NovelToon NovelToon
Dendam Dokter Aruna

Dendam Dokter Aruna

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Berubah manjadi cantik / Cinta Seiring Waktu / Dokter / Teman lama bertemu kembali / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:3.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Rahma AR

Aruna, gadis pintar, tapi sangat lugu. Selama ini Aruna fokus belajar dan.belajar. Perpus adalah tujuannya saat jam istirahat.

Kiano adalah cowo tampan yang digilai banyak cewe. Dia adalah anak gaul yang pertemanannya hanya di kalangan orang orang kaya.

Aruna menjadi korban taruhan Kiano dan teman teman gengnya berupa uang sebesar lima puluh juta jika Kiano berhasil jadi pacarnya dalam deadline yang sudah ditentukan.

Tujuh tahun kemudian mereka bertemu sebagai dokter dan pasien. Kiano menderita asam lambung yang ngga kunjung sembuh. Teman temannya merekomemdasikan Aruna yang sudah menjadi dokter untuk memgobatinya.

Apakah Aruna mau? Yang jelas Aruna masih dendam pada Kiano.dan teman temannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kakek Kiano yang rewel

"ini kamarnya?" tanya Aruna sambil menghentikan langkah kakinya ketika melihat suster Ria juga berhenti di depan sebuah kamar rawat inap yang full ekslusif.

"Bukan kakek abal abal ni, dokter." Suster Uci memamerkan cengiran lebarnya.

"Memang bukan. Makanya si kakek banyak baanget permintaannya," timpal suster Ria menanggaapi dengan tawa pelan.

Pantaslah, Aruna juga membatin. Bukan pasien sembarangan menginap di kamar ini.

"Saya ngga ikut masuk ya, dokter," tolak suster Ria langsung.

"Kenapa? Ayolah buat nemenin aku," bujuk suster Uci. Dia merasa ciut juga nyalinya setelah mendengar celoteh temannya itu tentang si kakek. Suster Uci sudah bisa membayangkan betapa judes dan galaknya si kakek. Apalagi beliau sangat kaya raya. Pantas perlakuannya sangat semena mena, suster Uci mengomelinya dalam hati.

"Enggak. Aku ngga kuat, takutnya malah ngumpatin si kakek. Jatuhnya, kan dosa." Suster Ria memberikan alibinya agar ngga dipaksa.

"Iya, ngga apa apa," potong Aruna ketija melihat mulut suster Uci yang mau membalas ucapan suster Ria.

Mau sampai kapan mereka di depan pintu gara gara perdebatan ngga penting, kesal Aruna dalam hati.

"Oke, dokter. Makasih ya. Dokter selalu baik," pujinya langsung membalikkan badan dan menjauh dengan cepat sebelum mendengar lanjutan omongan suster Uci yang bawel.

"Dasar," gumam suster Uci kesal.

Aruna hanya memggelengkan kepala dan segera mendorong handle pintu ke dalam.

"Permisi," sapa Aruna begitu memasuki kamar ekskusif yang sangat luas dan mewah itu. Keluarganya ternyata cukup rame juga menemani sang kakek. Ada enam orang termasuk dokter Burhan, Aruna menghitung dalam hati.

Tapi Aruna rasanya mengenal seorang wanita paruh baya yang masih cantik, yang berdiri ngga jauh dari si kakek. Sayangnya dia lupa dan ngga bisa mengingatnya.

Artha Mahendra menatap gadis di depannya lekat. Sesuai dengan foto yang diberikan Aries. Bahkan dokter ini lebih cantik aslinya. Ternyata efek kamera cangggih pun tetap gagal menampilkan secara sempurna sosoknya.

"Dokter Aruna, ayo kemari," panggil dokter Burhan, adik dari pemilik rumah sakit. Omnya dokter Farel.

Aruna mengangguk pada orang orang yang menemani sang kakek sambil menghampiri dokter Burhan.

Seoramg wanita tua yang seusia dengan sang kakek, mungkin istrinya tersenyum ramah padanya. Sedangkan sang kakek meliriknya meremehkan.

"Burhan, kau jangan sembarangan. Anak bawang kau suruh mengobati aku," ucap sang kakek galak.

Orang orang di situ menarik nafas panjang mendengar ucapan sang kakek. Padahal dua dokter sebelumnya, berusia lebih tua dari gadis jelita ini sudah ditolaknya mentah mentah.

Tanpa sadar Aruna melegkungkan garis senyumnya. Dia ngga tersinggung dan menganggap wajar perkataan sang kakek. Dia pun kadang masih menerima penolakan semacam itu dari pasien pasiennya.

"Ini dokter terakhir, Om," ucap dokter Burhan dengan senyum lembut di bibirnya. Berusaha membujuk.

"Aku ngga mau jadi korban malprakteknya," ucap sang kakek sarkastik.

Yang lainnya kembali menghela nafas panjang dan berharap dokter terakhir yang sangat cantik ini akan sabar menghadapi sang kakek.

"Maaf, kakek ngga usah khawatir. Saya lulusan terbaik waktu lulus kuliah," ucap Aruna ringan tanpa bermaksud sombong. Hanya untuk membuat sang kakek mempercayainya.

Dokter Burhan tersenyum sekilas sambil melirik Aruna

Sang kakek terdiam mendengarnya. Tapi matanya menatap Aruna dengan sorot menyelidik.

Dengan kepercayaan diri yang tinggi, Aruna menghampiri sang kakek, melangkah tenang. Suster Uci yang udah siap menyemburkan segala umpatan terpaksa menahan rasa kesalnya mati matian pada si kakek sombong ini. Hanya karena etika kesopanan. Menghormati yang lebih tua.

Suasana menjadi hening. Mereka yang berada di situ menatap dokter cantik itu kagum dan tersenyum. Sang kakek dibuat ngga berkutik.

"Suster, tolong cek tensi darah kakek ya," pinta Aruna sambil menoleh pada suster Uci.

Suster Uci dengan sigap melaksanakannya. Tanpa menunggu reaksi sang kakek yang masih terdiam, seolah membiarkan saja apa yang akan dilakukan oleh perawat yang diperintahkan dokter itu.

"Masih cukup tinggi. Kakek masih harus menggunakan infus ya," ucap Aruna setelah memperhatikan alat tensi.

"Terimakasih ya, nak," ucap istri kakek Suryo Anggoro lembut.

"Sama sama, nek," balas Aruna ramah membuat si nenek tersenyum mendengarnya.

Kakek Suryo Anggoro hanya mengangguk sambil terus menatap Aruna. Seakan ingin memastikan apa benar ucapannya bahwa dia lulusan terbaik di kampusnya.

"Ini laporan tes darahnya, dokter Aruna," ucap dokter Burhan sambil menyerahkan map yang dipegangnya sejak tadi. Map dari dua dokter sebelumnya.

Dokter Burhan cukup merasa lega karena kata kata Aruna berhasil menaklukan teman papanya yang memang rewel kalo berada di rumah sakit.

"Oiya, dokter," sambut Aruna sambil mengecek laporan itu.

Cukup parah, batin Aruna saat membaca laporan kesehatan sang kakek. Apalagi beliau sempat masuk di ICU.

Artha Mahendra tersenyum miring. Pantas Kiano sampai melakukan hal hal di luar kewajarannya. Dokter ini memang luar biasa. Melihat mertuanya yang suka berkata pedas itu sampai terdiam, sang dokter perlu dikasih jempol.

"Lho, nak, kamu yang di pesta, kan?" sapa mami Kiano setelah cukup lama memperhatikan Aruna.

Aruna menoleh dan tersenyum. Ternyata wanita paruh baya cantik yang ngga sengaja ditabraknya.

"Iya, tante," sahut Aruna ramah.

"Kamu dokter ternyata," kekeh mami Kiano sambil menghampirinya.

"Makasih ya, ternyata papi saya mau nurut sama kamu," katanya berbisik membuat Aruna mengangguk dan tersenyum menahan geli.

"Kamu kenal honey?" tanya papi Kiano heran. Sementara yang lain menatap penuh minat pada Aruna, termasuk sang kakek.

"Ngga sengaja melihatnya di pesta Athar," jelas mami membuat lainnya tambah berminat.

"Wajarlah. Dokter Aruna adik istrinya Athar," timbrung dokter Burhan membuat mereka pun mengangguk anggukkan kepalanya.

Artha Mahendra-papi Kiano mulai tersenyum. Dia cukup mengenal.dengan keluarga istri dari anak temannya, Athar. Boleh juga pilihan Kiano, batinnya. Karena bisnis pertambangannya cukup sering membuatnya berkomunukasi dengan papa Aruna di perusahaannya.

"Kamu adiknya Almira?" senyum sang nenek melebar.

Aruna mengangguk dengan heran. Kok bisa tau, batinnya.

"Ngga nyangka kamu jadi dokter. Kakak kamu ambasador di hotel kami," sambung nenek Kiano dengan raut senang.

"Jadi kamu, adik yang selalu dibanggakan Almira," ucap kakek Kiano setelah terdiam cukup lama.

Dokter Aruna hanya tersenyum.

Kakaknya cukup dekat juga dengan keluarga si kakek, batinnya lagi

"Oke Burhan. Om mau dia jadi dokter pribadi, Om," sambung sang kakek tegas.

Ap-pa? Berhasil? Suster Uci menatap dokter Aruna dengan mimik lega.

"Oke Om," kekeh dokter Burhan membuat yang lainnya tertawa.

"Adiknya Almira, setiap aku membutuhkanmu, kamu harus datang," titah sang kakek galak.

Saat Aruna mau membantah, dokter Burhan memberikan kode kedipan matamya.

"Siap, Om. Tapi ngga bisa mendadak.juga Om. Paling jam istirahat, dokter Aruna senggang," terang dokter Burhan membuat Aruna lega.

"Aku akan bayar lebih," kata sang kakek sombong.

"Aruna punya banyak pasien, Om. Dia cukup terkenal," ucap dokter Burhan berusaha membujuk.

"Bahkan Om Wira mau menunggu antriannya selesai kalo mau memanggil Aruna ke rumahnya," tambah dokter Burhan lagi.

"Wira? Hebat juga ternyata kamu," puji si kakek spontan. Tentu dia mengenal Wira, teman yang sama keras kepalanya dengan dirinya.

"Oke, aku akan memanggilmu kalo malam saja," putus si kakek sepihak membuat yang lain tertawa pelan.

"Baiklah, kek," balas Aruna sopan sekaligus bersyukur.

Asal jangan terlalu malam ya kek, saya mau tidur, tambahnya dalam hati.

"Kata Almira kamu belum punya pacar. Aku akan kenalkan cucu bodohku padamu."

Kembali mereka tertawa, terutama Artha Mahendra dan istrinya. Cucu bodoh itu adalah panggilan kesayangan anak lelaki mereka, Kiano.

Aruna hanya tersenyum. Sudah sering dia mendapatkan penawaran semacam itu dari para.pasiennya.

"Boleh juga. Saya rasa Aruna setuju," jawab dokter Burhan lagi lagi memberikannya kode kedipan mata ketika Aruna mau menolaknya.

"Diammu aku anggap setuju," seru si kakek antusias membuat Aruna menghela nafas sambil melirik dokter Burhan yag ikut tertawa bersama yang lain.

Dokter harus tanggung jawab, Aruna membatin kesal.

Aruna kurang suka dijodoh jodohkan.

1
PengGeng EN SifHa
bener² keluarga GESREK🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙈🙈🙈🙈🙈🙈
ms. S
ceritanya bagus alurnya msh dipahami
Euis Resmawati
Luar biasa
AZIMAH AT
hukuman nya .. hanyalah mencuci cangkir kopi
Mrs ariyanto
bagus gan...emang orang2 kek gitu gak perlu dikasih maaf dia aja gak punya nurani
Mrs ariyanto
januar apa arjuna🤣🤣🤣
Rahma AR: typo ya hehe...
total 1 replies
Mrs ariyanto
masih nanya🥵🥵🥵
Rafinsa
Luar biasa
Emai
yaaah beneran tamat?
Emai
pil menyubur itu mah. yakin deh. nanti rain hamil. dan kamu bakal mengemis cinta nya rain reno..
Emai
aku heran. katanya aruna dijaga 5 orang pengawal dr papi kiano. kok g da yg datang? malah yg dtang aris dan baru ketauan d akhir kalau dia melapor ke papi kiano. datang pun terlambat kan tadi???
Nur Hayati
kenapa ngak saling terbuka sih
Emai
kok mempelai wanita gak diauruh salim ke mempelai laki nya?
Alanna Th
trima ksh, othor telah mnemaniq
. smoga sukses n sehat selalu /Good//Heart//Heart//Heart/
Alanna Th
rsj lbh cocok utk shina
Emai
apa seperti ini kode etik seorang dokter? malah menakuti pasien
Alanna Th
s wita bnr" kena gangguan jiwa; memang bisa trjadi krn jiwanya selalu haus akan kkuasaan n harta yg bkn miliknya
Alanna Th
regan bnr" bruntung dpt cln istri solehah dari klg baik"
Alanna Th
smoga benar rain tdk hamil. trouma brt dprlakukan reno dg biadab, ogah trulang lagi kalo dnikahi!!
Alanna Th
biar kapok tuh para buaya darat!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!