NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kultivator

Cinta Dan Kultivator

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: J.Kyora

Apa reaksimu ketika tiba-tiba saja seorang gadis cantik dari planet lain masuk ke kamarmu?
Terkejut? Kaget? Ya, begitu juga dengan Nero. Hanya beberapa jam setelah ia ditolak dengan kejam oleh siswi sekelas yang disukainya, ia bertemu dengan seorang gadis mempesona yang masuk melalui lorong spasial di kamarnya.
Dari saat itulah Nero yang selama ini polos dan lemah perlahan berubah menjadi pribadi yang kuat dan menarik. Lalu membalikkan anggapan orang-orang yang selama ini telah menghina dan menyepelekannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J.Kyora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Keributan terjadi di sekolah, seorang anak kelas 1 menghina klub karate dengan mengatakan karate dojo tidak ada apa-apanya. Itu dihubungkan dengan seorang anggota dari dojo karate yanh dihajar sampai pingsan oleh anak kelas 1 tersebut yang bukan anggota dari klub mana pun, bahkan beritanya pun telah dilebih-lebihkan.

Begitulah kabar beredar, dan ketika kabar itu sampai ke telinga anggota klub karate, mereka bertanya-tanya siapa yang mengatakan klub karate tidak ada apa-apanya.

"Menurut informasi yang saya dapatkan, anak itu bernama Nero, yang mengalahkan Roland kemaren di aula pertandingan," salah seorang anggota klub menjelaskan.

"Kualifikasi apa yang membuatnya berbicara seperti itu? Ia hanya mengalahkan Roland, masih sabuk biru dan tidak mewakili seluruh klub," seorang lainnya berbicara.

"Kita hanya harus melaporkan ini kepada ketua, dan memberi pelajaran kepada anak sombong itu," ucap yang pertama. Wajahnya terlihat marah dengan pemberitaan ini, dan sepertinya tidak sabar untuk segera memberi pelajaran kepada si penghina.

Namun seseorang lainnya berkata, "Mungkin lebih baik kita bertanya dulu kepada anak itu, menerima berita gosip secara membabi buta tidak baik juga untuk wajah klub," ujarnya bijaksana.

"Untuk baiknya, biarlah ketua yang memutuskan," lanjutnya lagi.

Kabar itu beredar begitu saja di pagi hari, siapa lagi yang menyebarkan kalau bukan Stella dan kawan kawannya? Mereka masih menyimpan banyak ketidakpuasan kepada Nero, apalagi sejak Igor dan Roland dikalahkan, kemarahan mereka semakin menjadi dendam.

Nero memarkir sepeda barunya di parkiran, ia tidak melihat Nadia menunggunya hari ini, namun ketika hendak menuju ruangan kelas, sebuah suara memanggilnya,

"Nero... gawat!" Wajah Nadia terlihat pucat berlari ke arahnya dari lorong sekolah.

Nero memandang gadis itu berlari ke arahnya, ia keheranan.

"Gawat apanya?" tanya Nero.

Setelah dekat Nadia menjelaskan, "Ada yang mengatakan kalau kamu menghina dojo karate dengan mengatakan kalau klub karate tidak ada apa-apanya," jelas Nadia, napasnya sedikit terengah.

Wajah Nero menjadi gelap, namun hanya sesaat kemudian ia memulihkan ketenangannya, agak lama berpikir kemudian dia bertanya, "Siapa bilang?" wajahnya menoleh kesamping melihat ke Nadia sambil terus berjalan.

"Ada anak karate yang menemuiku tadi di gerbang sekolah, kemudian menanyakan hal ini. Aku katakan kalau kamu tidak mungkin mengatakan itu. Tetapi kabar ini sudah beredar, gosip ini tidak bagus buat wajah mereka, jadi mereka ingin penjelasan darimu langsung," jelas Nadia.

"Ya apa sulitnya, aku akan menjelaskan kalau aku tidak mengatakan itu," ujar Nero.

"Sepertinya tidak semudah itu, Nero." Nadia terlihat khawatir.

"Aku paham," tuntas Nero, ia menghentikan percakapan karena telah hampir sampai di pintu kelas, mereka berdua melangkah masuk.

Memang tidak semudah itu, wajah dojo karate bagaimanapun dengan kabar yang beredar akan rusak, benar atau tidaknya berita itu, seseorang harus menghapuskan penghinaan. Seandainya pun Nero tidak menyebarkan gosip itu, dan klub karate tidak melakukan apa-apa, maka gosip yang beredar akan beredar lebih buruk. klub karate hanya diam ketika dihina oleh orang, mereka tidak memiliki kebanggaan, maka nama klub karate akan jatuh di antara klub klub bela diri lainnya.

Pikiran Nero menjadi kusut, ia memandang ke sudut di mana kelompok Rizka berada, rasanya ia ingin menampar semua mereka.

Klaim

Bel jam istirahat bergema, suaranya berdering di seluruh area sekolah Bina Harapan.

"Apa rencanamu?" tanya Nadia.

"Tidak ada ..., " jawab Nero tersenyum kecut.

Saat mereka hendak bangkit keluar ruangan, tiga anak laki-laki masuk dari pintu kelas dan langsung menuju tempat Nadia dan Nero duduk.

"Kamu yang bernama Nero?" salah satunya berbicara.

"Iya ... saya," jawab Nero

"Kami dari dojo karate, ketua kami ingin bertemu denganmu," lanjut orang itu.

Deg..!

Nero telah memperkirakan ini, demikian juga Nadia.

"Ada apa ketua kalian ingin bertemu dengan saya?"

tanya Nero, ia berusaha mempertahankan ketenangannya.

Meskipun ia telah berlatih diruangan dimensi, dan kemampuannya telah naik secara signifikan, namun untuk menghadapi satu dojo sebagai musuh, ia harus berpikir panjang terlebih dahulu.

"Tidak perlu bertanya, jelaskan saja nanti di depan ketua," anak laki-laki itu mulai terlihat tidak sabar.

Nero menghela napas, memandang Nadia yang melihatnya pasrah.

"Baiklah," akhirnya Nero menuruti.

"Aku ikut," kata Nadia di sebelahnya.

Ketika rombongan itu berjalan keluar kelas, Stella dan rekan-rekannya tertawa cekikikan, mereka sangat gembira telah berhasil menjebak Nero dengan skenarionya.

"Kamu benar-benar ahlinya, Stella," puji Igor.

Stella hanya diam, namun matanya berkilau penuh rasa bangga.

Nero dan Nadia masuk keruangan itu ditemani tiga orang siswa yang menjemput mereka ke kelas, sebuah ruangan yang cukup luas, di tengah ruangan terdapat sebuah meja leter U, dengan tiga kursi dibagian depan, dan beberapa berderet di kedua sisinya.

Di tengah kursi bagian depan, duduk seorang siswa dengan perawakan tangguh dan kokoh, wajahnya tidak terlalu tampan, rambut cepak dengan sikap dingin dan berwibawa.

Ia adalah Juno, siswa kelas tiga, Dan 8 sabuk hitam sekolah. ia adalah ketua klub karate saat ini, tidak ada yang meragukan kemampuan skill dan tekhniknya di arena, bahkan orang seperti Erland hanya akan bisa bertekuk lutut di bawah ketrampilannya.

Di sebelahnya Mutsa, pria yang cukup tampan dengan rambut sebahu, matanya jernih dan terlihat seperti seorang playboy, namun dibalik penampilannya, sabuk hitam Dan 7 yang di milikinya cukup untuk menunjukan keahliannya, ia juga seorang yang cukup ganas di arena.

Tingkatan Dan sabuk hitam di sekolah hanyalah pembagian yang dibuat oleh aula untuk untuk menentukan level mereka sendiri. Itu bukan tingkatan resmi secara umum. Hanya berlaku di sekolah mereka, beberapa sekolah lainnya juga menerapkan hal serupa.

Nero juga melihat Roland duduk dideretan sisi meja, dengan beberapa anggota lain yang tidak dikenal Nero, kebanyakan adalah siswa kelas dua dan tiga.

"Silahkan duduk," ujar Juno, suaranya terdengar menggema di dalam ruangan.

Nero dan Nadia memilih masing satu kursi yang berdekatan lalu mereka duduk.

"Kamu yang bernama Nero?" Juno bertanya dengan sikap acuh, ia bahkan tidak melihat kepada Nero sama sekali.

"Ya benar," jawab Nero singkat.

"Kamu yang mengalahkan Roland kemaren di arena?"

"Iya, tapi aku rasa itu tidak ada hubungannya dengan dojo karate, duel kami hanyalah persoalan pribadi," jawab Nero.

"Saya tidak meminta kamu menjelaskan." Nada suara Juno agak meninggi, matanya memandang Nero.

Nero balas menatap mata Juno. Tidak ada ketakutan sama sekali diwajah Nero.

"Jadi untuk apa kamu memanggil saya kesini?" Nero sedikit merasa terprovokasi dengan sikap Juno.

Nadia menyentuh tangan Nero, jika dialog tidak menjadi baik, maka yang mereka dapatkan hanyalah hal yang sangat buruk.

"Anak kemarin sore, siswa kelas 1, berani bicara omong kosong tentang klub karate kami," Juno bergumam.

"Maaf, saya tidak mengerti maksud anda," Nero berkata dingin, ia memiliki pendapat yang kurang baik kepada ketua klub karate ini, sepertinya ia jenis orang yang agak bersumbu pendek.

"Kamu mengatakan klub karate kami tidak ada apa apanya?" tanya Juno, wajahnya nampak mengeras.

"Saya tidak pernah mengatakan itu, dan tidak pernah mengatakan sesuatu hal tentang klub karate," jelas Nero, "jika anda menuduh saya tanpa bukti apapun, saya rasa itu juga tidak baik buat dojo mu."

"Biarkan saya yang memikirkan sesuatu baik atau tidak buat klub saya," sela Juno, terdengar sedikit arogansi didalam suaranya.

"Baiklah, lebih baik langsung ke intinya, jika anda tidak mau mempercayai penjelasan saya, maka perbincangan ini tidak perlu dilanjutkan," Nero berkata dengan tegas, ia tidak ingin bertele-tele lagi dengan orang ini.

"Kamu sepertinya tidak menghormati sama sekali klub karate kami!" Seorang siswa kelas dua dengan temperamen kasar menghardik Nero,

"Tenanglah, Buja, kita selesaikan ini baik-baik," Mutsa memberi isyarat tangannya kepada siswa yang bernama Buja. Buja pun kembali diam.

"Hanya ada dua pilihan untukmu, Nero. Kamu mengumumkan permintaan maaf kepada klub karate dengan pengumuman terbuka," Juno membuka suara.

"Dan kedua?" tanya Nero. Ia tidak memikirkan pilihan pertama ini.

"Duel dengan anggota klub karate," jawab Juno.

Nero diam sesaat, matanya berkilat memandang Juno lurus-lurus.

"Pertama, saya tidak punya kesalahan kepada klub karatemu dan tidak perlu melakukan apa pun seperti permintaan maaf. Kedua, saya tidak memiliki permusuhan apa pun sehingga harus berduel dengan salah satu dari kalian. Seperti yang saya katakan sebelumnya, pertandingan saya dengan Roland, hanyalah tentang persoalan pribadi," Nero menjelaskan.

Roland hanya terdiam, ia terlihat tidak berminat dengan masalah ini yang menyeret namanya, namun ia sepertinya mengerti, kekalahannya di arena kemaren menyebabkan ketidak puasan Juno, dan ingin membalaskan kekalahan itu.

"Saya tidak peduli kamu mengatakannya atau tidak, menghina klub atau tidak, yang jelas berita telah beredar hanya setelah kemaren kamu mengalahkan anggota kami," Juno berkata acuh.

Sampai di sini, baru Nero dan Nadia paham persoalannya, ini sebenarnya tentang kekalahan Roland kemaren, dan gosip itu hanyalah sebagai pemicu.

...

1
Rahmat Anjaii
lanjut thioorrr, klo prlu tambah babnya.
dear: diusahakan
total 1 replies
Rahmat Anjaii
lanjut thoorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!