Aku Bisa Tanpamu

"ampun kak, ampun aku capek"hanya itu yang bisa dira ucapan,dia merasa nyaman sekali dalam dekapan pria itu.bau parfum nya mengingat kan Dira pada seseorang.

"ihh dia malah nempel disitu,yang kamu peluk bukan Rama Ra"

"aku tau kak"tapi Dira tetap memeluk tubuh itu bahkan semakin erat, wajah nya terbenam di dada lelaki itu.

"sebentar saja"ucapan Dira itu membuat Sinta terdiam.

"jangan lama lama nanti ayah marah"pemuda itu memeluk dan mengusap kepala dira.

"diam"ucap Dira sambil memukul punggung pemuda itu dan mencubit pinggang nya.

"sakit nad"

"maaf ya"Dira melepaskan pelukannya dan merapikan baju pemuda itu.

"aku balik kekamar lagi"dira balik badan dan kembali kekamar nya terburu buru tanpa melihat wajah pemuda itu.

*cie malu"ledek Sinta tapi tidak dihiraukan lagi oleh Dira.

"hai nad?"sakti memegang daun pintu agar dira tidak sempat menutup pintu.sudah Sangat lama dia merindukan gadis didepannya saat ini, rasa sesal masih terasa didadanya sampai sekarang,pergi tanpa sepatah katapun.

"pergilah kak,maaf untuk yang tadi aku benar tidak sengaja."Dira malu memeluk sakti apa lagi dia sudah menikah dan hamil.

"aku akan pergi tapi ijinkan aku bicara sebentar."sakti masih ngotot dan tetap disana dengan tangan tetap memegang pintu.

"bilang apa"dira akhirnya membuka pintu dan membiarkan sakti masuk dan duduk didepan Dira dengan meremas jari tangan nya sendiri.

"dimana suami kamu"

"kami sudah berpisah"hanya itu yang keluar dari mulut Dira,dia juga tidak ingin kembali menggores luka yang hampir sembuh.

"ikut lah dengan ku ke Lombok, setelah kamu melahirkan kita menikah."sakti menggenggam tangan dira dan mencium nya.

"nad,kamu tau aku sudah menyiapkan rumah impian kita di sana, sederhana dengan halaman yang luas seperti impian kamu.tapi saat aku ingin menjemput kamu,aku dengar kamu sudah menikah, aku tidak jadi pulang.rumah itu masih kosong sampai sekarang menunggu tuan rumah nya datang."

"aku tidak bisa kak.aku mencintai suamiku."Dira tidak ingin sakti mengharap pada nya, apalagi dia hanya seorang tanpa status yang jelas.

"sekarang kamu memang mencintai dia nad.dengan bergulirnya waktu kamu pasti bisa melupakan dia"

"sakti big bos menelpon"rama datang terburu-buru.

"aku meeting virtual sebentar,nanti kita cerita lagi"sakti bangkit dengan senyum yang manis sambil mengusap kepala dira.

"kamu darimana?"pertanyaan pertama yang diajukan papi kepada anak keduanya,tapi yang ditanya masih tersenyum sambil merapikan berkas yang sempat berpindah tempat saat Nadira masuk kedalam dadanya.

"dari luar Pi cari angin"pernyataan yang tidak masuk akal tapi karena tidak ingin masalah terus bergulir papi hanya mengangguk saja.

Melanjutkan perkembangan proyek yang sedang sakti tangani,banyak kendala yang mereka hadapi, sebagain orang selalu memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan pribadinya.

"Pi sebaiknya sesekali Abang memantau juga kesini,aku capek jika harus bolak-balik terus,aku juga harus mengajar".

"sekarang dia belum bisa diandalkan, rumah tangga nya dengan istri nya tidak baik baik saja, setiap hari bertengkar papi pusing,kamu kapan pulang bawa calon menantu buat papi"

"doakan segera ya Pi"sakti menatap wajah papinya lekat.hampir satu jam mereka bercerita akhirnya papi menyudahi obrolan yang tidak akan ada habisnya itu.

melihat perubahan raut wajah dari sakti timbul banyak pertanyaan dari Rama tapi dia tetap berusaha tidak ikut campur,tapi semakin dia tahan, semakin banyak pertanyaan dibenaknya.

"kamu kenal dengan Dira"tanya Rama sambil mengunyah kue yang tadi dira antar buat mereka.

"menurut kamu bagaimana?"sakti malah kembali bertanya, sehingga semakin membuat Rama penasaran.

"aku gak tau bos, soalnya Dira selama ini sangat tertutup masalah pribadi."Rama tentu tidak mau dibilang kepo pada urusan orang lain takutnya sakti cerita pada Nayla kekasih hatinya.

"besok kita lanjutkan,aku ngantuk banget"sakti berbaring dengan pikiran masih kearah kamar Nadira tapi dia yakin dira tidak akan membuka pintu jika dia datang, karena sudah sangat larut.

Nadira gadis cerewet yang menarik perhatian sakti saat sekolah.awal perkenalan mereka saat mos disekolah mereka,sakti adalah kakak kelasnya.dira melawan saat sakti memerintahkan nya untuk menghitung seluruh jumlah siswa perempuan satu persatu.

Perdebatan terjadi, karena menolak perintah Dira kembali dapat hukuman dari kakak kelasnya sebagai asisten sakti selama masa mos berlangsung, mulai disana lah tumbuh benih kagum bertunas menjadi sayang tapi tidak berkembang menjadi bunga karena sakti harus pindah keluar pulau itulah penyebab mereka berpisah dan dipertemukan lagi dengan cara yang tidak pernah terbayangkan olehnya.

Dia tambah cantik saja,sakti bergumam dan tersenyum sendirian menatap ke plafon kamar rama.sedangkan yang empu kamar sudah sudah lelap dengan dengkuran halus.

Meraih ponsel dan melihat foto dira saat mereka masih berada disekolah yang sama.senyuman dibibirnya semakin menambah kecantikannya semakin terpancar.

Malam ini dira susah tidur, banyak pertanyaan di kepalanya,mulai dari Lim sampai kepada sakti, sejak kapan sakti disini,apa mereka kenal sudah lama,apa sakti yang Rama ceritakan waktu itu sahabat baiknya yang didekati oleh banyak gadis bahkan janda tapi tidak ada yang berhasil mendekati nya.

Tapi tadi dia bilang"ikut lah dengan ku,kita menikah setelah aku melahirkan"Dira menjadi dilema, status ku saja masih tergantung.kak apa kamu benar-benar sudah tidak menginginkan kehadiran ku.apa aku sama sekali tidak berarti bagimu,kak apa sedikit pun tidak ada rasa peduli mu buat aku lagi.bulir bening kembali menetes di pipinya.

Jika memang kamu bahagia aku ikhlas kak.pernikahan kita memang diawali dengan kebohongan dan berakhir setelah terciptanya kebohongan lain.aku bisa tanpamu kak,kami bisa bisa tanpamu,akan aku buktikan ucapanku, Nadira Ayunda bukan orang yang lemah.

Kita akan bangkit bersama nak, bantuin mama mewujudkan mimpi ya nak,kita akan membuka toko kue.lamunan dira berhasil membawa nya kedalam mimpi.

"cepat banget sih,aku kan baru tidur"Dira mengomel sendiri mendengar alarm yang berdering dari ponsel yang berada di dekat kepala nya.

Berangkat kerja terburu buru saat melewati kamar Rama, agar tidak bertemu lagi dengan sakti,dia ingat Rama pernah bercerita sahabat nya itu hanya memantau proyek saja ketempat ini, sebisa mungkin Dira akan terus menghindar.

Saat sarapan dikantin,pesan masuk ke ponsel Dira.

(sengaja banget pergi cepat)Dira mengerut kan kening,pesan itu dati nomor yang belum tersimpan didalam kontaknya.

(nanti cepat pulang ya nad) membaca pesan kedua Dira sudah tau itu pesan dari siapa.

Mencoba mengabaikan pesan itu.tapi saat istirahat makan siang pesan baru masuk lagi.

(nona dira makan yang banyak ya Miss you)

Apaan sih kak, usil kamu masih belum hilang juga sampai sekarang batin dira.senyum Dira hilang melihat Lina datang dengan kotak ditangan.

"ini buat kamu dari koh lim"."menyodorkan kotak itu kearah dira,yang masih menikmati makan siangnya.

"apa ini"hanya bertanya tapi dira tidak ada niat untuk menyentuh apa lagi membuka kotak didepannya.

"kalo penasaran ya dibuka gitu aja kok report."ucap Lina sambil ber se dekap tangan didadanya.

"aku tidak mau kak maaf, tolong kembalikan saja padanya aku tidak bisa."

"memangnya kenapa sih ra,dia hanya memberi kamu hadiah tidak lebih."Lina semakin membuat dira semakin kesal.

"jika kakak mau ambil saja aku tidak.*ucap Dira tegas,dia tidak perduli semahal apapun harga barang yang ada didalam kotak itu.