Leticia Hanggono, merupakan perempuan dewasa yang terjebak di dalam situasi rumit yang membuat dirinya harus melakukan hubungan terlarang antara dia dan calon suami adiknya.
Semua keluarga merasa kecewa akibat kelakuan fatal yang dilakukan oleh keduanya, bahkan kedua orang tuanya pun sangat membenci Leticia akibat kejadian ini.
"Kau puas Letti sudah membuat adikmu menderita, aku membesarkan mu dengan penuh kasih sayang tapi apa yang kami dapatkan, kami mendapatkan malu akibat ulah yang kau lakukan," ucap Sandra dengan penuh kekecewaan.
"Mam, tolong percaya padaku, kalau ini semua bukan keinginan kami berdua, kami berdua dijebak meminum obat sialan itu Ma," jelas Letti yang tidak dihiraukan oleh mamanya.
Saat ini hidup Letti benar-benar hancur bahkan tidak ada satu orang pun yang mempercayainya, semua orang beranggapan kalau kejadian ini merupakan keinginan Letti.
akankah Letti sanggup menerima takdir pahit yang menimpanya ini. saksikan selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berusaha Meyakinkan Asraf.
Leti hanya mengelus senyuman ketika melihat pesan dari Emely, seketika Leti berpikir lima tahun hidup bersama Asraf tanpa status akan tetapi hatinya merasa begitu damai dan tidak mau kehilangan ataupun berpisah dari keluarga kecilnya itu.
Bahkan dengan rela Leti merawat Asraf dan juga Emely, tidak ada rasa lelah ataupun marah terhadap diri Leti melakukan semua ini, bahkan hal yang paling dia takutkan untuk saat ini adalah kehilangan mereka berdua, apalagi banyak pria diluaran sana yang mengincar Leti untuk di jadikan istri.
'Ya Allah kenapa hati ini begitu sulit untuk berpisah dari Abang Asraf dan juga Emely, apalagi kepikiran untuk menikah dengan orang lain, oh tidak itu tidak mungkin aku terlanjur menyayangi mereka, apa selamanya hidupku harus seperti ini, coba jelaskan Ya Allah,' pinta Leti di dalam hati.
"Mama, kenapa diam?" tanya Dante.
"Gak apa-apa Sayang, ini Mama lagi suapin Papi," ujar Leti.
"Papi, besok kan hari Minggu aku mau pagi-pagi sekali Papi belajar berjalan kembali, karena aku ingin melihat Papi sembuh," ucap Dante tiba-tiba sedangkan Asraf hanya bisa menatap anak itu dengan tatapan haru.
"Sudah jangan menangis, kau lihat anak laki-lakimu begitu menyayangimu," bisik Leti.
"Aku tidak tahu harus berbuat apa Dik, sedangkan kaki ku ini begitu sulit untuk di gerakkan," sahut Asraf.
"Di coba dulu apa yang menjadi keinginan anakmu itu," titah Leti.
"Iya besok akan Papi coba," sahut Asraf yang membuat anak-anaknya senang.
"Hore besok kita ke taman raya ya Kak, sekalian temani papi untuk belajar jalan," ucap Dante yang begitu antusias, sedangkan Emely turut berbahagia juga akan tetapi ada keinginan yang terselubung di hatinya lebih dari ini.
"Iya," sahut Emely.
*******
Saat ini keempat orang tersebut sudah sampai di rumah seperti biasa karena malam sudah larut Leti pun mulai mengantar Asraf ke kamarnya yang memang ada di bawah sendiri, sedangkan anak-anak sudah naik keatas ke kamarnya masing-masing.
"Abang, Pampers nya sudah penuh apa masih belum?" tanya Leti.
Sedangkan Asraf hanya terdiam, dan merasa tidak seharusnya dia seperti ini, sebisa mungkin dia harus keluar dari keterpurukan ini.
'Ya Allah beri aku kesembuhan aku ingin sembuh aku malu dengan Leti apa-apa harus diurusin sama dia,' batin Asraf.
"Abang kenapa diam?" tanya Leti kembali.
"Leti, harus sampai kapan aku seperti ini Let," ujar Asraf.
"Abang kenapa harus bertanya seperti itu," ucap Leti.
"Aku ingin sembuh Leti, aku ingin membalas semua kebaikanmu," ungkap Asraf.
"Abang, semuanya pasti akan kembali ke asal semula asal Abang tidak frustrasi lagi seperti tahun-tahun yang lalu, ingat kedua anakmu sudah besar, dan mereka sangat mendambakan kesembuhan mu, berilah mereka kado terindah dengan kesembuhan mu itu," pinta Leti sambil meraih tangan Asraf untuk menyemangati pria dihadapannya itu.
"Iya Leti, aku pasti sembuh dan mulai besok pagi aku akan belajar jalan dengan kedua anakku," sahut Asraf yang terlihat begitu semangat untuk kesembuhannya sendiri.
"Nah, kalau begitu besok aku juga ikut menemani," pungkas Leti, lalu mulai keluar dari kamar Asraf.
*******
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali setelah shalat subuh Leti langsung menyambangi kamar Asraf, di lihatnya pria itu sudah di urusi oleh asisten rumah tangga yang memang khusus merawat Asraf.
"Pak Ismail, Abang sudah shalat?" tanya Leti kepada pria yang merawat Asraf.
"Sudah Nona," sahut Ismail lalu mulai pergi ke belakang karena urusannya sudah selesai.
Saat ini Leti nampak melihat wajah Asraf yang terlihat begitu tampan dengan balutan baju santainya, bahkan pria diatas kursi roda itu mulai sadar kalau Leti mulai menatap dirinya tanpa berkedip.
"Adik, kau sedang lihatin Abang," ucap Asraf yang membuat Leti jadi terkejut.
"Enggak Abang," kilah Leti yang terlihat malu kepergok Asraf.
"Jangan malu Dek, kita ini sudah tahu isi hati satu sama lain, aku dulu juga sering lihatin kamu seperti itu," ujar Asraf.
"Heeeemb, tapi kenapa sekarang enggak pernah," celetuk Leti yang membuat Asraf terdiam.
Banyak hal yang membuat Asraf harus mundur dengan perasaannya sendiri, apa lagi selama ini dia tahu siapa Leti dan dia, perbedaan yang jauh, bagaikan langit dan bumi.
"Abang sadar diri Dek, kamu berhak bahagia dengan pria lain," ucap Asraf dan seketika suasana hening.
Leti masih terdiam akan tetapi setelah itu wanita cantik ini mengutarakan perasaannya.
"Kenapa Abang, harus bicara seperti itu, kamu tahu nggak hal yang aku takutkan di dunia ini," ungkap Leti sedangkan Asraf hanya terdiam tidak berani mengambil tindakan karena keadaan dirinya yang tidak memungkinkan.
"Aku takut jika suatu saat nanti harus berpisah dengan kalian berdua aku tidak mau kehilangan kamu dan juga Emely," ucap Leti sambil menatap wajah Asraf.
Entah kenapa pria itu tiba-tiba meraih tangan Leti, sebagai seorang pria Asraf pun menyimpan rapat-rapat perasaannya agar Leti tidak mengharap cinta darinya.
"Aku ini lumpuh tidak bisa apa-apa, membahagiakan diri sendiri saja aku tidak bisa apalagi membahagiakanmu Dik."Kata-kata itu akhirnya keluar juga dari mulut Asraf.
Leti pun hanya termenung melihat kejujuran pria itu, bukannya marah, Leti pun langsung bersimpuh dan memeluk tubuh Asraf.
"Kamu bisa sembuh, tolong sembuh lah demi kami bertiga, karena kami bertiga sangat membutuhkanmu," ucap Leti, terdengar begitu lemah.
"Bantu aku untuk sembuh," sahut Asraf.
"Aku akan bantu kamu, sebisa mungkin," kata Leti sambil melepas pelukan dari Asraf.
Saat ini Leti sudah membawa Asraf ke ruang makan yang di situ sudah ada kedua anaknya yang sudah menunggu kedua orang tuanya. Satu persatu Leti mengamati wajah anaknya Dante terlihat begitu ceria dan antusias karena ingin menemani papinya, sedangkan Emely terlihat lebih muram entah apa yang di pikirkan oleh anak perempuan itu.
'Kira-kira Mama mau nggak menuruti permintaanku tadi malam. Tuhan, Emely tidak mau kehilangan keluarga ini,' pinta anaknya itu di dalam hati.
Sayang, kenapa diam ayo di makan," ucap Leti yang berusaha membuyarkan lamunan anaknya.
"Iya Mam," sahut Emely.
Saat ini semuanya sedang menikmati sarapan paginya, tanpa di sadari sedari tadi memperhatikan raut wajah anak perempuannya itu.
'Aku tahu Nak apa yang sekarang ada di pikiranmu, bukan hanya kamu saja yang takut kehilangan keluarga ini, Mama sekarang lagi berusaha untuk meyakinkan hati papimu Nak,' batin Leti.
Bersambung ....
ngene di tinggal di Bali sendiri Suami pulang sendiri ke jakarta Arkan nikmati aja penyesalanmu dan hancurnya hatimu yg km lihat buruk ternyata dua wanita baik sayang nya km perkosa paksa.dan yg km lihat baik ternyata buruk tu 5 th di bodohi Latu.
Yee Tuan Ali sdh merestui Leti dan Asraf menikah semoga kalian hidup bahagia krn Asraf dan Leti berhak bahagia setelah kesakitannya.Tuan Ali sendiri yg akan pisahkan Leti Dante dg Arkan.