Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
BAB 26.
Alexander Geraldy, pria tampan yang masih terlihat menawan di usianya kini, tengah berdiri berdampingan dengan kedua putra kembarnya, Kevin dan Andre, ketiga pria berwajah mirip tersebut tengah berdiri di depan pintu utama Ballroom menantikan kedatangan Brian dan juga mempelai wanita tentunya, tak tampak aura permusuhan, walau dahulu Brian pernah menyakiti bahkan melukai hati salah satu anggota keluarga mereka, Andre bahkan langsung memeluk nya, “Aku ikut bahagia dengan pernikahan kalian yang ke dua, harap kamu ingat, aku adalah orang pertama yang akan menghajarmu jika kamu berani membuat kakak ku menangis,” bisik Andre tak main main, walau ia pernah menjadi playboy pada masanya, tapi itu semua hanya ia lakukan ketika ia break dengan Mely, aneh nya kebiasaan nya tebar pesona pada wanita berakhir justru karena mendengar berita bahwa Bella memiliki kekasih.
Brian hanya mengangguk, tak berani berucap, hanya senyuman sebagai pemanis bibir yang ia berikan sebagai jawaban dari peringatan Andre.
Begitupun Kevin yang menghadiahkan pelukan, “selamat bergabung kembali dengan keluarga besar kami.” ujarnya singkat, tanpa ancaman, tapi jangan coba macam macam pada seseorang yang ahli memainkan pisau bedah, begitulah kira kira makna tatapan Kevin, tak perlu diucapkan, karena si cengeng ini terlalu melow hatinya.
#😂 serem gak tuh ancamannya bang kepin.
#dan jangan lupakan ancaman emak emak reader yang nyempil di pojokan sambil ngadahar kwaci.
Tak seperti kedua putra nya, Alexander justru lebih bisa bersikap bijak, dengan lembut Alex membisikkan sesuatu ke telinga Brian.
“Entah kamu mempercayai paman atau tidak, tapi belasan tahun yang lalu paman juga berada di posisi yang sama denganmu.”
Brian terkejut, tapi segera mampu menguasai diri, “Maksud paman?”
“Bukan suatu kebanggaan jika kemudian, keponakan paman mengalami hal yang sama dengan apa yang paman rasakan, lihat wanita hebat disana,” Alex menunjuk Stella yang tengah berbincang akrab dengan Nisya, “paman pernah menyia nyiakan keberadaannya, dan kamu tahu apa yang papa mertuamu lakukan pada paman?”
Brian menggeleng, “apa papa Richard juga menghajar paman, sepertiku?”
hahaha … Alex tertawa keras, “jadi kak Richard menghajarmu?” tanya Alex.
Brian tersenyum canggung, “Begitulah adanya …”
Alex tertawa mendengar jawaban Brian, namun hanya sesaat, karena kemudian tawa Alex memudar, kala mengingat tahun tahun panjang berbalut siksaan rindu yang tak tahu kapan akan menemukan batas akhir nya, yah perpisahannya dengan mommy dari si kembar. “seandainya kala itu kak Richard menghajarku, hingga aku berakhir di ICU, aku rela, sangat ikhlas jika harus menerima nya, tapi yang kak Richard lakukan lebih kejam dari itu, dia membuat kami berpisah selama 14 tahun, tak berhenti sampai di situ, dia juga mengubah identitas Stella dan putra ku, hingga aku tak bisa melacak keberadaan mereka.”
“Paman tak tahu apa yang akan kak Richard lakukan jika kamu kembali menyakiti putri kesayangannya, mungkin dia akan membuatmu tak akan bisa bertemu dengan anakmu seumur hidupmu.” setelah mengucapkannya, Alexander terkekeh sendiri.
Brian terdiam, ia hanya bisa menelan ludahnya mendengar penuturan Alex, tapi perkataan itu seperti sebuah lecutan semangat, bahwa ia harus lebih rapi dan ekstra hati hati dalam bertindak demi melancarkan rencananya.
ya … Brian merasa ia harus lebih matang lagi menyiapkan rencananya, Strateginya pun harus lebih matang dan rapih, agar Richard tak bisa mengendus rencana nya.
🌹
🌹
🌹
Brian berdiri di altar berdampingan dengan Alex, calon pengantin pria itu menutupi kegugupannya dengan melipat kedua tangan nya, pintu Ballroom utama terbuka, tepuk tangan riuh menggema manakala mempelai wanita bersama sang papa memasuki ballroom, entah karena sudah beberapa hari tak bertemu Riana, atau penampilan Riana memang memukau, lagi lagi Brian dibuat terpesona pada calon istrinya tersebut, gaun pengantin mewah, buket bunga dan lagi lagi mahkota yang terbuat dari bunga segar membuat Riana tampak seperti seorang putri dari negeri Alice in wonderland.
Hanya satu kekurangan Riana hari ini, tak ada senyum ceria di wajahnya, padahal seisi ballroom mengagumi kecantikannya, dan mengelu elukan betapa serasinya kedua mempelai.
Semakin dekat jarak mereka, semakin keras degub jantung Brian, tapi Brian berusaha keras menampik perasaannya, ia masih berpikir bahwa yang ia rasakan bukanlah cinta, ini hanya lah perasaan berdebar karena rindu setelah beberapa hari tak bertemu dengan calon mommy dari anaknya, ini hanya rasa bahagia, karena sebentar lagi ia bisa selalu berdekatan dengan anaknya, bahwa ia tak akan lagi menahan rasa mual dan sakit kepalanya lagi, karena Richard sendiri yang sudah menghadiahkan penawarnya.
Richard dan Riana kini berhadapan dengan Brian yang sudah menunggu di altar pernikahan, “ini bukan pernikahan pertama kalian, tapi seperti pernikahan kalian yang pertama, harapan papa masih sama, semoga kalian selalu bahagia, saling melengkapi, dan saling mengisi kekurangan kalian masing masing, doa papa selalu menyertai langkah kalian.” pesan Richard singkat, padat dan jelas, tanpa diketahui keduanya, kalimat itu adalah kalimat yang Roger ucapkan beberapa tahun yang lalu pada pernikahan Brian dan Riana yang pertama.
Pandangan Riana bertemu dengan Brian, manakala Richard untuk kedua kalinya menyerahkan putri kesayangannya pada pria yang akan menjadi suaminya, Brian menggenggam erat tangan Riana tangan mungil tapi entah sudah berapa nyawa yang sudah dia selamatkan berkat kemahirannya di ruang operasi, jika tak ada sarung tangan yang menghalangi, tentu kedua mempelai akan sama sama merasakan jika tangan mereka sama sama berkeringat dingin.
Brian tersenyum kecil, sungguh tampan, batin Riana, sayangnya ketampanan itu tak kan pernah membuatku terkecoh, imbuhnya dalam hati.
Brian mengeratkan genggaman tangannya ketika mereka mengucap janji pernikahan, dadanya berdebar hebat kala ia berjanji menyayangi dan mencintai wanita yang akan mendampingi dan melahirkan anaknya, apakah ini karena Riana sedang mengandung anaknya? Entahlah, meski bayi mereka hadir karena ketidaksengajaan, dan Brian pernah kehilangan anak dari pernikahan sebelumnya, membuat Brian begitu posesif pada bayinya dengan Riana, walau sekali lagi tak ada cinta di pernikahan mereka yang kedua kali ini, tapi keduanya sangat menyayangi bayi mereka.
Para tamu undangan larut dalam suasana haru, mereka menyangka bahwa keduanya kembali menikah, karena baru menyadari bahwa mereka berdua adalah cinta sejati masing masing, karena baru menyadari bahwa perasaan mereka masih sangat dalam.
pesta terus berlanjut, Brian dan Riana tersenyum lebar, bahkan berbincang akrab dengan beberapa tamu yang hadir untuk memberikan selamat, singkat kata mereka berhasil memainkan peran mereka dengan baik, hingga para tamu undangan percaya bahwa keduanya menikah karena masih sama sama saling mencintai.
Sementara itu
Di sudut sana ada yang sedang kembali merencanakan strategi baru, agar kali ini pun semua nya berjalan lancar sesuai rencana.
.
.
.
.
.
.
.
siapa, siapa hayooo ???
.
.
.
.
.
ada yang bisa menebak siapa dia dan apa motifnya?
.
.
.
.
sarangeeeeee