NovelToon NovelToon
Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Menjelang Malam Di Bumi Perkemahan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mengubah Takdir / Roh Supernatural
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rin Arunika

🍀
Sebuah rahasia akan selalu menjadi rahasia jika tak ada lagi jejak yang ditinggalkan. Namun, apa yang terjadi jika satu persatu jejak itu justru muncul kembali dengan sendirinya ? Akankah rahasia yang sudah terkubur akan terungkap kembali ?
Apakah itu semua berhubungan dengan mitos yang beredar bahwa ‘mereka’ akan selalu hadir di tempat yang paling mereka ingat selama hidup mereka ?
..
🍀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rin Arunika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Curiga

Melihat gerombolan anak muda berpakaian pramuka itu mulai berbalik arah dengan membawa seseorang pada tandu, Pak Miko segera berpamitan pada Pak Sartawi dan memutuskan untuk kembali menuju area perkemahan lebih cepat. Ia berpikir akan lebih baik untuk menunggu kedatangan mereka sembari menyiapkan segala sesuatu yang mungkin akan dibutuhkan.

Sementara itu, Pak Sartawi tetap terdiam di tempatnya sambil terus menatap Pak Damun di kejauhan sana. Karena hal itu, keberadaannya tentu disadari oleh Pak Bayu dan sejumlah anggota Regu C Putra yang turut serta mengevakuasi Riza.

Sekilas rasa ngeri muncul dalam hati mereka ketika berpapasan dengan Pak Sartawi yang terus saja terdiam seperti patung. Namun, Pak Bayu justru terlihat menatap tajam ke arah Pak Sartawi. Karena hingga saat ini, Pak Bayu masih meragukan semua ucapan dan perilaku Pak Sartawi yang baginya selalu terasa tak masuk akal.

Setelah Pak Bayu dan anak muridnya tak lagi berada di sekitar area itu, Pak Sartawi tampak mulai melangkahkan kakinya menuju arah Pak Damun melakukan ritual. Namun, tinggal beberapa langkah lagi jarak diantara dirinya dengan Pak Damun, terjadi sesuatu yang mengejutkan Pak Sartawi.

Pak Sartawi terlihat seperti menabrak sesuatu hingga tubuhnya sedikit terpental. Padahal tak ada apapun di sana yang menghalangi langkahnya. Pak Sartawi tampak kembali mencoba melangkah namun tubuhnya lagi-lagi terpental. Entah ada dinding ajaib atau pelindung tak kasat mata di sana, yang jelas, kala itu Pak Sartawi tak mampu mendekati Pak Damun yang sudah berada di depan matanya.

Tak berhenti sampai disitu, sebuah keanehan lain kembali Pak Sartawi saksikan di sana. Langit yang sebelumnya terlihat indah kini menjadi bergemuruh dan petir saling bersahutan. Tiupan angin kencang juga mendadak muncul dan menambah seram suasana.

Merasa semua yang terjadi di sana sudah semakin mengerikan, Pak Sartawi berbalik dan buru-buru kembali menyusuri jalan setapak untuk meninggalkan tempat itu.

Sementara itu, Pak Damun terlihat bangkit dari tempatnya melakukan ritual lalu mengangkat tinggi-tinggi kedua tangannya di udara. Dan entah apa yang telah terjadi, sosok tinggi penuh bulu itu kini berdiri tepat di belakang Pak Damun. Makhluk itu tampak mengikuti ke mana Pak Damun melangkah.

Tunggu, sepertinya bukan sosok itu yang mengikuti Pak Damun. Lebih tepatnya sosok itulah yang menunjukkan arah pada Pak Damun. Sosok itu terlihat menunjuk pada sebuah tepian sungai dan Pak Damun melangkah sesuai arah yang ditunjuk sosok itu.

Di tepian sungai penuh semak itu, Pak Damun hanya mendapati sebuah wadah sajen yang ternyata kosong. Karena hal itu, Pak Damun melirik makhluk mengerikan itu dengan tatapan yang tak kalah seramnya. Namun, makhluk itu terus saja menunjuk tempat itu sehingga Pak Damun kembali meletakkan sebuah dupa di sana.

Pak Damun kemudian terlihat kembali merapalkan bacaan dengan tangan yang bersatu di dadanya. Cukup lama setelah itu, semak belukar yang ada di sana secara ajaib mulai terurai dan tampaklah dua gadis meringkuk tak sadarkan diri di sana.

Rupanya yang Riza lihat kala itu bukanlah halusinasinya. Hanna dan Rayya benar-benar tersembunyi secara misterius oleh rumput yang menggulung itu.

“Mereka bukan cucu saya !” dari nada suaranya yang tinggi, Pak Damun sepertinya tak merasa senang dengan apa yang Ia dapatkan

#

Pak Miko yang telah tiba terlebih dulu di area perkemahan tampak bersiap diri ketika melihat rombongan Regu C Putra bersama Pak Bayu tiba di sana. Namun, Pak Miko dibuat terkejut setengah mati setelah tandu yang membawa tubuh Riza diletakkan perlahan di dalam tenda.

“Astaga… D-dia masih idup, kan ?” Pak Miko menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangannya

“Pak Miko. Panggil ambulans sekarang” ucap Pak Bayu

Dengan tangannya yang gemetar, Pak Miko merogoh ponselnya dan segera menghubungi bantuan medis.

“Pak. Ambulannya baru dateng sekitar satu jam lagi. Saya mohon izin rawat dia sebisa saya, Pak” Pak Miko menghampiri Pak Bayu yang berada di dekat Riza

“Oke. Seenggaknya kasih dia pertolongan pertama” Pak Bayu memalingkan pandangannya dan menatap area perkemahan, “saya masih ada urusan” sambungnya.

Pak Bayu kemudian kembali memulai langkahnya dan terlihat meninggalkan tenda menuju arah jalan setapak. Pak Miko yang menyadari hal itu kemudian memerintahkan Leo dan Syafiq untuk mengikuti Pak Bayu. Sebenarnya, Pak Miko sempat teringat akan keberadaan Pak Sartawi yang mungkin akan memancing kecurigaan jika kedua pria itu berpapasan.

“Kalian ikutin Pak Bayu. Barang kali dia masih pengen nyari anak-anak yang lain” perintah Pak Miko tak sesuai dengan apa yang ada dalam pikirannya

Tak berselang lama setelah keberangkatan Syafiq dan Leo, terdengar jelas suara langkah kaki dari sejumlah peserta perkemahan yang telah kembali ke area perkemahan. Dan sesuai rencana yang mereka sepakati, mereka akan menggunakan alasan yang telah mereka siapkan dengan matang dalam obrolan grup di ponsel mereka.

“Lapor, Pak. Kami kembali ke area perkemahan mengikuti aturan jurit malam sebelumnya; kembali jam setengah tiga pagi. Tapi, kami gak nemu apa-apa, Pak” ucap seorang panitia ketika melihat Pak Miko berdiri di dekat tenda

“Oh. Sekarang udah jam setengah tiga, ya ? Hm, ya udah. Kalian istirahat” hanya respon singkat seperti itu yang Pak Miko berikan

Hal itu tentu menimbulkan pertanyaan pada benak murid yang melapor tadi. Pasalnya, mereka melakukan perjalanan untuk melakukan pencarian keempat murid yang hilang. Namun, ketika mereka melapor dan tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, jawaban Pak Miko hanya seperti itu saja ?

“Oh. I-iya. Baik, Pak” murid itu kemudian berlalu meninggalkan Pak Miko dan mengabaikan pertanyaan yang tadi sempat muncul.

Tau-tau Pak Sartawi muncul di sekitar tenda dan membuat Pak Miko terkejut

“Pak Tawi ?” ucap Pak Miko spontan

“Anu, Pak. Hantu itu… Sepertinya di tempat tadi emang ada yang gak beres !” Pak Sartawi meraih tangan Pak Miko dengan maksud membawa Pak Miko beranjak dari tempat itu

“Ada apa ini, Pak ? Saya gak bisa kemana-mana, harus jaga murid saya” Pak Miko menunjuk tenda tempat Riza berbaring

“Aduh…” Pak Sartawi memijat keningnya

“Gini aja Pak. Tadi saya nyuruh murid kepercayaan saya ke sana. Dua orang, namanya Leo sama Syafiq. Bapak bisa kasih tau mereka dulu, nanti obrolin lagi ke saya” Pak Miko tampak menenangkan Pak Sartawi

Sepertinya Pak Sartawi tak main-main dengan ucapannya. Pria paruh baya itu akhirnya berbalik dan kembali menyusuri jalan setapak itu.

#

Suara kokok ayam mulai bersahutan memecah sepi. Artinya, tak lama lagi fajar akan tiba menggantikan malam yang terasa begitu panjang. Kala itu, Pak Bayu baru saja tiba diakhir jalan setapak dan tak lagi mendapati keberadaan Pak Damun di sepanjang jembatan.

“Lah ? Bapak ke mana ?” Pak Bayu mempercepat langkahnya sambil melempar pandangannya ke seluruh tempat itu

Tanpa sepengetahuannya, Leo dan Syafiq yang masih tertinggal belasan meter di belakangnya tampak bergandengan tangan melawan rasa takut mereka.

“Serem anjir” ceplos Leo

“Sama” balas Syafiq sambil menggosok lengannya yang mendadak semakin terasa dingin

Krek…

Suara ranting yang terinjak

Syafiq dan Leo saling melempar tatapan yang begitu mudah diartikan. Kemudian, keduanya terdiam dan keheningan yang mendadak itu membuat bulu kuduk mereka berdiri. Belum selesai mereka merasa seram akibat suasana tak biasa itu, keduanya kembali dibuat terkejut ketika sebuah tangan yang tampak keriput menepuk pundak mereka.

“Ssttt…” bisik seseorang yang sosoknya belum mereka kenal, “kalian harus hati-hati” kali ini ucapan itu semakin jelas bergema di belakang Syafiq dan Leo

“Bapak siapa ? Ngapain di sini ?” Syafiq memberanikan diri menanyai Pak Sartawi

“Ssttt… Di tempat ini ada sesuatu yang mungkin bisa bahayain kalian” kalimat Pak Sartawi barusan tentu memancing rasa penasaran Syafiq dan Leo

“Maksudnya ?” tanya Leo segera

“Kalian pikir kenapa orang itu bolak-balik ke sini kalo emang di sini gak ada apa-apa ?” Pak Sartawi menunjuk Pak Bayu dengan tatapannya

“Maksud Bapak, Pak Bayu ?” kini giliran Syafiq yang bertanya

Pak Sartawi hanya terdiam. Namun, diamnya Pak Sartawi cukup memberi sedikit jawaban dari pertanyaan Syafiq.

Namun, Syafiq merasa itu saja tidak cukup. Ia memutuskan untuk mengajak Leo semakin mendekat demi mencari tahu kebenaran dari semua pertanyaannya yang belum seluruhnya terjawab.

1
Xxxcyzz
cerita nya bagus lanjutkan kak
Flyrxn: mungkin next time bikin cerita horor lagi /Determined/ cerita yang ini udah end kak /Cry/
btw thank you, seneng rasanya kalo ceritanya disukain /Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!