Tambatan Hati CEO Dingin

Anthony yang saat ini tengah menembus hujan lebat menuju penthouse nya, dengan cepat memacu mobilnya karena sudah tak sabar ingin menyelidiki ponsel milik penguntit yang telah pindah ke alam tetangga yang berada di tempat penyimpanan rahasianya. Tadi siang setelah membantu Nana bernegosiasi ulang dengan pihak hotel, Anthony bergegas menuju tempat pertemuan pembahasan kerjasama dengan clientnya. Kemudian melanjutkan penyelidikan dan menguntit targetnya yang sempat dia temukan di salah satu bar di kota itu. Anthony pun menguntit dan mengawasi targetnya selama empat jam dengan kemajuan yang tak berarti. Sejak bertemu dengan Nana tadi siang hatinya terasa sangat senang apalagi ketika dia berhasil mencuri cium pipi Nana yang selalu membuatnya gemas. Dengan tersenyum-senyum dia memasuki penthouse miliknya dan segera membasuh tubuhnya dengan cepat kemudian membaringkan tubuhnya di peraduannya sambil mengotak ngatik ponsel milik mantan penguntitnya.

Akhirnya tanpa menemukan kesulitan yang berarti Anthony menemukan apa yang dicarinya. Info mengenai identitas sang mantan penguntit, namun sayang Anthony tidak menemukan info tentang siapa yang telah menyuruh sang mantan penguntit itu untuk menguntitnya.

Rupanya informasi yang dikumpulkan oleh Bram tidak terlalu lengkap, hanya hal-hal umum. Nama asli sang penguntit adalah Bram Pangestu seorang preman kambuhan yang akan mengerjakan apapun demi uang yang akan dihabiskannya di meja judi.

Bram menerima perintah dari serentetan nomor tidak dapat dihubungi. Tapi Anthony tau jika yang menyuruh Bram adalah seorang perempuan. Untuk saat ini dia hanya ingin mengistirahatkan tubuh lelahnya dan tanpa sadar berharap bisa memimpikan Nana.

Sementara itu di tempat lain pada saat yang sama tampak dua manusia berbeda jenis sedang asik berbagi peluh dan tanpa malu mengeluarkan desah kenikmatan. " Aaaahhhh kamu memang jago membuatku bergairah Shinta ku sayang.. Sensasi dari empotan dan cengkraman milikmu sangat enak.. uuuhhh.. nah begitu.. aaahh .. enaaaakk.. genjot terus sayang.. uuuhh" ujar lelaki paruh baya yang bernama Joko, merem melek keenakan sambil tangan dan bibirnya sibuk memainkan gunung kembar milik Shinta yang tengah mengangkang diatasnya dan menggenjotnya dengan semangat.

" Uuuhh punyamu besar mas.. sangat enak dan amat berasa.. aahh.. aaah.. sangat beda.. uuh.. dengan punya Abraham suamiku.. uuuhhhhhhh.." desah Shinta sambil terus menggoyangkan pinggulnya dengan semangat untuk mengejar pelepasan yang ingin diraihnya.

Mereka berdua tanpa banyak bicara lagi saling berperang menyerang dengan ganas. Tubuh Shinta tak henti-hentinya dibolak balik seperti ayam bekakak yang sedang digoreng di wajan, mulai dari nungging, menyamping, sampai terlentang dengan kaki terbuka lebar agar dapat menghasilkan rasa dan warna yang sempurna.

Tak lama terdengar jerit kepuasan keluar dari mulut Shinta disertai tubuhnya yang bergetar, kemudian ambruk menimpa Joko. Sementara Joko yang belum mencapai kepuasannya dengan segera membalikkan posisi mereka dan kembali menggenjot tubuh Shinta untuk mencapai kenikmatan yang dia inginkan. Kemudian dia pun menggeram sembari terus memacu dengan cepat hingga akhirnya meraih kenikmatan.

Keduanya pun terlentang dengan napas ngos-ngosan, Shinta kemudian bangkit dan kembali mengajak berperang kepada Joko. Joko hanya bisa menuruti kemauan Shinta yang seakan tak pernah puas mereguk kenikmatan dunia bersamanya.

Entah sampai berapa putaran kedua manusia itu melakukannya. Bahkan sampai hari menjelang siang pun mereka masih saja melakukan hal itu tanpa lelah dan tanpa menyadari jika perbuatan mereka telah di rekam diam-diam oleh seseorang.

Mulan yang sedari siang berusaha menghubungi Joko tampak kesal karena Joko tak bisa dihubungi.

"Dih si om Joko kemana sih.. katanya kangen kok pas dihubungi engga aktif hape nya.. bikin kesel aja.. awas nanti kalo ketemu.. kalau saja bukan karena perkakasnya yang ukurannya jumbo dan staminanya yang tahan lama mana mau aku terus digenjot sama dia.. iiiiiihhh keseeeeelll.." runtuk Mulan sambil menghentak-hentakkan kakinya.

 "Ya sudah aku mau menghubungi Om Slamet lagi aja.. lumayan dapet uang jajan dari dia.. daripada nunggu om Joko yang entah lagi dimana" putusnya sambil menghubungi om Slamet. Tetapi rupanya om Slamet pun sedang sibuk hingga tak bisa menerima panggilan telephone dari Mulan. Kembali Mulan uring-uringan mendapati jika ladang uangnya tidak bisa dia hubungi.

 Tak kekurangan akal akhirnya dia mengambil kembali hapenya dan mencoba menghubungi beberapa orang teman kuliahnya mengajak mereka bertemu di sebuah pub. Untung nya teman kuliahnya menyanggupi ajakannya. Dan segeralah Mulan berangkat. Tiba di pub dengan girang Mulan menyapa beberapa teman laki-lakinya itu dan mulai memesan minuman untuk mereka.

Mulan yang tak bisa menahan gairahnya mengajak mereka semua untuk menginap di salah satu penginapan milik kenalannya. Setelah berhasil mendapatkan kamar Mulan beserta beberapa orang teman laki-lakinya segera saling melucuti semua yang melekat ditubuh mereka. Para lelaki itu merasa girang bukan main dapat mencicipi tubuh montok Mulan secara cuma-cuma.

 Mulan pun mulai digarap dengan ganas oleh para teman laki-lakinya itu. Mulan dengan semangat meminta agar mereka mengarapnya dengan cepat dan tanpa ragu. Tentu saja perintah itu dilaksanakan dengan senang hati oleh teman-temannya.

Malam itu Mulan kembali memuaskan diri dengan beberapa orang teman laki-lakinya sampai menjelang pagi barulah dia dengan rasa puas pulang ke rumahnya tanpa menyadari jika semua perbuatannya itu direkam oleh seseorang.

Tiba di rumahnya Mulan mendapati jika Shinta masih juga belum pulang. Sementara papanya sedang melakukan kunjungan ke perusahaan nya yang ada di luar kota.

Alasan yang dikatakan Abraham pada Mulan dan Shinta di rumah adalah ke luar kota memang tidak salah. Tetapi bukan untuk mengunjungi perusahaan yang baru saja dia dirikan melainkan untuk menemui seorang janda kembang genit montok yang telah memikat hati Abraham.

Sejak subuh Abraham telah memacu kendaraannya menuju tempat tinggal Ika seorang janda kembang di luar kota yang baru saja dikenalnya tetapi telah berhasil menarik hatinya. Setelah perkenalan singkat dan saling menukar nomor hape, mereka sangat sering bertukar kabar bahkan Ika tak segan-segan mengirimkan foto seksinya kepada Abraham.

Abraham yang mendapat angin segar tak melewatkan kesempatan itu. Keduanya bak remaja yang sedang kasmaran lalu berjanji untuk bertemu di hari libur. Maka saat ini Abraham pergi menemui Ika di sebuah restaurant di kota tempat tinggal Ika. Sesampainya di sana setelah mengisi perut tanpa malu Ika menyetujui permintaan Abraham untuk menginap di salah satu rumah milik Abraham yang berada di kota itu.

Tak seberapa lama sampailah Abraham di rumahnya yang jarang dia tempati. Hanya sesekali saja dia singgah seperti saat ini, dia kerap membawa wanita pilihannya ke rumah ini tanpa sepengetahuan keluarganya. Abraham dengan penuh nafsu mulai menciumi seluruh wajah Ika dan melucuti pakaian mereka. Ika hanya terkikik geli melihat betapa bernafsunya dan semangatnya Abraham memacunya di sofa di ruang tamu rumah itu.

Abraham tak sabar hingga langsung saja menggarap Ika di ruang tamu. Abraham menyuruh Ika naik kepangkuannya dan setelah Ika duduk dengan cepat dia memasukkan perkakasnya dan dengan kasar segera menuntaskan hasratnya.

Keduanya pun berkejaran berlomba untuk mendapatkan kepuasan. Ika yang pandai membuat Abraham melayang pun tak segan-segan melakukan perintah Abraham yang meminta dia melakukannya dengan posisi yang hampir tak masuk diakal. Rupanya Abraham sangat menyukai melakukan hal itu dengan posisi nyeleneh. Entah sampai berapa lama mereka berperang saling menyerang. Tetapi kegiatan mereka disela oleh bunyi getar telephone milik Abraham. Dengan kesal Abraham menerima panggilan itu tanpa menghentikan kegiatannya bermain sodok menyodok di area milik Ika.

"Ya ada apa Mulan telephone papa? papa sedang sibuk.. cepat katakan keperluanmu.." ujar Abraham sambil terus menyodok dan tak lupa meremas gunung kembar milik Ika yang bergoyang-goyang mengikuti irama sodokannya.

"iyaaaa.. nanti sore papa pulang.. iyaaa... jelas... tentu saja papa tidak lupa jika besok kita melakukan fitting baju di butik tante Ana... tenang saja.. ya sudah... daaahh." percakapan pun berakhir. Dan dengan semangat empat lima Abraham menyelesaikan apa yang tadi sempat tertunda.

Tak lama Abraham pun menyelesaikan peperangannya dan kembali membuat janji dengan Ika untuk mengulang kembali kegiatan menyenangkan yang sempat tersela tadi. Setelah itu Abraham pun mengantarkan Ika ke tempat tinggalnya dan dia pun kembali ke kota dimana Mulan menunggunya di rumah.