NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:42.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebahagiaan VS Kesedihan

Kebaya putih berlapis taburan swarovski membalut tubuh indah Kamilia. Dia sempat protes karena merasa kebaya itu terlalu pas di tubuhnya, selama ini dia terbiasa menggunakan pakaian longgar baik sehari-hari maupun saat mengajar.

Alhasil tim MUA menyiasatinya dengan menambah ornamen yang menjuntai dari bahu guna menutupi lekuk tubuh Kamilia. Tidak lupa jilbab lebar menutupi dada sesuai permintaan sang calon mempelai.

Walaupun kebaya yang digunakan tidak sesuai konsep awal tapi penampilan Kamilia hari ini luar biasa mempesona, beberapa jepretan kamera berhasil didokumentasikan oleh tim MUA untuk fortopolio mereka katanya.

"Alhamdulillah, aku senang akhirnya kamu menikah. Lihatlah aku sudah otewe tiga" Hilya, teman sejak kecilnya di kini duduk di samping menjadi pendampingnya hari ini. Dia memang menikah di usia cukup muda.

"Alhamdulillah, Neng" ucap Kamilia dengan tersenyum simpul, panggilan Neng untuk temannya itu sudah bersahabat di lisan setiap orang di lingkungannya karena dia merupakan putri kiyai pemilik pesantren di kampung Kamilia.

Bukan hanya Hilya yang mendampingi Kamilia, Elisha dan beberapa sahabatnya juga sengaja datang dari Jakarta sejak malam, saat ini mereka tengah membantu ibunya Kamilia bersiap.

Tabuhan hadroh mengiringi lantunan sholawat sebagai ucapan selamat datang pada rombongan tamu calon mempelai pria, deretan mobil mewah sudah memenuhi lapangan voli yang hari ini sengaja dialih fungsikan sebagai area parkir. Diperkirakan muat sampai sepuluh mobil tapi nyatanya masih ada lima mobil yang di arahkan oleh petugas hansip ke area lain yang bisa digunakan untuk parkir.

Suara MC mulai terdengar membuka acara penyambutan calon mempelai pengantin pria beserta rombongan. Dari dalam kamar Kamilia bisa mendengar dengan jelas saat sang MC meminta ibu untuk mengalungkan rangkaian bunga melati atau mangle pada calon pengantin pria.

Semua tamu yang merupakan rombongan calon pengantin pria sudah duduk di kursinya masing-masing, acara pun dilanjutkan dengan lantunan ayat suci, semua tampak khusyu mendengarkan suara merdu sang Qori yang merupakan salah satu staf pengajar dari pondok pesantren milik keluarga Hilya.

Kamilia yang berusaha tenang dengan menampilkan senyumnya mulai tak bisa menguasai diri, debaran hatinya meningkat drastis ketika sang MC mengabarkan jika acara selanjutnya adalah prosesi akad, tentunya setelah prosesi penyerahan yang diwakili oleh sesepuh dari keluarga calon pengantin pria dan dilanjut dengan prosesi penerimaan yang diwakili oleh Kiyai Halim, selaku sesepuh kampung sekaligus tokoh masyarakat. Beliau adalah ayahanda dari Hilya.

Acara yang menyajikan prosesi akad nikah pun diserahkan sang MC sepenuhnya kepada petugas pencatat pernikahan dari Kantor Urusan Agama.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Kamilia Izzatunnisa binti Hambali dengan maskawin tersebut, tunai" dalam satu tarikan nafas Cakra menjawab Ijab yang diucapkan Pak Hambali, ayah Kamilia dengan lugas, tegas dalam satu tarikan nafas.

Kata sah menggema hingga sampai ke telinga Kamilia membuat hatinya semakin tak karuan, ada sesuatu yang menggenang membasahi matanya, dia buru buru mendongak tak ingin kentara menahan sesuatu yang hendak jatuh itu.

"Alhamdulillah ...akhirnya statusmu berubah, Lia" Neng Hilya lebih dulu berucap syukur dan memberi selamat pada sahabat kecilnya itu, di ikuti oleh Elisha, Naura, Maryam dan Humaira yang menuntun puteri kecilnya yang sudah berusia dua tahun. Diantara mereka berlima Humaira yang menikah lebih dulu, disusul oleh Maryam yang baru setahun menikah dan saat ini tengah hamil muda.

Elisha sibuk mengabadikan setiap momen di pernikahan Kamilia, tidak lupa dia mengirimkannya di grup angkatan yang ternyata semuanya juga mendapat undangan yang dititipkan Athar ke pengurus ikatan alumni, dengan berbekal alamat di data alumni demua undangan pun terkirim termasuk pada Ariq yang baru menerimanya beberapa jam yang lalu dari pembantu di rumahnya.

Tatapan mata Ariq tak lepas dari kartu undangan yang kini ada dalam genggamannya. Nama Kamilia Izzatunnisa dan Cakra Mahardika Wira tertulis jelas dj sana.

Dia baru saja kembali dari tugas luar, ada proyek pembangunan rumah sakit yang harus dipantau langsung olehnya di Surabaya setelah sebelumnya dari Yograkarta. Perjalanan satu minggu ini membuat Ariq sangat sibuk sekali dia bahkan tidak sempat mengecek ponsel dimana di dalamnya notifikasi dari grup alumni yang dirinya baru berjoin beberapa hari yang lalu saat reuni dadakan di mall XX sengaja disenyapkan karena selalu ramai.

Ariq beralih pada ponselnya, dibukanya aplikasi pesan berwarna hijau dan lebih dari lima ratus pesan di grup angkatan putih abu-abu yang belum dibukanya.

Tap ...Ariq tertarik untuk membukanya, deretan foto kembali memasuki ruang percakapan itu, Elisha lah pengirimnya. Satu foto yang baru saja diunduh olehnya seketika membuatnya membeku, dunia Ariq terasa benar-benar berhenti, tatapannya nanar memandang tanpa kedip foto sepasang pengantin dimana sang mempelai pria tengah mencium mesra kening mempelai wanita.

"Milia ..." ucapnya lirih, diiringi bulir bening yang tanpa disadarinya tiba-tiba jatuh dari matanya membasahi ponsel yang menampilkan foto Kamilia dan Cakra usai prosesi akad.

"Den, tuan Mirza sudah datang" Bi Asih yang tadi menyerahkan kiriman undangan untuknya kini berdiri di ambang pintu kamar tuan mudanya.

"Den ..." panggil Bi Asih karena Ariq tak kunjung merespon, dia melihat putra majikannya itu hanya bengong menatap ponsel yang digenggamnya.

Pandangan Bi Asih beralih pada tangan kiri Ariq yang masih memegang undangan yang tadi pagi dia simpan di kamar Ariq. Bi Asih kembali menatap wajah Ariq yang tampak sembab, sekilas dia ingat nama yang terbaca olehnya di cover undangan, Bi Asih pin memutar ingatannya, pernah suatu hari saat membereskan kamar Ariq menemukan sepucuk surat yang jatuh dari sela-sela halaman buku yang sedang dibereskannya waktu itu, di amplopnya bertuliskan nama pengirimnya, Kamilia.

"Mungkinkah itu nama yang sama? Siapakah wanita itu? Apa mungkin kekasihnya Den Ariq? Dan yang menikah itu adalah dia?" banyak pertanyaan berkecamuk di benak Bi Asih, sebagai asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di keluarga itu Bi Asih sedikit banyak tahu karakter anak-anak majikannya, walau pun mereka semua mondok di pesantren tetapi setiap berkesempatan pulang rumah adalah tempat ternyaman mereka dan Bi Asih menjadi orang yang cukup dekat dengan semua anak-anak majikannya itu.

"Den ..." dengan intonasi sedikit meninggi Bi Asih kembali memanggil Ariq, dia memutuskan memasuki kamar tuan mudanya itu,

"Hah ...Bibi" kaget Ariq, dia segera mengusap wajahnya dan menghindari tatapan Bi Asih yang menatapnya intens.

"Ada apa, Bi?" Ariq beranjak dari duduknya menyimpan kartu undangan ke dalam laci meja yang ada di kamarnya, berusaha menampilkan senyum ke arah Bi Asih, sedikit salah tingkah karena Ariq yakin Bi Asih sempat melihat wajah sembabnya.

"Ada Den Mirza di bawah"

"Iya Bi, aku segera turun" jawab Ariq, Bi Asih pun memilih keluar meninggalkan tuan mudanya untuk lebih mengondisikan dirinya yang tampak tidak serapi biasanya.

Mirza menatap sahabatnya yang berjalan gontai menuju mobil, wajahnya lesu terlihat sangat tidak bersemangat. Dia tahu ini akan menjadi hari yang tidak mudah untuk Ariq, Mirza yakin Ariq sudah melihat foto-foto pernikahan Kamilia di grup alumni angkatan mereka. Suasana di dalam mobil pun hening, Mirza enggan untuk memulai bicara, di saat seperti ini lebih baik dia diam saja, karena keheningan lebih disukai Ariq saat ini.

Meninggalkan Ariq dan Mirza dalam keheningan, sangat berbeda dengan suasa yang saat ini tengah berlangsung di kediaman orang tua Kamilia, usai prosesi akad dilanjutkan dengan acara resepsi, pernikahan sederhana yang dibayangkan Kamilia nyatanya menjadi pesta pernikahan termegah di tempatnya saat ini.

Orang-orang penting di daerah itu hadir, Bupati sebagai pejabat tertinggi di daerah pun tak kalah menghebohkan dengan kehadirannya. Kamilia menelisik setiap tamu yang datang, teman-temannya tampak hadir dan mengucapkan selamat atas pernikahannya. Cakra bahkan menjadi orang yang paling bersemangat menerima ucapan selamat dari para tamu, dia seolah sedang menunjukkan diri sebagai suami Kamilia. Pria mapan, tampan dan tak kalah dermawan, terbukti dengan pernikahan mewah hari ini adalah Cakra yang menanggulangi semuanya.

"Bismillah, dengan menyebut nama-Mu Ya Allah, aku mulai hidup baruku bersama laki-laki yang telah Engkau tetapkan menjadi jodohku, ridho-Mu untukku kini beralih dari Bapak kepada laki-laki ini" monolog Kamilia dalam hatinya, dia menatap Cakra yang sedang tersenyum berfose dengan seorang diri sesuai arahan sang photografer. Seulas senyum dia lemparkan saat tatapan keduanya saling beradu.

1
Mukmini Salasiyanti
minta ditampol si Alexchina ini....
BiKes!!!!!!
Bikin Keseeeeelllll........
Meli Anja
sabar ya kamilia..cakra akan baik2 saja kok...lanjut kak
dyah EkaPratiwi
Cepet sembuh cakra, semangat kamilia
Yhanie Shalue
bingung mau berkomentar,, mau seneng ap sedih😌
Mukmini Salasiyanti
whatever...
syafaakallohu, mas cakra😞😭
Sing sabar ya, Milia....
Meli Anja
ga rela kalau cakra banget cakra dibuat sakit kak...sedih ngebayangimnya jadi kamilia...mau tegar bagaimanapun pastu syok kak..
Adiba Shakila Atmarini
ya allah..berat bngt ujian untuk milia
dyah EkaPratiwi
Semoga cakra baik2 saja kasihan kamilia
Mukmini Salasiyanti
Nah kan?????
cakraaaaaaaaaa
Yhanie Shalue
ad ap dg cakra,, smg cakra baik2 aj meskipun aku masih berharap milia kembali sm Ariq😁
Biru
Next
Meli Anja
jangan sape.cakra.memderita penyakiy ganas kak..kasian kamilnya mau punya anak tapi suami.sakit...😭😭
dyah EkaPratiwi
Semoga cakra baik2 saja, sabar kamilia
Adiba Shakila Atmarini
sdih sih..sbenrx g rela sih ariq sma amel..
Nie
kamilia ♥️ ariq 🤭
Mukmini Salasiyanti
Ariiqqqqq😭
Jgn move on yaaa...
Hanya krn slh faham..
knp hrs begini????

mana nih, Author??
salah Author niiih....
buat cerita yg Tersurat....
😄🤣🤣🤣😭😭😭
Meli Anja
kamil emang bener ...dia harus tegas ...masa lalu bairlah menjadi masa lalu ...ariq..move on riq...kasian amel..
Biru
Kita sehati El...aku juga gk rela bgt ariq sama Amel
dyah EkaPratiwi
Berharap menemukan kebahagiaan masing-masing. semangat ariq cari bahagiamu
Rupiaah Ismail
Bagus cakra..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!