NovelToon NovelToon
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Kisah cinta anak SMA terhadap seorang dokter tampan yang baru saja dikenalnya di sebuah pesta ulang tahun temannya. Sonia demikian mabuk kepayang dan jatuh cinta pada dokter Monark, tanpa dia menyadari bahwa dia menjadi target sang dokter. Segala nasehat kakaknya tentang pribadi sang dokter, sama sekali tidak didengarkan. Tapi situasi bisa saja berubah. Bagaimana kelanjutan cinta Sonia dengan dokter Monark?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 : KETIKA TAKDIR BERKATA LAIN

Dua tahun kemudian

Di sebuah apartemen, tidak jauh dari Mount Elizabeth Hospital, dr Monark sedang memeriksa beberapa laporan dan catatan pasien yang dibawanya pulang. Dia duduk santai di balkon apartemennya yang terletak di lantai tujuh, ditemani secangkir americano dan pemandangan senja yang indah. Loh....? Kenapa tiba tiba Monark berada di Singapore?

    Ya, dua tahun yang lalu, beberapa hari setelah pulang dari perjalanan show nya ke Brunei, Monark masih mencoba meraih tonjolan akar menggelantung yang bisa menolongnya agar tidak jatuh ke jurang.

    "Aku mau mengajakmu makan siang." Suatu pagi menjelang siang Monark muncul di rumah sakit tempat Kirana bertugas sebagai asisten dokter. Kirana menoleh sejenak. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya.

    "Aku sibuk, banyak pasien yang harus kutangani," sahut Kirana sambil tangan dan matanya tidak lepas menatap data pasien dihadapannya.

    "Aku tunggu sampai waktu istirahatmu ya?" Monark keras kepala. Kirana mengangkat kepalanya, lalu tangannya sibuk kembali menuliskan sesuatu pada catatan dihadapannya. "Aku tunggu di kantin rumah sakit!" Monark beranjak dari hadapan Kirana, menghilang entah kemana. Kirana tidak perduli! Karena saat itu memang sedang banyak pasien yang perlu ditangani.

    Jam istirahat tiba. Masih ada dua pasien yang sedang ditangani oleh Kirana. Kirana melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangannya. Biar kutangani pasien dulu. Mereka lebih penting! Monark bisa menunggu! pikirnya. Gadis calon dokter itupun melanjutkan tugasnya. Hampir satu jam baru semuanya selesai. Perutnya sudah mulai berbunyi. Para cacing peliharaannya sudah berteriak.

    Diapun meminta izin kepada seniornya. "Dok, saya ke kantin sebentar ya? Gantian sama Nini."

    Dokter Galuh, dokter senior yang membimbingnya selama ini dan merupakan dokter tetap di rumah sakit, mengangguk. "Ya, Na! Kau juga harus perhatikan kesehatan. Sebentar lagi ujian kompetensi kan?"

    "Terima kasih, dok! Ni, gantikan aku kalau ada pasien ya? Lapar nih!" kata Kirana sambil menoleh kepada teman satu fakultasnya itu.

    "Ok Na! Nasi campur khas jakartanya enak lho! Kau pasti ketagihan," seru Nini. Kirana melenggang keluar sambil melambaikaan tangan, menuju kantin yang terletak di bagian belakang rumah sakit.

    Di kantin, Kirana celingukan. Tidak dilihatnya Monark. Padahal kantin tidak terlalu ramai karena memang sudah lewat jam makan siang. Dia segera memesan nasi campur jakarta dan segelas lemon tea sebagai menu makan siangnya. Ah, biarkan saja. Sudah tahu banyak pasien masih keras kepala. Apa sih yang mau diomongkan, gadis itu berkata dalam hati tentang Monark.

    "Enak? Bagaimana kalau nanti malam kita makan malam bersama?" sebuah suara menyapa dari depannya. Monark tampak menyeret kursi dihadapannya.

    "Glek.... uh!" Kirana hampir tersedak dan segera meraih lemon tea dan meminumnya.

    "Ada apa? Kau mau ngomong apa? Kuharap kau tidak menyakiti Sonia lagi. Kan kau sudah berjanji?" gadis itu melanjutkan ucapannya. Tidak tampak kemarahan pada air mukanya walaupun dia hampir tersedak tadi. Monark berpikir, sebenarnya terbuat dari apa hati gadis dihadapannya ini? Ah, hati yang selembut itu sudah aku sakiti. Aku sudah menuduhnya tanpa bukti. Sementara dia yang memiliki bukti tidak berusaha menyalahkanku dan bahkan tidak berusaha membela diri.

    "Aku minta maaf!" kata Monark

    "Kau sudah minta maaf berkali kali. Aku sudah memaafkanmu," sahut gadis itu

    "Aku menyesal telah melakukan perbuatan memalukan itu karena terperangkap oleh Albert. Sumpah, aku tidak akan melakukan lagi. Aku menyesal telah menuduhmu dengan tuduhan yang tidak berdasar. Aku telah memecat Albert. Setelah kontrak menyanyiku habis, aku juga akan berhenti menyanyi di kelab malam. Aku ingin kau mau kembali padaku. Kita akan menikah dan aku hanya akan bernyanyi di rumah. Untukmu!" Monark tampak tegang. Ia berharap dapat menyelamatkan hubungannya dengan Kirana.

    Kirana menatap lelaki dihadapannya. Tiga tahun lalu lelaki ini adalah harapannya. Tampan, pintar, dan sudah menyandang gelar dokter. Karena itu dia selalu menjaga kesetiaannya. Sampai foto sialan itu membuyarkan harapannya. Lelaki yang disangkanya setia, tenyata tidak setia, walaupun dibungkus dengan kalimat 'terperangkap'

    "Bukankah aku sudah menjawabnya di rumah Mang Kasim?" Kirana menatap tajam lelaki dihadapannya

    "Ke...kenapa? Kau tidak percaya pengakuanku?"

    "Bukan!"

    "Lalu kenapa? Kau tidak mencintaiku lagi? Atau kau sudah menemukan orang lain? Bara?"

    "Jangan suka mencari kambing hitam. Tidak kenapa kenapa. Aku hanya tidak ingin kembali kepadamu! Maaf, aku harus kembali membantu dokter Galuh menangani pasien. Minggu depan aku ujian kompetensi. Berdoalah untukku ya?" dia tersenyum manis pada Monark lalu meminum lemon tea nya, membayar ke kasir dan melenggang kembali ke rumah sakit.

    Wajah Monark pucat pasi. Habis sudah kesempatan terakhirnya. Akar pohon yang berusaha diraihnya ternyata tidak cukup kuat menahan beban kesalahannya.

    Tiga bulan kemudian, dokter Monark benar benar mengakhiri kontraknya sebagai penyanyi di kelab malam. Ia juga menerima tawaran sesama dokter yang kebetulan ditemui di Brunei, untuk menjadi dokter di Mount Elizabeth Hospital. Setahun sejak pertemuan terakhirnya dengan Kirana, dokter Monark terbang ke Singapore.

***  ***  ***

Suatu senja, di pelabuhan Kaimana, seorang gadis cantik sedang menyusuri jalan sambil memandang kesibukan nelayan dan para pekerja pelabuhan yang tidak terlalu ramai. Maklum, Kaimana Kota adalah sebuah kota kecil yang termasuk dalam kabupaten Kaimana di propinsi Papua Barat

    "Bu dokter...... bu dokter!" seorang anak lelaki tanggung berlalri lari menghampiri gadis itu.

    Ya! Gadis itu adalah dokter Kirana. Setelah lulus dari ujian kompetensi dokternya, ia masih harus menjalani internship di rumah sakit sebagai dokter penuh, bukan asisten dokter. Kirana memilih berdinas di rumah sakit daerah Kaimana karena kalau memilih di Jawa, maka internshipnya pasti lebih lama. Papa dan mama awalnya juga keberatan. Apalagi Sonia. Tapi gadis itu memberikan alasan yang masuk akal sehingga akhirnya mereka merelakannya. Hanya Sonia yang tahu bahwa usahanya menyambung kembali tali kasih antara kakaknya dengan Monark tidak berhasil. Ia memberanikan diri untuk bertanya kepada sang kakak. Tapi yang ditanya cuma tersenyum sambil berkata, "Kami berteman baik kok. Kau fokus dulu pada pelajaran sekolahmu."

    "Ada apa, Antonius?" tanya Kirana pada pemuda tanggung berambut keriting itu.

    "Tadi bapa Mark cari bu dokter. Apakah belum bertemu?"

    "Belum. Kami berlum bertemu seharian ini. Ada masalah apa di rumah sakit? Adakah sesuatu yang perlu?"

    "Saya rasa tidak, ibu dokter. Tadi ketika mau pulang, bapa dokter Mark tanya kepada saya apakah saya melihat ibu. Mungkin karena tadi telepon ibu tapi tidak bisa. Disini memang susah sinyal, bu dokter!"

    "Ya Tuhan, saya lupa membawa handphone saya. Kebetulan  hari ini adalah hari libur saya. Sejak siang tadi saya berjalan jalan di pantai ini. Memang indah!" Kirana baru menyadari  bahwa sejak tadi dia tidak membawa telepon genggamnya. Tentu saja dia tidak akan tahu bila ada telepon masuk. Ia terbuai keindahan pelabuhan Kaimana. Tidak terlalu ramai seperti Jakarta. Kota ini juga panas, tetapi tidak sepanas Jakarta. Penduduknya cukup ramah walaupun terkesan garang dengan kulit hitam dan rambut keriting. Kehidupan berjalan lambat, tidak terburu buru seperti Jakarta. Kecuali kalau ada yang mau melahirkan!

    "Kau pulanglah duluan, Nius! Sebentar lagi saya juga akan pulang. nanti saya telepon bapa Mark kalau sudah di rumah. Terima kasih sudah memberi tahu saya."

    "Baiklah bu dokter. Saya pamit pulang. Kapan kapan bapa dan ibu dokter silakan datang ke rumah saya, orang tua saya pasti akan gembira," kata Antonius dengan semangat. Ia ingin sekali mengenalkan ke dua dokter di rumah sakit tempatnya bekerja kepada ke dua orang tuanya. Di kota kecil seperti Kaimana ini, kehadiran dokter, apalagi dokter yang mau tinggal berlama lama, tentu dianggap sebagai anugerah dan harus dihormati.

    "Ya.... kapan kapan saya akan berkunjung ke rumahmu. Sampaikan salam saya kepada orang tuamu."

    "Ya bu dokter. Selamat sore!" Antonius berlari lari menuju motornya yang diparkir dipinggir jalan

    Kirana duduk lagi, melanjutkan observasi matanya melihat pelaburan Kaimana yang sudah mulai sepi. Satu demi satu nelayan meninggalkan perahunya, pulang ke rumah masing masing. Sudah hampir dua tahun ia tinggal di kota kecil ini. Mengabdi sebagai dokter internship di Rumah Sakit Daerah Kaimana bersama dokter Nila, dokter internship lainnya serta dokter Mark Lewis, Spesialis Anak yang merupakan dokter senior di rumah sakit tersebut.

    Hm..... Mark Lewis! Dokter asing berkebangsaan Inggris itu sudah tiba satu tahun lebih dulu dari Kirana dan Nila. Dia diperbantukan oleh pemerintah kerajaan Inggris untuk membantu pemerintah Indonesia di daerah terpencil seperti Kaimana ini. Kontraknya akan habis tahun depan, setelah tiga tahun dia bertugas. Tapi dia minta perpanjangan kontrak karena ingin membaktikan hidupnya untuk anak anak Papua. Dia trenyuh karena melihat cara dan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya. Iapun memutuskan meminta waktu lebih lama agar bisa membuat program untuk kemajuan kesehatan masyarakat setempat.

    Kedatangan dokter Kirana membuatnya lebih bersemangat. Saat itu dokter Nila belum ditempatkan disana. Kedekatan keduanya membuat mereka saling jatuh cinta. Kirana, yang merasa dikhianati oleh Monark, menemukan sosok yang berbeda pada diri dokter Mark. Lelaki itu satu tahun lebih tua dari Monark, namun kelihatan jauh lebih dewasa, pembawaannya tenang, tidak tergesa gesa, kalau berbicara masalah kesehatan selalu disertai dengan data dan fakta, bukan pendapat ngawur, apalagi dia memperlakukan Kirana dengan sangat hormat dan menghargainya sebagai wanita. Walaupun dia berkebangsaan Inggris, dia tidak membawa kebiasaan pergaulan bebas orang Eropa ke tempatnya bertugas. Perlahan tapi pasti, Kirana membuka kembali hatinya untuk seorang lelaki. Ia berencana memperkenalkan Mrak kepada kedua orang tuanya saat masa pengabdiannya berakhir sekaligus saat itu Mark akan meminangnya. Lalu Mark akan membawanya ke Inggris Raya sekaligus memperkenalkannya kepada kedua calon mertuanya sekaligus menikah disana. Mereka sudah berjanji akan kembali ke Indonesia dan mengabdikan diri sebagai dokter di daerah daerah terpencil. Kalau perlu kembali ke Rumah Sakit Daerah Kaimana.

***  ***  ***

Monark dan Kirana, keduanya pernah bertemu. Tapi pada akhirnya takdir tidak menyatukan mereka. Ketika takdir berkata lain, iapun menetapkan jalan mereka masing masing

                                                                          T A M A T

1
Siti Khalimah
beneran tamat ni???
julius: Baca karyaku yg terbaru ya kak? Ketika Secuil Cinta itu Tumbuh. Terima kasih 🙏🙏🙏
julius: iya kak hehehe. Tunggu cerita berikutnya ya? Tidak kalah menarik kok. Jangan berhenti dukung author ya? 🙏🙏🙏
total 2 replies
Siti Khalimah
eh tambahdeh penggemar sonia
julius: dukung terus ya kak 🙏
total 1 replies
Siti Khalimah
moga kirana balikan sama ? monark
julius: sabar ya kak? up date nya sedang dikerjakan 🙏
total 1 replies
Siti Khalimah
uhh sakit
Siti Khalimah
ok semangatttt
julius: terima kasih kak
total 1 replies
Siti Khalimah
waduh gawat!!!!dendam den#am
Siti Khalimah
lanjuuutttt
Siti Khalimah
kenapa langsung kecantolya sonia?
julius: Hehehe, mungkin karena cinta monyet ketemu karisma dokter ganteng kak. Mohon terus dukung author ya kak...
total 1 replies
Morna Simanungkalit
tetap semangat ya thor
julius: Terima kasih. Terus dukung ya kak....
total 1 replies
Sunshine🤎
Semangat trs untuk authornya. 1🌹 for you sering² interaksi dan tinggalkan jejak di karya author lain dan promosiin karyamu Thor /Ok/
julius: Terima kasih. Dukung kami terus ya kak 🙏🙏🙏
total 1 replies
°·`.Elliot.'·°
Gila seru!
julius: terima kasih. dukung terus ya kak 🙏
total 1 replies
Haruhi Fujioka
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
julius: Sabar ya kak, tiap saat pasti di update koq. Terima kasih dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!