NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

“Ya begitu lah, adik kakak sama saja,” sindir Winda saat Binar tengah mengambil minuman di pantry.

“Pantas saja waktu aku meminta kalian membantuku memberantas wanita peliharaan papaku, hanya kamu yang mau. Ternyata, wanita jal*ang itu adiknya,” sahut Agnes menimpali.

Binar yang merasa tersindir, menanyakan langsung hal ini pada mereka. “Maaf, apa Amel yang kamu maksud?”

“Syukurnya dia sudah tahu,” jawab Agnes tenang.

Menjelaskan tanpa basa-basi, Binar mengaku tak tahu bahwa sugar daddy adiknya adalah papa Agnes. Ia juga mengakui bahwa adiknya memang benar menjadi wanita simpanan. “Aku pun tidak membenarkan hal itu, dan karena hal itu lah aku tidak dianggap anak oleh ibu kami.”

Tak percaya begitu saja, Winda dan Agnes mencemooh penjelasan Binar. Hal itu lantaran bagi Winda, tak ada maling yang mengaku. Sama halnya juga dengan tak ada wanita simpanan yang berani mengakui profesinya di depan publik. Mereka akan mengaku memiliki pekerjaan yang halal.

“Tapi, Win, demi Tuhan aku baru tahu kalau papa Agnes yang selama ini menjadi...”Belum selesai Binar bicara, Winda sudah lebih dulu memotongnya.

“Alah, sudah lah, Bin. Kamu juga yang awalnya dari OG, sekarang jadi asisten kepala divisi, karena apa kalau bukan karena kamu juga sama seperti adikmu,” cetus Winda tanpa perasaan.

Mengaku kecewa pada sikap Winda, Binar berani bersumpah ia tak serendah itu. Meski penjelasannya seakan percuma, tapi ia terus menegaskan bahwa ia tak melakukan apa pun yang terlarang untuk mendapatkan posisi ini. Lagi-lagi, belum selesai Binar bicara, Winda selalu memotongnya.

"Jangan bohong, Bin!" bentak Winda.

“Apa kamu ada buktinya?” sahut seorang lelaki yang tiba-tiba masuk ke dalam pantry.

Seketika ketiga wanita itu diam, terutama Binar yang shock melihat kedatangan lelaki itu.

“Saya tanya sekali lagi, apa ada buktinya kamu menuduh Binar seperti itu?” tanya lelaki itu lagi pada Winda yang ternyata adalah Adrian.

Tak menjawabnya, Winda hanya tertunduk lesu.

“Agnes, apa temanmu itu tahu siapa aku? Kalau belum, jelaskan!” pinta Adrian pada Agnes.

Dengan lirih Agnes mengatakan bahwa Adrian adalah pemilik kantor ini.

“Katanya juga, kamu mau dikenalkan dengan istriku, Nes? Sekarang, kenalkan lah,” ujar Adrian memandang Binar.

Binar yang sejujurnya takut saat melihat Adrian, tapi kakinya kaku hingga tak mampu bergerak untuk lari.

“Bahkan sah-sah saja jika aku ingin istriku menjadi pimpinan di kantor ini. Sekaligus untuk mencari tahu siapa karyawan yang bersifat tak baik di sini,” lanjut Adrian tetap memandangi Binar.

Dengan penuh penyesalan, Winda meminta maaf. Ia mengaku bersalah karena telah menuduh Binar tanpa bukti. Padahal, ia bicara begitu hanya karena setelah tahu bahwa adik Binar adalah Amel, wanita yang ia serang kala itu untuk membantu Agnes.

“Yang salah adiknya, kenapa kakaknya disalahkan juga? Apa kalau adiknya berprofesi sebagai wanita simpanan, kakaknya juga sama?Tapi tidak apa-apa, saya jadi tahu seperti apa kualitas karyawan saya,” tegas Adrian.

Tak tahan melihat drama ini, Binar yang sudah memiliki kekuatan, kemudian berlari keluar pantry.

“Binar,” kejar Adrian.

Binar bergegas mengemasi barang-barangnya di mejanya, lalu turun ke lobi.

Adrian terus mengejar dan menyusul Binar hingga keluar kantor.

"Jadi, kamu sengaja memperlakukanku seperti ini? Sengaja merendahkanku dengan bantuanmu ini? Apa kamu masih belum puas menyakitiku, Adrian?” protes Binar yang terus berjalan cepat sambil menangis kecewa.

Menjelaskannya perlahan, Adrian meminta Binar mendengarkannya, meski wanita itu sedikit memberontak.

Tak ingin aksi kejar-kejaran ini dilihat banyak orang, Adrian mengajak Binar masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di depan lobi, dengan sedikit memaksa.

"Lepas, Adrian! Sudah cukup kamu memperlakukanku seperti ini!" tegas Binar melepaskan tangannya.

Mengangkat tangannya, Adrian meminta maaf telah kasar membawa Binar masuk ke dalam mobilnya. “Binar, tolong dengarkan aku. Aku minta maaf karena telah menyakitimu. Aku salah menangkapmu waktu itu. Aku akan jelaskan semuanya."

Hingga selesai Adrian menjelaskan panjang lebar, Binar meminta keluar dari kantor yang ternyata milik Adrian itu. Ia juga minta untuk diceraikan karena pernikahan ini terjadi atas dasar salah paham. Ia ingin memulai kehidupannya yang baru.

Menggeleng, Adrian tak ingin melakukannya karena telah tumbuh benih-benih cinta dalam dirinya. Hal itu lah yang menyebabkan ia terus mencari Binar. “Soal pekerjaan, aku bebaskan kamu ingin keluar atau tetap bertahan di sana. Yang jelas, aku tidak akan membiarkanmu menjadi karyawan biasa di kantorku sendiri. Tapi untuk pernikahan kita, maaf, Binar, aku akan membawamu kembali ke rumah.”

Menolaknya, Binar memohon dengan nada tinggi. Ia sudah tak mau lagi disakiti. Trauma yang ia rasakan pada pernikahan pertamanya benar-benar masih membekas.

“Aku minta maaf, Binar, aku memang jahat. Aku janji, akan memperlakukanmu selayaknya seorang istri. Beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya, aku mohon,” terang Adrian memeluk istrinya.

Meski sejujurnya ada ketenangan dalam dirinya saat kembali bertemu dengan Adrian, tapi Binar kekeh ingin kabur darinya dan tak ingin lagi mengulang kehidupan bersama laki-laki itu.

“Kalau begitu aku ingin mengambil baju-bajuku dulu di kos,” ujarnya sembari mencari cara untuk kabur.

Menyetujuinya, setelah mengantarkan ke kos, Adrian diminta tetap berada di mobil karena lelaki tak diizinkan masuk kosnya.

Binar yang naik ke lantai 2, dengan cepat mengemasi barang-barangnya dan bermaksud akan pergi melalui pintu samping.

Tapi sayang, baru juga ia selesai mengunci pintu kamarnya, suami dari pemilik kos menghampirinya.

“Binar, mau ke mana?” tanyanya sembari mendekatkan tubuhnya pada tubuh Binar yang masih menghadap pintu.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!