MAAFKAN AKU, ISTRIKU

Renata turun dari ojek online yang ia tumpangi saat melihat mobil Aldrian terparkir di ujung jalan. Setelah membayar tukang ojek itu, Renata bergegas mendekati mobil Aldrian.

Aldrian yang mengetahui kedatangan Renata langsung membuka pintu mobil menyambut kedatangan gadis itu. Tanpa banyak bicara, Aldrian langsung membukakan pintu mobil untuk Renata.

Mobil Aldrian melaju dengan kecepatan sedang. Pria itu melirik ke arah Renata yang terdiam dengan wajah muram.

"Kau terlihat tidak senang. Apa ada sesuatu yang terjadi sebelum kau pergi tadi?"

Seperti biasanya, Aldrian memang sangat peka kalau menyangkut Renata. Pria itu selalu tahu apa saja yang terjadi pada gadis itu.

Renata menghela napas panjang. Netranya menatap Aldrian yang sedang fokus mengemudi.

"Kau tidak mau cerita?" Aldrian melirik Renata dengan ekor matanya.

"Tidak penting untuk diceritakan. Rasanya aku sangat kesal setiap menceritakan orang itu." Wajah cantik Renata terlihat kesal.

"Siapa? Suamimu?"

Mendengar kata suami membuat Renata menarik napas panjang. Mencoba menetralkan perasaannya, saat rasa sakit mulai mengalir ke dinding hatinya.

"Tidak boleh ditahan. Kau harus mengeluarkan semua kekesalanmu, kalau tidak, kau akan terus merasa kesal dan marah."

Renata hanya terdiam mendengar ucapan Aldrian. Sementara Aldrian hanya bisa menghela napas saat melihat Renata hanya terdiam tanpa merespon ucapannya. Perempuan itu sepertinya memang butuh waktu untuk menceritakannya.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka sampai di depan sebuah kafe yang tampak tidak asing bagi Renata. Kafe di depannya itu adalah salah satu kafe yang sangat terkenal di kota itu.

Kafe milik sepasang suami istri yang cukup terkenal di media sosial. Pemilik kafe itu sering mengunggah kebersamaan keluarga mereka yang bahagia dan sangat harmonis.

"Apa kau yakin akan membawaku kerja di sini?" Wajah Renata berbinar menatap Aldrian dengan tatapan tak percaya.

"Ini adalah kafe baru milik sahabatku."

Aldrian menatap Renata yang begitu terkejut sekaligus terlihat sangat senang.

"Apa kau suka tempatnya?"

"Bukan hanya suka dengan tempatnya, tapi aku juga fans berat pemilik kafe ini," jelas Renata dengan kedua mata berbinar. Wajah muramnya berubah menjadi sumringah dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Kau mengenal mereka?" Aldrian menatap Renata penasaran.

"Siapa yang tidak kenal Kenzo Luiz? Pengusaha muda sukses yang bukan hanya sukses di dunia bisnis, tetapi juga sukses dengan keluarga kecilnya." Renata dengan antusias menjelaskan tentang idolanya itu.

"Dia sangat terkenal di media sosial karena sering mengunggah kebersamaannya dengan sang istri dan juga anaknya."

"Jadi kau mengenal dia di media sosial?" Aldrian menatap gadis di depannya itu dengan kaget.

Aldrian tadi berpikir kalau Renata benar-benar mengenal Kenzo, sahabat baiknya.

"Jangan bilang kalau kau mengira kalau aku mengenal Kenzo di luar sana?" Renata menatap Aldrian penuh selidik.

Sementara pria itu tersenyum sambil mengusap rambut Renata tanpa menanggapi pertanyaan gadis itu.

"Ayo kita masuk!"

Aldrian menggandeng tangan Renata masuk ke dalam kafe. Mereka berdua langsung pergi ke ruangan Kenzo.

Mereka berdua masuk ke dalam ruangan setelah terdengar suara orang yang menyuruh mereka masuk.

"Kau sudah datang?" Suara Kenzo menyambut mereka berdua.

Aldrian tersenyum sambil menjabat tangan Kenzo. Sementara Renata terpaku, menatap tak percaya pada sosok pria tampan di depannya.

"Apa kabar, Ken?"

"Seperti yang kau lihat. Aku sehat dan baik-baik saja tentunya." Wajah tampan Kenzo mengulas senyum, membuat Renata menutup mulutnya.

Gila! Ternyata wajah aslinya lebih tampan dari yang aku lihat di media sosial.

"Dia ...." Kenzo menunjuk ke arah Renata yang masih tak berkedip. menatapnya.

Aldrian menggelengkan kepala saat melihat Renata yang tak berhenti tersenyum menatap Kenzo.

"Dia fans beratmu di media sosial." Aldrian menepuk pundak Renata sambil menatap Kenzo yang tertawa kecil melihat tingkah Renata.

Bukan hal baru bagi Kenzo melihat gadis-gadis bahkan Emak-emak yang terpesona padanya.

"Ren, Renata."

Renata tersentak kaget. Gadis itu terlihat gugup saat menyadari kalau dua pria tampan di depannya itu sedang memperhatikannya sambil tersenyum.

Bisa-bisanya aku terpesona melihat dia.

"Ini, Renata. Perempuan yang aku ceritakan Kemarin sama kamu dan Alea."

Aldrian mengenalkan Renata pada Kenzo. Pria itu tersenyum kemudian menjabat tangan Renata.

"Kenzo."

"Re-Renata."

Aldrian tersenyum melihat kegugupan Renata.

"Sepertinya dia benar-benar fans beratmu. Lihatlah! Dia yang biasanya bar-bar langsung-" Renata mencubit pinggang Aldrian membuat pria itu mengasuh kesakitan sambil tertawa.

"Sayang, apa dia sudah datang?"

Bersambung ....

Baca kisah Kenzo Luiz dan Alea di novel aku yang judulnya Mati Rasa.