NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Trauma masa lalu / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Nikah Kontrak / Reinkarnasi
Popularitas:512
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralia melupakannya. Namun, takdir membencinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11: Iblis Di Tanah Devonec

Pesta pernikahan itu terus berlangsung hingga malam hari. Karena sudah lelah, Andralia memilih untuk istirahat sebentar, dan membiarkan Lucian menyapa tamu-tamu di sana.

"Orang gila. Dari tadi apa ya gak capek bicara terus?" Andralia membicarakan Lucian.

Dia tidak menyadari jika Zavyerol sedang istirahat juga di tempat itu. Zavyerol menoleh ke arah belakang, tempat Andralia duduk, kemudian melihat ke arah mata Andralia tertuju. Di sana Lucian.

"Dia hanya terlalu ramah Lady" jawab Zavyerol tiba-tiba.

Tubuh Andralia hampir melompat. Dia menoleh ke belakang, asal suara itu. Ternyata Zavyerol dan segelas anggur merah di tangannya.

Zavyerol melihat ke arah Andralia, "Apa Anda sudah menerima peti hadiah saya? Itu hutang saya kepada Lucian" ucap Zavyerol.

Andralia kembali merapikan duduknya. "Ah, mungkinkah peti hadiah yang banyak itu?"

"Terima kasih atas hadiah yang Anda berikan" jawab Andralia, matanya mengikuti jalan Zavyerol hingga duduk di sofa lain, yang berhadapan dengannya.

"Tentang ucapan saya tadi, jangan dianggap serius. Itu hanya lelucon. Lagipula, usia saya lebih tua dari Lucian" jelas Zavyerol.

"Ya, saya tau" jawabnya.

Zavyerol menatap Andralia cukup lama, dia penasaran dengan gaun duka yang Andralia kenakan di hari pernikahannya.

"Mengapa Anda memilih gaun hitam?" Zavyerol orang yang blak-blakan, dia bertanya tanpa permisi atau ragu.

Andralia tidak menjawabnya.

Zavyerol tersenyum tipis, dia kembali melihat ke arah Lucian yang berbicara dengan orang-orang di sana.

"Anda beruntung karena Lucian tidak pernah mempermasalahkan pilihan warna gaun Anda. Tapi, jika itu saya. Saya pasti sakit hati dengan pilihan warna itu. Pernikahan hanya terjadi satu kali seumur hidup, setidaknya kebahagiaan juga harus Anda tuangkan dalam penampilan Anda" Zavyerol meminum anggurnya perlahan, dan melirik ke arah Andralia yang menunduk.

"Saya dan Lucian memiliki hubungan yang rumit, meski begitu, dia tidak pernah marah dengan saya yang hampir membuatnya mati. Seolah, segalanya yang terjadi biarkan terjadi. Namun, perlu Anda ingat..." Zavyerol meletakkan gelas anggurnya di meja.

"Dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Tapi, tenang saja. Dia sangat mencintai Anda. Dia tidak akan melukai Anda. Mungkin, dia akan lebih banyak menjengkelkan untuk kedepannya. Ah, dan jika ada masalah dengan Lucian, Anda bisa menghubungi saya" Zavyerol memberikan lembaran kertas keras kepada Andralia.

Andralia menatap kertas itu cukup lama sebelum dia menerimanya.

"Ini kartu nama. Tenang saja, saya sudah menikah dan memiliki anak" Zavyerol menunjukkan kalungnya dengan liontin cincin.

Andralia menghela napas panjang dan mengambil kartu nama itu. Dia melihat nama dan wilayah Zavyerol. Wilayah Utara, Kerajaan yang sampai saat ini memiliki konflik dengan Erundil.

Kedua matanya terbelalak saat mengetahui nama Kerajaan Zavyerol adalah Kerajaan Devonec. Kerajaan yang masih menyimpan darah keturunan Iblis. Andralia menatap ke arah mata Zavyerol, memastikan sekali lagi warna merah di matanya.

"Kenapa?" Tanya polos Zavyerol.

"Kau Iblis?" Lirih Andralia.

"Ya, tapi saya juga Manusia" jawab Zavyerol.

"Apa hubunganmu dengan Lucian?" Meski Andralia yakin jika Lucian berasal dari Keturunan Manusia, namun warna matanya tidak bisa menipu. Dia khawatir jika Lucian adalah kerabat Zavyerol.

"Sudah saya katakan jika hubungan kami rumit. Mungkin, seperti pemburu. Tapi, tenang saja. Lucian berbeda denganku. Kami tidak memiliki hubungan dari sedikitpun. Dia asli dari Kerajaan Erundil" jelas Zavyerol.

Entah mengapa Andralia merasa lega. Sebab, Bangsa Iblis adalah satu-satunya bangsa yang bisa menggunakan sihir, dan keturunan Erundil satu-satunya yang bisa mengendalikan kekuatan Iblis itu. Andralia khawatir bukan karena dia tidak ingin berhubungan dengan Iblis. Melainkan, akan menjadi rumit jika Iblis tiba-tiba mengamuk saat siklusnya terganggu.

Andralia melihat ke arah Zavyerol perlahan. "Apa istrimu dari Kerajaan Erundil?" Tanya Andralia.

"Tidak. Dia berasal dari Kerajaan Xerl. Dan dia Bangsa Iblis murni. Oleh karena itu, saya tidak bisa mengajak keluarga saya kemari" jawabnya.

"Apa yang kalian bicarakan" tidak ada suara langkah kaki, Lucian tiba-tiba muncul dan bersuara. Itu membuat Zavyerol dan Andalia hampir melompat bersamaan.

"Astaga! Kenapa kau suka sekali mengejutkan orang. Duduklah sini!" Zavyerol menarik lengan Lucian untuk duduk di sebelahnya.

Mulut Lucian sudah manyun ke depan, Andalia sudah hafal dengan kebiasaan itu. Moyongnya bibir Lucian, karena dia merasa cemburu.

"Menjijikan sekali" ucap Andralia kembali cetus kepada Lucian.

Lucian mematung di tempat karena dikatakan menjijikan oleh Istrinya sendiri.

...♧♧♧...

Satu persatu tamu pesta pernikahan Lucian dan Andralia pulang. Andralia sudah sangat lelah. Begitu juga Lucian yang merasakan rahangnya kram.

Andralia yang baru melepas ikatan rambutnya terkejut saat melihat Lucian masuk ke kamar pengantin yang sudah Alvart siapkan.

"Hei! Kenapa masuk ke sini?!" tanya Andralia.

Lucian memegang rahangnya sendiri, menunjukkan ekspresi berfikir. "Untuk istirahat, apa lagi?" balik tanya Lucian sambil berjalan dan masuk ke kamar mandi.

Andralia memukul meja di depan tempat duduknya.

Hampir setengah jam Lucian di dalam kamar mandi dan akhirnya keluar. Dengan keadaan rambut hitamnya yang basah dan jubah handuknya.

"Habis mandi, sungguh menyegarkan Yang Mulia. Tadi, saya juga sudah menyiapkan air hangat untuk Anda" ucap Lucian sambil mengosok rambutnya dengan handuk lainnya.

Andralia tidak menjawab apapun. Dia nyelonong masuk ke dalam kamar mandi. Aroma kamar mandi terasa berbeda, aroma wangi bercampur hangat memenuhi ruangan itu.

Di luar, jantung Lucian berdebar saat melihat kasurnya di penuhi kelopak bunga. "Haha, dia pasti akan marah kalau melihat ini" Lucian membersihkan kelopak mawar itu dari kasur. Lalu dia mengumpulkannya di bawah tempat tidurnya. Lucian terlelap begitu saja setelah meletakkan punggungnya di kasur empuk itu.

Andralia masih menikmati air hangat di bak nya. Isi kepalanya begitu berantakan. Dia banyak memikirkan hal-hal lain yang bisa saja terjadi padanya. Dia menangis pelan, karena merasa mengalami banyak hal berat akhir-akhir ini. Dia menengelamkan wajahnya ke air dan segera keluar setelah dia merasa tenang.

Saat keluar dari kamar mandi, dia tidak melihat Lucian di mana pun. Dan saat melangkahkan kakinya ke arah ranjang, dia melihat Lucian sudah tidur di sana, memunggungi tempat tidurnya.

Banyak bekas besetan luka yang tampak dengan jelas pada punggung lebar Lucian di ruangan remang itu. Andralia duduk di ujung ranjangnya tempat dia akan tidur. Dia mengeringkan rambut panjangnya perlahan. Memainkan jari-jari lentiknya cukup lama.

"Kenapa Ayah sangat mempercayakan hidupku pada orang ini?" Batin Andralia sambil memapahkan tubuhnya di ranjang itu, paling ujung. Dia menarik selimut itu sampai menutupi bagian leher.

Andralia mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali. Hingga dia benar-benar mengantuk, dan akhirnya tidur dengan lelap.

1
gwramm
ini sihh ceritanya menarik bet aslii🤭💯🔥semmangatt kakk author😾✨
ChiArt_27: terima kasih kak❤️‍🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!