FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
.
BUTUH HEALING? BACA ɪᴍᴀᴍᴋᴜ, ꜱᴜʀɢᴀᴋᴜ SOLUSINYA!
.
DINGIN IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE🕊️
.
PERINGATAN! HATI - HATI, CERITA INI DAPAT MENYEBABKAN KEJANG-KEJANG DAN SENYUM-SENYUM SENDIRI!🦋
.
Allah itu maha romantis. Ada banyak cara untuk Allah mempertemukan kita dengan jodoh. Salah satunya Azalea. Berawal dari ketidaksengajaan nya yang menghilangkan berkas penting, berakhir dengan ia yang menjadi istri sang bos besar.
Awalnya, Azalea pikir pernikahannya itu tidak akan berlangsung lama ketika mengingat bagaimana awal mereka berdua bisa menikah. Namun ternyata tidak. Husain bukan laki-laki pengecut yang akan mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Justru Husain akan menjadi lelaki gentle yang akan terus mempertahankan rumahtangganya atas izin Allah.
"Kamu tahu istriku, jika saja setan melihat senyuman manis kamu, Abang khawatir malah ia yang akan tersesat saat menggodamu," - Azzam Gibran Al-Husain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon its.syrfhlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(27). Ya Zaujati.
Disarankan membacanya sambil mendengarkan lagu berjudul 'Ya Zaujati' biar feel-nya dapet.
...- HUSAIN DAN AZALEA -...
Husain berjalan menghampiri Azalea yang sedang menonton televisi sambil ngemil basreng yang ia belikan tadi siang.
"Sayang, peci Abang kamu letak dimana?" Tanya Husain.
Azalea menoleh. Kedua matanya langsung menangkap penampilan rapi Husain yang memakai sarung batik berwarna hijau dipadukan dengan baju koko berwarna putih gading.
"Di lemari paling atas. Mau Aza ambilkan aja?" Tawar Azalea yang dibalas gelengan oleh Husain.
"Gak usah. Abang aja yang ambil sendiri, sayang." Ujar Husain yang setelahnya langsung berlalu dari hadapan Azalea.
Tak lama setelahnya, Husain kembali lagi ke hadapan Azalea sambil menyodorkan peci berwarna hitam miliknya.
Dengan kening yang berkerut bingung, Azalea menatap ke arah Husain yang masih setia menyodorkan pecinya ke arah dirinya.
"Kenapa?" Tanyanya pada akhirnya.
"Tolong pasangin dong, sayang." Pinta Husain.
"Ooh pengen di pasangin toh. Ya udah nunduk sedikit." Azalea mengambil peci itu dari tangan Husain.
Setelah Husain sedikit menunduk dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah Azalea, barulah Azalea memakaikan peci itu ke kepala Husain dengan sempurna. Memastikan tidak ada anak rambut atau rambut bagian depan Husain yang keluar dari pecinya. Karena tujuan para lelaki memakai peci tak lain dan tak bukan adalah untuk menghalau rambut bagian depan mereka yang nantinya ketika sujud bisa menghalangi kening mereka menyentuh sajadah.
"Nah, udah selesai." Ujar Azalea sambil tersenyum.
"Terimakasih, sayang." Ujar Husain kemudian memajukan wajahnya untuk mencium pipi Azalea sebagai tanda terimakasih. Namun, sayangnya Azalea malah memundurkan wajahnya agar Husain tak dapat menciumnya.
"Sayang." Panggil Husain dengan wajah cemberutnya.
Melihat itu, Azalea malah tertawa pelan. "Jangan marah, ya. Abang udah wudhu kan?" Tanya Azalea yang diangguki oleh Husain dengan wajah yang masih cemberut.
"Nah justru karena Abang udah wudhu, makanya Aza nolak di cium Abang. Nanti kalau Abang cium Aza wudhu Abang batal dong," jelas Azalea.
Menurut Imam Syafi'i , suami dan istri jika bersentuhan akan menyebabkan batalnya wudhu secara mutlak. Bersentuhan kulit secara langsung antara laki laki dan wanita yang bukan mahramnya (seperti, ayah kandung, ayah mertua, Abang laki-laki, adik laki-laki, paman dari belah ayah dan ibu. Sedangkan suami termasuk ke dalam muhrim) dapat membatalkan wudhu' jika sentuhan itu tidak dihalangi oleh apa pun seperti kain, kertas, atau lainnya.
Husain sempat terdiam sambil berpikir beberapa saat. Dan setelah mengingatnya, Husain langsung menepuk keningnya dengan pelan.
"Oh iya, Abang lupa. Soalnya kamu menggoda banget sih. Bawaannya pengen Abang cium terus." Jelas Husain sambil menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.
"Yee, bisaan banget. Ya udah sana berangkat ke mesjid. Pasti yang lain udah nungguin Abang," ujar Azalea.
Malam ini, mesjid mereka mengadakan perayaan tahun baru hijriah dengan makan bersama, mendengarkan tausiah dan acara-acara bermanfaat lainnya demi memupuk silaturahmi dan kekeluargaan antara para tetangga kompleks perumahan mereka. Dan Husain merupakan salah satu panitia acara yang mengkoordinasikan acaranya agar berjalan dengan lancar. Sebab itulah Husain harus lebih dulu hadir di mesjid.
"Kamu nanti datang kan, sayang?" Tanya Husain.
Azalea menganggukkan kepalanya. "Iya. Soalnya kan ibu gak bisa ikut karena lagi di rumah nenek. Makanya Azalea harus datang sekalian mewakili ibu." Jawab Azalea yang kembali memakan basreng yang Husain belikan tadi siang.
"Mau Abang jemput nanti biar kamu gak sendirian ke mesjid?" Tawar Husain.
"Gak usah, Abang. Aza udah janji sama ibu-ibu komplek buat pergi bareng nanti ke mesjid nya. Kita juga mau sholat isya di mesjid. Tapi Aza minta tolong buat cariin tempat shaf sholat Aza ya, Abang. Takutnya nanti Aza telat terus malah gak dapat shaf," pinta Azalea dengan puppy eye nya.
Husain mengangguk sambil mengacungkan jempolnya. "Oke. Aman mah itu. Kalau gitu Abang pergi dulu ya." Pamit Husain yang diangguki oleh Azalea.
Setelah Husain pergi, Azalea langsung bergegas bersiap-siap untuk ke mesjid karena lima belas menit lagi azan isya. Sebelum berwudhu, Azalea memiliki kebiasaan untuk membuang air kecil terlebih dahulu agar sholatnya nanti bisa khusyuk tanpa gangguan ingin buang air kecil. Baru setelah selesai membuang air kecil, Azalea melakukan wudhu untuk mensucikan anggota badannya dari hadas kecil.
Bertepatan dengan Azalea selesai memakai mukenanya dan menenteng sajadahnya, ibu-ibu kompleks sudah berseru memanggil namanya dari depan pagar rumahnya. Dengan gerakan cepat Azalea langsung meluncur ke depan rumah dan tak lupa mengunci pintu.
Azalea berjalan beriringan bersama ibu-ibu komplek menuju mesjid sambil menebak-nebak ustadz siapa kira-kira yang akan menjadi penceramah di acara mereka nanti.
"Kamu gak tahu siapa penceramahnya, Za?" Tanya ibu RT pada Azalea.
"Kalau Aza gak salah denger kayaknya ustadz Abdul Somad deh, Bu," jawab Azalea.
"Wah asik tuh," timpal ibu-ibu yang lainnya.
Sesampainya di mesjid, Azalea kebingungan mencari shaf untuk ia sholat karena semua shaf terlihat penuh dengan ibu-ibu yang lainnya.
"Abang kayaknya kelupaan ambilin Aza shaf sholat." Gumam Azalea pelan sambil celingak-celinguk menatap ke sekeliling shaf sholat wanita.
Ditengah kebingungannya mencari shaf kosong, seorang ibu-ibu tiba-tiba memanggilnya.
"Aza, sini, Nak." Panggil ibu itu sambil melambaikan tangan ke arah dirinya.
"Iya, ada apa, Bu?" Tanya Azalea setelah ia sampai di tempat ibu yang memanggilnya.
"Nih, shaf sholat kamu. Soalnya ada kertasnya tuh di tempelin sama suami kamu. Tadi juga suami kamu nitip buat jagain shaf ini buat kamu sholat sama Ibu. Katanya biar nanti kamu tetap kedapatan shaf buat sholat," jelas ibu-ibu itu sambil tersenyum. Membuat Azalea merasa salah tingkah.
"Terimakasih banyak Bu sudah di jagain shaf sholat Aza." Ujar Aza setelah mendudukkan dirinya di atas shaf yang Husain dan ibu di sampingnya ini jagakan untuknya. Tak lupa ia mencabut kertas yang Husain tempelkan di shaf yang ia tempati saat ini.
Sesuai dengan rencana yang sudah di susun oleh panitia, selesai melaksanakan sholat isya berjamaah, acara perayaan tahun baru hijriah langsung di mulai. Pertama-pertama yang dilakukan adalah pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh seorang hafidz Qur'an sebagai pembuka acara. Baru setelahnya sambutan oleh jajaran RW dan RT setempat serta para tetua. Dan yang ketiga, barulah masuk ke acara inti yaitu ceramah yang dilakukan oleh ustadz Abdul Somad yang merupakan ustadz kesayangan hampir seluruh umat Islam.
Selama ceramah berlangsung, Azalea merekam setiap isi ceramah yang ustadz Abdul Somad sampaikan di otaknya. Selain itu, Azalea juga mencatatnya di notebook miliknya yang memang dikhususkan untuk mencatat rangkuman ceramah yang ia dengarkan agar tidak lupa dan bisa ia baca ulang di kemudian harinya. Mendengarkan ceramah ustadz Abdul Somad merupakan healing yang terbaik menurut Azalea. Selain isi ceramahnya yang langsung masuk ke otak dan juga hati, penyampaian ceramah ustadz Abdul Somad juga terdengar ringan dan diselipi beberapa candaan yang membuat para pendengar lebih enjoy dalam menikmati ceramahnya tanpa rasa kantuk sedikitpun.
Dan selesai penyampaian ceramah yang dilakukan oleh ustadz Abdul Somad, kini acara adalah makan bersama. Bersama ibu-ibu yang lainnya, Azalea ikut mengantri untuk mengambil makanan. Namun, tanpa di duga-duga, Husain datang ke arahnya sambil membawa dua piring nasi beserta lauknya. Yang ternyata satu piringnya diperuntukkan untuk dirinya.
"MasyaAllah, suami kamu idaman sekali ya, Za," ujar ibu-ibu di belakangnya setelah Husain pergi dari hadapan mereka.
"Alhamdulillah, Ibu," Timpal Azalea dengan singkat.
"Nanti kalau kalian punya anak, pasti sifat anaknya kayak bapaknya deh. Jangan lupa dijodohin sama cucu Ibu ya, Za," sahut ibu-ibu yang lainnya.
"Kalau itu nanti Aza serahkan ke anak Aza aja, Bu. Soalnya kan yang menjalankan ibadah nikah anaknya bukan Aza," jawab Azalea dengan sopan.
"MasyaAllah, suami istri sopan-sopan semua ya. Emang bener jodoh itu cerminan diri."
"Alhamdulillah. Selagi kita mau memperbaiki diri menjadi lebih baik nanti juga Allah datangkan jodoh yang terbaik untuk kita," balas ustadzah yang ternyata ikut mendengarkan percakapan Azalea dengan beberapa ibu yang lainnya.
"Kalau boleh tahu amalan Kak Aza apa ya sampai dapat suami kayak Bang Husain. Kasih bocorannya dong, Kak Aza."
Azalea tersenyum sopan mendengar ucapan anak tetangganya itu. "Kalau soal amalan, Kak Aza kurang tahu ya. Tapi memang Kak Aza selalu di ajari almh. ibu Kak Aza untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik dan tak luoa belajar tentang pernikahan dan parenting menurut agama agar nanti mendapatkan jodoh yang terbaik dari Allah. Dan ketika jodohnya sudah ketemu kita sudah siap mental, fisik dan pengetahuannya juga." Jelas Azalea.
"Wah, kayaknya mulai sekarang aku harus memperbaiki diri biar dapat jodoh yang kayak Bang Husain," sahut gadis dihadapan Azalea dengan menggebu-gebu.
"Jangan cari yang kayak Bang Husain, tapi cari yang lebih dari Bang Husain. Namun kamu juga harus meniatkan semuanya karena Allah ya," nasehat Azalea yang diangguki oleh gadis itu.
"Nah benar itu yang dibilang Aza," ujar ustadzah.
"Ayo semuanya kita makan bareng. Duduknya di sana aja biar enak." Ujar ibu tetangga Azalea sambil menunjuk teras mesjid. Sementara tetangga Azalea yang lainnya memilih untuk makan di kursi yang memang sudah di siapkan di halaman mesjid.
Acara makan bersama mereka berjalan dengan bahagia. Beberapa dari tetangga Azalea yang terkenal humoris sesekali melontarkan candaan yang membuat suasana menjadi hangat dan menyenangkan.
Kini acara penutupannya adalah penampilan hadroh yang cukup dinanti-nanti oleh anak-anak gadis komplek Azalea. Karena kabarnya pemain hadroh merupakan anak bujang paham agama lulusan pesantren.
Sedangkan Azalea, wanita itu tidak terlalu se-excited anak gadis lainnya. Tapi Azalea lebih ke-excited tentang lagu atau shalawat apa yang akan di bawakan oleh penyanyinya. Karena jujur Azalea sangat menyukai gabungan dari alunan alat musik yang pemain hadroh mainkan dan suara merdu dari penyanyinya.
Saat lagu kedua akan di mulai, suara dari si penyanyi hadroh berubah menjadi suara yang mirip seperti suara suaminya, Husain. Karena sejak tadi ia terus menundukkan pandangannya, kini Azalea memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya memastikan apakah tebakannya benar. Dan ternyata benar. Di atas panggung kecil sana, Husain duduk bergabung bersama penyanyi hadroh tadi. Sorot mata Husain menatap lurus ke arah nya yang duduk di tengah-tengah kumpulan ibu-ibu.
"Assalamu'alaikum semuanya. Izinkan saya kali ini membawakan lagu berjudul Ya Zaujati yang saya nyanyikan khusus untuk istri tercinta saya." Ujar Husain ke arah semua orang yang duduk di depan panggung.
Seketika terdengar suara riuh bapak-bapak dan ibu-ibu menggoda Husain dan juga Azalea yang memang terkenal sebagai pasangan suami-istri paling romantis di komplek perumahan mereka. Sementara Azalea dan Husain hanya tersenyum menanggapi godaan bapak-bapak dan ibu-ibu pada mereka berdua.
Setelah semuanya tenang, Husain langsung melantunkan lagu ini untuk istrinya. Bahkan, dari awal hingga akhir, Husain hanya bernyanyi sambil menatap lurus ke arah Azalea tanpa berpaling sedikitpun.
احبك مثلما انت احبك كيفما كنت
Uhibbuki mitsla maa anti Uhibbuki kaifa maa Kunti
Aku mencintaimu apapun dirimu, Aku mencintaimu bagaimanapun keadaanmu.
ومهما كان مهما صار انت حبيبتى انت
Wa mahmaa kaana mahmaa shooro, Antii habiibatii anti
Apapun yang terjadi dan kapanpun, Engkaulah cintaku.
زوجتى انت حبيبتى انت
Zaujatii, Antii habiibatii anti
Duhai istriku, Engkaulah kekasihku.
حلالى انت لا اخشى عزولا همه مقتى
لقد اذن الزمان لنا بوصل غير منبتى
Halaalii anti laa akhsyaa ‘azuulan himmuhuu maqti.
Laqod adzinaz zamaanu lanaa biwushlin ghoiri munbatti
Engkau istriku yang halal, aku tidak peduli celaan orang.
Kita satu tujuan untuk selamanya.
سقيت الحب فى قلبى بحسن الفعل والسمت
يغيب السعد إن غبت ويصفو العيش إن جئت
Saqoitil hubba fii qolbii bihusnil fi’li wassamti
yaghiibus sa’du in ghibti wa yashful ‘aisyu in ji’ti
Engkau sirami cinta dalam hatiku dengan indahnya perangaimu.
Kebahagiaanku lenyap ketika kamu menghilang lenyap. Hidupku menjadikan terang ketika kamu disana.
نهاري كادح حتى إذا ما عدت للبيت
لقيتك فانجلى عني ضناى اذا ما تبسمت
Nahaarii kaadihun hattaa idzaa maa ‘udtu lilbaiti
Laqiituki fanjalaa ‘annii dhonaaya idzaa maa tabassamti
Hari-hariku berat sampai aku kembali ke rumah menjumpaimu.
Maka lenyaplah keletihan ketika kamu senyum.
تضيق بى الحياة اذا بها يوما تبرمت
فأسعى جاهدا حتى احقق ما تمنيت
Tadhiiqu biyal hayaatu idzaa bihaa yauman tabarromti.
Fa as’aa jaahidan hattaa uhaqqiqo maa tamannaiti
Jika suatu saat hidupmu menjadi sedih, maka aku akan berusaha keras.
Sampai benar-benar mendapatkan apa yang engkau inginkan.
هنائى انت فلتهنئى بدفء الحب ما عشت
فروحانا قد ائتلفا كمثل الارض والنبت
Hanaa’ii anti faltahna’ii bidif-il hubbi maa ‘isyti.
Faruuhanaa qodi’talafaa kamitslil ardhi wannabti
Engkau kebahagiaanku, tanamkanlah kebahaiaan selamanya.
Jiwa-jiwa kita telah bersatu bagaikan tanah tumbuhan.
فيا أملى ويا سكني ويا انسي وملهمتى
يطيب العيش مهما ضاقت الايام ان طبت
Fa yaa amalii wa yaa sakanii wa yaa unsii wa mulhimati.
Yathiibul ‘aisyu mahmaa dhooqotil ayyamu in thibti
Duhai harapanku, duhai ketenanganku, duhai kedamaianku, duhai ilhamku.
Indahnya hidup ini walaupun hari-hariku berat asalkan engkau bahagia.
Selama Husain melantunkan lagu Ya Zaujati, Azalea terus merekamnya dari awal hingga akhir dengan wajah berbinar dan senyum manisnya. Bahkan setelah ini, sepertinya Azalea akan menjadikan suara Husain yang menyanyikan lagu Ya Zaujati ini sebagai nada dering ponselnya.
Mereka berdua benar-benar definisi bucin dan saling mencintai satu sama lain karena Allah.
-to be continued-