Pria, 30 tahun. keturunan gelap dari pewaris utama klan, terpaksa menikah untuk memangkas opini keluarga tentang kehidupannya dan demi kesepakatan-kesepakatan lainnya demi menjaga kehormatan klan.
"Bagian mana dari tubuhku yang membuatmu tak pernah berselera untuk menyentuhnya," protes Dorrota sambil menanggalkan seluruh pakaiannya.
"Aku bukannya tak berselera, tapi..."
"Jadi benar kabar yang kudengar, kamu memiliki wanita lain. Ah, bukan! tapi Pria lain!"
"Aku tidak peduli apapun yang kamu pikirkan, kesepakatan tetaplah kesepakatan. Ingat batasanmu!" ucap tegas Math Male meninggalkan Dorrota yang terisak dalam kemarahan dan kekecewaannya.
mampukah Dorrota mengambil hati Math Male?
ataukah Math Male akan menemukan hati yang lainnya?
.......
Hallo reader, karya ini hanya berdasarkan imajinasi author sepenuhnya. jika ada kesamaan nama tokoh, latar atau kejadian, hanya merupakan kebetulan yang tidak disengaja.
selamat membaca,
Salam, author Yoshua,
Semoga Semua Bebahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 27
Malam yang dingin, Usstica duduk di depan jendela, berpangku tangan menengadah menatap langit yang bertaburan bintang. Angannya terbang, hatinya yang masih bingung dan hancur, namun keadaan dan semua peraturan membuatnya hanya bisa pasrah dan melanjutkan semua cerita kehidupannya.
"Maafkan aku, aku tak berani memberitahukan hal ini padamu. Aku tak ingin kamu harus menderita karena pilihan sulit. Aku percaya suatu saat nanti kita bisa bertemu, dan akan aku perkenalkan anak ini padamu." gumam Usstica mengelus lembut perutnya yang masih rata.
"Akan seperti apa ya anak kita? Aku harap dia adalah seorang pria yang sama persis seperti ayahnya. Tapi kamu menginginkan gadis mungil yang sepertiku. Hmm, biar adil semoga ada sepasang disana." Usstica kembali bermonolog.
Usstica membayangkan tawa riang dan menggemaskan dua bocah sedang berlarian di taman, memanggil dirinya ibu. Senyum bahagia merekah di wajah Usstica seakan ia mulai bisa merasakan kehadiran kehidupan baru tersebut.
TOK! TOK! TOK!
Seseorang mengetuk pintu kamar Usstica, "Usstica, kamu di sana?" panggil Math dari balik pintu.
Usstica membuka pintu, ada raut wajah canggung dan bingung terbaca di wajahnya. "Silahkan Masuk, Kak."
Math mengernyitkan sebelah alisnya, "Kamu kenapa tiba-tiba sopan begitu?" Math memperhatikan wajah adiknya yang lebih banyak tertunduk.
"Ah, e-e-a-anu ...." Usstica terlihat jelas begitu gugup.
"Hahaha ... jangan khawatir, aku datang bukan sebagai seorang pria, aku datang sebagai kakakmu. Aku tidak akan tega menidurimu."
Usstica menghela napas, ada perasaan lega, ia yang sejak tadi sangat frustasi dan terganggu dengan pernikahan konyol itu, akhirnya bisa bernapas dengan lega. Perlahan Usstica mulai tersenyum lagi.
"Aku ... Sangat berterimakasih, Kak. Aku tidak tahu harus bagaimana tadinya. Paman Redrik memaksaku mengaku, sampai harus memanggil tabib." Usstica tertunduk malu, "Benarkah Kakak akan memberikan kebebasan untukku?"
"Hmm, tenang saja, tapi ada syaratnya," Math berjalan menuju jendela, menyandarkan bahu kanannya di sisi teralis jendela. "Kamu harus menjawab semua pertanyaanku dengan jujur."
"Hmm, iya." Usstica yang biasanya selalu usil dan berisik manja dengan Math, kali ini berubah menjadi sosok yang sangat lemah lembut.
"Hey, Berisik! Jangan jadi orang lain seperti itu. Jangan berlagak jadi perempuan di depanku. Aku menikahimu hanya karena ... Ck! Ah, sudahlah tak penting alasanku, tetaplah menjadi adikku yang berisik." Math terkekeh melihat perubahan drastis sikap Usstica.
"Aku ... ah, rasanya tetap aneh Kak, bagaimana pun semua orang tahu, aku istrimu dan kamu suamiku. Aku harus bersikap hormat padamu." gerutu Usstica.
"Lakukan itu jika didepan orang lain, tapi jika hanya berdua seperti ini, lakukan semua hal seperti biasanya."
Usstica kembali menghela nafas dalam, "Aku akan membiasakan diri."
"Katakan, pria mana yang membuatmu jatuh cinta," ucap Math.
Usstica gelagapan dengan pertanyaan Math yang tak pernah ia duga sebelumnya, "Ee... untuk apa kak? Aku mohon jangan sakiti dia. Aku tidak akan melawan semua keinginanmu, tapi jangan mengejar jejaknya."
"Dasar bodoh! Tidak adakah keinginan di hatimu untuk mencarinya? Setidaknya memberitahukan darah dagingnya?"
Usstica terdiam beberapa saat, setelah mendengar ucapan Math, matanya menjadi berkaca-kaca, ada sesuatu yang tiba-tiba menyergap, mengusik batinnya. Entah ini adalah rasa bersyukur, atau rasa haru yang teramat dalam, tapi yang jelas ada rasa senang bercampur tak percaya, ia akan mendapatkan perhatian yang begitu besar dari sang Kakak.
"Jangan pisahkan bayi itu dari ayahnya, percayalah dia juga sangat ingin melihat siapa ayahnya," ucap Math lagi masih berdiri bersandar kisi jendela, menatap jauh keluar.
"Kakak ...." Usstica tak mampu menyembunyikan kelegaannya, ia sesenggukan dalam tangis bahagia.
Math menghampiri Usstica, pelukan hangat seorang kakak yang begitu ingin melindungi adiknya, menjaga dan mengayominya, diberikan Math. Mengusap lembut kepala sang adik yang semakin terisak dalam haru dan rasa syukur.
"Percayalah padaku, aku akan mengatur agar kalian bisa bertemu," ucap Math yang tentunya membuat tangis Usstica semakin pecah.
.
.
.
Perang di luar istana sudah selesai, berkat bantuan pengikut Miltus, juga kegigihan dan cerdasnya Redrik mengatur strategi perang, akhirnya pasukan Zuba berhasil dipukul mundur tanpa syarat. Redrik segera kembali ke istana dengan dada membusung dan wajah yang begitu bangga.
Namun, sesampai di dalam istana, wajahnya berubah menjadi sangat marah saat seseorang melaporkan bahwa tahta penerus telah diputuskan. Redrik segera menghampiri Mattew, ayahnya.
"Ayah! Apa yang ayah pikirkan! Kenapa ayah buru-buru memutuskan mengangkat Math sebagai penerus?!" seru Redrik menghadap pada sang ayah yang tengah membaca di paviliun belakang.
"Sekarang ataupun nanti, hasilnya akan tetap sama, penerusku adalah Math. Kenapa kamu harus datang dengan marah?" Mattew menutup buku yang tengah ia pegang, lalu beranjak untuk mengembalikan buku itu ke dalam raknya. "Ah iya, aku sangat berterimakasih, kamu selalu bisa membawa kemenangan dalam setiap perang."
"Ayah! Tidakkah ada kesempatan untuk menjadikan Chad sebagai penerus? Dia putraku, jika digaris secara benar, dia juga memiliki hak untuk mengajukan diri." Protes Redrik masih dengan napas terengah dan pedang tergenggam erat di kedua tangannya.
...****************...
To be continue...
Menurut ku Dorrota ini mirip sama Kallida, daripada Usstica yang notabenenya adalah putri kandungnya.
Dorrota dan Kallida tak berpura-pura mencintai suaminya.
but nantinya ntahlah Apakan Dorrota juga akan berubah seperti Kallida?
Lucu yaak tetiba pen jadi istri Math, pdhl kadarnya mereka masih satu turunan dari Mattew. Usstica itu kan dinikahi yaa kna dia dalam keadaan berbadan dua... tapi bkn anak Math, tapi anaknya Miltus.
tak sabar nunggu Mesh yang dinikahi Math terus hamil. Mesh jadi permaisuri utama kan?
bisa kna prank semua kaum hawa di klan Male.
Kallida melakukan cara kotor itu kna pelampiasan semua perasaan kecewanya pada Tedd yang tak pernah bisa mencintai nya dan Usstica just alat bwt Kallida.
Mesh perempuan berbeda Miltus...
jngn terlalu merasa tak enakan, krna kiss bwt Mesh tak seberapa.
berkaitan Math, Usstica, Dorrota, Miltus, Mesh yg notabenenya orang biasa tapi malah yang berkesan bwt Math.