pernah terpikir sampai ke sana?"
"I.. iya, saya tahu" jawab Freya pelan.
"Jangan hanya merasa tidak terima, karena tidak ada seorang wanita menyukai ku, kamu mengorbankan dirimu, aku terlalu tua untukmu, kamu lebih pantas berpasangan dengan pria seusai mu, Freya" ucap Austin pelan, nyaris seperti bisikan.
Wajah Austin semakin dekat, dan bibir mereka nyaris bersentuhan, hingga nafas Austin terasa panas menerpa wajah Freya.
"A.. aku tidak perduli! setiap orang punya selera berbeda dalam menyukai seseorang yang ia sukai, aku menginginkan seorang pria, yang dapat melindungi dan menjagaku, tidak soal dia berusia dewasa jauh di atas ku" ucap Freya dengan serius.
"Benarkah?" bibir Austin semakin dekat pada bibir Freya.
"I.. iya" jawab Freya dengan nada mendesah.
Jantungnya semakin berdegup tidak menentu. Otaknya mengharapkan Austin mencium bibirnya. Tanpa sadar Freya memejamkan matanya, menunggu Austin menciumnya.
Bersambung......
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗
lanjut