Pengantin Tuan EL (Sang Pewaris)

Persiapan pernikahan Elvan dan Aida sudah seratus persen selesai . Hari ini seluruh keluarga Elvan tanpa terkecuali sudah bersiap akan ke tempat acara pernikahan yaitu di rumah Aida sendiri.Mereka sangat antusias menantikan hari ini , berharap bisa melihat wajah calon mempelai perempuan . Tapi mungkin itu hanya mimpi mereka saja , karena para pria tidak akan pernah bisa melihat wajah Aida . Mobil yang mereka kendarai mulai berangkat ke rumah Aida.

Di rumah Aida.

Dekorasi penikahan sudah disiapkan dengan sempurna. Bahkan Arifin memesan yang paling bagus dan mewah. Mereka tidak ingin malu karena Elvan memberi Aida uang yang sangat banyak itu artinya mereka harus memberikan sesuatu yang terbaik. Undangan juga dikebut, dan disebar 3-4 hari sebelum acara. Kyai Amir mengundang semua saudara dan kenalannya yang jauh melalui telpon karena tidak memungkinkan untuk mengirimkan undangan atau datang sendiri ke tempat mereka. Karena keterbatasan waktu.

Mereka yang diundang pun bingung, kenapa Aida bisa menikah secepat ini. Mereka sempat berprasangka buruk, namun saat melihat nama di undangan maupun mendengar kalau Aida ternyata mendapat jodohnya orang bule mereka akhirnya bisa mengerti. Karena selama ini yang mereka tahu Kyai Amir selalu menolak perjodohan anaknya dengan anak Kyai-kyai besar lainnya dan nanti saat acara kyai Amir akan menjelaskan acaranya.

Tamu undangan satu persatu datang dan duduk menempati ruang acara untuk menjadikan saksi pernikahan Aida dan Elvan. Mereka semua penasaran dengan calon suami Aida yang sudah menyebabkan beberapa anak Kyai patah hati termasuk Ehsan, putra Kyai Usman yang terkenal tampan dan pintar.

"Aida apa kau sudah siap, nak?" tanya Umi Hasna saat melihat anaknya yang sedang didandani MUA terkenal.

"Sudah, umi. " salah satu Mua yang menjawab.

"Kita tidak pernah melihat wajah neng Aida bahkan kami sangat penasaran. Hari ini kami sangat merasa terhormat bisa melihat berlian bercahaya ini. " ungkap nya.

"Kalian sangat berlebihan. " kata Aida tersipu.

"Sayang, kami tidak bisa memotret wajah cantik neng Aida. Kalau boleh, kami pasti sudah menjadikan model untuk sponsor kami. " ucap salah satu Mua yang memasangkan mahkota kecil di hijab Aida.

"Sudah siap. Semua sempurna. Kami jadi penasaran Siapakah pria beruntung yang mendapatkan berlian tersembunyi ini. "

Dari balik cadarnya Aida tersenyum malu. Dia tidak menyangka akan segera menikah dengan pria yang baru di kenal nya namun sudah memiliki ikatan sejak dia dilahirkan.

"Anak umi memang sangat cantik. Para undangan sudah datang tinggal menunggu mempelai prianya saja. Bahkan pak penghulu sudah siap, kamu bersiap ya."

"Umi, keluarga pria sudah datang. " salah satu santriwati memanggil Umi untuk menyambut para tamu mereka.

"Umi tinggal dulu ya, nak. "

Aida mengangguk. Kini dia ditinggal sendiri dikamarnya yang sudah dihias seperti kamar pengantin. Semua orang keluar karena mereka penasaran dengan mempelai pria yang sudah mampu menaklukkan hati Aida dan membuat banyak pria patah hati.

Saat Semua keluarga Khan turun dari mobil, mereka yang melihat keluarga mempelai pria mulai dari para tamu undangan, maupun tetangga yang datang semua berdecak kagum dengan paras-paras campuran timur tengah dan Eropa. Karena Erhan sendiri bukan asli keturunan Turki tapi memiliki darah Asia timur tengah tepatnya dari sang papa. Di tambah Nisa yang memiliki darah Pakistan Indonesia. Maka lengkap sudah, kecantikan dan ketampanan mereka yang maksimal.

"Pantas saja Kyai Amir menolak semua pria yang ingin meminang anaknya, ternyata yang ditunggu adalah produk impor. " gumam Salah satu undangan

Mata para tamu pun seperti mendapat air segar di tengah padang sahara. Elvan dengan diapit mom Faza dan daddy Murad segera masuk ke dalam ruangan yang dipersiapkan untuk akad. Elvan tampak gagah dan sangat tampan dengan setelan jas yang di siapkan oleh mama Zoyanya yang dibawa Zahra kemarin.

Mereka semua segera duduk di tempat yang sudah disiapkan. Terasa tangan Elvan yang dingin seperti es, saat di pegang oleh sang mommy. Rupanya dia sangat gugup, menghadapi prosesi sekali seumur hidup ini bagi keluarga mereka.

"tenanglah, Son. " ucap Faza menenangkan anaknya

Semua keluarga mencari keberadaan Aida, namun mereka tidak melihatnya. Terutama keluarga Zahra yang sangat ingin tahu seperti apa wajah calon istri Elvan tersebut. Namun sia-sia Aida tak juga terlihat sampai semua acara sebelum akad selesai. Akhirnya sekarang sudah memasuki Acara inti.

"Apa nak Elvan sudah siap? " tanya Kyai Amir.

"InsyaAllah siap, Abi. " jawab Elvan.

Kemudian mereka memulai acara akadnya. Kyai Amir menggenggam erat tangan calon menantunya yang sangat dingin itu. Dia tersenyum melihat kegugupan Elvan.

"Ananda Ryan Elvano Khan bin Vedat Murad Khan , aku nikahkan dan kawinkan engkau dengan putriku Aida Fatimah binti Muhammad Amir dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar satu milyar, tunai. "

"Saya terima nikah dan kawinnya Aida Fatimah binti Muhammad Amir dengan mas kawin tersebut, tunai. "

Elvan mengucapakan nya dengan begitu lancar dan tanpa mengulang. Hingga kata....

"Sah. "

Menggema di setiap sudut ruangan pernikahan.

"Alhamdulillah."

Mereka lalu mengaminkan doa-doa yang dipanjatkan untuk kedua mempelai.

Di dalam kamarnya Aida juga merasakan kelegaan setelah mendengar kata sah terucap. Itu artinya mulai hari ini dia sudah sah menjadi istri seorang Elvan. Pria asing yang baru dikenalnya. Dia harus bisa menerima, menghormati dan melayani suaminya dengan sepenuh hati sebagai seorang istri.

Umi Hasna masuk ke dalam kamar, dan akan membawa Aida bertemu dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya.

"Ayo Aida, sudah waktunya keluar. "

Aida segera bangkit dengan gaun pengantin yang menjuntai kebawah dengan hiasan batu swarovski yang sangat indah. Itu juga hadiah dari Zoya, yang dikerjakan oleh pegawainya setelah menggambar desainnya. Jangan lupakan cadar yang masih menempel diwajahnya, dan mahkota kecil yang menempel di kepalanya membuat semua sangat serasi

Mereka semua akhirnya melihat pengantin wanita keluar dengan tatapan lurus ke depan, sesuai pesan mommy Faza di telpon tadi pagi.

"Kau adalah istri dari Elvano Khan, itu artinya kau jangan pernah menundukkan kepala. Di keluarga kami mereka yang menundukkan kepala akan ditindas oleh orang-orang yang tidak menyukai keluarga kami. "

Karena itulah Aida sama sekali tidak menundukkan kepalanya dan menatap lurus ke arah suaminya.

Mereka kini saling berhadapan, Mommy Faza ikut naik dan memberikan cincin berlian yang sudah dia siapkan untuk kedua anaknya itu. Saat Elvam ingin memasangkan cincinnya, ada sebuah kejadian lucu dimana Aida menolak dan malu-malu untuk disentuh Elvan padahal mereka sudah sah sebagai suami istri.

"Nak, lihatlah pria didepanmu ini. Sekarang sia bukan orang lain, dia adalah suamimu. Orang yang menganggantikan abimu memikul tanggung jawabmu. Orang yang harus kamu hormati dan kamu layani. Kalian sudah sah sebagai suami istri, Jadi tidak apa-apa jika nak Elvan memegang tanganmu. " Umi Hasna menasehati.

Mendengar itu Aida mulai sadar, sejenak dia lupa tadi kalau Elvan adalah suaminya. Kini dia sendiri yang menyodorkan tangannya untuk di sematkan cincin oleh Elvan. Elvan tersenyum lalu memegang gangan Aida dan memasang cincin di jari manisnya. Begitu juga sebaliknya Aida menyematkan cincin di jari manis Elvan. Setelah itu ia mencium punggung tangan Elvan dengan takzim sesuai arahan dari uminya. Disaat itulah Elvan memegang kepala Aida dan mengucapkan sebuah doa untuknya.

"Ya Allah, aku memohon dari-Mu kebaikan istriku dan kebaikan dari tabiat yang kau simpankan pada dirinya . Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan istriku dan keburukan dari tabiat yang kau simpankan pada dirinya . "

Setelah itu, Elvan mengecup kening Aida. Jantung Aida yabg berdegup dengan kencang sudah tidak dapat dikontrol lagi. Dia lalu menutup matanya saat mendapat sentuhan itu. Tidak hanya Aida, Elvanpun merasakan hal yang sama. Inilah kali pertama mereka bersentuhan fisik dengan lawan jenis yang baru disatukan dalam ikatan pernikahan.

Setelah ini ada acara unboxing ga ya?