NovelToon NovelToon
Asmaradhana Putri Ningrat

Asmaradhana Putri Ningrat

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:309.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Kirana Pramudya

Dua tahun Sitha dan Danu berpacaran sebelum akhirnya pertunangan itu berlangsung. Banyak yang berkata status mereka lah yang menghubungkan dua sejoli itu, tapi Sitha tidak masalah karena Danu mencintainya.

Namun, apakah cinta dan status cukup untuk mempertahankan sebuah hubungan?

Mungkin dari awal Sitha sudah salah karena malam itu, pengkhianatan sang tunangan berlangsung di depan matanya. Saat itu, Sitha paham cinta dan status tidak cukup.

Komitmen dan ketulusan adalah fondasi terkuat dari sebuah hubungan dan Dharma, seorang pria biasalah yang mengajarkannya.

Akankah takdir akhirnya menyatukan sepasang pria dan wanita berbeda kasta ini? Antara harkat martabat dan kebahagiaan, bolehkah Sitha bebas memilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirana Pramudya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Spesifikasi Menantu Idaman

Setelah semua karyawan pulang, Dharma sesungguhnya berpamitan pulang. Sayangnya, dia ditahan oleh Nakula dan Sadewa. Sehingga Dharma masih di kediaman Negara sedangkan seluruh karyawan pabrik jamu sudah pulang.

"Nang, Om-nya sampai belum makan. Biar makan dulu Om-nya. Nang-Nang main sama Eyang dulu yuk," ajak Rama Bima.

Akhirnya Rama Bima dan Ayah Pandu sepakat mengajak Nakula dan Sadewa terlebih dahulu. Arunika dan Devshika juga diajak kedua Eyangnya. Sehingga Dharma bisa makan tanpa diganggu anak-anak. Sitha yang menemani Dharma makan di gazebo samping rumah malahan tertawa.

"Anak-anak nempel semua yah, Mas? Duh, kalau punya anak sendiri semuanya nempel kamu kayaknya, Mas. Ibunya anak-anak kalah deh," candanya.

Dharma yang akan mengunyah makanan tampak segera menelannya. Lalu, membalas ucapan Sitha.

"Kalau anak-anak udah bobok, giliran waktunya untuk istri. Bagaimana pun dahulukan istri. Walau nanti waktunya bisa fleksibel. Kenapa, Dek?"

Setidaknya itu adalah pemikiran Dharma, bahwa tetap nanti ketika dia memiliki istri bahwa istrinya akan dia dahulukan terlebih dahulu. Bakti seorang anak laki-laki memang kepada ibunya, tapi yang harus dia utamakan adalah istrinya. Lalu, anak yang memang menjadi tanggung jawabnya. Akan tetapi, ketika anak sudah besar mereka akan memiliki kehidupan dan cita-cita sendiri. Pada akhirnya satu-satunya yang akan menemani hingga menutup mata adalah pasangan kita.

"Cuma tanya kok, Mas." Sitha sebatas bertanya dan mendengarkan penjelasan Dharma. Walau begitu pemahaman Dharma itu seperti Mas Satria. Sitha bisa melihat sendiri bagaimana Satria membagi waktu untuk keempat anaknya dan ada waktu khusus untuk istrinya. Bahkan dengan empat anak, keduanya masih terlihat romantis dan serasi.

Dharma kemudian tersenyum. "Kalau diajak seriusan nikah kamu mau, Dek? Tanpa pacaran lama-lama?"

"Asal orangnya jelas, satu agama, dan bertanggung jawab aja sih, Mas. Jadi ya terus enggak tahu-menahu sama sekali. Setidaknya tahu sedikit. Apalagi kalau karakternya baik, ya pasti mau," balas Sitha.

Dharma menganggukkan kepalanya. Nanti Dharma akan mencari saat yang baik. Dia harus segera bergerak. Daripada menunda-nunda dan nanti gadis impiannya bisa diambil pria lain.

...🍀🍀🍀...

Sementara di Tempat Lain ....

Bukan Ambar namanya kalau tidak berani bertindak. Ya, sekarang Ambar mendatangi kediaman mewah keluarga Sutjipta. Bahkan menurut kacamata Ambar, kediaman Sutjipta jauh lebih megah dan mewah dibandingkan kediaman orang tua Sitha.

Wanita itu membatin dalam hatinya bahwa memang tepat dia menggoda Danu. Sebab, terlihat jelas bahwa Danu adalah putra orang kaya. Orang Jawa berkata bahwa Danu benar-benar dari Balung (tulang) Gajah. Orang yang lahir dengan kekayaan, bukan orang miskin yang sering disebut balungan gereh.

"Mbak ini temannya Sitha kan? Kenapa ke sini?" tanya Bu Riana.

"Saya mencari Mas Danu, Bu." Ambar menyampaikan dengan terus-terang bahwa dia datang memang untuk mencari Danu.

"Loh, emangnya kenapa kamu mencari anak saya?" Bu Riana bertanya dengan menunjukkan wajahnya yang begitu judes.

"Saya datang untuk menuntut pertanggungjawaban Mas Danu."

Bu Riana tampak kesal. Bagaimana mungkin wanita yang pernah dia lihat sebagai kawan Sitha sekarang datang ke rumahnya dan mencari Danu. Lalu, dia meminta pertanggungjawaban, sungguh membuat Bu Riana kesal.

"Danu enggak ada. Sebaiknya kamu pergi. Kamu itu harusnya tahu diri, tempat siapa yang kamu datangi."

"Saya harus kesini, Bu. Soalnya Mas Danu sudah meniduri saya dan saya telat datang bulan. Saya sedang hamil anaknya Mas Danu sekarang."

Ambar mengatakan semuanya itu dengan berlinang air mata. Mendengar pengakuan Ambar membuat Bu Riana sangat kesal. Mau dilihat dari sisi mana pun Ambar tidak cocok dengan Danu. Jauh sekali dari Sitha.

"Saya enggak percaya. Kamu aja yang enggak tahu diri dan menggoda anak saya," balas Bu Riana.

Ambar menangis. Dia sudah kehilangan kehormatannya, tapi sekarang justru direndahkan ibunya Danu seperti ini. Ambar pikir, orang tua itu Danu itu baik. Rupanya sangat jahat dan begitu merendahkan dirinya.

"Harusnya kamu pikir-pikir dulu kalau mau ngaku-ngaku. Gugurkan anak itu, berapa uang yang kamu minta? Saya akan berikan asalkan jangan mengganggu Danu lagi!"

Ambar menggelengkan kepalanya. Uang dengan jumlah berapa pun tidak berarti baginya. Jauh lebih berharga apabila berhasil menikah dengan Danu dan menjadi bagian dari keluarga Sutjipta yang kaya raya.

"Saya gak mau uangnya Ibu. Saya mau tanggung jawabnya Mas Danu. Yang saya kandung adalah benihnya Mas Danu. Saya tidak ingin menggugurkannya," balas Ambar dengan terisak-isak.

"Danu tidak di rumah. Sebaiknya kamu pergi! Wanita seperti kamu itu sama sekali tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Sutjipta. Harusnya kamu juga tahu!"

Bu Riana masuk ke dalam rumah, dan meminta sekuriti rumahnya untuk mengusir Ambar. Si Nyonya Rumah itu tampak kesal dan bersungut-sungut dalam hatinya.

"Emangnya siapa dia berani mengaku-aku hamil anaknya Danu. Apakah dia gak sadar kalau dia sama sekali tidak masuk spesifikasi menantu keluarga Sutjipta? Asalnya dari mana, latar belakang keluarganya dari mana. Lalu, mengaku hamil anaknya Danu. Wanita sinting dan enggak tahu diri."

Setelah itu, Bu Riana naik ke atas. Dia masuk ke kamar putranya yaitu Danu. Bu Riana menatap kesal putranya itu.

"Kamu yang membuat masalah, jangan menyuruh Ibu untuk cuci tangan. Katakan, kamu sudah meniduri temannya Sitha itu kan?"

Begitu tak bertanggungjawabnya Danu karena dia tidak mau menemui Ambar. Dia lebih memilih untuk bersembunyi di dalam kamar. Dia meminta Ibunya untuk bisa melindunginya.

"Ii ... iya, Ibu."

"Berapa kali?"

"Empat kali."

Bu Riana lantas menatap tajam putranya itu. "Kamu itu bodoh. Seharusnya kamu itu mendekati Sitha, merayunya, kalau mendapatkan Sitha roda bisnis kita akan lebih stabil. Industri buku ini bisa merambah ke industri jamu. Apalagi kakaknya Sitha tidak tertarik meneruskan bisnis keluarga itu. Harusnya dulu kamu bisa mengambil peluang, menikahi Sitha dan menjadi pewaris pabrik jamu itu. Jika bisa singkirkan Satria yang memang tidak niat meneruskan perusahaan orang tuanya. Kamu itu bodoh! Wanita seperti Ambar gak layak menjadi bagian dari keluarga Sutjipta," kata Bu Riana.

"Maaf, Bu," kata Danu dengan menundukkan wajahnya.

Baru sekadar datang dan mencari Danu untuk mendapatkan pertanggungjawaban dari pria yang sudah menidurinya saja Ambar sudah diusir seperti itu. Hatinya sangat terluka.

"Kejam sekali. Padahal ini benar-benar darah daging Danu. Aku tidak akan menyerah. Aku akan datang lagi dan mencoba lagi. Aku akan menuntut hakku."

Ambar tidak akan menyerah begitu saja. Tujuannya bukan uang, tapi dinikahi Danu. Uang bisa hilang, tapi jika menjadi istri Wijaya Danu Sutjipta akan lebih berharga. Seolah sebuah prestige tersendiri.

1
jhon teyeng
memang banyak penulis yg kesaldan kecewa sama nT bahkan mgkn sdh banyak yg tdk selesai karyanya sebab nT bikin aturan yg membingungkan. kalau memang nT sdh tdk sanggup ya sdh tutup saja kasihan pemula yg semangat hrs down hanya karena aturan yg tdk jelas standartnya.
LISA
koq g ada kelanjutannya ?
Afternoon Honey
jadi ini dianggap tamat ya author Kirana 🤔
WaTea Sp
semangat danu....
WaTea Sp
astagfirulloh.....
WaTea Sp
bener tuh si ambar kurang bersyukur......nyesel baru rass lo mbar
WaTea Sp
ambar ambar sadar sedikit knapa, wong asalmu jg bukan orkay kok
WaTea Sp
ambar maaih aja sombong gak ada berubahnya....twpok jidat
Windy Veriyanti
semoga Author berkenan meneruskan cerita yang apik dan indah ini 🙏🌹
tetap semangat ✊
Gusti Allah tansah mberkahi 🍀🌸❤🌸🍀
Windy Veriyanti
si Ambar uni kudu dipentokkin tiang dulu kayaknya, biar pikirannya jadi lempeng...
Windy Veriyanti
senang sekali jika ada seseorang yang memahami sejarah dan budaya daerahnya, serta mampu menceriterakan dengan begitu baik...seperti Shita
Windy Veriyanti
step by step, Mas Dharma...
disyukuri walaupun hanya ada selintas ingatan yang masih samar di benak Shita
Windy Veriyanti
si Ambar ini berasa nyaman banget jadi manusia antogonis 😆😁
jhon teyeng
aku sdh tahu ternyata itu ya orange juice nya aku smpt lht tp ragu dg nama yg takutnya sama
jhon teyeng
orange bisa disebutkan nggak
Windy Veriyanti
Kisah hidup seseorang dari kalangan ningrat atau bangsawan, selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk disimak.
Terlebih didalamnya banyak terdapat sentuhan wawasan Budaya Jawa yang tentunya akan memperkaya pengetahuan si pembaca.
Saestu...sae sanget 👍
Roma Pasaribu
Tasya apa Sitha, Thor 😁
Enisensi Klara
Kirain mas Dharma mau susu yg lain 🤣🤣🤣🤣🤣🤣ntar lain cerita itu mah 🤣🤣🤣
Enisensi Klara
Dharma orang nya kalem dan sopan lemah lembut dan ngemongin Sitha ,tapi berubah jadi garang kalo di ranjang🤣🤣🤣🤣🤣
Enisensi Klara
ASEK 🥳🥳🥳🥳gas mas mumpung boleh 🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!