NovelToon NovelToon
Selir Hati Mr. Billionaire

Selir Hati Mr. Billionaire

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / patahhati
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: alya aziz

Menjalani hubungan pernikahan, tanpa mengharap di cintai, tanpa tuntutan, dan tanpa mengharapkan sebuah pengakuan.

Tak pernah terlintas di dalam benak Arumi, bahwa ia akan menjalani sebuah hubungan pernikahan rahasia dengan seorang pria yang baru saja resmi menjadi seorang duda.

Pelariannya dari kejaran para rentenir, malah membuatnya kehilangan hal terakhir yang paling berharga baginya yaitu kesuciannya. Alfaro yang malam itu dalam kondisi mabuk telah merenggut kesuciannya di saat ia tidak sadarkan diri.

Sudah terlanjur basah, kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja. Alfaro yang haus akan kehangatan dan belaian seorang wanita, memberikan sebuah penawaran gila kepada Arumi.

"Tugas mu hanya melayaniku selama satu tahun, aku akan melunasi semua hutang mu pada rentenir itu dan juga memberikan mu pekerjaan."


Hanya ada dua pilihan, mati secara perlahan di tangan rentenir atau menerima tawaran sang duda yang membutuhkannya sebagai penghangat ranjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.32 (Ungkapan perasaan Bima)

Arumi masih setia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal. Ia menyesal karena malam tadi bernyanyi sampai terbawa perasaan. Kini ia sadar, bagaimana jika Alfaro mengerti maksud dari lagu yang ia nyanyikan malam tadi. Rasanya hari ini, ia ingin di dalam tenda saja seharian.

"Rumi, ayo bangun," kata Risma sambil menarik selimut yang menutupi bagian kepala Arumi.

"Apa?"

"Semua peserta camping sudah berkumpul di depan, untuk lomba lari bersama, ayo bangun," sahut Kiki ya sedang bersiap-siap.

Bagaimana ini, aku belum siap bertemu dengannya, batin Arumi.

"Ah iya sebentar, aku mandi dulu." Dengan langkah malasnya, Arumi meraih handuk dan keluar dari tenda. Ia menoleh kearah tenda Alfaro, sepertinya Alfaro masih tidur, ia berjalan dengan cepat melewati tenda besar itu.

~

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, Arumi dan kedua temannya pergi ke tempat di mana semua peserta camping sedang berkumpul. Pagi ini, mereka akan mengikuti lomba lari bersama mengelilingi hutan pinus yang di kelilingi bukit dengan pemandangan gunung yang begitu indah.

Lagi-lagi Arumi melirik kanan kiri. Mencari keberadaan Alfaro yang belum ia lihat sejak tadi. Bukan untuk menghampirinya tapi untuk menghindarinya. Risma dan Kiki saling memandang satu sama lain, mereka mempunyai satu pertanyaan, yaitu kenapa Arumi sejak tadi bertingkah aneh.

"Rumi kamu lagi nyari apa sih? Dari tadi celingak-celinguk tidak jelas," tanya Kiki.

"Ah itu ... aku melihat pemandangan disini indah sekali," jawabnya.

"Eh itu Tuan Al, wah tampan sekali," ucap Risma, menujuk kearah Alfaro dengan sangat antusias.

Buru-buru Arumi bersembunyi di belakang Kiki yang memang mempunyai tubuh tambun. Pagi ini Alfaro semakin terlihat mempesona dengan setelan, trening dan juga Hoodie berwarna hitam. Dalam hati Arumi memohon semoga saja Alfaro tidak melihatnya, atau mendekat ke arahnya.

Dengan di dampingi Aril, Alfaro bediri dihadapan seluruh peserta lomba lari pagi ini. Matanya telihat sibuk mencari sosok wanita yang malam tadi membuat ia terjaga sepanjang malam. Andai ia dan Arumi berada di Mansion sudah bisa di pastikan Alfaro bisa lebih leluasa untuk bertemu dengan Arumi.

~

Suara peluit panjang dibunyikan, pertanda jika lomba telah di mulai. Dengan langkah cepat Arumi berlari sekuat tenaga, bukan karena ingin menang tapi karena ia ingin menghidari Alfaro. Saking cepatnya, ia sampai meninggalkan Risma dan juga Kiki.

"Rumi!" panggil Bima yang saat ini sudah berada di belakang Arumi.

Arumi memperlabat kecepatannya, dan menoleh kepada Bima. Sekarang mereka berlari kecil dengan posisi saling berdampingan. Senyum terpancar di wajah tampan dengan lesung pipi yang berada di kedua sisi pipi Bima. Terlihat sangat manis, tapi Arumi terlihat biasa saja, mungkin karena ia sudah di butakan oleh cinta yang lain.

"Malam tadi kamu bernyanyi sangat bagus, aku tidak menyangka, padahal waktu di tempat karauke kamu tidak mau bernyanyi," tutur Bima.

"I-tu ... aku juga tidak tau, sepertinya aku di rasuki hantu yang tinggal di hutan ini, sampai aku berani maju malam tadi. Haha," ucap Arumi lalu terkekeh sendiri.

"Haha, kamu ada-ada saja."

"Kita berhenti sebentar ya, aku lelah," pinta Arumi karena mulai merasa susah bernafas.

Mereka berhenti berlari, duduk di tepi jalan seraya menghadap kearah pengunungan yang masih di tutupi kabut pagi. Dengan beralaskan daun kering, mereka duduk saling berdampingan. Saat Arumi berusaha mengatur nafasnya, Bima malah sibuk menatapnya. Tatapan penuh arti, tatapan mata itu seperti seorang laki-laki yang sedang jatuh cinta kepada pujaan hatinya

"Rumi?"

"Ya, kenapa?" ucap Arumi yang saat ini sudah menoleh kepada Bima.

"Aku ingin melanjutkan ucapanku yang tertunda malam tadi," ucap Bima dengan pasangan yang tidak lepas dari Arumi.

"Oh iya, memangnya kamu mau bilang apa?"

Bima menelan saliva dengan susah payah, rasa gugup itu kembali menderanya. Tapi jika bukan sekarang, ia akan menyesal jika saja ada yang mendahuluinya. Perlahan ia menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Arumi pun terlihat tidak sabar untuk mendengar jawaban Bima.

Lama Bima mencoba mengumpulkan keberaniannya, hingga para peserta lain sudah melewati dan meninggalkan mereka. Risma dan Kiki yang juga melewati Bima dan Arumi, tidak mau menyapa keduanya, karena mereka tahu itu hanya akan menggangu.

"Aku juga tidak tau sejak kapan aku merasa seperti ini, saat pertama kali kita bertemu, aku sudah merasa jika kamu berbeda, kamu tidak seperti wanita lain, semakin hari kamu selalu berhasil membuat aku kagum dengan sosok kamu. Sekarang aku sadar jika perasaan ku ini tidak wajar, aku sudah keluar dari zona pertemanan kita ... Arumi, aku mencintai kamu," tutur Bima dengan tatapan penuh harap akan perasaan yang telah tersampaikan.

Arumi terdiam sesaat, tak pernah ia bayangkan jika momen seperti ini akan terjadi di antara ia dan Bima. Di mata Arumi, Bima adalah laki-laki yang baik, penuh perhatian dan juga pekerja keras. Namun semuanya sudah terlambat, karena hati Arumi telah terisi nama seseorang yang belum lama ini ia sadari.

"Bima?" panggil Arumi.

"Iya?"

"Maafkan aku, aku tidak bisa membalas perasaan mu, tapi apa kita bisa tetap menjadi teman?" ucap Arumi ragu-ragu, karena ia takut menyakiti hati Bima.

Senyum getir menghiasi wajah Bima, kepalanya tertunduk lesu. Ternyata seperti ini rasanya di tolak seorang wanita yang menjadi cinta pertamanya. Semenyakitkan itu lah rasanya hingga mulutnya tak lagi mampu berkata-kata. Melihat Bima seperti itu, Arumi benar-benar merasa bersalah, ia pikir lebih baik ia meninggalkan Bima sendiri dulu.

"Bima, aku pergi dulu ya, sekali lagi maaf." Arumi berdiri dari duduknya. Tapi tiba-tiba saja Bima yang juga sudah berdiri langsung menarik tangan Arumi dan langsung membawanya ke dekapan, memeluk Arumi untuk pertama kali dan mungkin untuk yang terakhir kalinya sebagai seorang laki-laki yang telah jatuh hati dan laki-laki yang sedang sakit hati.

"Bima, lepaskan aku." Arumi berusaha mendorong tubuh Bima, tapi Bima tak bergeming dan malah mengeratkan pelukannya.

"Aku mohon, sebentar saja ... tidak akan lama. Untuk pertama dan terakhir, biarkan aku memeluk kamu sebagai seorang teman," ucap Bima dengan suara bergetar, Arumi bisa merasakan jika Bima benar-benar tulus padanya. Tapi ia tidak mau memberikan sebuah harapan kosong untuk pria yang tidak ia cintai. Perlahan tangan Arumi bergerak ke atas, menepuk pundak Bima karena rasa simpati sebagai seorang teman.

Maafkan aku Bima, kamu datang di saat yang tidak tepat. Saat dimana aku sudah menjadi istri seseorang dan aku mencintai orang itu, batin Arumi.

Dari kejauhan, tangan kekar itu tercengkram erat, matanya memerah penuh amarah, ia benar-benar tidak rela sesuatu yang sudah menjadi miliknya kini di sentuh oleh laki-laki lain. Aril yang berdiri di samping sang bos bisa merasakan gejolak amarah yang terlihat jelas di wajah Alfaro.

"Tu-tuan, apa anda baik-baik saja."

Alfaro hanya diam tanpa mengucapkan apapun. Tak ingin lama-lama berada di sana, ia berbalik dan melangkah pergi. Rasa itu kembali ia rasakan lagi, rasa yang sama saat Sarah mengkhianatinya, baru saja ia ingin membuka hati untuk Arumi, tapi harapan yang ingin ia coba bangun, kini terasa percuma, jika pada akhirnya ia harus kembali di khianati.

1
tri
ets dah ada yg cemburu, ,/Shy//Shy//Shy/
tri
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Riza Rama
Kecewa
Riza Rama
Buruk
tri
,/Facepalm//Facepalm/ dinda mmg the best kelakuannya, aril....aril, knp ga ngaku aja sik
Idha Giatno
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
MommaBear
Luar biasa
Anonymous
ok
Rahma Putri
Luar biasa
Alet
keren
Ririn Nursisminingsih
meleleh a thor😍😍
Ririn Nursisminingsih
thor semua karyamu udah a baca...penulisanya sangat bagus alurnya tidak berbelit2 a suka..💪💪
Ririn Nursisminingsih
hadech kok malah saling berbohong mending arumi bilang aja udah nikah
Ririn Nursisminingsih
ayoo arumi srmangat tunjukan kmu wanita cerdas,kuat,ndak mudah ditindas
Ririn Nursisminingsih
ambil aja arumi buat alvaro bucin sama kmu...biar tau rasa dia
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
Luar biasa
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
mampir di arumi
Novie Yanti
iy senyum senyum sendiri.. sweet banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!