NovelToon NovelToon
Waiting For You

Waiting For You

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyelamat
Popularitas:78.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak kita kenal?
Baik Arsya maupun Afifah terpaksa harus menerima takdir yang telah di tetapkan.

Pada suatu hari, ayah Afifah di tabrak oleh seorang kakek bernama Atmajaya hingga meninggal.
Kakek tua itupun berjanji akan menjaga putri dari pria yang sudah di tabraknya dengan cara menikahkannya dengan sang cucu.

Hingga pada moment di mana Afi merasa nyawanya terancam, ia pun melakukan penyamaran dengan tujuan untuk berlindung di bawah kekuasaan Arsya (Sang suami) dari kejaran ibu mertua.

Dengan menjadi ART di rumah suaminya sendirilah dia akan aman.

Akankah Arsya mengetahui bahwa yang menjadi asisten rumah tangga serta mengurus semua kebutuhannya adalah Afi, istrinya sendiri yang mengaku bernama Rere?

"Aku berteriak memanggil nama istriku tapi kenapa kamu yang menyahut, Rere?" Salah satu alis Arsya terangkat.

"Karena aku_" Wanita itu hanya mampu berucap dalam hati. "Karena aku memang istri sahmu, pak Arsya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26

Aku menatap nyalang pada wanita yang tengah di giring oleh suamiku agar segera duduk di sofa.

Beliau juga sedang menatapku dengan sorot tak suka. Kebencian mungkin juga tengah menguasainya saat ini. Membuatku benar-benar memberingsut takut.

Nenek serta pak Arsya duduk berjejer di sofa panjang, sementara aku tetap berdiri dengan kedua tangan saling meremat.

"Mau menjelaskan apa, kamu?" Nenek bersuara, mengalihkan pandangan pada pak Arsya. "Sudah berapa malam yang sudah kalian lewati, hah? Apa di keluarga kita ada yang seperti ini, Arsya?"

"Nenek salah paham!" Sergah pak Arsya.

"Salah paham gimana? Jelas-jelas nenek melihat dengan mata kepala nenek, kalian keluar dari kamar ART, lalu mengendap-endap tanpa suara berjalan menuju kamarmu"

"Sudah berapa kali kamu menidurinya?" Lanjutnya, benar-benar sorot mata nenek begitu menghujam.

"Oh, atau jangan-jangan kamu berhenti mencari Afi karena kamu sudah menghamilinya"

"Beri aku kesempatan untuk bicara, nek" Balas pak Arsya dengan nada lembut.

Aku sendiri hanya mematung sambil menyimak keduanya.

"Okay, sekarang bicara yang jelas, katakan sudah hamil berapa minggu, dia?"

"Astaghfirullah nenek, apa aku salah kalau meniduri istriku sendiri? Rere itu Afi, nek. Dia istriku, gadis pilihan kakek"

Aku tertegun mendengar kalimat yang keluar dari mulut pak Arsya. Dia begitu lancar saat mengatakan itu, seperti membacakan ramalan cuaca saja. Ringan, tanpa beban.

"Apa kamu bilang?" Nenek menatapku dan pak Arsya bergantian. "Dia Afi?"

"Iya nek"

Nenek malah meresponnya dengan senyuman miring dan entah apa maksud senyumannya itu.

"Alasan macam apa itu, nak? Kamu pikir nenek percaya? Nenek paham anak zaman sekarang pandai sekali berakting. Demi menyelamatkan kenakalanmu, kamu bilang dia itu Afi, istrimu?"

Nenek kembali tersenyum, kali ini seraya menatapku sinis.

"Kamu tahu kalau cucu saya sudah menikah? Kenapa tega berbuat seperti itu pada sesama wanita, hmm? Kamu memanfaatkan kesempatan ini untuk mendekati suami orang?"

Astaga, aku nggak senaif itu kali. Aku lebih baik melajang ketimbang harus merebut suami orang.

"Dia itu beneran Afi, nek_" Pak Arsya menimpali, setelah tadi sempat menggelengkan kepala "Aku sengaja menyembunyikannya dan membuatnya menjadi ART di sini demi dia juga"

"Halah, ngeles saja. Coba mana buktinya kalau dia itu Afi"

"Ya dia memang Afi" Kata pak Arsya terus meyakinkan sang nenek.

"Nenek perlu bukti, bukan sekedar kata-kata doang"

"Nenek nggak percaya sama cucu sendiri?"

"Ya gimana nenek percaya, nenek belum tahu seperti apa istrimu itu, jadi tunjukkan buktinya"

"Buku nikahnya, bapak simpan di mana, pak?" Tanyaku ikut nimbrung.

"Ah iya, buku nikah" Pak Arsya bangkit lalu mengarahkan kakinya ke meja komputer. Di meja itu ada laci, pria itu menariknya dan mengambil dua buku dengan warna sampul yang berbeda.

"Ini, nenek bisa lihat sendiri" Pak Arsya menyalakan lampu utama, sebab tadi hanya lampu dinding yang menyala dengan temaram.

Dia kembali duduk di tempatnya tadi, sambil menyerahkan buku di tangannya.

Masih dengan ekspresi tak suka, si nenek menerima buku itu dan membukanya.

Dia melihatku sesaat, lalu menatap buku di atas pangkuannya, mungkin sedang menyamakan wajahku dengan foto yang tertempel di buku itu.

"Serius kamu Afifah?" Tanyanya dengan tatapan fokus ke arahku.

Aku mengangguk meski sedikit ragu.

"Sungguh?"

"Perhatikan baik-baik, nek" Ucap pak Arsya seperti menahan geram.

"Apa nenek percaya sekarang?" Tanya pak Arsya setelah tadi hening sejenak.

"Kemari!" Perintah nenek padaku.

Ragu-ragu aku mengayunkan kakiku untuk mendekatinya.

Nenek mendongak ketika aku berada di depannya. Selang beberapa detik kedua tanganku di pegang lalu sedikit di tarik, otomatis langkahku maju satu langkah.

Aku berinisiatif duduk di lantai agar nenek tak perlu mendongakkan kepala untuk menatapku.

Kini aku bersimpuh di depan nenek sekaligus pak Arsya.

Tak ku duga, nenek malah menangkup wajahku dengan kedua tangannya.

Aku menelan saliva untuk mengurangi rasa gugupku.

Termenung hingga lebih dari satu menit, nenek akhirnya menyerukan suaranya. "Apa ayahmu yang meninggal karena suamiku?" Tanyanya sendu.

Aku menggeleng, dan maksud gelengan kepalaku adalah bukan karena kakek Atmajaya seperti yang beliau katakan barusan.

Melainkan...

"Ini sudah takdirnya, jadi bukan karena kakek Atmajaya" Jawabku, ada perasaan sedih yang tiba-tiba menyelinap ke dalam lubuk hatiku.

Wanita itu terus menatapku nanar, seperti ada rasa bersalah dari sorot matanya.

"Maafkan suamiku. Gara-gara dia, kamu kehilangan ayahmu"

"Enggak, nek" Sahutku, tanpa sadar air mataku jatuh. "Ini bukan salah siapapun, nggak ada orang yang mau terkena musibah. Apapun yang terjadi, itu semua adalah teguran supaya kita bisa lebih hati-hati lagi"

"Kamu memang anak yang baik seperti yang suamiku katakan, aku lega bahwa kamu adalah wanita yang Arsya nikahi. Dan aku pastikan Arsya akan menjagamu seperti ayahmu menjagamu"

"Nenek bisa jaga rahasia ini dari mamah?" Suara pak Arsya tiba-tiba ku dengar. Aku dan nenek kompak menolah ke wajahnya.

"Tolong jangan beri tahu mamah dulu soal ini"

"Kenapa?" Tanya nenek.

"Nenek tahu mamah menentang pernikahan ini, jadi untuk sementara tolong sembunyikan dari mamah"

Ku lihat nenek menarik napas dalam-dalam, sebelum kemudian berkata.

"Justru nggak benar kalau ini di sembunyikan Arsya, apalagi dari mamahmu, dia itu wanita yang melahirkanmu, jangan ada apapun yang kamu rahasiakan darinya. Hargai dia, seperti papahmu menghargai nenek. Papahmu, sama sekali tak pernah menyembunyikan apapun dari nenek"

"Tapi Afi belum siap, nek"

Nenek beralih menatapku usai pak Arsya mengatakan itu. "Apa yang membuatmu belum siap, nak?" Tanyanya serius. "Jangan pernah takut apapun resikonya, kalian nggak salah. Jika mamahnya Arysa tidak setuju itu wajar, tapi kalau kalian pelan-pelan baikin dia, pasti lambat laun akan luluh, apalagi jika kalian punya anak, nenek yakin mamah kalian akan menerima pernikahan kalian"

"Sepertinya nenek memang benar, kita beri tahu mamah sepulang dari Sidney, iya" Pak Arsya meminta persetujuanku.

Aku mengangguk pelan.

"Nenek doakan pernikahan kalian langgeng sampai maut memisahkan"

"Makasih, nek" Pak Arsya mengecup tangan neneknya.

Dan aku...

Sejujurnya masih belum yakin, aku takut dengan apa yang sudah ku dengar. Karena orang kalau nekad, mereka bisa lupa segalanya, apalagi sempat ku dengar kalau bu Prilly nyaris mencelakai bu Dinda, kakaknya sendiri.

"Istirahatlah, sudah malam"

"Nenek juga istirahat"

Wanita itu mengangguk sambil mengulas senyum.

"Ayo, aku antar nenek ke kamar!"

Sebelum keluar dari kamar, nenek mengusap pipiku dengan telapak tangannya.

Bibirnya menyunggingkan senyum seakan memberiku kekuatan.

***

Tak sampai di situ, setelah pak Arsya mengantar nenek ke kamarnya, aku yang berdiri melamun sambil menatap jendela, di buatnya sedikit tersentak sebab tangan kekarnya tiba-tiba memelukku dari belakang.

"Satu urusan selesai, tinggak satu lagi yang belum tuntas"

Keningku mengernyit.

"Apa?"

Alih-alih menjawab, dia malah memutar tubuhku supaya menghadapnya.

Pak Arsya langsung menciumku setelah kami dalam posisi saling berhadapan.

Ku serahkan jiwa dan ragaku sepenuhnya dalam genggamannya. Ku biarkan dia mengisi cangkir hatiku dengan kasih sayangnya. Aku percaya ini tak sekedar syahwat belaka, melainkan cinta.

Bersambung

1
Euis Resmawati
Luar biasa
tiara officiall
ini sekuelnya novel apa sih.kok nama2nya aku merasa asing.
tiara officiall
klu ngobrol diluar kamar donk,kan taunya Rere itu hanya art,bukan istri
tiara officiall
Arsya menurutku tll baik jadi majikan.untumg aj art nya istrinya sendiri,klu enggak,gak baik itu akibatnya.masak beli baju art nya disuruh cobain,kan itu utk baju istrinya
tiara officiall
mampir kak anne
Ari Prastiwi
kebangetan sih Bu Prilly kalau masih menolak kehadiran menantu satu-satunya.
N I A 🌺🌻🌹
oke mbak anne sukses terus karya2 nya
Sugiharti Rusli
baik lha nanti ditengok kalo uda tamat yang ini,,,
Salim S
di tunggu bonchap nya thor...kirain up sore2 eeeh ternyata promo novel baru...ok semangat thor....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
sikap aneh istriku ngak lanjut tor
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜: Oalah padahal ceritaya bagus loh ...emak dah fans di sana saking senengnya otor bikin kisah ini....tapi semua kembali lagi pada otor emak mah cuma terimakasih dikasih lahan buat cuap cuap ...grtisss lagi ...sehat n sukses selalu ka anne
Anne: banyak reader yg ta blokir di sana karena komentar julid banget. jd ta stop mohon maaf.
total 2 replies
Asri
lompatannya mantap kak. hihihihi
semoga end nya nanti sudah baikan semua 😊
Dia Amalia
hahhh akhirnya terlewati penasarannya update ☺️☺️
Ainisha_Shanti
semoga mertua seperti bu Prilly hanya ada dalam novel. kalau ada dalam dunia nyata, kasihan yang jadi menantu nya
Sugiharti Rusli
sangat egois sih si bu Prilly itu,,,
N I A 🌺🌻🌹
tapi si prily kasi karma dulu lah thor sblm end🤭🤭😂😂😂😂
tiara
ngga kerasa ya udah mau end aja, lanjuut thor semangat upnya
Salim S
udah 3 tahun aja...and bentar lagi end...udah lamaaaaa kali up nya eeeeeh malah bilang bentar lagi end ya....hadeeeeh othor nungguin tiap hari bolak balik ga ada notif tp its ok yg penting afi sama arsya happy ending ga sabar nunggu reaksi s prilly kalau ternyata selama ini arsya hidup bahagia sama istri dan anaknya....lanjuuuut,apakah akan ada bonchap nya.....sekali2 double or triple up dong sebagai hadiah buat readers mu thor....
Lukman Hakim
thorrr....kemana...ditungguin ini lanjuttt
Lyzara
ish ish segituya bu prilly.. kira2 gimana nanti cara tobatnya ya? di apain sama othornya ini nanti /Frown/
Anne: thankyou
total 1 replies
Puspita
trimakasih sudah up lagi 🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!