NovelToon NovelToon
Ronan-17:The Battle Cyborg

Ronan-17:The Battle Cyborg

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Reinkarnasi / Robot AI
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dovey

Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27: Theia

Usai terjatuh ke kedalaman lereng yang cukup dalam, Reina kemudian kembali terbangun ke kesadarannya. Disana ia sudah dihampiri banyak monster berbentuk lipan besar yang siap memakannya.

Saat itu juga Reina bersiaga membuat senjatanya. Namun, entah kenapa ia tak bisa membuat senjata sesuai yang ia mau. “Ini gawat” ucapnya sambil melihat situasi sekitar.

Terdesak, ia pun mengeluarkan pistol plasma cadangan yang ada di pinggangnya. Dengan cepat ia menembakkan pistol itu ke arah monster lipan tersebut. Meskipun daya serangnya tak sekuat senjata lain, namun itu cukup memberikan Reina waktu dan pergi menghindar dari serangan mereka.

Ia pun berhasil bersembunyi di sebuah bangunan seperti kuil yang ada disana. Merasa sudah aman, Reina kemudian berencana keluar dari area tersebut. Namun ia kemudian dihentikan dengan sebuah meja yang menyandung kakinya.

“Argh… apa itu tadi?” Ucapnya sambil memegangi lututnya. Ia pun kemudian mengarahkan senter miliknya ke hadapannya dan ia menemukan sebuah meja dengan banyak tumpukan file.

Entah kenapa ia penasaran sekali dengan file tersebut. Ia pun kemudian membuka arsip file tersebut satu persatu. Di halaman pertama, ia diperihatkan sebuah iklan “New City: The Metro City” yang memperlihatkan kota Metro di awal pembangunannya.

Ia juga melihat banyak foto-foto dokumen sejarah manusia bersatu dari kehancuran dunia usai perang nuklir di masa lampau. Ia terus berfikir kenapa file manusia bisa ada disini.

Ia juga kemudian meletakkan file itu dan kembali menjelajah isi kuil tersebut. Kuil itu terasa begitu sempit dan hanya memiliki satu ruangan.

Di ruangan itu Reina mencoba mencari apa saja yang ada disana, dan ia pun dikagetkan sebuah patung berbentuk serigala yang tiba-tiba berbicara.

“Siapa kau??” Tanya patung itu. Reina kemudian menodongkan pistolnya ke arah patung itu. Patung berukuran kecil itu kemudian tertawa melihat aksi tanggap Reina.

“Haha. Lucu sekali manusia ini. Biar kuberitahu kau: ini bukan tempatmu” ucap patung itu. “Segera keluar dari tempat ini. Kau tidak tahu kan kalau disini adalah tempat semua monster di bumi berkumpul?” Lanjutnya.

“Siapa kau? Kenapa aku berbicara dengan sebuah patung?” Tanya Reina dengan masih menodongkan pistolnya. “Biar kujawab… peramal? Ilmuwan? Mahluk luar bumi? Aku tak peduli. Tapi sebut aku Theia mulai dari sekarang” ucap sang patung.

“Aku mulai gila rupanya. Aku tidak bisa membuat senjata, tidak mampu keluar dari tempat ini, dan sekarang aku mengobrol dengan sebuah patung” ucap Reina.

Mendengar itu, Theia kemudian tertawa. “Hahaha. Dasar benar-benar bodoh! Kau tidak bisa membuat senjatamu karena otakmu terhalang oleh keraguan” ucapnya. Mendengar itu tentu Reina terkejut bukan main, karena bagaimana dia tahu kalau Reina ini bisa membuat senjata, let alone masalah yang ia hadapai serta solusinya.

Reina kemudian mengambil patung itu dan coba membantingnya. “AAA!! Tidak, tidak. Lepaskan aku!!”ucapnya. “Jawab aku. Siapa kau dan tau darimana masalahku?” Ancam Reina yang sudah mulai sangt kesal.

“Oke, oke aku mengerti. Tapi turunkan aku dulu” ucapnya. “Jadi begini, Reina. Kau tidak akan mampu menciptakan apapun jika pikiranmu mengalami keraguan.” Ucap sang patung.

“Darimana kau tahu namaku?” Ucap Reina semakin kesal dengan patung itu. “Sudah kubilang aku ini peramal dan lain-lainya. Jika kau tak percaya, aku juga tau kalau kau akan bertanya padaku sesudah ini” ucapnya.

“Apa?” Tanya Reina. Ia pun tersadar kalau ia baru saja terjebak oleh perkataan Theia. Dengan sigap Reina kemudian bersiap melempar dirinya. “TIDAK! AKU BERCANDA! Turunkan aku sekarang” ucap Theia sambil memohon.

“Baiklah. Karena kau juga tidak terlalu tertarik dengan semua obrolanku, maka aku akan membantumu membuat senjata dan keluar dari sini.” Ucap Theia. Reina pun mencoba untuk mendengarkan dirinya.

“Cobalah untuk melupakan sejenak apa yang jadi keraguanmu. Karena sistem tubuhmu dibuat untuk berpusat ke jaringan otakmu, kamu tidak akan bisa membuat apa-apa” ucap Theia.

Reina kemudian menunduk mendengar hal itu. Ia sejujurnya masih tidak terima dengan takdirnya dan fakta yang Satoshi, pamannya, katakan padanya. Ia juga masih tak bisa menerima fakta kalau Reo ternyata penghianat WDT selama ini.

“Bagaimana aku bisa melindungi dunia ini, sementara kehadiranku saja dari awal kebetulan yang dipaksakan?” Tanya Reina melihat lengannya.

Theia kemudian melanjutkan ucapannya. “Dunia ini pernah dihuni oleh banyak manusia rakus yang tidak peduli satu sama lain. Saat perang nuklir terjadi, semua orang kehilangan apa yang mereka cintai dan tentu saja menyesali adanya perang tersebut” ucapnya.

“Kenapa mereka bersatu? Karena mereka tahu itu jalan yang terbaik untuk kelangsungan sisa-sisa manusia. Hal ini juga sama dengan nasibmu.

Kamu tidak punya pilihan lain dan terkesan dipaksa masuk ke dalam takdir, namun kamu juga orang yang dipilih takdir memerankan peran ini” ucapnya mencoba meyakinkan Reina.

Mendengar itu Reina kemudian tertunduk malu. Ia tak seharusnya menyalahkan keadaan karena dia juga masih diberikan kesempatan untuk mengubah takdirnya jadi lebih baik. Ia pun dengan sekuat tenaga mencoba melupakan pikiran pesimis yang ia miliki selama ini dan mencoba fokus kembali untuk keluar dari tempat tersebut.

“Kau benar. Aku memang tertekan dengan situasi ini. Tapi aku juga harus segara bertindak” ucapnya. “Bagus. Sekarang, coba buatkan sebuah senjata” ucap Theia.

Reina kemudian mengiyakan perintah itu dan voila, pedang berhasil ia ciptakan. Seketika senyum kembali terpancar dari raut wajahnya. “Aku berhasil!!” Ucapnya kegirangan.

“Bagus. Sekarang, ayo kita keluar dari tempat ini.” Ucap Theia. “Kenapa kau harus ikut?” Tanya Reina. “Tidak usah banyak tanya. Ayo keluar dari sini karena temanmu yang lain sudah menunggu” ucap Theia.

Mendengar itu, awalnya Reina tak ingin membawa si patung banyak bicara itu. Namun karena dia jugalah yang memberikan Reina pencerahan, ia pun akhirnya membawa patung itu. Ia menggantungkan patung kecil itu di pinggangnya.

Baru saja keuar dari kuil, Reina dihadang oleh banyak monster lipan dan beragam monster bawah tanah lainnya. Ia kemudian melakukan kuda-kuda untuk menciptkan senjata sambil tersenyum di wajahnya.

“Ini masalah kecil buatmu. Sekarang, habisi mereka” ucap Theia. Reina pun mengangguk dan menciptakan pedang berukuran raksasa. Ini adalah kali pertamanya ia mencipatkan pedang itu.

Dengan mudah ia menebas banyak monster dalam gerakan serangan yang dapat dihitung jari. Tebasannya benar-benar mematikan, gerakannya pun benar-benar fluid. Ini membuktikan kalau pikirannya sudah normal kembali.

Serangan demi serangan ia lancarkan, hingga akhirnya tak ada satupun monster yang tersisa. Sebelum ia menciptakan roket, Theia menyampaikan sesuatu.

“Tahan dulu. Ada yang ingin kusampaikan” ucapnya. Seketika Reina yang ingin membuat roket di kakinya terhenti. “Ada apa?” tanya Reina.

“Persiapkan dirimu. Sekali kau keluar, ada pertarungan hebat yang harus kau hadapi” ucapnya mewanti-wanti. Reina pun mengangguk dengan larangan itu.

Ia pun kemudian menciptakan roket untuk keluar dan segera keluar dari tempat itu. Namun saat dia keluar, betapa terkejutnya dia kalau diluar sana hampir semua dataran lereng hancur akibat serangan monster lebah sebelumnya.

Reina pun kemudian mencari cara untuk menyelematkan teman-temannya yang masih terjebak. Di lain tempat, Satoshi dan Jules meneruskan perjalanan mereka hingga ke titik portal akses tambang Black Magnesia berada.

“Ini yang dibutuhkan oleh kelompok jubah hitam itu?” Tanya Jules sambil terus memperhatikan ke bagian dalam tambang. Satoshi hanya mengangguk.

Keduanya pun dikejutkan dengan kehadiran Portigas yang secara tiba-tiba ada di sana. “Masih mencariku, si tuan penyelamat bumi?” Ucapnya. Terkejut, keduanya pun memposisikan diri untuk bertarung.

“Tak kusangka kau akan sejauh ini” ucap Satoshi. “Semua orang punya ambisi tersembunyi. Dan ambisiku, melenyapkan kalian semua” ucap Portigas sambil tertawa jahat.

Disinilah titik perang tim WDT dengan serangkaian mahluk di lereng Bueron dan keompok jubah hitam akan dimulai.

1
Mikey
Cemilan dan kopi sudah siap nih..
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/
anggita
👌oke Thor. semoga novelnya sukses. terus berkarya tulis👏.
Shahriar Ilham: Terimakasih doanya! 😁🎉
total 1 replies
anggita
Reina.. nomor 17
anggita
like👍+☝iklan.
anggita
the Conqueror..
anggita
Reina Sasaki.. the cyborg 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!