Setelah kecelakaan yang hampir mengakibatkan Ashana keguguran, suaminya malah ingin meninggalkan nya. Bagai sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah keadaan miris yang harus dihadapi wanita muda yang baru berusia 21 tahun itu.
"Mas Nathan! Apa yang kamu katakan, Mas!" teriak Asha yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.
"Aku menceraikan mu, Ashana! Mulai detik ini kau bukan lagi istriku!"
Setelah mengatakannya, laki-laki yang sudah membersamai hidup Ashana selama satu tahun sebagai suami itu pergi tanpa berbalik lagi.
Bahkan musibah tidak sampai disana, setelah pulang dari rumah sakit ada yang membakar rumah yang dimana Asha berada di dalam rumah itu. Meskipun nyawa Asha tertolong namun wajah dan tubuh Asha rusak terbakar.
Lima tahun kemudian, Asha dengan sosok baru telah kembali dengan nama Belvina Gania untuk membalas dendam dan merenggut kembali apa yang seharunya menjadi miliknya.
Cekidot...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Terkikis Habis Oleh Cinta Baru.
Di Bandara seorang wanita yang mirip dengan Belvina menatap orang-orang yang berwajah Asia, tangannya memegang handel koper. Ia sendiri memang berwajah blasteran, perpaduan jerman dan Indonesia. Wajah wanita itu tentu saja seperti Belvina, terlihat seperti orang Indonesian asli karena lebih dominan wajah Asia-nya.
"Nona, Anda memesan mobil saya?" tanya seorang supir mobil online menghampiri.
"Ya, Pak." Jawab wanita itu.
"Di sebelah sini, Nona." Sang sopir berjalan ke arah mobilnya.
Tak lama mobil menjauh dari bandara menuju alamat yang dituju si wanita.
Mobil berhenti di sebuah Apartemen, wanita itu keluar dari mobil. Setelah membayar jasa supir online, ia melangkah menuju unit Apartemen-nya yang sudah disiapkan oleh seseorang yang ia sewa.
Ia masuk ke dalam Apartemen, menatap sekeliling lalu menaruh begitu saja koper dan berjalan ke arah balkon. Di balkon ia menatap bangunan-bangunan tinggi di sekitar Apartemennya, lalu tatapannya berhenti di satu gedung.
"Arkan, aku sudah berhasil hidup. Aku akan merenggut kembali segalanya, semua yang direbut oleh Selvina adalah milikku termasuk kamu. Demi menjadi diriku... wanita jahat itu berusaha membunuhku. Kini setelah enam tahun, akhirnya aku bisa bangkit lagi. Hatiku sakit saat mendengar kau sudah menikah dengan wanita licik itu... setelah mencoba membunuhku dia mengambil identitasku untuk bersamamu." Ujar wanita yang sebenarnya adalah Belvina asli.
Tatapan wanita itu begitu mendendam, ia tidak akan pernah memaafkan kejahatan Selvina yang merebut segalanya darinya.
.
.
.
Di rumah sakit, Arkan menunggu di luar ruang UGD. Tak lama Dokter keluar dan menjelaskan jika Belvina tidak boleh sampai stres, kondisi kepala wanita itu masih membahayakan akibat operasi lima tahun lalu.
"Baik, Dok. Terima kasih." Ujar Arkan.
"Sama-sama Pak Arkan, saya ikut menangani Nyonya Belvina lima tahun lalu jadi saya turut menginginkan kondisi Nyonya Belvina kembali sehat."
"Iya, Dok. Selama beberapa hari ini setelah istri saya terbangun dari komanya, secara pribadi Dokter Indi yang membantu pemulihan istri saya di rumah."
"Ya, saya sudah dengan dari Dokter Romi. Semoga pemulihan Nyonya Belvina berjalan lancar ya, Pak Arkan."
"Terima kasih, Dok."
"Kalau begitu, saya permisi."
Arkan mengangguk mempersilahkan, ia lalu menunggu Belvina yang akan dibawa ke ruang perawatan.
Tiba-tiba seseorang berdiri di hadapan Arkan yang sedang duduk dengan kepala tertunduk.
"Apa terjadi sesuatu pada istri Anda, Tuan Arkan?" tanya orang itu.
Arkan mengangkat kepalanya yang tertunduk lesu, matanya terbelalak melihat siapa orang itu.
"Bukan urusan Anda, Tuan Nathan." Ketus Arkan lalu mencoba mengacuhkan kehadiran Nathan dengan membuang wajah ke arah lain.
Nathan mendengus kasar dengan respon Arkan padanya, dia sengaja mengikuti Arkan ke rumah sakit karena ingin membicarakan sesuatu.
Nathan duduk begitu saja tanpa permisi di kursi tunggu di sebelah Arkan.
"Anda mau apa, Tuan Nathan?! Pergilah!" Arkan berdecak kesal.
"Saya tidak akan pergi sebelum bicara dengan Anda, Tuan Arkan."
"Apa yang bisa kita bicarakan selain pekerjaan Tuan Nathan, dan saat ini kondisi saya sedang tak ingin membicarakan soal pekerjaan. Jadi silahkan Anda pergi."
"Sayangnya ini bukan tentang pekerjaan, tapi soal pribadi. Tentang Asha-ku yang menyamar menjadi Belvina, istrimu." Nathan begitu santai saat mengatakannya, karena dia sudah menyuruh seseorang memeriksa tentang operasi-operasi yang mungkin dijalani Asha setelah tubuh Asha terbakar. Ia memerintahkan orang itu untuk memeriksa rumah sakit yang telah mengoperasi Asha, rumah sakit di Brazil dan ia tinggal menunggu hasilnya.
Arkan terdiam, namun intuisinya mengatakan jika Nathan sudah mengetahui segalanya.
.
.
.
Hanya sehari saja Belvina palsu dirawat di rumah sakit, selanjutnya wanita itu dirawat di Mansion. Selama beberapa hari kondisi Belvina sudah lebih baik, Akan terus mendampingi istrinya dan menitipkan putrinya pada Asha.
"Bang, putri kita mana?" tanya Belvina setelah tubuhnya lebih baik.
"Bersama Asha, putri kita tidak mau berjauhan dari Vano. Aku minta kamu jangan banyak berpikir, Bel. Nanti kondisimu drop lagi, ya." Pinta Arkan, wajah lelaki itu kusut dan nampak kelelahan.
Terlalu banyak masalah dalam pikirannya, bahkan hatinya terus ketakutan jika Nathan yang memang sudah mengetahui segalanya akan mengambil Asha dan Devano darinya. Dengan jelas saat mereka bertemu di rumah sakit, Nathan mengatakan akan mendekati Asha dan Devano dan menjadikan miliknya kembali.
"Aku hanya tidak ingin milikku diambil orang, kamu dan putriku adalah segalanya bagiku. Jangan tinggalkan aku, Bang..." lirih Belvina dengan wajah begitu mengiba.
Arkan tak tega melihat istrinya bersedih, dia mengambil tangan Belvina lalu menggenggamnya. "Aku bilang jangan banyak pikiran... aku masih disini berada di sampingmu. Hanya saja putri kita membutuhkan waktu, anak itu sudah dekat dengan Asha selama lima tahun. Jadi butuh proses memisahkan mereka karena hati Vana sudah terikat dengan Asha dan Devano."
"Apa kamu juga?" tanya Belvina menutupi rasa bencinya pada Asha.
"Aku apa?" tanya balik Arkan.
"Kamu juga sama seperti putri kita, kamu membutuhkan waktu karena sudah dekat dengan wanita penggantiku dan sebenarnya kamu nggak mau berpisah dengannya?"
Arkan tak bisa menjawab.
"Kamu nggak jawab, berarti benar...!" Lalu Belvina menangis dengan tersedu-sedu. "Sekarang kamu nggak cinta aku lagi, Bang... hikss... padahal saat kita menikah, kita sudah berikrar akan sehidup semati dan saling mencintai sampai maut memisahkan kita."
Deg
"Kamu sudah mengingat semuanya?" tanya Arkan.
"Ya, sebelum aku tak sadarkan diri... ingatan-ingatan itu menyerbu kepalaku. Karena itu lah... aku kesakitan," jawab Belvina palsu.
"Aku senang mendengarnya, akhirnya kamu mengingat semuanya." Ujar Arkan benar-benar bersyukur.
"Tapi sayangnya, saat semua ingatanku kembali... nyatanya aku telah kehilangan cintamu 'kan? Kamu sudah nggak cinta sama aku?"
Kembali, Arkan terdiam. Sungguh hati laki-laki itu sedang dilema, karena nyatanya ucapan Belvina benar adanya. Cintanya untuk istrinya itu sudah terkikis habis oleh cinta baru, yakni cintanya pada Asha.
tu maknya brandon dulu nolak sekarang datang datang mau bawa