Bella mencintai Adrian dengan tulus, sosok pria nyaris sempurna yang Bella yakini juga mencintainya, tapi kenyataan tak seindah yang Bella bayangkan, cintanya bertepuk sebelah tangan dan parahnya sang pria mencintai orang terdekat Bella, merasa terkhianati Bella protes pada orang terdekatnya, namun kenapa sang Ibu yang berharti malaikat malah membelanya dan justru meminta Bella untuk menikahi Kakak Adrian? Akan kah pernikahan itu terjadi? Dan bagaimana nasib perasaan Bella terhadap Adrian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ambil Suami Adikmu!
Bella bernapas lega setelah ia berhasil menjawab semua pertanyaan mengerikan dari para direksi kubu Adrian, tak sia - sia ia belajar mati - matian dari Direktur keuangan rumah sakit Justin selama beberapa hari ini, paling tidak ia tak mempermalukan Adam, bahkan Bella bisa melihat senyum puas Adam
“Berhasil! Syukurlah, aku bisa membungkam mulut - mulut orang yang ingin menjatuhkanku dan Adam, terima kasih Justin.. aku tak akan bisa seperti ini tanpamu” ucap Bella dalam hatinya
“Sebentar Nyonya Bella, masih ada satu pertanyaan lagi!” Seorang pria tambun dengan kepala yang nyaris tanpa rambut dan berkaca mata tebal menyela diantara keheningan yang baru saja terjadi, Bella menelan salivanya, pertanyaan apa lagi yang hendak dilontarkan padanya? Ah iya, Bella ingat betul kalau pria itu adalah orang yang selalu memberikannya pertanyaan paling sulit, pantas saja dari tadi ia diam saat teman - temannya memborbardir Bella dengan berbagai macam pertanyaan, ternyata pria itu menyisakan pertanyaan paling akhir dan Bella yakini pasti paling sulit, Bella lalu menjatuhkan pandangannya pada Adrian yang menyeringai penuh cemoohan
“Bukankah tadi sudah ku katakan kalau sesi pertanyaan untuk Direktur keuangan kita yang baru hanya berlangsung selama satu jam? Ini sudah lebih dari satu jam, artinya Direktur keuangan tidak memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan apa pun lagi!” Ujar Adam
“Tapi Tuan Adam pertanyaan ini sangat penting sekali! Ini akan menentukan bagaimana kinerja departemen keuangan nanti!” Sanggah pria itu, Adam menatap tajam padanya sehingga pria itu tertunduk ciut
“Ayolah Adam! Tuan Gordon cuma ingin mengetahui kemampuan departemen keuangan, tak ada salahnya kalau Bella menjawab satu pertanyaan lagi kan?” Ucap Adrian
Bella yang duduk di seberang Adrian semakin gugup saja, Adrian memang bajingan, segala cara ia tempuh untuk menjatuhkan Bella di depan semua orang
“Kalau hanya untuk menguji bagaimana kinerja departemen keuangan, kenapa kita tidak bertanya juga pada wakil Direktur keuangan, bukankah dia juga bagian dari departemen keuangan? Tentu tak adil kalau semua beban hanya dipikul oleh Direktur keuangan saja bukan?” Tandas Adam
Deg…
Entah mimpi apa Brianna semalam hingga harus menghadapi ini, semua mata kini menuju padanya, senjata yang disiapkan suaminya ternyata malah menyerang dirinya sendiri
“Sialan, kau benar - benar tak pernah kehilangan akal Adam!” Sengit Adrian dalam hatinya, Bella tersenyum melihat wajah Adrian dan Brianna yang seketika memucat, Bella lalu menjatuhkan pandangannya pada Tuan Gordon yang sedang sibuk mengusap keringatnya dengan sapu tangan, Tuan Gordon terlihat sangat gugup dan serba salah
“Kenapa kau diam Tuan Gordon? Apa yang mau kau tanyakan tadi? Semua pertanyaanmu akan dijawab oleh wakilku yaitu Nyonya Brianna, apa kau tak ingin melihat kemampuannya juga?” Sindir Bella
“A - aku hanya ingin bertanya tentang.. “ Tuan Gordon tergagap, ia tahu kalau pertanyaannya tak akan mampu dijawab oleh Brianna, jangankan Brianna bahkan seorang Direktur keuangan senior pun pasti akan kesulitan menjawab pertanyaannya, ia memang sengaja mempersiapkan pertanyaan itu atas titipan Adrian
Brak..
Adrian menggebrak mejanya, membuat suasana menegang, “apa maksudmu? Kenapa kau malah menyerang istriku?” Sentaknya pada Bella
“Bella tidak menyerang, apa yang ia katakan memang benar, tentu Brianna juga harus kita uji kemampuannya agar dianggap layak menjadi wakil Direktur keuangan!” Ujar Adam santai, ia sangat menikmati kekesalan Adrian
Adrian menggeram marah, tanpa basa basi ia kasar menggeser kursinya dan bangkit dari duduknya, “buang - buang waktu saja!” Sengitnya lalu keluar dari ruang rapat sambil menarik tangan Brianna, beberapa pendukung Adrian mengekorinya
“Sampai kapan kau akan membiarkan Tuan Adrian semena - mena padamu Tuan Adam? Kami benar - benar sudah tak tahan melihatnya! Kau punya kuasa penuh untuk mengusirnya dari perusahaan ini, kau lah pemilik perusahaan ini sekaligus pemimpin kami!” Ucap salah seorang anggota direksi emosional
“Itu benar Tuan Adam!” Timpal yang lain,
“Tuan Adam segera singkirkan Tuan Adrian, apa anda tak melihat bagaimana ia terus saja menyerang Nyonya Bella?” para pendukung Adam itu kini mulai ricuh memberi dukungan pada Adam
“Aku tak ingin membuat Ayahku sampai terkena serangan jantung lagi, Ayahku tidak ingin melihat kedua anaknya saling berseteru, menyingkirkan Adrian dari perusahaan ini hanya akan membuat perang diantara kami semakin membesar, bagaimana pun aku harus mengikuti keinginan Ayahku agar bersaing secara sehat sehingga suatu hari Adrian menyadari kalau ia tak mampu memimpin perusahaan” sahut Adam panjang lebar, “Aku rela kehilangan apa pun agar Ayahku tetap sehat” tambahnya lagi, seketika suasana hening, jawaban Adam membungkam keingin tahuan mereka, ternyata selama ini ada niat baik dibalik diamnya Adam, Adam memang luar biasa. Kesan yang sama Bella rasakan, hatinya terenyuh mendengar penuturan Adam, “ternyata kau orang yang baik Adam Anderson” gumam Bella dalam hatinya
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pamela menyambut kedatangan anak kesayangannya Brianna dengan senang hati
“Ada apa kau kesini malam - malam begini? Apa kau merindukan Ibu?” Tanya Pamela pada Brianna yang terduduk lemas di sofa ruang tamu
“Aku sedang tak ingin bersama Adrian Bu” sahut Brianna
Wajah Pamela berubah menjadi tak senang, “haaaaahhh… kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi pada kalian? Apa kalian bertengkar?” Cecar Pamela
“Kami tak bertengkar Bu, justru Adrian sedang sangat romantis padaku, tapi entahlah aku sedang malas berduaan dengan Adrian” jawab Brianna
“Astaga Brianna! Coba katakan pada Ibu, apa kau punya pria lain di hidupmu?” Sengit Pamela sambil berkacak pinggang, Pamela sangat paham dengan karakter Brianna, sehingga ia bisa menebak apa yang sedang terjadi dengan anaknya itu, Brianna mengulum senyumnya mendengar ocehan Pamela
“Bagaimana kau bisa tahu Bu?” Tanya Brianna
“Jadi benar kalau ada laki - laki lain di hidupmu Brianna? Apa kau gila? Bagaimana kalau Adrian sampai tahu? Bisa - bisa hidupmu hancur, Brianna!” Sewot Pamela gusar, “sekarang katakan pada Ibu, siapa pria itu hah?” Sentak Pamela
“Adam Bu! Aku jatuh cinta pada Adam! Kau tahu Bu, ternyata dia laki - laki yang selama ini aku impikan!” Sahut Brianna dengan wajah yang berseri. Pamela sontak terbelalak kaget
“Adam? Adam Kakaknya Adrian maksudmu?” Cecar Pamela, Brianna mengangguk membenarkan
Pamela bangkit dari duduknya masih dengan berkacak pinggang, namun kemudian wajah marahnya berubah senang, “ahahaha.. Ibu senang mendengarnya, Brianna.. kau tahu itulah yang Ibu harapkan, agar kau sadar bahwa Adamlah yang pantas untukmu!” Tandasnya sambil memeluk putri kesayangannya itu
“Jadi Ibu setuju jika aku mengganti suamiku?” Tanya Brianna
“Tentu saja sayang, bukankah dari dulu aku selalu setuju dengan apa pun yang membuatmu bahagia? Ambilah suami adikmu itu Brianna, dia lebih pantas untukmu!” Sahut Pamela
Brianna tiba - tiba mengerucutkan bibirnya, “Tapi masalahnya Bu, bagaimana cara agar aku bisa mendapatkan Adam? Kau tahu sendiri bagaimana sikap dinginnya padaku, belum lagi masih ada Bella di sisi Adam! Dan aku rasa Adam memang benar jatuh cinta pada Bella, Bu”
“Kau tenang saja, Ibu akan mengatur renacana agar Adam bisa melupakan Bella dan jatuh padamu, berganti suami antara adik dan kakak tidaklah salah menurut Ibu, selama kau dan Adam memang saling mencintai! jadi tugasmu sekarang adalah untuk membuat Adam mencintaimu, tirulah apa yang biasa Bella lakukan hingga bisa menaklukan Adam” tutur Pamela, Brianna bahagia membayangkan Adam yang jatuh ke pelukannya, mereka lalu memiliki anak dan mengarungi kehidupan rumah tangga bersama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
“Bagaimana kondisi anak Papa hari ini?” Adam mengelus pelan perut Bella yang sedang duduk berselonjor di tempat tidur, Bella merasa lemas sekali hari ini, pikiran dan badannya sangat lelah
“Aku yakin dia kelelahan sama sepertiku, Adam” sahut Bella lesu
“Aku tahu itu, oleh karenanya selama dua hari ke depan kita berdua akan libur dari kantor agar kau bisa istirahat“ sahut Adam, pria itu lalu meletakkan pelan kepalanya di paha Bella
“A - Adam, apa yang kau lakukan?” Tanya Bella gugup, apalagi ketika Adam menciumi perutnya
“Aku hanya ingin bicara dengan anakku, aku pinjam pahamu sebentar” sahut Adam
“Dia belum bisa bicara Adam, bahkan mungkin belum bisa mendengarmu” ucap Bella, bukannya apa tapi Bella tak ingin Adam berlama - lama di pangkuannya, ia khawatir kalau jantungnya bisa copot
“Jangan bergerak Bella! Tetaplah seperti ini, aku merasa damai dan tenang” titah Adam, Adam lalu membawa sebelah tangan Bella ke rambutnya dan menggerakannya perlahan, “belai rambutku Bella” titahnya lagi, Bella perlahan mengelus rambut Adam yang lembut
“Kenapa tanganmu gemetaran? Apa kau gugup?” Goda Adam, “apa aku setampan itu sampai wajahmu memerah begitu, heeeem?” Goda Adam lagi
“Ya Tuhan apa dia tak sadar kalau dia benar - benar tampan? Bahkan aku tak bisa berhenti menatapnya” batin Bella
“Apa yang kau bicarakan? wajahku merah karena kelelahan Adam!” Bohong Bella, membuat Adam mendengus
“Heeemm, baiklah.. mungkin hanya kau saja yang tidak menganggapku tampan, kau tahu banyak perempuan diluar sana yang mengatakan kalau aku tampan” goda Adam lagi
“Siapa? Apa wanita - wanita sexy di departemen pemasaran itu? Anna sudah menceritakannya padaku, kau banyak pengagum ternyata!” Tandas Bella, nada suaranya terdengar kesal
Adam beringsut bangun, tertarik untuk melihat bagaimana ekspresi wajah Bella sekarang, “kau cemburu?” Tanya Adam
Bella memalingkan mukanya tak ingin sampai Adam melihat kekesalan di wajahnya, “cemburu? Untuk apa aku cemburu?” Sanggah Bella
“Ahahaha.. kau cemburu Bella, terlihat jelas sekali di wajahmu!” Adam sampai tertawa melihat Bella yang berusaha untuk memalingkan muka tak ingin bersitatap dengannya
“Kau terlalu percaya diri Adam! Padahal aku benar - benar tak cemburu!” Sanggah Bella, kini wajahnya menunduk belum berani menatap Adam, Adam perlahan menarik dagu Bella
“Lihat aku Bella!” Titahnya, Bella mendongak perlahan dan kini bersitatap dengan Adam, “dengar, tidak ada wanita manapun yang akan bisa menggantikanmu Bella, kau tak perlu khawatir!” Ucap Adam
“Kau tak berbohong kan Adam? Kau tak akan berpaling pada wanita yang lebih sexy atau lebih cantik dariku?” Rajuk Bella, lalu tiba - tiba Bella refleks menutup mulutnya dengan kedua tangannya begitu menyadari apa yang baru saja spontanitas ia katakan pada Adam
“Astaga, apa yang baru saja ku katakan pada Adam? Bagaimana kata - kata bisa keluar begitu saja dari mulutku?” Bella kini merutuki dirinya sendiri, “apa aku mulai jatuh cinta pada Adam? Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Aku mulai mencintai laki - laki yang harusnya aku benci!” Batin Bella berkecamuk.