Office Girl Kesayangan

Mahesa benar benar membelikan Elis laptop. Dengan harga yang cukup mahal. setelah beli laptop, Mahesa mengajak Elis makan di restoran.

Elis dari tadi hanya diam. Mahesa tau kau Elis sedang kesal dengannya karena tidak mau mendengar ucapannya. Mahesa pun membiarkan Elis marah dan diam. Mahesa akan bicara nanti sambil makan biar santai.

Mahesa memesan banyak makanan enak. sambil menunggu makanan datang, Mahesa mengajak Elis bicara.

"Jangan diam terus gitu dong sayang. Kalau diam terus jadi jelek tau."

Elis tetap diam saja. Dan terus melihat ke hp. Mahesa yang merasa di abaikan lalu mengambil hp Elis.

"Saya lagi ajak bicara. Jangan main hp dulu."

Elis hanya diam saat hpnya di ambil Mahesa.

"Kamu kenapa ngga suka saya belikan Laptop. Kamu itu kan butuh untuk kuliah?"

"Tapi ini terlalu mahal Mas. Saya ngga punya uang untuk mengganti uang Mas."

"Saya ngga minta kamu buat ganti uang laptop ini. Saya ini membelikan untuk kamu."

"Saya ngga enak Mas. Tadi Mas sudah membelikan baju buat saya, itu juga sudah habis banyak. Sekarang di tambah lagi laptop. Saya takut orang tua Mas berpikir Saya wanita matre. Cuman memanfaatkan Mas aja."

Mahesa tersenyum mendengar perkataan Elis. Ternyata Elis takut kalau di katai wanita ngga benar.

"Kamu ngga usah kuatir. Saya mau habis uang berapa pun itu, orang tua saya ngga akan mempermasalahkannya. Karena ini semua uang saya. Saya tiap hari kerja, dan mendapatkan uang. Saya aja sampai bingung uang saya makin bertambah tapi saya ngga pernah menggunakannya. Jadi kamu ngga usah kuatir ya."

Sambil Mahesa mengambil tangan Elis dan di genggamnya.

Makanan pun datang. Mahesa mengajak Elis untuk makan. Mahesa terus membujuk Elis agar tidak marah lagi. Lama lama Elis pun tidak lagi marah.

Keduanya makan sambil mengobrol dan hati Elis pun mencair dan sudah tidak marah lagi.

Selesai makan, keduanya langsung pulang ke apartemen. Sampai di apartemen, Elis dan Mahesa duduk di sofa. Mahesa mau memasukan data Elis ke laptop.

"Sudah selesai. Sekarang kamu bisa pakai."

"Makasih ya Mas."

"Iya sayang. Kuliah yang rajin dan yang benar. Biar hasil nilanya memuaskan."

"Iya."

Elis lalu memainkan laptopnya. Mahesa duduk di samping Elis sambil terus menatap Elis.

"Iih ... Jangan lihatin saya terus Mas."

"Kenapa memangnya?"

"Saya malu," Mahesa tersenyum.

Mahesa tiduran dan kepalanya di letakan di pangkuan Elis. Elis yang sedang melihat ke Laptop jadi badanya agak merendah. Membuat muka Mahesa terkena dada Elis.

Mahesa yang baru merasakan mukanya tersentuh benda kenyal langsung badanya tegang. Bukan hanya badanya saja yang tegang, tapi rupanya adik Mahesa juga terbangun.

Elis tidak sadar dan masih sibuk dengan laptopnya. Lalu wajah Mahesa yang makin ke tekan jadi susah nafas.

Mahesa menarik nafas saat mencium bau badan Elis. Saat wajah Mahesa agak di di tekan, Elis terasa dan menegakan badanya.

Mahesa dan Elis saling tatap. Elis rupanya baru sadar tadi dadanya memakan wajah Mahesa. Mahesa lalu bangun dan duduk tegak. Mahesa makin mendekatkan wajahnya ke wajah Elis.

Bibi Mahesa sudah menempel di bibir Elis. Elis hanya diam karena kaget dengan ciuman Mahesa.

Mahesa terus mencium bibir Elis, dan akhirnya Elis pun membalas ciuman Mahesa.

Mahesa dengan pelan mendorong badan Elis ke sofa, sampai Elis tiduran di sofa.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih..