NovelToon NovelToon
Obsession Mr. Geeky

Obsession Mr. Geeky

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: VivianaRV

Seorang pemuda yang misterius menyamar menjadi laki-laki culun, bertemu dengan gadis yang sedikit manja dan baik hati.

"Diam jangan bergerak nanti bakal aku lepaskan kalau kamu nurut."

"Afkar!" jerit Regita kaget.

"Shuttt..diam jangan teriak nanti orang tuamu dengar"

"Kenapa loe bisa masuk ke sini?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OMG 27

Regita tertidur hampir satu jam saat terbangun dia langsung kaget saat dia tidur selama itu, karena 'kan niatnya tidur tidak lebih dari setengah jam. Regita keluar dari kamar dia penasaran apakah Afkar tetap berada di ruang tamu atau sudah pulang.

"Orangnya sudah tidak ada berarti dia sudah pulang, untunglah kalau begitu" melihat Afkar sudah tidak ada di dapur Regita pun berjalan ke dapur berniat untuk minum tetapi dia malah kaget di sana Afkar masak dengan luwesnya seperti dapurnya sendiri.

"Afkar loe masih di sini?" merasa ada suara Regita dari belakang Afkar pun membalikkan badannya.

"Kamu udah bangun Git? sini duduk aku udah masak makanan buat kita? maaf ya aku pinjam dapur kamu tanpa izin."

"Kita? kenapa sih loe enggak pulang aja."

"Aku belum pulang kalau kita enggak makan malam bersama, ayo sini duduk kita makan selagi masih hangat" Afkar berjalan ke arah Regita dan menariknya pelan lalu menggeret satu kursi untuk di duduki Regita.

"Kamu mau makan apa aku ambilin."

"Enggak usah gue bisa ambil sendiri kok."

'Kenapa dia bisa tahu semua makanan favoritku' batin Regita.

"Kenapa Git kok diam saja apa kamu tidak suka dengan makanannya?"

"Gue suka kok."

"Ayo kalau gitu kamu ambil yang banyak."

"Iya" jawab Regita agak canggung.

Mereka makan dengan diam sedangkan sedari tadi Afkar terus curi-curi pandang ke arah Regita, Regita sebenarnya tidak nyaman dengan tatapan mata Afkar.

"Gimana enak 'kan makanannya?"

"Enak kok" Regita buru-buru memakan habis makanannya karena risih di tatap terus oleh Afkar.

"Kenapa sih Git kok kamu makanannya buru-buru banget tenang enggak ada yang ngambil kok."

"Gue makan seperti itu karena rasa masakan kamu enak banget" alibi Regita supaya bisa cepat pergi dari meja makan.

"Kalau enak nambah lagi aja jangan ragu."

"Enggak usah Afkar gue udah kenyang kok."

Sesudah habis semua makanan yang ada di piring, Regita pun menuju wastafel untuk mencuci piringnya.

"Piringnya taruh situ aja nanti biar aku aja yang nyuci" ucap Afkar.

"Enggak usah, gue enggak enak sama loe masa yang buat makanan kamu yang nyuci piring juga kamu kan enggak adil."

"Aku beneran enggak papa Git, aku takut kamu nanti kecapean."

"Cuman cuci piring aja loh enggak mungkin sampai kecapean."

Sesudah kenyang Regita menuju ke ruang televisi dia mulai menyetel siaran televisi yang di sukainya. Sedangkan Afkar, dia juga ikut bergabung dengan Regita di ruang televisi.

"Loe enggak pulang?" tanya Regita.

"Nanti ajalah aku mau di sini dulu sama kamu kan jarang kita bisa duduk berdua seperti ini" mendengar ucapan Afkar membuat Regita kurang nyaman.

"Enggak baik loh Afkar kamu lama-lama di sini kan enggak enak kalau sampai di lihat orang lain."

"Tenang Git kalau di sini pasti tidak ada yang mengurusi hidup orang lain, di sini kita bebas."

"Walaupun di sini bebas seharusnya kita ya tetap menjaga norma yang kita anut sebelumnya."

"Apa itu norma aku enggak peduli, yang aku pedulikan sekarang ini supaya bisa bersama kamu terus menerus."

"Loe sepertinya gila deh Afkar, udah sana pulang ayo sini" Regita menarik tangan Afkar sedikit kasar menuju pintu.

"Aku enggak mau pulang Git, gimana kalau aku menginap saja di sini?"

"Enggak boleh sana kamu pulang."

"Kamu sungguh tidak adil Git, Ucup saja boleh tinggal di sini sedangkan aku kenapa tidak boleh."

"Kalau loe tinggal di sini beda cerita, udah sana pulang."

"Baik aku akan pulang tapi besok pagi aku akan kembali ke sini untuk menjemput kamu."

"Ngapai loe jemput gue?"

"Ya biar kita bisa berangkat bareng sepertinya romantis."

"Kayaknya loe enggak perlu jemput gue deh kita kita nanti ketemu aja di restauran, lagian enggak enak juga kalau di lihat sama karyawan lain pas kita berangkat bareng" Regita tetap menolak ajakan Afkar.

"Ya udah kalau gitu besok kita ketemu saja di restauran, aku pulang ya Git sampai ketemu besok" di balas anggukan oleh Regita.

Regita langsung bernafas lega setelah Afkar pergi dari unit apartemennya. "Akhirnya dia pergi juga, kenapa sih dia kok sifatnya tambah aneh gitu" Regita masuk kembali ke unit apartemennya.

Setelah pulang dari apartemen Regita, Afkar langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan badan. sesudah berpakaian Afkar menuju tempat tidur tapi ketika baru akan membaringkan tubuhnya pintu kamar Afkar di ketuk.

"Kenapa tante?"

"Kamu habis dari mana kok baru pulang?"

"Kan tadi Afkar udah bilang kalau keluar ada urusan mendadak."

"Kamu udah makan apa belum?"

"Udah kok tan tadi di apartemen Regita."

"Apa di apartemen Regita? tante enggak salah dengar kan?"

"Tante enggak salah dengar kok."

"Regita itu ada di sini?"

"Iya dan mulai besok mulai kerja di tempat Afkar."

"Afkar kamu harus menjauhinya, apa kamu tidak ingat bagaimana orang tuanya melarang kamu untuk tidak berdekatan dengan dia."

"Itu kan dulu tan kalau sekarang sudah beda."

"Dulu maupun sekarang tetap sama Afkar, udah kamu tidak usah berdekatan lagi dengan Regita mending sekarang kamu sama Sesil saja."

"Aku enggak suka di atur ya tan" peringat Afkar.

"Jangan-jangan kamu bohong ya kalau ada urusan mendadak, kamu ketemuan sama Regita kan jujur sama tante."

"Emang benar tadi Afkar ketemu sama Regita dan enggak ada urusan mendadak, tapi tante enggak berhak ya ngelarang aku."

"Kamu malah mentingin Regita daripada Sesil? tante enggak maksud untuk ngelarang kamu tapi cuma memberi peringatan saja."

"Ya jelas lah aku lebih mentingin Regita daripada Sesil, Regita itu gadis yang aku suka selama ini."

"Afkar kok sekarang kamu menjadi lebih keras kepala sih biasa kamu itu penurut."

"Tidak ada Afkar yang penurut saat keinginanku untuk bersama Regita di halangi."

"Afkar sepertinya kamu tidak suka dengan Regita tapi lebih ke arah obsesi."

"Mau obsesi atau tidak aku tidak peduli, sudah tante tidak perlu ikut campur dengan urusanku mulai sekarang urus saja urusan tante sendiri. Sudah aku mau tidur aku udah capek sekali" Afkar menutup pintunya dengan keras karena kesal.

"Afkar dengerin tante dulu, kenapa sih kamu sekarang susah banget di bilangin."

"Afkar udah capek tan jangan beringsik di depan kamar aku mending tante sekarang tidur aja sana" usir Afkar.

Setelah tidak ada suara lagi Afkar mulai tenang dan membaringkan tubuhnya ke atas tempat tidur lalu memejamkan matanya menuju alam mimpi, dia berdo'a semoga dalam mimpinya dia kembali bertemu Regita dan bersenang-senang bersama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!