Rembulan anak kedua dari pasangan pak Hermawan dan Ibu Tika, Rembulan anak yang keras kepala dan bertingkah laku seperti wanita yang berbeda, selalu ceria dan polos. Rembulan menyetujui perjodohan dengan seorang pria yang tidak ia kenal. Tepatnya ia di jual oleh orang tuanya karena hutang akibat perusahaan Papahnya yang bangkrut, dan banyak hutang yang harus di bayar oleh Papahnya.
Apakah Rembulan mau dan menerima perjodohan tersebut???
Yuk kepoin ceritanya 💃💃💃
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
"Kasih perhatian saja terus, dasar kadal buntung yang plin-plan." gurutu Rembulan setelah itu ia pergi dari hadapan Tuan Raditya.
Rembulan sudah siap untuk pergi ke rumah Papah mertuanya untuk meminta bantuan agar ia bisa bertemu dengan orang tuanya. Ia begitu merindukan orang tuanya sejak menikah sampai sekarang tak pernah bertemu.
"Kamu jadi mau ke rumah Tuan besar?" tanya Tata yang menghampiri majikannya sudah rapih.
"Jadi lah, aku mau bertemu dengan Papah mertua ku, dia sudah mengabari aku," jawab Rembulan, ia sudah mengabarkan jika dirinya akan datang bersama pelayan pribadinya itu.
"Kalau Tuan Raditya tak mengizinkan gimana?" tebak Tata, ia takut dengan tatapan Tuan Raditya dengan tatapan tajam.
"Gampang tinggal bilang sama Papah Haris," ucap Rembulan, ia sudah mempunyai pawang agar keinginan bisa di kabulkan oleh suaminya itu.
Tata menghirup udara dengan banyak lalu membuangnya dengan perlahan, tingkah Rembulan seolah menantang Tuan Raditya yang tak segan pada lawannya termasuk Papahnya sendiri.
Turun dari lantai satu Rembulan bertemu dengan istri pertamanya yang tak lain adalah Siska. Ia yang benci padanya saat datang ke rumah ini.
"Kalian mau kemana?" tanya Siska yang ingin tahu madunya itu akan pergi kemana.
"Siapa?" tanya Rembulan.
"Emang ada orang selain kamu, hah." bentak Siska yang geram dengan jawaban Rembulan.
"Siapa yang nanya," balas Rembulan yang cekikikan karena lucu melihat ekspresi wajah istri pertamanya itu yang kesal padanya.
"Kurang ajar kamu ya, beraninya kamu sama aku," teriak Siska yang ingin menampar Rembulan tapi tamparan itu terkena sama
Plak....
Sebuah tamparan melayangkan untuk Rembulan terkena pada Tata yang sudah melindungi majikannya dari amukan Siska.
"Aw," rintih Tata yang merasa perih di bagian pipi kanan, ia tak ingin melihat Rembulan terkena tamparan dari istri pertama Tuannya.
Rembulan kaget dengan tindakan madunya dari Tuan suaminya itu, ia melihat Tata meringis menahan rasa sakit yang telah di lakukan oleh Siska.
"Beraninya kau menampar pelayan ku? Aku laporkan kamu pada suami ku," ucap Rembulan yang emosi dan menghampiri Tata.
"Suami, gak salah dia juga suami ku, paham." ejek Siska yang puas walaupun bukan Rembulan yang jadi sasarannya tapi yang merasa senang.
Saat Rembulan ingin membalas perbuatan Siska pada Tata, pelayan pribadinya itu mencegahnya dan memohon agar tak melanjutkan keributan ini.
"Sudah, nyonya. Saya tidak apa-apa, bukannya kita akan pergi," cegah Tata, ia tak ingin masalah ini semakin rumit.
"Sudah kamu bilang, lihat pipi mu saja memerah seperti ini, apa kamu tak sakit?" jawab Rembulan tak kalah meninggikan suaranya.
"Apa pipi mu juga ingin mendapatkan tamparan ku?" tanya Siska dengan senyuman mengejeknya.
"Awas kau akan ku balas perbuatan mu itu." ancam Rembulan, ia tak ingin di sebut wanita lemah lagi yang selalu mengalah tentang apa yang ia rasakan saat ini.
"Huhuhu, jadi takut, aku tak takut dan Mas Raditya juga tak akan perduli pada mu," ejek Siska setelah itu berlalu begitu saja meninggalkan Rembulan dengan pelayan pribadinya itu menatap dengan tatapan tajam.
"Kenapa kamu menghalangi ku, Ta. Aku ingin memberikan pelajaran buatnya agar tak seenaknya pada kita," tanya Rembulan tak habis pikir dengan kelakuan pelayan itu, jika tak di tahan mungkin ia akan berkelahi dengan istri pertamanya itu.
"Saya tak ingin ada keributan, Ulan. Dan kita pasti akan kena hukuman itu dari Tuan." jawab Tata merasa takut.
"Kamu takut di hukum?" tanya Rembulan.
Tata mengangguk, ia hanya sebagai seorang pelayan tak bisa berbuat apapun kecuali ada pembelaan dari Tuan besar saat Tuan muda menghukumnya.
"Apa pipimu masih sakit? Kita obati dulu biar cepat sembuh," tanya Rembulan yang melihat pipi Tata sedikit membengkak kemerahan.
"Tidak usah, Ulan. Aku baik-baik saja," tolak Tata.
"Tapi," belum Rembulan melanjutkan perkataannya Tata langsung menyela.
"Bukannya kita akan ke rumah Tuan besar?" tanya Tata mengalihkan kekhawatiran Rembulan terhadapnya. Ia bahagia bisa mendapatkan seorang majikan yang perduli padanya dan membela dirinya di saat ada orang yang tak suka padanya dan ia pun akan selalu menemani Rembulan di mana pun berada.
.
.
.
.
.
.
.
Gak usah takut lagi, Ta. Kita hadapi sama-sama, jangan jadi wanita lemah seperti yang kamu katakan padaku.. PAHAM..
yg menunjukan bahwa Laura sudah punya ank
knp sekarang malah gak ada yg awasin aduuuuuhhhh
😠😠😠hedeeeh
apa ceritanya d ubah