Kenangan Manis Aluna

Setelah pertandingan berakhir, banyak siswa yang berebut ingin berfoto dan mengucapkan selamat kepada Raka. Aluna juga ingin sekali mengucapkan selamat pada Raka tapi melihat itu dia kesulitan untuk melakukannya.

Namun dia tetap merasa senang karena melihat sang kakak yang begitu dicintai oleh semua orang dan dia bangga karena bisa menjadi adik dari orang yang begitu hebat seperti Raka.

Melihat tidak ada kesempatan untuk mengucapkan selamat kepada Raka, maka Aluna memutuskan untuk pergi dari sana tanpa tahu jika Raka melihatnya dari kejauhan.

"Selamat sayang,, akhir kamu menang" ucap Bella tapi tidak dihiraukan oleh Raka karena dia terlalu fokus melihat Aluna yang pergi dari sana. Raka terlihat sedikit kecewa karena Aluna pergi begitu saja tanpa menemuinya dan dia masih perlu penjelasan Aluna tentang foto yang dia dapatkan tadi.

Ketika kembali ke belakang panggung untuk membereskan barangnya, Raka tidak sengaja mendengar beberapa siswa membicarakan tentang Aluna dan Bima

"Apa lo udah tahu berita tentang Bima dan Aluna??"

"Aluna?? Maksudnya adiknya Raka?"

"Emmm iya adiknya Raka, dia katanya sedang berpacaran dengan Bima"

"Wahh aku juga mendengar nya, katanya Aluna selalu membawakan sarapan ke kelasnya setiap hari"

"Benarkah?? Aku kira itu cuma gosip aja"

"Banyak di kelas 12F yang sudah melihatnya dan tadi juga aku melihat Bima dan Aluna berpegangan tangan saat pertandingan"

"Ya ampun ternyata Aluna yang lugu dan polos itu bisa berpacaran dengan Bima yang suka membuat masalah"

"Walaupun sering membuat masalah tapi Bima juga salah satu cowok populer kan, ditambah dia adalah anak ketua yayasan jadi Aluna gak terlalu rugi"

"Tapi kenapa Raka membiarkan adiknya berpacaran dengan Bima ya?"

"Untuk apa heran, Raka kan juga cuma kakak tiri jadi dia tidak terlalu peduli dengan kehidupan Aluna"

Percakapan mereka tanpa sengaja di dengar oleh Raka yang membuat Raka semakin emosi karena dia baru tahu jika selama ini Aluna selalu membawakan sarapan kepada Bima. Itu membuatnya semakin marah karena Aluna berbohong untuk cowok seperti Bima.

Dengan perasaan yang marah dia meninggalkan gedung perlombaan dan mencari keberadaan Aluna.

Aluna yang tidak tahu jika saat ini Raka sudah mengetahui tentang dia dan Bima malah asik menggambar di atap sekolah. Kali ini dia menggambar Raka yang sedang memegang penghargaan dengan dirinya yang memandang Raka dari bawah. Aluna tersenyum setiap kali melihat momen Raka saat menang, dia menjadikan hak itu sebagai salah satu kenangan manis yang diabadikan dalam buku sketsa khususnya.

Raka mencari ke kelas tapi hanya menemukan tasnya saja, jadi dia mencari ke berbagai ruangan di kelas tapi tetap tidak dia temukan. Ketika dia berada di lapangan dan melihat ke atas, barulah saat itu dia melihat Aluna berada di atap gedung. Dengan cepat dan perasaan yang bercampur aduk, Raka pergi menghampiri Aluna.

Ketika Raka tiba di atap sekolah dan melihat Aluna ada disana, secara kasar Raka menarik Aluna lalu menggenggam erat lengannya. Aluna hanya kaget karena secara tiba-tiba ditarik paksa dan orang yang melakukannya adalah Raka.

"Kakak!!!,, aewww sakit kak" ucap Aluna yang merasakan kesakitan karena Raka menggenggam terlalu erat.

"Apa yang lo lakuin sama Bima???"

"Hah?? Maksud kakak apa?? Tolong lepaskan aku dulu kak!!" ucap Aluna tapi Raka tidak mendengar dan justru semakin marah dengan tatapan yang sangat menakutkan.

"Jawab Gue!!! Ada hubungan apa lo sama Bima??" teriak Raka dihadapan Aluna dengan emosi yang begitu besar

"Aluna tidak mengerti tentang apa yang kakak katakan. Tolong lepasin lengan Aluna kak, ini sakit"

"Jangan berbohong lagi!! Lo pacaran kan sama Bima??"

Mendengar hal itu membuat Aluna semakin kaget karena bisa-bisanya sang kakak datang dengan marah-marah lalu mengatakan jika Aluna berpacaran dengan Bima yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

"Gak kak,, Aluna tidak berpacaran dengan Bima!! Dari mana kakak mendapatkan gosip seperti itu?"

Raka melepaskan genggamannya dan mengambil handphone lalu menunjukan foto Aluna dan Bima yang sedang berpelukan. Aluna yang melihatnya sangat kaget karena ternyata ada orang yang memfoto dirinya ketika berpelukan dengan Bima kemarin.

"Dari mana kakak mendapatkan foto itu??"

"Jadi ini benar? Lo berpelukan dengan Bima kemarin saat gue nunggu lo lama di mobil, tapi lo malah asik pancaran"

"Gak kak, itu semua bohong!! Kakak sudah salah paham dengan foto itu, semua yang terjadi tidak seperti yang kakak pikirkan"

"Apa lagi yang salah, udah jelas-jelas lo berbohong selama ini dengan memberikan sarapan setiap hari kepada Bima dan menghantarkannya ke kelas. Lo bilang itu gak bener?"

"Maaf kak, Aluna memang membohongi kakak tentang sarapan itu. Tapi tentang gosip Aluna berpacaran dengan Bima, semua itu adalah kebohongan karena aku tidak pernah melakukannya"

"Gue udah peringatkan lo untuk gak membuat masalah selama disekolah, tapi lo malah berhubungan dengan cowok pembuat masalah seperti Bima yang membuat citra gue rusak!!!"

"Sudah Aluna bilang jika Aluna tidak pernah menjalin hubungan apapun dengan Bima dan Aluna juga tidak mau membuat kakak malu hiks, hiks"

"Oke kalo lo gak punya hubungan apapun dengan Bima, maka mulai besok jangan pernah berani membawakan sarapan lagi untuk Bima!!. Jika lo gak melakukannya maka jangan salahkan gue ngadu ke papa sama mama" ucap Raka yang membuat Aluna panik

"Maaf kak, tapi Aluna gak bisa melakukannya. Aluna akan tetap membawakan sarapan untuk Bima, lagi pula kenapa kakak tiba-tiba seperti ini? Bukankah dulu kakak selalu tidak peduli dengan hal yang terjadi pada Aluna?"

Raka sangat marah dan kesal dengan dirinya yang tidak jelas karena dia memang tidak peduli dengan Aluna selama ini tapi saat ini telah berubah karena dia tidak suka melihat cowok lain mendekati Aluna. Dia juga tidak paham dengan dirinya sendiri tapi dia hanya ingin Aluna ada pada pandangnya dan bukan orang lain. Terutama orang seperti Bima yang suka membuat ona.

"Jawab kak, kenapa kakak bersikap seperti ini? Bukankah dulu kakak yang mengatakan jika kakak tidak akan ikut campur dengan masalah yang aku hadapi? Kenapa sekarang kakak malah menyalahkan ku saat tidak melibatkan kakak dalam semua ini?"

"Cukup Aluna!!!, jangan pancing emosi gue lagi! Gue udah bilang, lo gak boleh deket lagi sama Bima tanpa ijin dari gue"

"Kakak berubah!! Kakak menjadi orang yang begitu mengerikan! Jika dulu kakak selalu memberikan tatapan dingin dan cuek kepadaku maka seharusnya kakak tetap melakukannya!! Dengan kakak seperti ini, kakak telah menciptakan harapan kecil yang tubuh dan membuat Aluna bermimpi jika kakak sudah menerima Aluna sebagai adik hiks, hiks" ucap Aluna sambil menangis dan pergi meninggalkan Raka yang diam setelah mendengar ucapan itu.

Bersambung...