Alseenio Asep, seorang pemuda yang malang yang tidak sengaja bertransmigrasi ke dunia paralel dengan latar belakang yang sama.
Bercita-cita memiliki hubungan dengan banyak wanita, dan menjadi seorang playboy.
Namun, dia terikat oleh sistem yang aneh dan juga sedikit brengsek.
Sistem yang memberinya misi tidak masuk akal dan di luar nalar manusia.
Kekonyolan dan kebaikan harus dia lakukan untuk mendapatkan hadiah misi.
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Tolak Wanita Cantik dan Dapatkan +9 Penampilan!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Meminta Foto Wanita Manis dan Dapatkan + 10 Juta Rupiah!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Membeli Pembalut Wanita dan Dapatkan + 10 cm Panjang Joni!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Telah Menyelesaikan Misi Menampar Wajah Orang yang Tidak Dikenal dan Dapatkan Mobil Hennessey Venom GT!]
Alseenio Asep: "Apa-apaan ini?!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riizer13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Membuat Video Pertama
Setelah menutup siaran langsung, Alseenio duduk diam tak bergerak dengan tatapan matanya mengarah ke ponsel yang masih bersandar pada tumpukan bantal.
Ia tidak menyangka bahwa siaran langsungnya banyak ditonton oleh orang-orang. Sesuatu hal yang tidak disangka-sangka bahkan oleh dirinya sendiri.
Jujur saja, Alseenio tidak berekspektasi setinggi itu pada siaran langsungnya, ia kira hanya puluhan ribu orang saja dari keseluruhan pengikutnya yang ada.
Hal inilah yang membuat diri Alseenio tercengang tidak percaya, dan butuh beberapa saat untuk dirinya mencerna apa yang telah terjadi.
Sebelum ia mengakhiri siaran langsung, Alseenio menyempatkan diri untuk melihat jumlah penonton yang didapatkan, ternyata penonton siaran langsungnya yang dirinya bernyanyi itu menembus angka 500 ribu penonton dalam sekali siaran langsung saja.
Jikalau Alseenio tidak menutup siaran langsung dan memanjangkan durasi, kemungkinan besar angka tersebut terus melonjak naik, dan tidaklah mustahil untuk mencapai 1 juta penonton.
Hanya kurang dari 5 menit durasi berlangsungnya siaran langsung Alseenio dapat menarik penonton sebanyak itu, sangat mengagumkan.
[Ding! Misi Sampingan Terselesaikan!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Anda Telah Mendapatkan Peningkatan Kemampuan Bernyanyi Level Menengah!]
[Selamat Kepada Tuan Rumah Anda Telah Mendapatkan Tas Armani Senilai 35 Juta Rupiah!]
Sehabis suara mekanis Sistem datang, Alseenio dengan sangat jelas merasakan perubahan pada tenggorokannya, lebih tepatnya pita suaranya yang seakan sedang diubah dan perbaiki.
Perasaan sejuk datang bersamaan dengan perubahan pada tenggorokannya, proses berlangsung selama beberapa menit.
Tidak sampai di situ, pada kepalanya dimasuki sejumlah pengetahuan mengenai teknik bernyanyi tahap awalan profesional, seperti Falsetto, Whistle Voice, Head Voice, Chest Voice, intonasi nada, dan masih banyak teknik yang tidak terlalu sulit. Penguasaan terhadap teknik tersebut ada di tahap menengah dan bukan expert.
Sebagai contohnya penyanyi yang bisa memakai banyak teknik bernyanyi, tetapi tidak terlalu cakap dalam penggunaannya secara langsung.
Semua teknik itu langsung tertanam dalam kepala Alseenio dan dalam sekejap mata Alseenio bisa menggunakan teknik itu semua sesuai penguasaan yang Sistem berikan.
“Sekarang aku bisa menyanyikan lagu 'Snap' dengan lebih baik,” kata Alseenio yang merasa tenggorokan menjadi lebih fleksibel untuk bernyanyi.
“Hello from the outside~”
Alseenio bernyanyi secara spontan sebaris lagu yang ia sukai.
Suaranya yang magnetis yang berpadu dengan keterampilan bernyanyi membuat sebaris lirik tadi begitu indah dan juga terasa isi liriknya.
Kontrol, intonasi, dan teknik yang digunakan terbilang bagus, Alseenio bisa bersaing dengan beberapa artis penyanyi yang ada di Indonesia.
Kalau dibandingkan dengan artis legenda dan profesional yang ada di Indonesia, kemampuan Alseenio dengan mudah dikalahkan.
“Haha, aku puas dengan suaraku sekarang ini!“ Alseenio bersemangat dan tersenyum puas setelah mendengar suaranya sendiri. “Aku tidak perlu lagi takut dan malu untuk bernyanyi di mana pun, terlebih di kamar mandi.“
“Besok aku bisa mengadakan konser di kamar mandi dengan bagus, hehe.“ Alseenio tertawa kecil memikirkan rencananya besok.
Kebiasaan Alseenio adalah bernyanyi di dalam kamar mandi, sebab suaranya yang jelek langsung menjadi bagus beberapa kali lipat di dalam kamar mandi, ia merasa menjadi penyanyi terkenal layaknya Justin Bibir.
Ting!
Sebuah notifikasi berbunyi dari telepon selulernya.
Alseenio langsung sadar dari pikirannya dan segera meraih ponselnya.
Sebuah pemberitahuan pesan datang dari aplikasi Telegrom dan Instagrem.
Niara, Abang MV, Byrand Plos, dan teman lainnya yang pernah ia temui mengirim pesan kepadanya. Rata-rata isi dari pesan tersebut adalah ucapan selamat bahwa ia memecahkan rekor penonton terbanyak di siaran langsung Instagrem, sebelumnya rekor dipegang oleh akun bernama Bunda yang tidak Alseenio tahu.
Penonton siaran langsung Bunda berjumlah 250 ribu orang dalam sekali penayangan sebagai perbandingan, dapat diartikan Alseenio meraih jumlah penonton dua kali lipat lebih banyak dari pemegang rekor sebelumnya.
Sekarang Alseenio sangat panas di internet, dan tidak lama lagi ia menjadi sosok yang dibicarakan oleh anak muda.
Setelah membalas pesan dari mereka dengan hati yang senang dan gembira, Alseenio berbaring di atas kasur dan memandang langit-langit kamar yang mewah. Di tangan kanannya masih menggenggam ponselnya.
“Apakah ini rasanya menjadi seorang yang terkenal?“ Alseenio berkata pada diri sendiri dan mengingat adegan yang mencengangkan yang baru saja terjadi.
Sesuatu yang terjadi sekarang belum pernah dirasakan di kehidupan sebelumnya, di kehidupan ini akhirnya ia bisa mengalami perasaan yang menakjubkan seperti ini.
[Ding! Mengingatkan kembali kepada Tuan Rumah untuk menenangkan diri dan tidak mengalami euforia.]
Sistem datang dan langsung menasehatinya, tidak ada yang bisa Alseenio buat selain mengiakan dan melakukan perkataan Sistem sialan.
“Oke, Sistem. Aku mengerti,” kata Alseenio dengan tegas.
Sudah seharusnya Alseenio menanggapi hal yang luar biasa ini dengan tampilan dan sikap yang biasa saja. Sebab, masih banyak sesuatu yang menakjubkan akan terjadi di masa depan. Sistem adalah entitas yang tidak dapat diduga.
Bangkit dari keadaan berbaring, tangannya mengambil gitar dan memasukkan ke dalam tas khusus gitar, lalu meletakkan di tempat sebelumnya Alseenio ambil.
Tas Armani yang diperoleh, Alseenio taruh di lemarinya yang khusus menyimpan koleksi tas.
Triririiingg!
Ponsel di tangan Alseenio berbunyi, serangkaian bunyi pengingat muncul berturut-turut dalam beberapa detik.
Bunyi yang mengganggu Alseenio yang sedang merenung diam di atas kasur.
“Siapa lagi yang mengirim pesan?“ Alseenio bertanya-tanya lebih dahulu sebelum membuka ponselnya.
Begitu diperiksa, pemberitahuan tersebut berasal dari Instagrem. Banyak pesan dari berbagai merek dagang yang mengundangnya untuk mengiklankan suatu produknya, tetapi Alseenio tidak buka semuanya hanya melihat beberapa saja.
“Padahal aku sudah jelas-jelas tidak menyertakan I-mail di bio akun, namun mereka tetap menawarkan kerja sama dalam konteks pengiklanan.“ Alseenio memandang halaman obrolan dengan wajah yang sedikit kesal. “Tampaknya aku harus menulis dengan jelas bahwa aku tidak membuka dan menerima tawaran kerja sama dalam sebuah produk.“
Alseenio langsung mengubah bio akunnya dan menulis secara terang-terangan dan jelas bahwa ia tidak menerima promosi suatu produk atau yang biasa kita kenal Endorsement.
Tidak sedikitpun Alseenio berniat ingin bekerja sebagai Selebgrem, membuat akun Instagrem pun murni lantaran misi Sistem.
Oleh karena itu, Alseenio tidak menerima kerja sama seperti itu, kecuali ada kondisi tertentu yang memaksanya untuk melakukan.
Biodata profilnya di akun Instagrem telah diubah, dan Alseenio melihat sekilas jumlah pengikutnya saat ini yang mencapai 300 ribu orang.
Jumlah pengikutnya makin bertambah banyak dari waktu ke waktu dan ini suatu hal yang baik.
“Sudah malam, aku harus tidur untuk beraktivitas esok hari.“ Alseenio masuk ke dalam selimutnya dan bersiap untuk tidur.
Ponselnya diletakkan di atas meja samping tempat tidur.
“Hei, Gugel!“
{Ting!}
Gugel rumah pintar merespons.
“Matikan lampu!“
Begitu suara Alseenio jatuh, lampu di kamar tidurnya mati seketika, dan lampu tidur menyala sebagai gantinya.
Alseenio memejamkan matanya perlahan dan ia pun langsung tertidur pulas beberapa detik kemudian.
“Acumalaka, haha!“
Bunyi alarm yang lucu sekaligus mengganggu, terdengar keras di kamar Alseenio.
Suara bising ini membangunkan Alseenio yang sedang mimpi basah dengan Mama Peri.
Sebuah tangan muncul dan menjulur ke arah telepon yang memutar nada ketawa yang teramat sangat lucu.
“Terima kasih, Kodok Acumalaka. Kamu menyelamatkanku dari mimpi basah berkedok mimpi buruk.“ Alseenio menyeka keringat di dahinya dan menghembuskan napas lega.
“Tunggu! Sejak kapan aku memasang nada alarm seperti ini?“ kata Alseenio yang bingung.
“Sial! Sudah jam tujuh! Aku harus bersiap-siap untuk membuat konten video.“
Alseenio melirik jam di ponselnya dan segera melemparkan selimut yang membungkusnya, lalu melompat dan berlari tergesa-gesa menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar.
Setelah mandi Alseenio menyempatkan diri untuk membuat segelas kopi hitam yang sudah ia stok bubuk kopi hitam dari Mall, hanya tinggal diseduh saja.
“Video apa yang harus dibuat? Bagaimana dengan berkendara keliling kota Jakarta?“ gumam Alseenio seraya merenung memikirkan konten video yang akan dia buat.
“Untuk video pertama, aku rasa itu baik-baik saja.“ Alseenio duduk di sofa balkon sambil memandangi wajah kota Jakarta di pagi hari yang cukup cerah.
Alseenio mengambil ponselnya dan memeriksa semua pesan dari Hani Kiara dan teman sepeda motornya.
Rara penumpang pertama dirinya mengojek pun mengirim pesan, tetapi ketika Alseenio jawab pesannya, Rara tidak membuka pesannya karena belum membuka aplikasi Telegrom.
Wanita itu memang jarang sekali membuka Telegrom dan Instagrem, mungkin dia sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang membuka teleponnya.
Semuanya sudah Alseenio periksa kotak pesan yang ia terima, dan sudah ia balas yang ada, tetapi belum ada yang membalas lagi pesannya.
“Daripada menunggu pesan dari Niara dan yang lainnya, lebih baik aku bergegas untuk membuat konten.“
Ketika memikirkan hal ini, Alseenio meninggalkan sofa balkon dan pergi ke dalam apartemen untuk mengganti pakaian dan mengambil peralatan untuk merekam video yang telah disiapkan semalam.
Kurang dari lima menit lamanya, Alseenio telah memakai jaket hitam berbeda merek dari jaket hari kemarin, celana hitam panjang masih celana yang sama dari hari yang kemarin.
Alseenio mengambil tas selempang kecil yang ia beli di Mall dengan harga kurang dari satu juta dan juga kunci sepeda motor Zx10RR kesayangannya.
Ada banyak tas yang lebih mahal, tetapi Alseenio tidak ingin membawanya, tas ini cocok dengannya, tidak mahal dan tidak murah.
Kemudian Alseenio keluar dari apartemennya dan pergi ke parkiran apartemen.
Tepat ketika ia datang ke tempat parkir, Alseenio melihat seorang wanita yang masuk ke dalam sebuah mobil BMW X1.
Alseenio tidak menghiraukan ini dan langsung menghampiri sepeda motornya yang sedang terparkir.
Namun, Alseenio tidak tahu bahwa wanita yang ada di dalam mobil meliriknya beberapa kali sebelum meluncur keluar dari tempat parkir.
Alseenio memakai masker dan helm, lalu memanaskan sepeda motor sesaat dan setelah itu pergi meninggalkan apartemen.
Di jalan yang tidak jauh dari lokasi tower apartemennya berada, Alseenio baru menyalakan Yopro di helmnya, selanjutnya Alseenio sudah mulai merekam video.
Alseenio mengambil napas panjang dan mulutnya terbuka, “Halo semuanya! Selamat pagi, siang, dan malam! Video ini adalah video pertama di channel aku, dan rencananya aku akan mengelilingi kota Jakarta pusat.
“Mmm … kenalkan aku Alseenio, mungkin beberapa dari kalian belum tahu ….“
Nada bicara Alseenio sedikit kaku dan terasa canggung di awalannya, tetapi ia langsung cepat beradaptasi dan berbicara layaknya mengobrol bersama teman, teman bayangan.
“Maaf kalau suaranya tidak jelas. Kalau ada kekurangan pada video ini seperti penempatan kamera atau pun keluaran suaranya yang tidak bagus, kalian bisa komentar.
“Aku usahakan untuk memperbaikinya, jadi … semoga kalian suka dengan video ini dan membuat kalian terhibur.“
Alseenio mengucapkan kalimat pembukaan video tanpa skrip dan persiapan, semua yang diucapkan itu secara spontan.
Selepas melakukan perkenalan singkat dan menerangkan maksud dan tujuan dibuatnya video sekarang, Alseenio fokus mengendarai sepeda motornya.
Banyak orang yang di jalan menoleh dan melirik Alseenio yang membawa sepeda motor berkapasitas mesin yang besar, dan reaksi orang-orang tersebut terekam kamera.
“Omong-omong aku sedang membawa Zx-10RR untuk kalian yang belum tahu, nanti aku akan memperlihatkan visual sepeda motor ini kepada kalian. Sekarang kita harus ke pom bensin dan mengisi bensin, bensin harus penuh sebelum bepergian.“
Alseenio berbelok ke kiri dan masuk ke dalam pom bensin Pertamani.
Antrian yang cukup ramai menyambut Alseenio, untungnya Alseenio mengisi Pertamak Turbo dan tidak ada antrian.
Sepeda motornya berhenti di samping mesin pemompa bensin dan ia melihat wanita yang bekerja sebagai pengisi bensin untuk pelanggan.
“Penuhin aja, mbak,” kata Alseenio kepada wanita yang sedang memegang nozel bensin.
“Emm … oke, mas. Tunggu sebentar, ya.“
Wanita tersebut tersenyum manis kepada Alseenio dan langsung memasuki corong nozel ke lubang penyimpanan bensin sepeda motor Alseenio.
Alseenio sedikit memandangi wajah dari wanita ini, penampilan wanita ini cukup cantik dan tubuhnya pun tidak jelek, hanya saja pendek dibandingkan Rara, hampir sama dengan Niara, hanya saja lebih pendek.
Untuk wajah wanita ini, Alseenio tebak berasa di poin 80 ke atas, seharusnya wanita ini banyak pria yang menyukainya.
“Sudah, mas.“ Wanita itu menatap Alseenio dengan wajah yang memerah.
Alseenio tidak acuh dengan ini dan ia segera membayar.
Pada saat Alseenio memberikan uangnya, jari jemari wanita itu sempat menyentuh tangan Alseenio yang dibungkus sarung tangan.
Gerakannya tampak sengaja, dan semua ini terekam oleh kameranya.
Alseenio tidak sadar dan ia langsung pergi dari pom bensin.
Setelah melaju bersama sepeda motornya, Alseenio merasa haus dan ia mampir ke supermarket Indoapril untuk membeli minuman.
“Beginilah Jakarta, cuacanya selalu panas bahkan di jam setengah sepuluh pagi,” kata Alseenio pada kameranya. “Mumpung ada di sini, aku akan membuatkan video sinematik Zx10RR untuk kalian.“
Alseenio segera mendekati sepeda motornya dan melepas kamera di helmnya, kameranya menyoroti keseluruhan tubuh sepeda motornya dengan jelas.
Tidak lama kemudian Alseenio selesai melakukan hal tersebut dan tinggal diedit saja olehnya nanti.
“Oke, sudah istirahat sejenaknya, kita lanjutkan lagi perjalanan.“
Alseenio menyalakan mesin sepeda motor, dan raungan dari knalpot mahal keluar dengan keren.
Berikutnya ia melaju ke jalan dan melanjutkan untuk mengikuti kota Jakarta Pusat.
Di sebuah perempatan jalan besar terdapat lampu lalu lintas berwarna merah, segera Alseenio berhenti dengan baik dan mematuhi aturan.
Dari samping kanannya, tiba-tiba saja ada seorang pria yang sedang berboncengan dengan wanita dan membawa sepeda motor besar berkapasitas 300 cc berhenti tepat di sebelah Alseenio.
Pria ini sesekali menoleh melihat sepeda motor Alseenio dan tatapannya terasa sedikit menghina.
“Itu ninja 150 cc, ya?“