Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
" Dia kenapa Zico...? Apa ada yang serius? Atau lambung nya bermasalah?" mama Ray bertanya secara beruntun pada seorang pria paruh baya,pria yang berprofesi sebagai dokter umum, yang di percaya menjadi dokter keluarga mereka,dokter yang di kenal dengan nama dokter Zico.
" Tuan muda tidak menunjukkan gejala apapun nyonya,detak jantung normal,darah nya juga normal,tidak ada tanda-tanda vital yang aneh,tapi saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan secara detail di rumah sakit, pemeriksaan dengan alat yang lengkap akan lebih akurat" dokter paruh baya itu menjawab sopan.
" Ayo pa kita bawa putra kita ke rumah sakit,mama khawatir dia terkena virus yang sulit untuk di deteksi" dengan segera mama Ray meminta pada sang suami agar membawa putra satu-satunya mereka ke rumah sakit, mengingat putranya yang sangat jarang bersama mereka.
" Ma...mama tenang dulu ya,dokter Zico sudah berkata tidak terlihat ada yang janggal dengan putra kita,jika memang suatu penyakit itu sudah kronis tidak mungkin tidak menunjukan tanda-tanda nya,jadi lebih baik besok pagi saja kita ajak dia melakukan pemeriksaan ke rumah sakit" bujuk tuan matheo pada sang istri yang terlibat begitu khawatir.
" Tapi mama ga bisa tenang pa,dia bahkan belum sadarkan diri sampai saat ini"khawatir wanita paruh baya itu, bagaimana beliau tidak khawatir,saat memanggil Ray untuk makan malam,tapi putranya tak menjawab, sehingga beliau memutuskan untuk masuk ke kamar nya dan betapa terkejutnya saat melihat sang putra yang tergeletak tak berdaya di lantai di samping ranjangnya.
" Maaf tuan nyonya, mungkin tuan muda terlalu lelah dan banyak pikiran,itu sebabnya mengalami semua ini,dari pemeriksaan saya semuanya cukup stabil dan baik-baik saja,namun untuk mencegah sesuatu yang fatal lebih baik agar melakukan medical check up " ucap sang dokter untuk menenangkan,namun tak lupa memberikan saran yang terbaik.
" kamu dengarkan,putra kita itu cuma butuh istirahat,di tambah lagi masalahnya sudah semakin bertambah, pikirannya terlalu lelah,belum lagi akhir-akhir ini ia terus saja kerja lembur, hingga semua itu benar-benar menguras tenaga nya" tuan matheo berusaha membantu dokter Zico menjelaskan dan menenangkan ke khawatiran wanita paruh baya itu.
" Baiklah mama percaya pada papa" putus mama Ray yang akhirnya mengikuti saran sang suami.
" Eungh...." Ray mulai sadar dan terdengar suara lenguhannya,ia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut dan kepalanya terasa begitu berat.
" Kamu sudah bangun nak" dengan sigap mama Ray menghampiri sang putra,di ikuti oleh papa nya juga dokter Zico yang kebetulan belum meninggalkan mansion utama keluarga matheo.
Dokter bertangan dingin itu segera memeriksa kembali dan mengajukan beberapa pertanyaan pada sang pasien.
" Apa yang anda rasakan tuan muda?" dengan tenang dokter Zico bertanya seraya menatap teliti wajah pucat Ray.
" Sedikit pusing dan mual,tapi ada apa sebenarnya? Mengapa semuanya berada di kamar saya dan Paman ada di sini?" Ray merasa heran dengan keberadaan mereka.
" Kamu tadi mama temukan tidak sadarkan diri di lantai sayang,kamu membuat mama takut" mama Ray menjelaskan tentang pertanyaan sang putra.
" Maksud mama aku pingsan? Oh tadi memang perut ku sangat mual dan kepala ku juga pusing sekali, mungkin itu setelah aku dari kamar mandi " jawab Ray dengan suara yang masih terdengar lemah.
Ray melihat ke arah meja sofa di kamar nya" ma bisa tolong ambilkan manisan buah itu,aku ingin memakan nya" pinta Ray pada sang mama.
Walaupun merasa aneh,tapi sang mama patuh dan mengambil apa yang Ray minta,wanita paruh baya itu semakin merasa heran dan tak ingin percaya saat melihat beberapa kotak manisan buah milik sang putra.
" Sejak kapan kamu suka makanan manis itu? sampai sebanyak itu kamu belinya" dengan nada heran sang mama bertanya.
" Sejak hari ini mam, ternyata rasanya sangat enak dan menyegarkan,mama bisa minta pada chef untuk membuat manisan seperti ini dan selalu ready di dalam kulkas dan lebih banyak lagi jenis buah nya" Ray malah menyarankan agar di mansion itu selalu tersedia manisan.
" Akan mama katakan" jawab sang mama patuh, walaupun merasa aneh dan bingung.
" Thanks mom" ucap Ray terdengar begitu senang, seperti anak kecil yang di janjikan sesuatu yang ia inginkan dari keluarga nya.
Pemeriksaan malam itu selesai,semua meninggalkan Ray yang mengatakan ingin beristirahat di kamarnya, walaupun awalnya Ray menolak dengan tegas untuk melakukan medical check up ke rumah sakit besok pagi,namun dengan ucapan tegas sang mama akhirnya ia mengalah dan akan patuh pada sang mama.
****
Sedangkan di negara yang berbeda,Ele terlihat begitu asyik menikmati asinan buah yang ia dapatkan dari tetangganya yang ternyata juga berasal dari Indonesia, mereka yang memutuskan tinggal di di salah satu desa di negara eropa itu merasakan hidup layaknya pedesaan pada umumnya, saling bertegur sapa,saling berbagi dan saling berkomunikasi dengan baik, hanya saja kebiasaan warga desa itu sama seperti kebudayaan eropa lainnya yaitu tidak suka mencampuri urusan pribadi orang lain.
Karena hal itulah juga yang membuat Ele dan sara merasa nyaman, karena walaupun Ele sedang hamil namun tak pernah terlihat ada suaminya mereka tak pernah bertanya kepada Ele maupun sara tentang kehamilan Ele,dimana suaminya atau pertanyaan-pertanyaan lainnya.
" Kamu ga mau Ra?" tanya Ele pada sara yang terlihat terus memperhatikan nya sedang makan.
" Untuk kamu aja,enak banget ya?" sara bertanya serius,ia belum pernah merasakan asinan, karena makanan itu bukan berasal dari negara nya.
" Seger..coba deh,kamu harus coba banyak makanan Indonesia, katanya mau cari jodoh orang Indonesia,biar panggil nya MAS" goda Ele yang mengetahui bahwa sahabat nya itu pernah jatuh cinta pada mahasiswa asal Indonesia.
Sara menggeleng seraya tersenyum,ia tengah memilah beberapa bunga segar yang baru saja mereka petik dari taman belakang rumah mereka,toko bunga mereka tak hanya menjual bunga dari penduduk sekitar,tapi juga dari kebun mereka sendiri.
" Kalau aku panggil nya Baba... takutnya mereka ga ngerti,dan panggilan Mas itu kedengaran nya lebih sweet aja di telinga aku" ucap sara santai,ia memang lebih terbuka dan blak-blakan, bahkan tergolong bar-bar.
" Kalau aku maunya panggilannya hubby...manis banget deh kedengaran nya" Ele ikutan membayangkan memanggil suaminya.
" Terus sudah kamu realisasikan? Kan udah ada suami ,cocok sih,kan suami kamu itu Indonesia campuran bule... blasteran sih" goda sara.
Ele cemberut karena sara menggodanya" boro-boro panggil hubby, ngobrol aja ga pernah,dingin kayak freezer,kaku kayak kanebo kering,di tanya aja jawabnya irit,di panggil cuma jawab ham Hem doang,bule ga jelas itu" cerocos nya menjelaskan tentang hubungan nya dengan sang suami.
" Makanya jangan suka maksa pacar orang buat nikahi kamu,kok aku mikirnya kamu itu kayak wanita yang terobsesi pada pria wanita lain,itu pilihan kamu ya jangan ngeluh dong,lagian juga kamu pasti ga nyesel, memuaskan pasti pelayanan nya.. Haha " ledek sara santai.
Dua wanita saling bersahabat namun bak saudara itu benar-benar sangat suka saling menggoda dan meledek,namun keduanya sudah sangat saling memahami,tak pernah mereka saling tersinggung, karena prinsip keduanya selalu terbuka apapun keluhan mereka.
semangat terus berkarya Thor
sukses yaa