Setelah sekian lama berperang di medan perang akhirnya kembali ke tanah kelahirannya untuk mencari cinta sejati.
Tidak ada yang tahu dengan identitasnya yang sebenarnya.
Dia adalah pemimpin organisasi yang di takuti oleh dunia.
Bagaimana kisah Jendral Perang mencari cintanya....
Yukk... simak ceritanya...
jangan lupa untuk
Like 👍
Vote 🎟️
Komen 💬
Dan favoritkan ❤️ biar tidak ketinggalan update.
R"Azk 🥇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rivaldi AZK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Persiapan Viky Telah Selesai
Persiapan Viky Telah Selesai
Jamal berjalan mendekat ke arah Yanto dengan memegang balok kayu di tangannya, Yanto yang menyadari bahwa Jamal datang bukan untuk menyelamatkannya, perlahan dia menarik tubuhnya ke belakang.
"Jamal… jamal… apa yang akan kamu lakukan dengan itu…?" Tanya Yanto dengan ketakutan serta tubuh yang gemetar.
"Apa yang akan aku lakukan… kamu bisa lihat kaki ku ini kenapa…?" Jawab Jamal dengan wajah marah menatap ke arah Yanto.
"Jamal kamu tahu aku ini siapa… kamu jangan berbuat ceroboh… nyawa keluarga kamu berada di tangan ku…" Ancam Yanto.
"He…he…he… sebelum aku ke sini, aku sudah mengamankan keluarga ku… jika terjadi sesuatu kepada aku, aku sudah siap mati… lagian umurku juga sudah tida muda lagi… mati sekarang atau besok sama saja bagiku…" Jawab Jamal yang terus berjalan mendekat ke arah Yanto.
"Aku adalah Tuan muda dari keluarga Handoko kamu harus ingat siapa kamu… kamu adalah pelayan keluarga Handoko… kamu harus menyelamatkan aku…" Ucap Yanto mencoba membujuk Jamal dengan berbagai cara.
"Itu dulu… sebelum kamu membuang aku… aku sudah mengabdi kepada keluarga Handoko selama 20 tahun lebih tapi apa yang aku dapat dari kalian… kamu membuang aku dan mengambil sebelah kaki aku, sekarang aku akan meminta kaki aku kembali…" Jawan Jamal yang sudah berada di dekat tubuh Yanto yang terus berusaha menjauh.
Kemudian Jamal melayangkan sebuah pukulan menggunakan balok kayu, pukulan tersebut tepat mengenai lutut dari Yanto.
"Brukk…"
"Krekk…"
"AAaaa…"
"Brukk…"
"Krekk…"
"AAaaa…"
Terdengar suara pukulan balok kayu yang Jamal lontarkan di kaki Yanto, suara pukulan tersebut di ikuti oleh suara retak tulang dan suara jeritan Yanto yang kesakitan.
Suara teriakan Yanto menggema dan terdengar sangat jauh… karena malam sudah aga larut, dengan suasana yang sunyi dan posisi mereka berada di ketinggian, jadi suara yang kecil pun bisa terdengar cukup jauh.
Suara Yanto yang berteriak kesakitan terdengar sangat menyeramkan, orang-orang yang tinggal di sekitar bukit, yang masih terjaga mendengar suara tersebut bergidik ketakutan.
Yanto berguling-guling menahan rasa sakit yang kedua kalinya, yang pertama kaki sebelah kiri di patahkan oleh Viky, yang kedua kaki kanannya di patahkan oleh Jamal.
Kaki yang di patahkan oleh Viky mungkin ada kesempatan untuk sembuh dalam beberapa tahun, tapi kaki yang di patahkan oleh jamal tidak akan bisa sembuh karena tulang lutut Yanto sudah hancur.
"Dengan ini hutangku sudah lunas… aku bisa mati dengan tenang…" Ucap Jamal melihat ke arah Yanto yang masih berguling-guling kesakitan.
Tidak lama setelah Jamal melancarkan pukulannya, akhirnya Yanto pun pingsan kembali, akibat dia tidak bisa menahan rasa sakit yang amat sangat itu.
Jamal berjalan ke arah Viky dan Deky
"Terima kasih Tuan-Tuan… karena sudah membantu aku membayar hutang lama ini…" Ucap Jamal kepada Viky dan Deky dengan menundukkan kepalanya.
"Ini adalah bayaran dari kami karena kamu telah menceritakan kebenaran akan kejadian 4 tahun yang lalu kepada kami…" Timpal Deky.
Kemudian mereka bertiga kembali ke rumah kecil yang berada di bukit tersebut. tidak lama mereka mengobrol santai, Jamal pun berpamitan dengan Viky dan Deky.
Awalnya Viky akan memberikan sejumlah uang untuk Jamal sebagai rasa terima kasih Viky, akan tetapi langsung di tolak oleh Jamal.
Jamal berpikir bantuan yang telah di berikan oleh Viky dan Deky terlalu besar, akan tidak enak jika dia masih mengambil pemberian uang dari Viky.
Deky memerintahkan anak buahnya untuk mengantar Jamal pulang sampai ke rumahnya.
Tidak berselang lama setelah Jamal pergi, Aldo datang kembali menemui Viky.
"Tuan semua perintah sudah saya laksanakan…" Aldo melapor kepada setelah dia berada di depan rumah kecil tersebut.
"Heemm…" Viky menganggukkan kepalanya.
"Tuan di bawah ada orang-orang dari kepolisian, tetapi mereka datang bukan untuk ke sini dan ikut campur masalah kita, tetapi mereka datang untuk mengamankan wilayah sekitar, pimpinan mereka berkata tidak akan ikut campur jika tidak ada korban dari warga setempat…" Lanjut Aldo melaporkan kejadian yang terjadi.
"Bagaimana dengan 4 pilar Magnium dan 9 Panglima perang…?" Tanya Viky menatap ke arah Aldo.
"4 Pilar sudah berjaga di setiap pintu masuk kota… dan untuk 9 Panglima mereka pun sudah menyebar dalam radius 1 Mil, mereka semua sudah siap dan menunggu perintah selanjutnya…" Jawab Aldo.
"Berapa banyak orang-orang kita yang sudah datang kesini…" Tanya Viky kembali.
"Orang-orang kita yang sudah berkumpul kesini hanya 2.500 orang di tambah dengan Orang-orang yang di bawa oleh Letnan Jendral Eagle jadi total yang sudah ada sekitar 2.900 Orang…" Jawab Aldo.
"Mungkin ini sudah cukup, di tambah 4 Pilar dan 9 Panglima Magnium, aku bisa sedikit tenang untuk menghadapi Divisi Perang Montana nanti, jika mereka memaksa ikut campur…" Jawab Viky.
"Tuan ketika aku di bawah tadi… aku melihat bahwa Jendral Perang tertinggi Montana sudah berada di sini, apa aku harus turun tangan dan membereskannya…?" Tanya Aldo kepada Viky.
"Tidak usah…" Jawab Viky sambil menggelengkan kepalanya.
"Tadi ketika aku berada di bawah dan akan menuju ke sini, aku sudah bertemu dengan dia, jika dia berada di sini, dia bukanlah Jendral Perang tertinggi Montana, tetapi melainkan dia adalah AS.35…" Jawab Viky.
"Heemm… baiklah Tuan…" Jawab Aldo menganggukkan kepalanya.
……
Malam sudah semakin larut, di sekitar Viky berada suasana sudah mulai sunyi kembali setelah teriakan Yanto tadi. Waktu sudah menunjukan jam 23.00 hampir mendekati tengah malam, yang mana di jam 23.00 ini biasanya udara malam sudah mulai terasa dingin tetapi Karena suasana di Kota Taraka sekarang semakin memanas, udara pun berubah panas, dengan aura yang mencekam.
orang-orang yang tinggal di sekitaran bukit, mereka semua tidak bisa tidur dengan tenang, takut mereka yang akan menjadi sasaran berikutnya.
Tetapi ada sedikit rasa tetang ketika mereka melihat banyak orang-orang dari kepolisian yang berjaga.
Mereka tidak tahu siapa orang yang menjerit kesakitan itu…? Siapa orang yang melalukan hal tersebut…? Serta apa maksud dan tujuan orang tersebut melakukannya di atas bukit dan di lakukan di malam hari pula. Sungguh sangat mengerikan di malam yang sunyi terdengar teriakan orang menjerit kesakitan.
Banyak pertanyaan yang muncul di kepala mereka dan banyak pula kesimpulan yang mereka simpulkan dengan asal, tanpa mengetahui kebenaran atas apa yang sedang terjadi di atas bukit.
Setelah Viky mendengar laporan dari Aldo akhirnya dia bisa sedikit tenang, semua persiapan sudah siap, tinggal menunggu waktu kapan semua akan di mulai.
...****************...
Terima kasih sudah membaca :
...✨Jendral Perang✨...
Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di
kolom komentar.
❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :
...Like👍...
...Komen💬...
...Vote🎟️...
...Hadiah🎁...
...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...
...Terima kasih🙏...
...R"Azk 🥇...