Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Setelah beberapa menit akhirnya mobil yang di kendarai Dewi sudah berhenti di parkiran Mall mewah milik keluarga Pratama.

Dengan cepat Dewi segera keluar dari dalam mobil dan memberi perintah pada Jono sang supir untuk menunggunya di dalam mobil.

"Bapak tunggu saya di sini!. Jawab dingin Dewi dan segera berjalan memasuki kawasan Mall.

Saat Dewi sedang asik-asik melihat-lihat tas yang bermerek yang harganya tidak murah, tiba-tiba saja seorang pegawai di toko tas yang di kunjunginya menarik tangan Dewi saat dia ingin mengambil tas yang bermerek itu.

"Maaf buk? ini tas mahal. Jadi silahkan anda keluar!. dengan lancangnya pegawai itu sudah berani menghina Istri dari keluarga Sebastian yang di gadang-gadang terkaya nomor lima di Asia.

"Apa kau pikir aku tidak bisa membelinya? Tanya Dewi dengan senyuman manisnya.

"Bukan begitu maksud saya bu? Jawab pelayan yang sedang melayani Dewi.

"Berapa harga tas nya? Tanya Dewi dengan memberikan tatapan tajam pada pegawai yang sudah berani menarik tangan nya.

"Maaf buk? Harga tas nya senilai 45.000.000 juta Rupiah. Jawab gugup Pegawai wanita.

"Aku mau tas itu! dan berikan aku yang berwarnah silver juga. Dan aku mau kau bungkus beberapa tas yang ada di sini. Jawab Dewi dan menyerahkan satu buah Black Cart.

Pegawai yang sempat sepele dengan kedatangan Dewi pun di buat kaget. Soalnya Black Cart yang di gunakan Dewi bukan lah sembarangan, melain kan khusus milik orang-orang terkaya saja.

Setelah memilih-milih tas, Dewi berjalan menuju toko sepatu termahal.

"Silahkan berbelanja di toko kami nona? Sapa pegawai wanita yang sangat ramah pada siapa pun pengunjung yang datang di toko mereka.

"Terima kasih. Jawab Dewi dengan senyuman manisnya

Akhirnya Dewi melihat sepatu heels yang dia sukai, dan langsung membelinya dan membeli beberapa sepatu untuk di kenakan nya. Setelah membayar semua yang di belinya, akhirnya Dewi berjalan menuju lift dan masuk ke dalam, setelah pintu lift terbuka. "Dewi langsung berjalan cepat menuju parkiran mobilnya, dengan menenteng beberapa paperback. "Jono yang melihat nona mudanya sudah kembali dengan banyak barang-barang di tangannya segera menghampirinya, dan mengambil semua barang milik nona mudanya, dan menaruh di dalam bagasi mobil.

"Sekarang kita ke mana lagi Non? Tanya Jono dengan nada suara sopan.

"Kita ke Butik yang ada di jalan xxxx pak!. Jawab lembut Dewi dan langsung bersender di kursi mobil.

Beberapa menit kemudian, mobil pun sudah berhenti di depan Butik ternama di kota ini.

Dengan langkah gontai nya, Dewi keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki Butik. Yang bukan lain adalah butik milik sahabatnya.

"Dewi..? Panggil seorang gadis cantik, yang melihat Dewi sedang berjalan masuk ke dalam butik miliknya. Dengan cepat gadis itu langsung memeluk tubuh sahabatnya.

"Apa segitu rindunya dirimu pada ku? Sehingga kau memeluk ku sampai aku tidak bisa bernapas?" jawab Dewi dengan nada sedikit bercanda.

"Kau tau, aku sangat merindukan mu? Kemana saja kau semenjak menikah?" tanya balik Natasya.

"Saat ini aku tidak bisa bercerita padamu. Jawab lirih Dewi saat Natasya sudah melepaskan pelukan nya.

"Baiklah-baiklah, jadi tumben sahabat polos ku ini datang kemari? Tanya Natasya dan menggandeng lengan Dewi menuju sova yang ada di dalam butiknya.

"Aku ingin kau berikan aku beberapa pakaian yang cocok untuk ku!. Jawab Dewi dengan senyuman manisnya.

"Wah-wah, semenjak kau sudah menikah baru kali ini aku mendengar kalau sahabat ku ini ingin merubah penampilan nya. "Jika begitu mari ikuti aku! Aku akan memilih gaun yang pas di tubuh langsing sahabat terbaik ku ini. Jawab gembira Natasya.

Dengan beberapa gaun yang sudah di pilih Natasya, akhirnya ada beberapa gaun yang menurut nya pas dengan tubuh indah Dewi.

"Maaf aku tidak bisa berlama-lama. Lain kali aku akan berkunjung lagi. jawab Dewi dengan memeluk sahabat nya Natasya.

"Baiklah, hati-hati di jalan sahabatku?. Jawab Natasya setelah mengantar sahabatnya menuju mobil yang di kendarai Dewi.

"Kita kembali ke rumah saja ya pak!. Suru Dewi pada supir pribadinya.

"Baik nona muda. Jawab Jono dan segera melajukan mobilnya menuju rumah utama Bram. Yang saat ini menjadi rumah nya sendiri.

"Aku pastikan mas, kau akan menyesali semua perbuatan mu padaku. Batin Dewi dengan menitihkan air matanya, Dewi berusaha kuat untuk menjalani hidup bersama suami kejam nya.

Jono yang melihat nona mudanya menangis pun bertanya.

"Nona muda kenapa menangis? Dengan memberikan selembar tisu, Jono bertanya selama pergi nona mudanya selalu tersenyum, kenapa perubahan begitu cepat. Batin Jono

"Mata saya kelilipan pak. Jawab Dewi dan segera menerima tisu yang di berikan Jono padanya.

Selama di perjalanan tidak ada lagi yang saling berbicara. Mau itu Jono ataupun Dewi, sang nona muda yang di kenal dengan kebaikan dan kesopanan nya.

Sesampainya di kawasan rumah paling mewah, Jono memasuki gerbang yang menjulang tinggi. Bak pagar istana, sesampainya di depan rumah milik nya dan suaminya, Deei segera keluar dari dalam mobil tampa di bukakan pintu oleh supir nya.

Dengan sigap Jono segera mengeluarkan semua barang-barang yang di beli nona mudanya, dan membawanya menuju ke dalam rumah.

Bibi Minah atau yang di panggil bibi Inah, melihat nona mudanya sudah kembali, dengan Jono yang membawa beberapa paperback dan meletakkan nya di sofa yang ada di ruang tamu.

"Nona muda sudah kembali? Sapa bibi Inah dan berjalan mendekat ke arah Dewi yang sudah terlebih dahulu duduk.

"Sudah bi. Jawab Dewi dan menutup matanya, seakan-akan orang yang benar-benar kelelehan.

"Non saya permisi keluar? Jawab Jono.

"Ini untuk bapak!. Dengan menyerahkan sebuah paperback hitam, Jono dengan senang hatinya menerima pemberian nona mudanya, tampa harud bertanya apa isi yang ada di dalam paperback hitam itu.

"Dan ini untuk bibi!. Dengan menyerahkan sebuah paperback coklat yang berisi tas bermerek, bibi Inah terkejut sebab dia tau pasti harga tas yang di berikan nona muda nya.

"Terima kaish nona.! Jawab Jono dan segera melihat apa isi paperback nya.

"Non apa ini tidak berlebihan? Tanya bibi Inah.

"Tidak bi, aku sengaja membelinya untuk bibi!. Jawab jujur Dewi.

"Wah-wah akhirnya aku punya jam tangan mewah!. Teriak gembira Jono, yang mendapatkan sebuah jam tangan bermerek. Yang harganya saja bisa membeli sebuah motor.

"Terima kasih nona muda?. Ucap Jono dengan senyuman terukir di bibirnya, kalau begitu saya permisi non?" setelah mendapat anggukan dari nona mudanya, Jono segera kembali ke tempatnya bekerja.

"Terima kasih ya non? Apa nona mau saya buatin minum?" Tanya bibi Inah.

"Sama-sama bi. Gak perlu bi, nanti jika Dewi haus biar Dewi sendiri yang mengambilnya. Kalau begitu aku mau istirahat dulu ya bi!. Jawab Dewi dan berjalan membawa beberapa paperback.

Sebenarnya tadi setelah mampir di toko sepatu, tidak sengaja atensi mata nya melihat sebuah jam tangan yang sangat menarik untuk di pakai. Dengan langkah santainya Dewi memasuki toko jam tangan yang bermerek, dan mengambil beberapa jam tangan wanita dan pria.