NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Mantan

Cinta Terlarang Dengan Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:215
Nilai: 5
Nama Author: Vitra

" Iya, sekalipun kamu menikah dengan wanita lain, kamu juga bisa menjalin hubungan denganku. Kamu menikah dengan wanita lain, bukan halangan bagiku “ Tegas Selly.

Padahal, Deva hendak di jodohkan dengan seorang wanita bernama Nindy, pilihan Ibunya. Akan tetapi, Deva benar - benar sudah cinta mati dengan Selly dan menjalin hubungan gelap dengannya. Lantas, bagaimanakah kelanjutan hubungan antara ketiganya ? Akankah Deva akan selamanya menjalin hubungan gelap dengan Selly ? atau dia akan lebih memilih Nindy ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vitra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Balik Kebahagiaan

Keesokan harinya, Rendi kembali meminta bertemu dengan Martha dan Lisa. Ia ingin menyampaikan hasil pengintaiannya kemarin. Tak lupa, ia membawa sebuah amplop cokelat besar berisi cetakan foto.

“Baru hari pertama saya mengintai Pak Kevin, saya sudah kalah taruhan dengan Anda, Bu Martha,” ucap Rendi sambil mengeluarkan beberapa lembar foto dari amplop.

Ia menyerahkan foto-foto itu pada Martha. Lisa ikut mengintip penasaran. Martha menatap satu per satu foto tersebut, hingga tatapannya terhenti pada satu gambar.

Di foto itu, tampak Kevin tengah membawa sebuah barang bermerek terkenal.

“Lis, menurutmu ini Kevin bawa apa?” tanya Martha sambil memperlihatkan foto itu pada Lisa.

Lisa mendekat, menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas.

“Hmm… sekilas sih, itu kayak tas branded luar negeri,” jawabnya ragu-ragu.

“Iya, betul,” sahut Rendi. “Itu tas dari merk ternama.”

Lisa kembali mengamati. Sebagai orang yang cukup tahu soal tas bermerek, ia mencoba menebak edisinya.

“Kelihatannya sih ini edisi terbatas. Kalau benar, harganya mungkin sekitar lima ratus juta. Tapi ya, ini masih dari penglihatanku aja.”

Martha tertawa miris.

“Hahaha, dasar suami nggak berguna. Bahkan ngasih aku hadiah seratus rupiah pun nggak pernah.”

Lisa kemudian mengalihkan perhatian pada keseluruhan isi foto.

“Pak, dari semua foto ini, nggak ada satu pun yang menunjukkan wanita simpanannya Pak Kevin. Atau… Anda yang lengah?”

Rendi hanya tersenyum tipis.

“Bu Lisa, saya sudah sepuluh tahun bekerja di media yang mengedepankan fakta. Dan saya pastikan wanita itu memang tidak muncul sama sekali. Bahkan waktu Pak Kevin pulang, tidak ada yang mengantar sampai ke bawah.”

Lisa mengangguk, sedikit malu.

“Maaf ya, bukannya meragukan kerja Anda. Saya cuma ingin pastikan tidak ada yang terlewat.”

Martha menatap foto-foto yang masih terbentang di meja.

“Sepertinya… akan ada momen tepat untuk menangkap mereka.”

“Kapan waktu terbaiknya untuk saya bisa ambil foto Pak Kevin dengan wanita simpanannya?” tanya Rendi serius.

“Saat aku sedang dinas ke luar kota,” jawab Martha mantap.

Lisa mengernyit bingung.

“Kenapa harus pas kamu ke luar kota? Kan dia tiap malam juga ke apartemen wanita itu?”

Martha mendesah pelan.

“Karena saat aku nggak di rumah, mereka berani masuk ke rumahku. Tanpa rasa malu, tidur bareng di kamar aku sendiri.”

Lisa terkejut.

“Hah? Serius, Mar?” suaranya meninggi, Lisa sangat terkejut mendengar cerita Martha.

“Kamu nggak pernah cerita hal segila ini ke aku!”

Rendi pun ikut angkat suara.

“Anda tahu dari mana? Maksud saya, benar-benar yakin kalau Pak Kevin membawa wanita itu ke rumah Anda?”

“Aku tahu. Bahkan tanpa saksi, aku punya bukti kuat.” Martha menatap mereka berdua.

“Beberapa kali, setelah aku pulang dari luar kota, aku menemukan helai rambut panjang berwarna cokelat terang di bantal. Rambutku pendek dan hitam. Rambut itu… rambut Selly.”

“Dan dari situlah semuanya bermula. Saat itu, aku mulai curiga, membuntuti Kevin… dan akhirnya menangkap basah mereka.”

“Baik, Bu Martha. Saya akan terus berusaha mengawasi setiap gerak-gerik Pak Kevin. Kalau besok Ibu jadi keluar kota, tolong beri tahu saya. Saya bisa mengawasi Pak Kevin dari rumah Ibu,” kata Rendi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Saat jam makan siang, Ardi menghampiri meja tempat Deva menikmati makan siangnya. Deva hanya tersenyum sekilas menatap Ardi, lalu kembali melanjutkan makannya.

"Dev..." panggil Ardi.

"Iya, ada apa, Ar?" tanya Deva.

"Kamu akhir-akhir ini kok kayak dingin begitu sama aku?"

"Dingin gimana, Ar? Aku nggak bawa kulkas," jawab Deva, berusaha mencairkan suasana dengan nada bercanda.

Ardi langsung tertawa mendengar candaan garing itu. "Hahaha, ini baru Deva yang aku kenal," katanya sambil menepuk pundak Deva.

Setelah itu, mereka menikmati makan siang seperti biasanya sambil sesekali berbincang.

Memang, sejak kejadian kesalahpahaman dengan Ardi, sikap Deva sedikit berubah. Ia mulai menjaga jarak dan hanya berbicara seperlunya, terutama urusan pekerjaan. Meski begitu, saat ini pun Deva masih merasa tidak nyaman. Ia khawatir jika Ardi kembali menyinggung hal-hal yang bisa membuatnya kikuk.

"Dev, aku mau kasih kabar gembira nih," ucap Ardi, memulai obrolan lagi.

"Sampaikan saja, Ar," sahut Deva.

"Istriku, Andin, dia sedang hamil, Dev," ucap Ardi dengan penuh sukacita.

Deva ikut senang mendengarnya. Ia menatap Ardi dengan senyum tulus.

"Selamat, Ar. Akhirnya penantianmu selama lima tahun terbayar juga. Sebentar lagi kamu jadi ayah," kata Deva.

"Iya, Dev. Aku ini orangnya jarang nangis. Tapi kemarin, begitu tahu di rahim istriku ada calon buah hati kami, aku langsung menangis sejadi-jadinya," cerita Ardi dengan mata berbinar.

Namun entah mengapa, setelah mendengarnya, pikiran Deva justru melayang pada dirinya sendiri. Ia bertanya-tanya, apakah kelak saat menikah dengan wanita yang sebenarnya tidak ia cintai, ia tetap bisa merasakan kebahagiaan... atau justru hanya menjemput kehancuran?

Deva tahu betul perjuangan rumah tangga Ardi dan Andin. Bagaimana mereka melewati ujian demi ujian bersama. Tapi mungkin nasibnya tak akan seindah itu. Ardi menikahi wanita yang dicintainya. Sedangkan Deva, akan menikahi Nindy hanya demi menutupi hubungan terlarangnya dengan Selly agar Bu Lastri tak mencurigainya.

"Dev, maaf ya kalau aku lancang. Bukannya mau menggurui, tapi... sebelum kamu menikah, pastikan perempuan itu setia sama kamu," ucap Ardi, memberikan sebuah nasihat yang terdengar seperti isyarat.

Deva terdiam. Ia kembali merasa waswas. Jangan sampai responnya memicu kecurigaan Ardi lebih jauh.

Dalam hati, Deva bertanya-tanya Apakah Ardi sedang menyindirku? Atau... dia memang tahu sesuatu?

"Hehe, iya, Ar," jawab Deva singkat, berusaha tetap tenang.

Kesalahpahaman di antara mereka rupanya belum berakhir. Selama tak ada yang berani bicara jujur tentang apa yang mereka pikirkan, hubungan Deva dan Ardi akan terus dibayangi kecanggungan dan curiga.

Apa yang diucapkan Ardi sebenarnya adalah peringatan tersirat. Setidaknya, ia sudah mencoba memberi sinyal kepada Deva. Namun Ardi sendiri masih belum cukup yakin untuk mengungkapkan kecurigaannya tentang perselingkuhan Selly secara terbuka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!