Dendam Sang Pengasuh

Hendrik memang anak tunggal Mama Rika, tapi untuk Papa Herman, Hendrik adalah anak keduanya. Karena sebelum menikah dengan Mama Rika, Papa Herman sudah memiliki seorang anak laki-laki. Istri pertama Papa Herman meninggal saat anak mereka belum genap empat puluh hari dikarenakan infeksi obstetri.

Setelah istri pertamanya meninggal, Papa Herman terpaksa harus menitipkan anaknya pada orangtuanya karena saat itu usaha Papa Herman sedang maju-majunya.

Dua tahun setelah menjadi duda, barulah Papa Herman menikah dengan Mama Rika yang kemudian memberikannya seorang anak, yakni Hendrik. Anak Papa Herman dari istri pertama tidak tinggal dengan Papa Herman, sampai usia lima belas tahun anak itu tinggal dengan kakek-neneknya (orangtua Papa Herman), setelah masuk SMA barulah anak itu pisah dengan kakek-neneknya karena anak itu memilih untuk bersekolah di Singapura. Anak itu memilih untuk bersekolah di Singapura karena Mama Rika sudah mencuci otak anak itu. Karena Mama Rika tidak ingin anak dari istri pertama Papa Herman menjadi ahli waris utama Barata Group.

💋💋💋

Tak terasa kandungan Anin sudah menginjak tujuh bulan.

Selama berbulan-bulan Mama Rika terus memantau keadaan Anin. Sebenarnya Mama Rika bisa saja langsung menemui Anin dan melemparkan segepok uang ke hadapan Anin dari pertama Hendrik memberitahu padanya tentang kehamilan Anin. Tapi setelah Mama Rika pikir-pikir lagi, dia merasa rugi mengeluarkan uang untuk membuat Anin menggugurkan kandungannya dan meninggalkan Hendrik, jadi Mama Rika mengubah rencananya, dia berencana ingin menunggu bayi Anin lahir lalu melakukan test DNA dan rencananya hasil test DNA nya akan Mama Rika palsukan. Dengan begitu selain bisa menjauhkan Anin dari Hendrik, Mama Rika juga bisa sekalian mempermalukan Anin.

Tapi setelah melihat Hendrik dan Anin masih berhubungan baik seolah mereka adalah pasangan suami-istri yang sedang menunggu anak pertama mereka lahir, Mama Rika jadi takut kalau nanti setelah bayi Anin lahir, Hendrik jadi sayang dengan bayi itu dan malah memilih untuk menjadi pembangkang.

Tak ingin sampai itu terjadi, Mama Rika pun menyusun rencana darurat. Mama Rika menyuruh Hendrik untuk membawa Anin ke vila mereka di Bandung karena Mama Rika ingin membicarakan hubungan Hendrik dan Anin.

Mama Rika satu hari lebih dulu di Bandung karena Mama Rika ingin mencari dukun beranak yang bisa diajak kerjasama untuk membantu Anin melahirkan secara paksa. Bukan hanya dukun, obat untuk merang.sang kontraksi pun juga sudah Mama Rika siapkan.

Dan rencana ini hanya Mama Rika yang tau, Hendrik sama sekali tidak tau rencana sang mama.

Sampai akhirnya Anin pun merasakan kontraksi yang hebat. Mama Rika langsung meminta Hendrik untuk menggotong Anin ke kamar yang sudah Mama Rika siapkan.

Begitu Anin terbarik di tempat tidur, Mama Rika memberikan tali pada Hendrik dan meminta Hendrik untuk mengikat kaki dan tangan Anin.

"Cepat ikat tangan dan kakinya!" perintah Mama Rika.

"Untuk apa Ma?" tanya Hendrik.

"Gak usah banyak tanya kamu! Udah cepetan ikat!" jawab Mama Rika berteriak kesal.

Mau tidak mau Hendrik menuruti perintah Mamanya. Dia mengikat tangan Anin yang pada saat itu sedang meraung-raung kesakitan. Sebenarnya Hendrik tidak tega melihat kondisi Anin, tapi Hendrik lebih takut pada sang mama.

Saat Hendrik mengikat tangan dan kaki Anin sebelah kiri, Mama Rika mengikat tangan dan kaki Anin disebelah kanan. Dan setelah selesai mengikat tangan dan kaki Anin, barulah Mama Rika dan Hendrik keluar dari dalam kamar.

Setelah berada di luar kamar, Mama Rika menyuruh supirnya untuk menjemput dukun beranak yang sebelumnya mereka sudah datangi untuk mengerjakan pekerjaan kotor ini.

Melihat Mamanya yang begitu tega mengikat tangan dan kaki Anin lalu mengunci pintu kamar dari luar dan membiarkan Anin teriak kesakitan di dalam kamar, jelas saja Hendrik mempertanyakan apa sebenarnya rencana sang mama.

Mama Rika pun memberitahu Hendrik tentang rencananya. Dia ingin mengeluarkan bayi Anin secara paksa. Dan akan merawat bayi itu dengan status anak angkat.

Sebenarnya Hendrik sangat tidak setuju dengan rencana sang mama, tapi Hendrik tidak bisa berbuat apa-apa karena apapun rencana sang mama, itu adalah titah dan harus di jalankan dan tidak boleh ada yang protes.

💋💋💋

Bersambung...