valerie agtha colla yang harus mengulang hidupnya karena sebuah kesalahan dimasa lalu. penyesalan yang ia kira hanya untuk sementara nyatanya membuatnya terpuruk, hingga tuhan memberinya kesempatan untuk merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyila_senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 27
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"yuk masuk!, malam makin larut udara luar semakin dingin" ajak axel kemudian lelaki itu meraih tangan valerie lalu menuntunnya masuk kedalam kamar.
"mau langsung tidur?" tanya axel membuat wanita itu menghentikan langkahnya.
"jika bukan langsung tidur lalu apa yang akan kita lakukan?" bukannya menjawab malah valerie bertanya kembali pada axel.
"yah, banyak sih!. Macam olahraga malam juga bisa tuh kita coba" jawab axel sembari terkekeh ringan melihat expresi valerie yang terlihat bingung.
"dijam seperti ini mau olah raga?" tanya valerie yang tengah melirik jam dinding yang sedang menempel cantik ditembok.
"yah, olahraga malamkan gak ada batas waktu baby" jawab axel semakin usil.
"orang gila mana yang akan berolahraga ditengah malam seperti ini" valerie menggelengkan kepalanya kemudian gadis itu, menyibakkan selimut disisi kiri ranjang lalu naik duduk dengan tenang tanpa menghiraukan axel.
"apa salahnya mencobanya kitakan pengantin baru baby" jawab axel lagi sambil menaik turunkan keningnya.
"astaga!!!" pekik valerie melemparkan bantal kearah axel saat ia menyadari kemana arah pembicaraan axel saat ini.
"lah, kan emang sayang!" axel menangkap bantal yang dilemparkan oleh valerie sambil tertawa.
"astaga aku tak menyangka ternyata selain cerewet kamu cukup mesum juga rupanya" ejek valerie yang disambut gelak tawa oleh axel.
"ok. Kamu cantik jika tersenyum, gih tidur duluan aku ada berkas yang akan aku periksa terlebih dahulu" ucap axel mengelus kepala valerie dengan sayang.
Valerie mengangguk hatinya cukup baper sampai keuluh hati. Perlakuan axel sungguh sangat manis gadis itu tak pernah menyangka jika axel yang cover luarnya sangat dingin, datar, dan cuek. Akan semenyenangkan itu, pria itu pandai menempatkan posisinya. Suami idaman, tampan, baik dan yang terpenting dia milikku, batin valerie.
"ada apa? Ingin melakukan olahraga malam denganku?" tanya axel menoel pipi valerie karena gadis itu terlihat sedang bengong sambil menatap axel.
"ih, dasar mesum" sentak valerie menepuk lengan axel. Wanita itu langsung membaringkan badannya dan menutupinya dengan selimut tanpa menghiraukan axel yang terus saja cekikikan.
"apa gak gerah?" tanya axel menunduk namun, valerie tidak menjawabnya. Axel mengelus kepala valerie lalu mengecup pelipis valerie lalu ia melangkah menuju sofa. Tak lupa ia mengambil terlebih dahulu laptopnya dan mengerjakan berkas berkas yang sudah dikirim sebelumya melalui emailnya.
2 jam berlalu axel masih sibuk dengan laptopnya. Asisten ayahnya itu tidak pernah libur mengiriminya pekerjaan. Axel merenggangkan otot ototnya dan menoleh kearah ranjang. Melihat gadisnya yang sudah terlelap dialam mimpinya senyumnya kembali mengembang. Otak yang tadinya terasa full akan pekerjaan kini hilang entah kemana hanya melihat wajah damai dari gadisnya.
Melihat wajah teduh valerie yang sedang terlelap membuatnya mengingat akan kejadian tadi saat dimeja makan. Mengapa omanya sangat tidak menyukai valerie. Apa yang salah dengan gadis itu, omanya kerap kali membanding bandingkan antara valerie dan nadia yang bukan siapa siapa mereka. Axel menghela nafas lelah memikirkan bagaimana cara agar valerie dan omanya bisa akur tanpa adanya sindiran sindiran yang tak bermutu. Valerie tidak memberontak namun sangat terlihat jelas jika dimatanya ada goresan luka disana. Axel tidak bisa untuk mengabaikan hal itu ia sudah jatuh sejatuh jatuhnya didalam pesona valerie. Katakanlah dia bucin terhadap gadis itu namun, itulah kenyataannya.
Memikirkan hal itu ia jadi teringat akan obrolan dengan daddynya diruang kerja tadi. Ayahnya menyarankan agar axel membawa valerie tinggal terpisah dari omanya. Kasihan dengan gadis itu umurnya yang masih muda rentan dengan gangguan mental. Ia tak mau menempatkan menantunya diposisi yang sulit. Ia tak bisa menentang ibunya namun, ia juga tak bisa mengabaikan menantunya. Ia takut jika tetap memaksa valerie tinggal dilingkungan yang kurang tepat dapat mempengaruhi mental valerie. Apa lagi akhir akhir ini seakan takdir sedang menguji gadis itu ia tak mau menambah beban fikiran untuk valerie.
Daddynya juga tak pernah menyangka jika oma darma akan mempermasalahkan kehadiran valerie.
axel memijit pelan pelipisnya yang terasa berdenyut. Ia ingin segera membawa valerie pergi dari rumah itu namun, yang masih menjadi pertimbangannya adalah mommy maria.
Memikirkan hal itu membuat tenggorokannya kering. Ia melirik kearah nakas biasa valerie menaruh air putih disana namun, ternyata gelasnya sudah kosong. dengan langkah malas ia berjalan mendekati lemari pendingin dan ternyata sama isinya kosong melompong. Mungkin valerie lupa mengisi kulkasnya karena biasanya wanita itu selalu menyetok minuman, buah, dan snack dikulkas dalam kamarnya.
dengan terpaksa ia harus turun kebawah untuk mengambil air minum disana. Dan nanti besok ia akan meminta tolong pada para pelayan untuk mengisi kulkasnya dikamar.
"axel!, mau kemana nak?" tanya mommy maria begitu pintu lift terbuka.
"eh, mommy. Aku mau minum, mommy ngapai tengah malam masih patroli?" tanya axel yang bingung melihat mommy sudah selarut itu masih berkeliaran diruang tengah.
"mommy gak bisa tidur" ucap mommy maria berjalan mendekati sofa dan duduk disana.
"oh!" axel berjalan menuju dapur untuk mengambil minum disana.
"mom, ada yang ingin aku katakan" ucap axel duduk disamping bundanya setelah ia kembali dari dapur. Ia meletakkan sebotol air mineral diatas meja.
"oh, kebetulan mommy juga ada ingin mommy bicarakan denganmu. Nak" jawab mommy maria lagi.
"apa itu mom?" tanya axel.
"kamu aja yang lebih dulu nak" ucap mommy maria dengan senyuman manisnya yang selalu mampu membuat hati axel tenang.
"mom, bagaimana jika aku membawa valerie tinggal diapartemenku?" tanya axel dengan hati hati melihat mommy terdiam sambil menatapnya membuatnya merasa bersalah.
"syukurlah. Itu yang mommy fikirkan juga nak, dan yang ingin mommy bicarakan denganmu adalah tentang valerie sayang" ucap mommy maria sambil meraih tangan putranya.
"jadi mommy mengizinkan?" tanya axel penuh harap.
"mommy hanya ingin menantuku merasa nyaman" ucap mommy maria.
"apa aku membeli mansion atau villa?" tanya axel lagi menanyakan pendapat ibunya.
"kalau saran mommy sih tinggal saja dulu ditempat yang sempit" ucap mommy maria.
"maksudnya?" axel kurang faham dengan maksud mommynya.
"ya maksud mommy kan, hubunganmu dengan valerie masih tahap mengenal. Jika memiliki rumah kecil dan sempit akan tersa romantis gak banyak gerak dan selanjutnya pikirkan saja sendiri" ucap mommy maria mengedipkan sebelah matanya. Lama berpikir dan seketika mata axel berbinar kala pikiran mommynya berhasil konek diotaknya.
"aih lambat" ejek mommy maria ia berdiri dan meninggalkan putranya yang sedang senyum senyum sendiri tanpa permisi.
Axel kembali kekamar, ia tak melanjutkan pekerjaannya padahal tinggal sedikit lagi. Baginya lebih menggoda tidur sambil memeluk gadisnya seperti yang sering ia lakukan saat gadis itu tertidur dengan lelap.
tetap semangat,aku tunggu episode selanjutnya jangan lama up nya dan yang banyak 🤭
sbb ceritanya semakin menarik n keren abis.. ☺☺
smpai buat istri sendiri gila🤔