Alih-alih menjadi gadis penebus hutang, Ailyn justru dinikahi oleh seorang rentenir.
Awalnya Ailyn mengira jika rentenir itu berbadan gendut dan botak.
Ternyata.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dijemput Paksu
"Kakimu sudah lebih baik?" tanya Ian perhatian.
Ailyn menganggukkan kepalanya, dia sudah merasa kakinya baik-baik saja.
"Kalau begitu, kau bisa ikut kegiatan akhir malam ini," ucap Ian.
"Apa itu?" tanya Ailyn.
"Tentu saja pesta api unggun dan kembang api," jawab Ian antusias.
Di luar para peserta tengah mempersiapkan pesta perpisahan mereka.
Shia dan teman-teman Ailyn lainnya melarang gadis itu untuk membantu.
"Tugasmu hanya duduk di sini!" perintah Shia seraya menunjuk sebuah bangku yang terbuat dari kayu.
Terpaksa Ailyn hanya duduk dan melihat teman-temannya bekerja.
Dari kejauhan gadis itu melihat Marvin dan Sachie yang kompak mengangkat kayu-kayu untuk persiapan api unggun. Mereka berdua tertawa tapi justru membuat hati Ailyn semakin sakit.
Sachie menyadari kalau Ailyn melihat mereka jadi wanita itu melambaikan tangannya pada anak tirinya.
"Ish..." Ailyn hanya bisa berdesis pelan.
"Kau harus mendekati Ailyn pelan-pelan," bisik Sachie pada suaminya.
"Tidak semudah itu, bahkan Ailyn pura-pura tidak mengenalku," balas Marvin.
"Semua butuh waktu begitu juga dengan putrimu," ucap Sachie berusaha bijak.
Inilah salah satu hal yang bisa membuat Marvin jatuh hati pada Sachie, wanita itu bisa membimbingnya menjadi baik. Dia terlalu terpuruk semenjak kematian mendiang ibu kandung Ailyn.
Marvin pikir hatinya sudah tertutup dan tidak bisa mencintai wanita lain tapi nyatanya Sachie mampu membuka pintu hatinya lagi. Tapi, lagi-lagi hal itu akan menyakiti putrinya.
Malam pun tiba, semua peserta kemping duduk memutar dan di tengah mereka ada api unggun.
Mereka semua melakukan permainan dan tarian, terdengar gelak tawa yang tambah meramaikan suasana.
Bahkan di tengah keramaian seperti itu, Ailyn masih merasakan kesedihan.
Walaupun begitu, Ailyn berusaha ikut tertawa supaya tidak merusak suasana.
"Lihatlah celananya, Ailyn," bisik Ian seraya menunjuk peserta yang berjoget tapi celananya sobek.
"Pfft!" Ailyn berusaha menahan tawanya. "Astaga, aku bisa melihat pakaian dalamnya!"
Keduanya tertawa sampai Ailyn merasa ingin buang air kecil.
"Aku ke toilet dulu!" pamit gadis itu.
"Apa perlu aku antar?" Ian menawarkan diri. "Sebentar lagi pesta kembang apinya dimulai!"
"Apa kata orang jika kau mengantarku ke toilet wanita? Aku akan cepat kembali," Ailyn menolak pemuda itu.
Dia lebih baik pergi sendiri karena tidak enak rasanya ke toilet tapi diantar seseorang karena tidak bisa leluasa.
Toilet berada di ujung tempat kemping walaupun begitu jalanannya sudah terang karena banyak lampu.
Ailyn berani berjalan ke arah sana tapi tidak menyangka akan mendapati hewan yang membuatnya takut.
"Aaaa..." teriak Ailyn. Dia ingin berlari tapi kakinya masih sakit.
Bersamaan dengan itu, Marvin datang dan mengusir hewan katak yang membuat putrinya ketakutan.
"Di sini memang banyak katak, ternyata kau masih takut dengan hewan itu seperti waktu kau kecil dulu," ucap Marvin.
Ailyn tidak menangggapi ayahnya dan langsung masuk ke dalam toilet. Dia pikir kalau Marvin akan pergi tapi nyatanya sang ayah masih menunggunya.
"Ailyn..." panggil Marvin ketika sang putri ingin pergi. Gadis itu benar-benar tidak menganggapnya ada.
"Mari kita bicara sebentar!"
Ailyn tidak menjawab tapi dia mengikuti Marvin yang membawanya ke sebuah bangku kayu.
Keduanya duduk bersama dan ada jarak di tengah karena Ailyn tidak mau dekat dengan ayahnya sendiri.
"Ayah tahu kata maaf tidak akan cukup dan ayah tidak bisa mendapat pengampunan darimu tapi..." Marvin tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena Ailyn mengangkat salah satu tangannya.
"Cukup!" sela Ailyn.
"Aku bukan putrimu lagi setelah kau menjualku dan aku tidak bisa ditebus karena sudah menjadi istri dari tuan Derick, jadi berbahagialah dengan Bibi Sachie mulai sekarang!"
Tentu saja Marvin tahu mengenai kabar jika Ailyn menikah dengan Derick dan dia sangat tahu pasti rentenir itu tidak memperlakukan Ailyn sebagai istri yang selayaknya.
"Bukankah kau tidak bahagia, Ailyn?" tanya Marvin.
"Kenapa kau peduli dengan hal seperti itu? Seharusnya kau berpikir sebelum menjualku," Ailyn masih tidak bisa menerima perhatian yang diberikan oleh sang ayah.
"Besok aku akan kembali menjadi istri dari tuan Derick jadi kita sudahi sampai di sini!"
Ailyn berdiri dan ingin kembali bersama yang lain, sebelum itu Marvin memberikan sebuah kartu yang berisikan informasi kontaknya.
"Kau pasti butuh ini suatu hari nanti," ucap Marvin penuh harap.
Dengan cepat Ailyn mengambil kartu itu dan pergi begitu saja.
Gadis itu kembali bersamaan dengan pesta kembang api yang dimulai.
"Apa aku harus membawa Ailyn kemari, Tuan?" tanya Marco.
Sudah berjam-jam lamanya Marco berada di dalam mobil untuk menjadi supir Derick yang menyusul Ailyn.
Tapi, ketika sampai di lokasi lelaki itu tidak mau turun dan hanya berdiam diri di dalam mobil yang membuat Marco gusar.
"Tunggu sampai pesta kembang apinya selesai," sahut Derick.
apa tujjuan marco?
kalo derickntau yg sebenaenya...
apa yg akan dilakukan derick pada marco?
apa marco jadi penghianat...
lanjuttt..
❤❤❤❤❤
anjing piaraan jg bisa gigit majikanya klo dia kelaparan
lu ga mikir kalau aylin ga bakalan bisa nikah, kan trcatat jd bini lu..
kcuali si marko rekayasa surat perceraian..
ettdahh,