Ditinggal Sang kekasih begitu saja, membuat Fajar Rahardian Lee Wijaya pergi ke sebuah kota kecil untuk menenangkan diri dari rasa kecewa,terluka dan tentunya malu pada keluarga besar yang sudah melakukan segala persiapan pernikahannya.
Tapi tak di sangka, disana ia malah bertemu dengan seorang wanita yang membuat ia lupa niatnya untuk datang. Alih alih ingin tenang, Fajar justru kembali pulang membawa seorang Janda perawan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part #27
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Fajar yang terkekeh sendiri dengan khayalan dan juga permintaannya akhirnya bangun karna sadar ia tak punya waktu banyak, ia harus cepat merapihkan diri lalu sarapan karna harus menghadiri rapat penting yang tak bisa ia alihkan pada siapa pun. Bagaimana pun ia harus tetap bertanggung jawab dengan pekerjaannya.
Ceklek
Fajar keluar dari kamar pribadinya yang tak pernah ada satu orang pun yang masuk kecuali seorang OB yang bertugas membersihkan ruang kerjanya juga, tapi orang itu kini sudah jarang melakukannya karna hampir 3 bulan ini Sang Direktur jarang sekali ke kantor jika tak ada rapat penting seperti hari ini, Fajar lebih sering bekerja di rumah di sela sela ia menemani Shena.
"Kasihan sekali belum sarapan, makanya cepat menikah seperti kembaranmu," ledek Niha sambil menyiapkan makanan untuk Fajar.
"Tunggu saja, aku akan kirim undangannya langsung padamu," jawab Fajar sambil terteawa kecil.
"Apa masih menunggu jodohmu datang, hem?" tanya gadis itu lagi yang kini sudah duduk saling berhadapan dengan pria yang beberapa waktu kemarin gagal untuk menikah.
"Entah, mau ku bilang sudah datang tapi aku takut ternyata ia bukan jodohku. Ku jalani saja sampai Tuhan berkata--," ucap Fajar yang seenaknya memotong ucapan padahal Niha sudah sangat menunggu dengan seksama.
"Berkata apa?"
"Cepat bawa dia ke KUA," lanjutnya sambil tersenyum simpul karna dalam hati ia sedang mengAamiinkan apa yang barusa ia katakan.
"Kamu belum bisa menebak perasaanya? Hem, hanya wanita bodoh yang tak mau padamu, A'," kekeh Niha.
"Berarti kamu pun bodoh, bukan kah kamu tak mau juga padaku?"
Entah itu pertanyaan, godaan atau candaan tapi nyatanya itu sanggup membuat detak jantung Niha hampir copot mendengarnya, bagaimana pun bukan itu maksudnya. Buka tak mau, hanya saja tak berani untuk mengungkapkan.
"Aku hanya cukup tahu diri," jawab Niha yang untungnya samar samar di dengar oleh Fajar yang fokus menikmati makanannya.
Setelah mengisi perut hingga lumayan kenyang, Direktur Rahardian Group bersama Asisten dan juga sekertarisnya langsung bergegas ke ruang meeting dimana sudah ada para Klien dan para petinggi perusahaan berkumpul.
Lagi dan lagi, Fajar kurang fokus dengan apa yang sedang di jelaskan di depannya sekarang. Otaknya dengan sangat tak sopan malah justru memikirkan Shena yang jelas sedang dirumah bersama Enin, sejak berangkat ia memang belum menghubungi gadis itu jadi tak salah jika ada rindu terselip padahal baru beberapa jam berpisah.
"Bagaimana, Tuan?" tanya Niha yang membuyarkan lamunan bosnya itu.
"Urus saja olehmu, saya kembali ke ruangan dulu," pamitnya tanpa ada yang bisa mencegah.
Langkah panjangnya kini sangat tergesa menuju ruang kerjanya, ia buka jasnya lalu di lempar ke atas sofa, sedangkan ia langsung duduk di kursi kebesarannya setelah meraih ponsel di saku celana.
Yang ia hubungi kali ini tentu Shena lewat panggilan video call, kurang puas rasanya jika hanya mendengar suara tanpa melihat ekspresi menggemaskan saat gadis iitu bicara. Namun, sekali dua kali hingga tiga kali teleponnya tak di angkat membuat Fajar sedikit panik hingga terus mengulangnya, selama menunggu itu pula ia tepis prasangka buruk yang mungkin terjadi pada Shena karna Enin juga tak mungkin berada di sisi Shena terus menerus. Dan Fajar akhirnya bisa bernapas lega saat panggilannya tersambung, tapi ia tersentak kaget saat bukan wajah cantik polos Shena yang ia lihat di layar benda pipihnya.
.
.
.
.
Kerja A'... Nafkahin Istri gak cukup pake CINTA