Terpaksa Menjadi Pengganti Kembaranku

Sudah beberapa menit Natalia mengikuti Angelina sejak ia keluar dari toilet beberapa waktu lalu, terpisah sebentar saat Dean menarik Angelina yang membuat ia terpisah dari Angelina dan kembali mengikutinya sampai ia melihat Angelina menghampiri seorang pria berparas rupawan yang segera menyambut Angelina dengan hangat.

Ia bahkan sempat mendengar panggilan yang pria itu sematkan pada Angelina, cukup baginya untuk berkesimpulan bahwa pria itu adalah suami yang Angelina sebutkan padanya beberapa saat lalu.

"Dia memiliki suami sempurna, tapi kenapa dia..."

"Dean siapa?"

Kalimat Natalia terputus saat ia teringat kembali akan apa yang Angelina ucapkan. Menempatkan dirinya dalam kebingungan yang seakan tidak memiliki akhir.

"Dia mengatakan tidak mengenal Dean. Tapi, saat aku bertemu dengannya saat itu, dia mengenal Dean. Bahkan terang-terangan menunjukkan kartu hitam milik Dean padaku."

Rencana untuk mendekati Dean pun urung ia lakukan lantaran ia justru dihadapkan dengan Angelina yang membuat dirinya berencana untuk menyelidiki siapa sebenarnya wanita yang mengaku sebagai Angelika itu.

Bertemu tak hanya satu kali dengan perbedaan sikap yang bertolak belakang membuat ia berpikir pasti ada sesuatu, dan ia ingin mendapatkan jawabannya.

Dalam diam, Natalia tersenyum.

.

.

.

"Leonardo..."

Panggilan tidak biasa yang baru saja ia dengar itu sukses membuat Leon yang baru saja keluar meninggalkan ballroom hotel menghentikan langkah, lalu berbalik.

Wajah Leon berubah sumringah begitu ia melihat siapa yang memanggil namanya, segera mengenali wajah itu dan menghampiri pria berpakaian formal yang kini berdiri tak jauh dari pintu masuk ballroom.

"Dean..." Leon mendesis pelan.

Dean tersenyum, menggerakkan alisnya, lalu melipat kedua tangannya.

"Hebat, kau masih mengenaliku dengan baik setelah beberapa tahun tidak bertemu," sahut Dean setengah menyindir.

Leon tertawa pelan, memberikan pelukan singkat pria itu dan menepuk bahu pria yang menjadi sahabatnya sejak ia masih berada dalam program belajar beberapa tahun lalu. Hubungan yang terjalin tanpa memandang perbedaan status yang ada diantara mereka karena Leon yang menyembunyikan identitasnya.

Sejak hari kelulusan saat itu, ia memilih tidak pernah muncul lagi di depan semua orang yang ia kenal, menyembunyikan diri mengurus perusahaan dan selalu menempatkan asistennya di garda terdepan jika ada urusan perusahaan akan membuat dirinya terekspos media. Dalam acara malam ini pun hanya para petinggi bisnis saja yang mengetahui siapa dirinya, salah satunya adalah mereka yang segera menyapa begitu ia tiba.

Sejak ia lulus pun ia lantas tak lepas tangan begitu saja dari sahabatnya. Diam-diam ia membantu Dean yang saat itu mendirikan perusahaan sendiri, memantau setiap perkembangan bisnis yang Dean alami, dan tak lama ini ia menerima tawaran kerjasama dari perusahaan milik sang sahabat yang tentu saja segera ia terima dengan mengatasnamakan asistennya.

"Aku sempat berpikir salah mengenali seseorang saat melihatmu akan pergi meninggalkan acara, tapi setelah aku mendekat ternyata ini benar-benar dirimu, Leonardo," ujar Dean tersenyum hangat.

"Ahh... Siapa si cantik yang bersamamu ini?" tanya Dean beralih pada Angelina.

Meski hanya sekilas, Dean bisa menangkap tatapan kesal yang Angelina berikan padanya, tatapan berbeda yang ia dapatkan dari Angelika saat ia pertama kali bertemu wanitanya di bar malam itu.

Leon tersenyum, melingkari pinggang Angelina seraya menarik wanitanya mendekat.

"Dia istriku. Angelika Sinnata," ungkapnya kemudian.

"Istri?" ulang Dean dengan mata melebar. "Kamu sudah menikah? Sejak kapan?"

"Ya. Aku menikah enam tahun lalu, dan kami sudah memiliki seorang putra berusia lima tahun," jawab Leon yang membuat Dean berusaha sekuat tenaga meredam kekesalan yang dia rasakan.

"Sayang, dia sahabatku, Dean Leandro," tambahnya memperkenalkan pria itu pada sang istri.

"Ahh... Aku ucapkan selamat untukmu," sahut Dean pada akhirnya, lalu beralih pada Angelina seraya mengulurkan tangan.

"Senang bertemu denganmu, Angelika."

Dean Leandro... Dean

Angelina terdiam sesaat, mengulang nama yang Leon ucapkan sama dengan nama yang Natalia sebutkan beberapa saat lalu. Apakah ini hanya kebetulan?

Melihat keakraban yang terjalin antara Leon bersama pria yang hampir menciumnya membuat ia memikirkan ulang untuk mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Yang ada di dalam pikirannya saat ini hanyalah bagaimana caranya agar Leon tidak curiga padanya. Karena hanya itulah cara agar ibunya tetap aman.

"Sayang..."

Angelina tersentak, tersadar dari lamunan siangkatnya, segera menoleh pada Leon dan melihat sorot kekhawatiran di mata pria itu.

"Ah, ya?"

"Ada apa?" tanya Leon khawatir. "Kamu terlihat tidak baik-baik saja."

"Apakah istrimu sakit, Leonardo?" sela Dean bertanya, memberikan tatapan khawatir yang sama seraya menurunkan tangannya yang tidak disambut Angelina. "Dia terlihat sedikit pucat."

“Aku baik-baik saja, hanya lelah,” jawab Angelina.

“Baiklah, kita pulang sekarang?” sambut Leon.

Angelina mengangguk, mencoba menghindar dari bertemu pandang dengan Dean sebanyak yang ia butuhkan sekaligus menutupi apa yang terjadi antara dirinya dengan pria itu.

“Senang bisa bertemu kembali denganmu, Dean. tapi maaf, aku tidak bisa menemnimu sampai acara ini berakhir,” ucap Leon.

“Tak masalah. Senang bisa bertemu denganmu lagi. kita bisa berbincang di lain kesempatan,” sahut Dean.

Kedua pria itu saling bertukar nomor ponsel, berjabat tangan singkat sebelum Leon berbalik pergi bersama istrinya meninggalkan Dean.

Namun, yang tidak Leon serta Angelina sadari adalah, Dean segera mengulir ponsel saat Leon masih belum jauh dari tempatnya berdiri, menggeser nama seseorang untuk melakukan panggilan, dan menempelkan ponsel ke telinganya dengan pandangan tak lepas dari punggung Angelina.

“Ya, Dean. Ada apa?”

Suara jawaban yang Dean dengar melalui ponsel sesaat membuat ia terpaku, sedikitpun tidak melihat Angelina menjawab panggilannya, tetapi suara yang ia dengar jelas suara wanitanya.

. . . .

. . .

To be continued...