Seruni baru saja lulus Sekolah Menengah Atas,niat hatinya ingin bekerja membantu Bapaknya menjual ikan hasil tangkapan si Bapak.Namun Bapaknya malah mengajak Seruni bekerja menjadi pembantu rumah tangga di sebuah keluarga kaya di Kota.
Dari sinilah teror bermula,Keluarga Jaka Sasongko sering mengalami penampakan seorang wanita yang sangat mengerikan.
Anehnya,hanya Seruni yang berani menghadapi hantu itu.Bukan dengan bacaan ruqyah ataupun Doa pengusir setan lainnya,melainkan dengan batang penyapu atau apa saja yang Seruni temukan di dekatnya.
Siapakah Seruni sebenarnya??Kenapa hantu yang begitu digeruni jadi takut kepada gadis desa ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3 Perdebatan Di Meja Makan
Adzan subuh sudah berkumandang,membangunkan para hamba Allah untuk melaksanakan kewajiban.Seruni dan Pak Salam sholat berjamaah di kamarnya.Karena memang yang tersedia hanya satu kamar,jadi mereka gunakan berdua.
Setelah selesai sholat,Seruni langsung ke dapur untuk membantu para ART menyiapkan sarapan.Sedangkan Pak Salam memulai pekerjaannya sebagai tukang kebun.
"Kamu anaknya tukang kebun yang baru itu ya?"Tanya Mbak Siti.
"Iya Mbak"Jawab Seruni sambil mengupas bawang.
"Katanya mau disekolahin sama Nyonya ya?"Sambung Mbak Rara.Seruni mengangguk cepat.
"Nyonya memang baik orangnya"Tambah Mbak Siti.Seruni tersenyum tipis."Baik-baik saja kerja disini,kalau dimarahi jangan dimasukkan kedalam hati"
"Masukkan ke dalam koper aja,langsung minggat"Seloroh Mbak Rara yang langsung disambut tawa.
__Jam sudah menunjukkan pukul 05,45.Semua masakan sudah terhidang di meja makan.Satu persatu penghuni rumah berdatangan duduk di meja makan.
Tuan Jaka yang baru datang jam 02.00 pagi tadi melihat Seruni dengan tatapan yang sangat lekat.Wajah Seruni seperti tidak asing baginya.
"Pa"Panggil Ny.Desi kepada suaminya.Tuan Jaka gelagapan,ia duduk dengan perasaan yang tak dapat diartikan."Kenapa lihat Seruni sampai begitu?"Ny.Desi merasa risih dengan sikap suaminya.
"Tidak ..emmm anu siapa tadi namanya?"Tuan Jaka merasa kurang jelas.
"Seruni"Jawab Ny.Desi.
"Seruni??"Tuan Jaka seperti mengingat seseorang."Asal darimana?"
"Desa Majang"
"Desa Majang???"ah berarti bukan,Tuan Jaka tersenyum lalu meraih dua potong roti.
"Emang kenapa Pa?"Ny.Desi masih belum puas dengan penjelasan dari suaminya.
"Tidak apa-apa,Ohya Roy gimana kuliahmu?kamu nggak bikin masalah lagi kan?"Tuan Jaka mengalihkan topik pembicaraan kepada anak sulungnya.
"Tidak dong Pa"Jawab Roy dengan santai.
"Bagus,lalu kamu Ge?gimana sekolahmu?"Giliran si bungsu Geysa yang ditanyakan.
"Ok ok aja Pa"Geysa juga menjawab dengan santai sambil menyantap roti bakarnya.Tuan Jaka manggut-manggut.
"Roy,besok temani Seruni daftar kuliah di kampus kamu"Ny.Desi berujar.
"Hah??Maksud Mama pembantu baru itu?"
"Iya,kenapa?"
"Dia mau kerja apa mau sekolah Ma?"Roy balik bertanya.
"Aku yang menyuruhnya melanjutkan ke bangku kuliah.Sayang sekali karena dia itu anaknya pintar"
"Terus yang biayain Mama gitu??enak dong jadi dia"Geysa ikut berkomentar.
"Apa gunanya Mama membangun yayasan kalau tidak untuk menolong orang Ge,apalagi yayasan Mama kan emang untuk orang yang kurang mampu"Bantah Ny Desi."Kamu mau nggak bantuin dia Roy?"
"Iya Ma"Jawab Roy setengah hati.
"Kalau dia sekolah kapan kerjanya Ma?"Tuan Jaka juga berkomentar.
"Dia kesini bukan untuk kerja Pa,kalau untuk kerja?Mama cuma butuh tukang kebun aja.Dia kesini memang khusus untuk sekolah,selepas dari sekolah kalau dia mau bantuin beres-beres ya kita bayar"Ny Desi begitu kekeh mempertahankan keputusannya.
Semua pada berjungkit bahu,tidak berani melawan lagi ucapan Ny Desi.Seruni mendengar semua percakapan yang terjadi di ruang makan itu.Diam-diam dia begitu kagum dengan kebaikan hati Ny Desi.Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi agar Ny Desi tidak menyesal menyekolahkan dirinya.
Mbak Siti menepuk pundak Seruni hingga Seruni dibuat kaget"Ssstttt"Mbak Siti menarik tangan Seruni ke belakang Dapur.
"Jangan menguping pembicaraan majikan,nanti Tuan tahu kamu bisa dimarahin.Disini yang paling galak itu Tuan"Mbak Siti memberi tahu dengan suara yang dipelankan agar tidak terdengar siapapun.Seruni mengangguk mengerti.
"Bagus"
...****************...
Senja sudah berganti malam,para penghuni rumah sudah kembali ke tempat peristirahatan.Hanya Tuan Jaka yang belum pulang.Padahal makan malam sudah disiapkan.Terpaksa Ny Desi makan lebih dulu bersama kedua anaknya.
Jam sudah menunjukkan hampir jam sebelas malam,Tuan Jaka baru saja datang.Ia mengemudikan mobilnya sendiri,karena Said sudah diminta untuk pulang lebih dulu tadi.
Setelah memarkirkan mobilnya,Tuan Jaka melangkah masuk ke dalam rumahnya.
Namun langkahnya tertahan disaat ia mendengar suara perempuan sedang berkidung.Suaranya sangat lembut dibawa angin malam yang sepoi-sepoi.
"Siapa malam-malam berkidung?padahal dirumah ini tidak ada yang punya bayi?"Tuan Jaka berpikir sendiri.Tatapan matanya menyapu kesekitar.Tiba-tiba ia melihat sosok perempuan dengan memakai dress putih sedang menggendong bayi.
Tuan Jaka memicingkan matanya,tapi ia belum memastikan siapa gerangan wanita itu.Hatinya dilanda rasa penasaran,selangkah demi selangkah ia berjalan mendekat.Tapi anehnya semakin mendekat wanita itu seperti semakin menjauh.Padahal tak terlihat ia sedang berjalan.
Tuan Jaka semakin dibuat ingin lebih tahu,karena ia merasa mengenal sosok itu.
THUK
"Aduh"Tuan Jaka memegang kepalanya yang seperti terkena lemparan batu.Ia tercari-cari siapa yang menimpukinya dengan batu.Terlihat seruni berjongkok dibalik tanaman bonsai miliknya.Ia seperti bersembunyi,dan dengan gerakan cepat gadis itu melambaikan tangannya dan melarang Tuan Jaka untuk mengikuti wanita itu.
Tuan Jaka merasa jengkel,ia menoleh ke tempat wanita tadi yang berkidung sudah tidak ada.Tuan Jaka celingukan mencari wujud wanita itu,tapi benar-benar sudah menghilang.
"Cepat sekali dia pergi"Pikir Tuan Jaka.Seruni tetap saja memanggil-manggil majikannya dengan lambaian.Akhirnya Tuan Jaka mendekati Seruni.
"Ada apa?"Tuan Jaka bertanya dengan sangat kesal.
"Ssstttt jangan keras-keras,nanti hantu itu datang lagi"Seruni menjawab dengan suara yang berbisik-bisik.
"Hantu?"Tuan Jaka meremehkan Jawaban Seruni.Seruni celingukan seperti maling,ia bangkit lalu menarik majikannya dengan cepat masuk ke dalam rumah.
"Apa-apaan sih?"Dengan kasar Tuan Jaka melepaskan diri dari cekalan tangan Seruni setelah keduanya selamat sampai di dalam rumah.
"Maaf Tuan karena saya lancang,saya hanya tidak ingin Tuan kenapa-napa karena mengikuti panggilan hantu tadi"Seruni memberikan alasan.
"Hantu tadi yang mana?"
"Yang Tuan ikuti"
"Maksudmu wanita itu?"Tuan Jaka ingin memastikan.Seruni mengangguk cepat."Emang dia hantu?"
"Tuan nggak percaya sama hantu?"
Tuan Jaka tersenyum kecut lalu pergi meninggalkan Seruni.Seruni menatap kepergian Sang majikan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa cuma aku yang percaya sama hantu?"Seruni geleng-geleng kepala lalu kembali ke kamarnya.
Pak Salam menyaksikan semua kejadian itu,ia diam dibalik pohon akasia disamping rumah.
"Hemmmmm semua ini keinginanmu yang sangat ingin anakmu bisa melihatmu.Sekarang keinginanmu sendiri yang menghalangi niatmu dari dulu"Pak Salam bergumam sendiri.Ia kemudian keluar dari tempat persembunyiannya.
"Kemana Bapak?"Seruni bingung ketika Pak Salam tidak ada di kamarnya."Padahal tadi masih tidur?Apa pergi ke toilet ya?Hemmm mungkin "
Seruni naik ke atas tilam,ia menarik selimutnya"Semoga tidak ada suara atau penampakan lagi,aku harus tidur karena besok aku akan pergi kuliah"Seperti biasa Seruni selalu berbicara sendiri.Setelah membaca doa mau tidur,ia segera memejamkan matanya.