NovelToon NovelToon
Penyesalan Anak Dan Suami

Penyesalan Anak Dan Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Sikap anak dan suami yang begitu tak acuh padanya membuat Aliyah menelan pahit getir segalanya seorang diri. Anak pertamanya seorang yang keras kepala dan pembangkang. Sedangkan suaminya, masa bodoh dan selalu protes dengan Aliyah yang tak pernah sempat mengurus dirinya sendiri karena terlalu fokus pada rumah tangga dan ketiga anaknya. Hingga suatu hari, kenyataan menampar mereka di detik-detik terakhir.

Akankah penyesalan anak dan suami itu dapat mengembalikan segalanya yang telah terlewatkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PAS 27

Bunda Naima tak henti-hentinya menangis saat melihat tubuh Aliyah yang terbaring lemah tak berdaya dengan berbagai alat medis menempel di tubuhnya. Amar yang berdiri di belakang bunda Naima pun ikut meneteskan air matanya. Aliyah merupakan perempuan yang baik. Oleh sebab itu, bundanya begitu menyayangi Aliyah.

"Al, bangun, nak! Ini Bunda. Kenapa kamu seperti ini, Nak. Seharusnya kamu bilang ke bunda kalo kamu sakit. Kalau perlu, kamu laporkan semua perbuatan anak brengsekkk itu biar bunda yang memberikannya pelajaran. Biar bunda pukul dia sampai babak belur karena sudah mengabaikan mu," ucap bunda Naima sambil terus terisak.

"Al, bangun, Nak. Ini bunda. Kenapa kamu tanggung sendiri penyakitmu. Seharusnya kamu cerita ke bunda. Bunda pasti akan segera datang, Nak. Ya Allah, Al, kenapa kamu sekuat ini? Menanggung segalanya seorang diri. Kenapa anak kurang ajar itu yang jadi anak bunda? Seharusnya kamu saja yang jadi anak bunda. Bunda sangat menyayangi kamu, Al. Bangunlah, Nak. Bunda janji akan memenuhi segala permintaan mu asalkan kamu bangun. Kalau perlu, bunda akan mengusir anak kurang ajar itu supaya tidak bertemu kamu lagi. Lebih baik kalian berpisah kalau hanya membuatmu menderita. Percuma jadi suami, tapi istri sakit tidak peduli."

"Bun," sergah Amar saat mendengar ibunya ingin memisahkan mereka.

"Kenapa?" tanya bunda Naima sengit.

"Jangan mengatakan itu! Amar tidak mau berpisah dengan Aliyah," tukas Amar sungguh-sungguh.

"Tidak mau? Untuk apa? Untuk kau buat lebih menderita lagi? Begitu?" sinis Bunda Naima. Meskipun Amar putranya sendiri, tapi Bunda Naima tetap tidak membenarkan perbuatan Amar. Menyia-nyiakan sang istri hingga sakit parah seperti ini. Benar-benar keterlaluan.

Amar menggeleng cepat, "tidak, Bun. Amar janji, Amar tidak akan melakukannya lagi. Amar janji, Amar akan berubah menjadi lebih baik. Amar janji, Amar akan memperlakukan Aliyah dengan lebih baik. Amar akan menebus segala perbuatan bodoh Amar. Amar mohon, bun, jangan jauhkan Amar dari Aliyah. Amar masih mencintai Aliyah," ucap Amar dengan penuh kesungguhan.

Bunda Naima melengos.

"Kau berdoa saja semoga kesempatan itu masih ada," pungkas Bunda Naima pelan. Namun doa yang sama ia gumamkan dalam hati, semoga sang putra masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki segala kesalahannya.

Sore harinya, sesuai perkataan Nafisa, perempuan itu dan Budi datang ke rumah sakit. Tapi mereka tidak mengikuti instruksi Amar. Mereka tidak menelpon terlebih dahulu. Mereka justru datang begitu saja ke rumah sakit. Kemudian mereka menanyakan kamar perawatan Aliyah di bagian resepsionis. Setelah tahu, Nafisa dan Budi pun segera melangkahkan kakinya menuju ruangan Aliyah berada.

Melihat keberadaan Amar, Nafisa pun berjalan tergesa. Lalu tanpa aba-aba ia memeluk Amar yang baru saja keluar dari kamar Aliyah. Amar sampai menegang kaku. Apalagi bunda Naima yang ikut menyusul keluar di belakangnya.

Mata bunda Naima membelalak saat melihat Nafisa memeluk putranya begitu saja seperti mereka sudah biasa melakukannya.

"Fisa, lepas!" Amar memegang pundak Nafisa dan hendak mendorongnya, tapi Nafisa justru melingkarkan tangannya di pinggang Amar.

"Mas Amar, maaf kalau aku baru sempat sekarang mengunjungi mbak Aliyah. Mas pasti sedih banget melihat keadaan mbak Aliyah seperti itu. Hiks ... Hiks ... Hiks ... "

Nafisa mengeluarkan jurus andalannya, yaitu air mata buaya. Berharap air matanya mampu menarik simpati Amar.

Mungkin bila Amar belum mengetahui kebusukan Nafisa seperti dahulu, bisa saja ia terpikat dan terbuai dengan air matanya.

Tapi kini tidak lagi. Ia tak ingin kembali tertipu dengan segala tutur lembut dan sikap manis perempuan itu. Apalagi kini ada ibunya di sana. Ia tidak ingin membuat ibunya makin marah dan kecewa melihat sikapnya.

Lalu Amar mendorong pundak Nafisa lebih keras dari sebelumnya. Mata Nafisa sempat terbelalak, tapi ia berusaha bersikap biasa saja. Setelah pelukan terlepas, Nafisa menyeka air matanya.

"Kalian kenapa datang tiba-tiba?" tanya Amar mengabaikan wajah sedih Nafisa.

"Maaf, kami pikir kau sibuk jadi kami tidak mau mengganggumu. Jadi kamu langsung aja bertanya pada resepsionis ruangan istrimu," jawab Budi yang diangguki Amar.

"Mar, mereka siapa?" tiba-tiba bunda Naima maju dan berdiri di samping Amar.

Amar seketika gugup. Apalagi pasti tadi ibunya itu menyaksikan bagaimana Nafisa memeluknya tanpa rasa malu apalagi canggung.

"Oh ini Bun, mereka rekan kerja Amar. Ini Nafisa dan ini Budi," ujar Amar memperkenalkan Nafisa dan Budi pada sang ibu. Lalu Nafisa dengan memasang wajah ramah nan lembut segera menyalami bunda Naima dan mencium punggung tangannya.

"Perkenalkan, saya Nafisa, Bun. Rekan kerja Mas Amar," ucapnya membuat mata bunda Naima mendelik sebab Nafisa ikut memanggilnya bunda. Bahkan ia juga memanggil Amar dengan embel-embel 'Mas' seperti yang Aliyah lakukan.

Bunda Naima mencoba bersikap ramah dengan menyambut tahan Nafisa. Lalu giliran Budi yang menyalami bunda Naima.

"Bunda, Fisa turut sedih dengan apa yang menimpa mbak Aliyah. Padahal baru beberapa hari yang lalu Fisa bertemu Mbak Aliyah, tapi tiba-tiba kabar buruk ini terdengar. Fisa benar-benar sedih. Mas Amar sampai tidak bisa bekerja karena mengurus mbak Aliyah. Apalagi anak-anak, mereka sangat kehilangan. Mereka sampai nangis tak henti-henti. Hati Fisa terenyuh melihat mereka. Fisa sudah berusaha untuk menghibur anak, tapi anak-anak sepertinya masih begitu kehilangan jadi mereka menolak kehadiran Fisa di rumah mereka," ucap Nafisa sendu sambil sesekali mengusap air matanya yang masih terus menetes.

Dahi bunda Naima berkerut. Bunda Naima bisa melihat gelagat tak biasa dari Nafisa.

"Fisa benar, Tante. Kami benar-benar prihatin dengan apa yang menimpa istri Amar. Semoga istrimu bisa segera sadarkan diri ya, Am," timpal Budi sambil menepuk pundak Amar.

"Terima kasih atas perhatian kalian. Tante senang anak Tante memiliki teman yang memiliki empati tinggi. Mohon doanya semoga Aliyah diberikan kesembuhan dan kesehatan ya. Apalagi Aliyah merupakan menantu kesayangan tante. Dia perempuan yang sempurna. Tante yakin, takkan ada perempuan yang bisa menggantikan Aliyah sebagai menantu terbaik Tante," ucap Bunda Naima.

Nafisa dan Budi duduk di bangku panjang di sana. Nafisa terus mencoba mencari simpati dan bersikap manis di hadapan Bunda Naima. Jujur, sebenarnya bunda Naima jengah melihat sikap baik yang dibuat-buat itu. Bagaimanapun, Bunda Naima telah berpengalaman dengan asam garam kehidupan. Ia tahu mana yang tulus dan mana yang modus. Dapat bunda Naima lihat kalau sikap baik Nafisa itu hanyalah modus belaka.

Bunda Naima makin geram saat Nafisa dengan entengnya menceritakan kalau ia dan Amar sering jalan bersama.

"Iya Tante, kadang Fisa itu kasihan sama Mas Amar. Dia bilang dia bosan dI rumah sebab mbak Aliyah nggak bisa dandan. Setiap pulang kerja juga, rumah selalu berantakan. Mana kadang belum mandi juga. Makanya Mas Amar jadi males pulang ke rumah. Jadi Fisa nasihatin mas Amar agar tidak bersikap seperti itu. Mungkin mbak Aliyah belum sempat saja. Apalagi urus anak 3 dan dua yang masih balita itu repot."

Mendengar penuturan itu, jelas saja membuat api amarah di dada bunda Naima menggelegak. Ia tidak menyangka anaknya bisa berbuat serendah itu. Membuka aib rumah tangga dengan perempuan lain, apa itu pantas? Lalu melampiaskan kekesalannya dengan jalan dengan perempuan lain, apa itu juga pantas? Dada bunda Naima naik turun. Ia benar-benar marah. Sepertinya, ia mulai mengerti mengapa Aliyah sampai jadi seperti ini. Dan bunda Naima juga bisa mengambil kesimpulan kenapa Amar sampai tega melempar Aliyah dengan asbak. Sudah pasti mereka bertengkar dan pertengkaran mereka pasti ada hubungannya dengan perempuan bernama Nafisa itu.

...***...

...^^^HAPPY READING ❤️❤️❤️^^^...

1
guntur 1609
jangan bilang nanti akmal. jodohnya bu naima
guntur 1609
manusia pecundnag seperti arman gak oerlu dikasih hati. enak kali dengan muka temboknya dia datangi naima
guntur 1609
mampus kau arman. anak kandungmu 2 kau buang begitu saja
guntur 1609
gak tahunya anakmu amar yg kau jumpai. gmna jadinya nantinya ya
guntur 1609
seharusnya di rekam pembicaraanya. dan jadikan sebagai bukti
guntur 1609
kasihkan saja video asusila si nafisa
guntur 1609
amar yg terlalu begok. sebarin ja video panasnya biar felisa malu. dan jebloskna dia kepenjara
guntur 1609
kamu gak salah aliyah. memang kau hanya oerlu waktu saja. biatrkan amar yg berjuang sekarang. biar dia lebih menghargai artibsebuah ikatan keluarga
guntur 1609
cocok aliyah buat kalian berdua seperti tu. biar kalian juga tahu sakitnya di buat sepeeti tu. kalau gak gitu kalian gak akan sadar
guntur 1609
bodoh amar....laporkan ke polisi
guntur 1609
mampus kau amar...budi racun bahi kau
guntur 1609
ia lah anjing kau
guntur 1609
mamous kau kan makan tuh durhakamu
guntur 1609
dasar anak dan suami biadab.. mudah2an bala bin tula menghamioiri kalian berdua
guntur 1609
dasar anak dan ayah gak punya otak. kau rasakan nana kalau kau dapat ibu tiri
guntur 1609
dasar suami gak tahu diri. segala keburukan istrimu kau beberkan sm org lain. kau sendiri yg membuka oeluang tk oelakor. ya kau kasih oembantu lah. sm uang tk beli kosmetik. kalau mau istrimu tampil cantik
guntur 1609
tinggalkan saja si nana dan si amar
guntur 1609
dasar emang kalaian suami sm anak duralex
mumu
neng pisa, bangun dong udah maghrib. gak baek ibuk hamil tidur maghrib2
mumu
buah jatuh sepohon pohonnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!