NovelToon NovelToon
Jangan Menangis Bunda

Jangan Menangis Bunda

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

🏆🥈Juara 2 YAAW S 10
" Aku akan melakukan apapun untukmu. Meski harus kembali menemui pria itu. Hidupmu adalah hidupku. Bunda mohon bertahanlah sayang. Hanya kamu hidup bunda nak. "

Akibat kesalahan semalam yang dia perbuat Kaluna melahirkan seorang putra yang ia beri nama Taraka. Ia membesarkan Tara seorang diri, namun hancur hati Kaluna saat dokter memvonis putra nya yang berusia 5 tahun ini dengan penyakit yang mengancam nyawa.

Kesehatan Taraka semakin memburuk. Dengan berat hati ia pun Akhirnya pergi mencari pria tersebut agar putranya bisa hidup lebih lama.

Bagaimana reaksi si pria saat tahu dia ternyata memiliki putra dari wanita yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya itu?
Akankah hidup Taraka terselamatkan?

Folow IG author @anns_indri
Kalau suka jangan lupa tinggalkan like setelah membaca. Terimakasih. Like Anda dukungan terbesar bagi penulis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JMB 14. Jangan Menangis Bunda

Tubuh Kaluna seketika ambruk. beruntung ada seseorang yang menahan tubuh Wanita itu sehingga tidak jatuh ke lantai.

" Kal, sayang. Kaluna, bangun nak."

" Mas angkat Kaluna ke bed dulu."

Ternyata Raffan yang menangkap tubuh Kaluna. Keduanya tadi melihat Kaluna saat akan membesuk Tara. Tentu saja Raffan dan Vanka belum tahu kondisi cucu nya. Karena dalam indentitas Tara, Kaluna adalah walinya. Jadi jika terjadi apa-apa Kaluna pasti yang akan mendapat kabar terlebih dahulu.

Vanka berusaha membuat Kaluna sadar. Semuanya baik-baik saja. Perawat yang tadi masih ada di sana langsung memeriksa Kaluna.

" Sayang, bangun nak. Mas kok Tara tidak ada. Sus, dimana cucu saya."

" Tara ada di ICU Nyonya. Bu Kaluna pingsan karena syok mendengar kabar mengenai putra nya.

Kontan Raffan dan Vanka terkejut. raffan langsung berlari menuju ruang ICU. Sedngkan Vanka menunggui kaluna hingga putrinya itu sadar.

" Tara!"

Tangis Kaluna pecah. Vanka hanya bisa memeluk putrinya tersebut. Ia sangat sedih melihat kondisi Kaluna saat ini. Wajah tirus dan tubuh yang kurus. Benar kata Brisia bahwa Kaluna hidup menderita.

" Sayang, sudah ya. Jangan menagis. Harus kuat untuk putra mu."

" Mama? Hiks. Ma, maafin Kaluna ya ma. "

Rupanya Kaluna baru ngeh bahwa yang memeluk tubuhnya itu adalah sang mama. Kaluna semakin mengeratkan pelukannya dan menangis menumpahkan semua rasa rindu dan bersalahnya itu.

" Ma, aku harus lihat Taraka."

Vanka mengangguk, ia kemudian memapah sang putri untuk menemui cucu nya. Di depan ruang ICU Raffan berdiri dengan wajah yang sangat lesu. Berkali-kali ia mengusap air matanya. Raffan tengah menyalahkan dirinya sendiri saat ini. Ia merasa apa yang terjadi pada putri dan cucu nya adalah hasil dari perbuatannya di masa lampau.

" Pa. Kaluna~"

Raffan memeluk putrinya. Ia melarang sang putri untuk berbicara banyak. Raffan berkali-kali mencium pucuk kepala Kaluna itu. Rindu? Pasti, siapa yang tidak rindu ditinggal oleh putri satu-satunya selama bertahun-tahun tanpa pernah ada kabar. 6 kali puasa dan 6 kali lebaran Kaluna sama sekali tidak pulang ke rumah.

" Marah kah kamu dengan papa sehingga tak ingin lagi pulang?"

" Maaf pa, pasti papa sangat marah dan kecewa dengan Kaluna."

Raffan kembali memeluk sang putri dan Vanka merasa senang. Setidaknya saat ini putri mereka kembali lagi ke pelukan mereka. Hanya saja kebahagiaan itu belum lah lengkap saat melihat cucu mereka terbaring lemah di dalam sana. Kaluna kembali menitikkan air matanya melihat sang putra.

Terlihat Nataya keluar dari dalam ruang tersebut. Kaluna tentu saja langsung menghampiri. Ia ingin tahu apa yang terjadi dengan sang putra.

" Dokter?"

" Mari kita bicara di ruangan saya bu."

Raffan dan Vanka tentu langsung mengikuti Kaluna menuju ruangan dokter. Nataya memicingkan matanya, ia seperti pernah melihat kedua orang tua yang berjalan bersama Kaluna. Ia semakin menajamkan ingatannya hingga menemukan siapa kedua orang tersebut.

Aaah, benar aku ingat. Bukannya bapak-bapak itu yang menerima tamu saat kami menuju rumah calon istri Kak Yasa. Wait, siapa mereka. Apa masih keluarga? Tapi, jika benar Tara anak Kak Yasa berarti? Aah entahlah. Aku jadi mumet.

Sepanjang berjalan menuju ruangannya, Nataya malah bermonolog. Banyak sekali hal yang mampir dalam otaknya. Ada sebuah kekalutan di sana. Tapi satu hal yang mendapatkan presentase tinggi dna hampir 80% adalah Kaluna bersaudara dengan Ciara. Mateng nggak tuh.

" Silahkan duduk, maaf kalau boleh tahu ini?"

" Kedu orang tua saya dokter. Kakek dan nenek Tara."

" Lha rak tenan, (kan benar)!"

Nataya spontan berucap. Ini mungkin akan jadi masalah keluarga yang rumit. Tes DNA yang dilakukan memang belum keluar hasilnya tapi seperti yang dikatakan pamannya, kemungkinan besar Tara memang darah daging Yasa. Satu pertanyaan, bagaimana bisa mereka menghasilkan Tara?

" Bu Kaluna, saya akan mengatakan sesuatu yang mungkin akan menjadi kabar kurang bagus untuk Anda. Tara, kondisinya semakin menurun. Kemoterapi tidak mencapai hasil yang diinginkan. Tubuh Tara tidak lagi bisa ditempa untuk itu saat ini hanya transplantasi dari ayah kandungnya atau saudara kandungnya lah yang bisa menyelamatkan Tara."

Kaluna membungkam mulutnya sendiri dengan tangan. Dada nya begitu sesak dan tangis wanita itu pecah. Harapan agar Tara sembuh dengan pengobatan nampaknya tidak sesuai dengan kenyataannya. Vanka mendekap tubuh sang putri, ini sungguh sesuatu yang berat untuk cucu dan putrinya.

" Apakah hanya dengan cara itu dokter?"

" Sayangnya iya tuan."

Raffan melirik ke arah putrinya. Hal ini adalah hal yang ia tanyakan kepada putrinya 6 tahun lalu saat istrinya menemukan fakta bahwa Kaluna hamil. Dan saat itu, Kaluna kukuh tidak mau mengatakan siapa pria yang menjadi ayah dari bayinya. Lalu, apakah sekarang Kaluna juga akan kukuh diam saat mengetahui bahwa putranya tengah berjuang antara hidup dan mati.

" Nak?"

" Dokter saya akan mendapatkan donor itu. Saya akan membawa ayah Tara."

Senyuman terukir dari bibir Nataya, baginya keselamatan pasien adalah yang utama. Terserah akan ada konflik dibelakangnya itu urusan lain.

" Saya menunggu saat itu bu atau aku harus memanggilmu kakak ipar."

Tentu saja kalimat terakhir itu Nataya ucapkan dalam hati. Sungguh ia tidak tahu mengapa dirinya sangat yakin dengan hal tersebut.

Kaluna bersama kedua orang tuanya keluar dari ruangan Nataya dan menuju ke ruang ICU. Nataya memberi izin untuk Tara boleh dibesuk tapi hanya satu orang. Dan tentu Kaluna lah yang masuk. Dnegan menggunakan pakaian steril dan masker medis, Kaluna duduk di sebelah hospital bed Tara. Ia menggenggam tangan mungil putranya itu. Air mata tak mampu ia tahan, sedetik kemudian Kaluna sudah terisak.

" Jangan menangis bunda. Tara nggak suka," ucap bocah dengan nada bicara yang begitu lemah.

" Sayangnya bunda. Maaf ya nak, iya bunda nggak akan nangis kok. Ini bunda senyum. Tara yang kuat ya nak. Sebentar lagi Tara akan ketemu ayah, bunda akan bawa ayah untuk Tara. Bunda janji sayang."

Kaluna beranjak dari duduknya lalu mencium kening sang putra. Dadanya sungguh sesak, tangisnya tertahan di kerongkongan. Sebisa mungkin dia menahan air matanya. Putranya tidak suka jika ia menangis maka dari itu sekuat tenaga Kaluna menahannya. Apa kalian tahu rasanya sungguh sangat tidak nyaman menahan tangis. Terlebih melihat binar kebahagiaan dari mata Tara saat Kaluna mengatakan akan membawa sang ayah, rasa sesak itu semakin bertahan. Dada Kaluna seperti ditimpa beban puluhan ton.

Di luar Vanka dan Raffan yang melihat dari balik pintu kaca sudah menangis sesenggukan. Raffan mengusap penggung sang istri agar lebih tenang.

" Mas, apakah ini balasan Allaah terhadap ku yang dulu sungguh sangat jahat terhadap orang lain. Tapi kenapa bukan aku yang dihukum. Kenapa harus anak dan cucuku."

Raffan tergugu, ia juga merasa ikut andil. Ia juga banyak melakukan kesalahan di masa lalu. Rasanya pertaubatan yang ia lakukan kepada sang Rabb-nya masihlah sangat kurang. Raffan lalu mengajak istrinya itu menuju mushola terdekat untuk bermunajat demi kesembuhan sang cucu dan memohon pengampunan untuk semua kesalahan di masa lalu.

" Ma, pa, titip Tara ya," ucap Kaluna yang membuat langkah keduanya terhenti.

" Mau kemana sayang?"

" Menemui ayah kandung Tara."

TBC

1
komalia komalia
ternyata bulak balik bek ketemu nya masih tetalin keluarga juga
komalia komalia
dasar wanita modusa
komalia komalia
udah cembuker aja tuh
komalia komalia
terima aja kalau engga mau kadih aja buat kucing
komalia komalia
yang nsnggung dosa Yang sudsh ngejebak kalian berdua
Sella Darwin
Lumayan
komalia komalia
kenapa ko bisa hamil dan yasa bisa enga tau apa di jebak di kasih obat tidur
komalia komalia
aku lanjut kesini kisah nya dira anak nya mas dika aku lewat soal nya kalau masalah peperangan aku kurang suka,dan sama kisah kolosal aku kurang srek baca nya ma,af yah thor
Ria Lita
moga2 cepet terbongkar biang kerok nya
Ria Lita
ih jahat juga ya Clara semoga Clara cepat dapet karma nya orang jahat pasti akhir nya dinjahayin juga
Ria Lita
yaaa Klara kok gak puas ya gangguin kaluna awas Lo kena batu nya baru nyahoooo lu
Ria Lita
semoga saja Zion gak mau lagi Ama Klara gak cocok lah Klara nya julid sih
🌺Ulie
Luar biasa
Ria Lita
oke Tara Memang pintar buat ayah sama bunda mu bersatu
Ria Lita
ya sudah Yasa kan SDH mutusin mau dgn kaluna Ciara tinggal dong masaau dua duanya
Ria Lita
jadi sedih
Ria Lita
Alhamdulillah semoga cepat ketemu ya Tara dgn Yasa biar Tara bisa sembuhkan
Jasmin Melor
Luar biasa
Danny Muliawati
beli hp d no baru
Danny Muliawati
jangan2 kaluna hamil ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!