Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.
Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SULTAN YANG TERPENJARA
Ruang VVIP Rumah Sakit Hunter Seoul itu lebih mirip kamar hotel bintang lima. Lantai marmer, vas bunga dari dinasti Joseon, dan pemandangan langsung ke Sungai Han.
Di tengah kemewahan itu, Han Ji-woo terbaring kaku seperti mumi. Matanya melirik nanar ke arah notifikasi sistem yang melayang di langit-langit kamar.
[STATUS KARAKTER]
Nama: Han Ji-woo
Kelas: Warlord (Panglima Perang)
Saldo Tunai: 10.000.000.000 Won
Kondisi Fisik: > - Kekuatan Otot: -99% (Atrofi Mendadak)
Kecepatan: 0% (Lumpuh Total)
Aura: Tersegel oleh Aset.
Diagnosa: Anda menderita penyakit kronis bernama "Terlalu Kaya".
"Sialan..." Ji-woo mencoba menggerakkan bibirnya. Hanya bisikan lemah yang keluar. "Air..."
Perawat yang tadi menemukannya, yang ternyata bernama Choi Yuna, bergegas mendekat dengan segelas air mineral biasa.
"Tuan Han! Jangan banyak bergerak. Dokter bilang otot Anda mengalami relaksasi ekstrem. Ini aneh sekali, padahal sejam lalu Anda menghancurkan arena."
Yuna mendekatkan sedotan ke bibir Ji-woo. Tapi Ji-woo tidak bisa menyedotnya. Dia terlalu lemah bahkan untuk minum air gratisan.
Sistem sialan, batin Ji-woo. Aku harus beli sesuatu. Apa saja!
Dengan sisa tenaga mentalnya, Ji-woo membuka Toko Sistem lewat kendali pikiran.
[TOKO DARURAT]
Air Suci Pegunungan Elf
Efek: Menghilangkan dahaga + Gengsi.
Harga: 500.000.000 Won per botol.
Jasa Pijat Golem Lava
Efek: Melancarkan peredaran darah.
Harga: 1.000.000.000 Won per jam.
Beli! Beli air itu! teriak Ji-woo dalam hati.
TING!
Transaksi Berhasil!
Saldo Berkurang: 500 Juta Won.
Kekuatan Fisik Pulih: 5%.
Tiba-tiba, gelas kaca biasa di meja samping tempat tidur pecah. Dari udara kosong, sebuah botol kristal bercahaya jatuh tepat di dada Ji-woo. Tutupnya terbuka sendiri, dan air yang berkilauan seperti berlian melayang masuk ke mulut Ji-woo.
Rasanya seperti meminum embun surga.
Seketika, jari-jari Ji-woo berkedut. Dia bisa menggerakkan tangannya! Meski masih lemas, setidaknya dia tidak lagi lumpuh total. Setengah Miliar Won hanya untuk bisa menggerakkan tangan. Inflasi di sistem ini benar-benar gila.
"Nona Choi," suara Ji-woo terdengar sedikit lebih jelas sekarang.
"Ya, Tuan Han? Ya ampun, botol apa itu? Indah sekali!"
Ji-woo berusaha duduk dengan susah payah. "Dengar. Aku butuh bantuanmu. Aku harus keluar dari sini, dan aku harus menghabiskan uang. Banyak uang."
Yuna menatapnya bingung, mengira otak pasiennya ikut rusak akibat pertarungan. "Tuan, Anda baru saja menang 10 Miliar. Anda harus menginvestasikannya! Deposito, saham, atau beli properti!"
Wajah Ji-woo memucat. "Jangan ucapkan kata-kata kotor seperti 'Investasi' di depanku. Itu bisa membunuhku."
Tiba-tiba, pintu kamar didobrak halus. Tiga pria berjas rapi masuk. Mereka membawa aura birokrat yang kental.
"Selamat siang, Tuan Han Ji-woo," kata pria di tengah, membetulkan kacamatanya. "Kami dari Manajemen Aset Guild Garuda. Kami mendengar Anda belum memiliki manajer keuangan. Dengan uang sebanyak itu, pajak akan mencekik Anda. Kami menawarkan jasa pengelolaan dana agar harta Anda bertambah dua kali lipat dalam setahun."
Mata Ji-woo membelalak horor. Bertambah? Itu ancaman pembunuhan!
Sistem memberikan peringatan merah berkedip-kedip di retina Ji-woo.
[PERINGATAN BAHAYA]
Musuh Terdeteksi: Konsultan Keuangan (Tipe: Parasit Legal).
Potensi Ancaman: Peningkatan Saldo Pasif.
Jika Anda menandatangani kontrak mereka, Anda akan menjadi Vegetatif Permanen.
"Keluar..." desis Ji-woo. Dia merogoh ponselnya, jari-jarinya gemetar menekan aplikasi Mobile Banking.
"Tuan Han, kami profesional. Biaya kami murah, hanya 5% dari keuntungan..."
"Kubilang KELUAR!" Ji-woo berteriak, lalu menatap Yuna. "Nona Choi, berapa gajimu di sini?"
"Eh? Sekitar 3 juta Won per bulan..."
"Mulai detik ini, kau kupekerjakan. Jadilah asisten pribadiku."
"Ta-tapi..."
"Gajimu 1 Miliar Won per bulan. Tunai. Dibayar di muka."
Hening.
Ketiga pria berjas itu menganga. Yuna menjatuhkan nampan obat yang dipegangnya.
"S-satu Miliar?" Yuna tergagap. "Itu... itu penipuan, kan?"
"Cek ponselmu," kata Ji-woo sambil menekan tombol kirim.
TING!
Yuna melihat notifikasi banknya. Angka nol-nya begitu banyak sampai dia harus menyipitkan mata. 1 Miliar Won telah masuk.
Bersamaan dengan itu, tubuh Ji-woo bersinar. Otot-ototnya membesar sedikit. Rasa lumpuh di kakinya menghilang. Dia melompat turun dari ranjang rumah sakit, mendarat dengan mantap. Saldo berkurang 1 Miliar, kekuatan pulih 10%.
Ji-woo berjalan mendekati para konsultan keuangan itu dengan aura mengintimidasi. Dia mencengkeram kerah jas si pemimpin.
"Dengar," bisik Ji-woo, matanya tajam. "Aku tidak butuh orang yang bisa menambah uangku. Aku butuh orang yang bisa membantuku membuangnya. Sekarang, pergi sebelum aku membeli perusahaan kalian lalu memecat kalian semua."
Mereka lari terbirit-birit.
Satu jam kemudian.
Ji-woo dan Yuna (yang masih mengenakan seragam perawat tapi sekarang memakai kacamata hitam mahal yang dipaksa beli oleh Ji-woo) berdiri di depan Seoul Central Bank.
"Tuan, kenapa kita ke bank?" tanya Yuna gugup. "Kalau Anda mau ambil uang tunai, ada ATM."
Ji-woo berjalan mendekati para konsultan keuangan itu dengan aura mengintimidasi. Dia mencengkeram kerah jas si pemimpin.
"Dengar," bisik Ji-woo, matanya tajam. "Aku tidak butuh orang yang bisa menambah uangku. Aku butuh orang yang bisa membantuku membuangnya. Sekarang, pergi sebelum aku membeli perusahaan kalian lalu memecat kalian semua."
Mereka lari terbirit-birit.
Satu jam kemudian.
Ji-woo dan Yuna (yang masih mengenakan seragam perawat tapi sekarang memakai kacamata hitam mahal yang dipaksa beli oleh Ji-woo) berdiri di depan Seoul Central Bank.
"Tuan, kenapa kita ke bank?" tanya Yuna gugup. "Kalau Anda mau ambil uang tunai, ada ATM."
"ATM ada limitnya," jawab Ji-woo sambil meregangkan leher. "Aku harus melakukan penarikan tunai besar-besaran. Aku butuh amunisi."
Menurut eksperimen Ji-woo, uang tunai fisik (kertas dan logam) yang dia pegang tidak dihitung sebagai "Saldo Rekening" oleh sistem, asalkan dia berniat menggunakannya sebagai senjata. Sistem menganggap uang tunai di tangan sebagai "Item Konsumsi".
Tapi sebelum mereka masuk, alarm bank meraung-raung.
NGUIIING! NGUIIING!
Pintu besi bank tertutup otomatis. Ledakan terdengar dari dalam. Orang-orang di trotoar berlarian menjerit.
[MISI DARURAT TERDETEKSI]
Lokasi: Seoul Central Bank.
Insiden: Perampokan oleh Gold-Eater Goblins.
Musuh: 50 Goblin Penambang & 1 Goblin King (Elite).
Tujuan Musuh: Memakan cadangan emas di brankas
Kondisi Khusus: Goblin ini kebal terhadap senjata fisik biasa. Mereka hanya bisa dilukai oleh benda yang memiliki "Nilai Ekonomi Tinggi".