Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Mencintaimu, Davina
"Aku Daddy mu! Saat ini Daddy sedang bersama Mommy mu. Kamu harus tahu kebenaran tentangku, Nak."
"Daddy masih hidup, Nak. Katakan ... kamu ada dimana sekarang? Daddy akan menyuruh orang untuk menjemputmu," jawab Alfred.
Tanpa ragu Bryan pun menjawab pertanyaan Alfred. Lelaki yang mengaku sebagai Daddy nya.
"Di rumah bersama aunty Nita. Benarkah kamu Daddy ku?" tanya Bryan memastikan kembali ucapan lelaki itu yang mengatakan bahwa dirinya adalah Ayah yang selama ini Bryan cari keberadaannya.
Hal itu membuat Alfred berkerut alis ketika mendengar jawaban sang putra.
Sementara Davina secepat kilat merebut ponsel yang tadinya di kuasai oleh Alfred.
"Sayang, dengarkan Mommy. Jangan percaya dengan omong kosong orang asing, dia berbohong. Seperti yang kamu ketahui bahwa Daddy mu sudah tiada. Jadi, jangan ikut siapapun yang akan menjemput kamu. Tetaplah di rumah sama aunty Nita. Sebentar lagi Mommy pulang," ucap Davina kemudian menutup ponselnya.
Tak ingin menyiakan kesempatan emas, segera mungkin Alfred mengirimkan pesan pada Damar untuk menjemput Bryan. Lelaki itu menyunggingkan senyum ketika mengetahui dia akan segera bertemu dengan putranya.
"Katakan ... Apa sebenarnya yang kau inginkan Alfred!" bentak Davina dengan suara membahana. Kesabaran wanita itu sudah habis menghadapi kelakuan Alfred yang seenak jidat melakukan suatu hal tanpa seizinnya.
Tampak Davina menatap nyalang pada Alfred yang hanya tersenyum mendengar ucapan Davina. Lelaki itu sama sekali tak membalasnya. Terlihat jelas amarah Davina yang kian meledak, membuat Alfred tampak gemas dengan semua tingkah laku Davina.
"Sebenarnya apa yang kau rencanakan? Aku mohon jangan sentuh anakku! Dia adalah satu-satunya harta yang ku miliki di dunia ini. Tolong lepaskan kami Alfred," ucap Davina memohon pada Alfred berharap lelaki itu mengiyakan keinginannya.
"Kau bisa hidup bersama wanita lain yang jauh lebih baik dariku. Tentunya wanita itu akan membanggakan keluarga Smith," lanjut Davina dengan suara tercekat. Seketika dia ingat dengan perkataan Oma Andini yang mengatakan dirinya tidak pantas berada di sisi Alfred karena perbedaan status sosial yang tinggi.
"Tidak! Aku akan hidup bersama kalian selamanya. Dan ingat satu hal Davina, dia juga anakku. Tentu aku punya hak atas dirinya. Kau tak bisa memisahkan aku dan putraku," tegas Alfred dengan suara petirnya.
"Aku tak menyangka kau tega sekali mengatakan aku telah tiada. Kau sungguh kejam Davina!"
"Aku adalah Daddy nya. Dalam tubuhnya mengalir darahku, kau tak bisa menepis fakta yang ada. Dia berhak tahu kalau aku masih hidup. Apa selama ini kau selalu membohonginya seperti itu?" lanjut Alfred dengan wajah kesal menatap pada Davina. Perlahan Alfred mendekat ke arah Davina.
Butiran kristal meluruh tanpa permisi, kembali membasahi wajah cantiknya ketika mengingat masa lalunya yang begitu menyayat hati. Banyak orang yang mengatainya karena menduga dia adalah seorang janda. Tak hanya itu, Bryan pun selalu bertanya perihal siapa Ayah kandungnya. Hal itu lah yang membuat Davina selalu tertekan.
"Lalu apalagi yang harus aku katakan selain berbohong? Kau tahu selama ini aku merawatnya seorang diri. Jadi, kau tak berhak marah dengan semua yang ku lakukan sela ini. Saat itu bila aku mengatakan mengandung anakmu, apa kau akan bertanggung jawab, hah?" balas Davina dengan penuh emosi.
Alfred hanya terdiam membisu, lelaki itu sama sekali tidak menimpali ucapan Davina yang memang benar adanya seperti itu. Seketika ingatan Alfred kembali teringat pada kondisi mereka saat itu. Pasti bila dia mengetahui kehamilan Davina, Alfred akan memilih menyuruh Davina untuk menggugurkan kandungannya. Belum lagi, dia pasti tidak percaya bila anak dalam kandungan Davina adalah anaknya.
"Sayang, maafkan aku. Tolong maafkan atas semua kesalahanku selama ini. Oleh karena itu, izinkan aku menebus semua kesalahanku. Biarkan aku membayar waktu yang telah kau lalui dengan kesedihan itu. Aku berjanji tidak akan mengulang hal yang sama seperti waktu itu." Alfred terus mengiba berharap wanita itu memberikannya kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya selama ini.
"Davina, aku ingin kau menjadi istri juga ibu dari anakku. Aku mohon Davina ... semua ku lakukan ini murni dari hatiku bukan hanya karena aku mencintaimu. Tapi semua ini demi kebahagiaan putra kita. Aku yakin dia pasti mencari keberadaan ku, bukan? Tolong, maafkan aku sayang ...." ucap Alfred dengan wajah sendunya.
Tanpa Davina duga Alfred berlutut tepat di hadapannya. Hal yang sama sekali tak mungkin di lakukan Alfred, sosok lelaki yang begitu dingin, arogan, juga tempramen. Tampak Alfred yang menjadi atasannya itu merendahkan dirinya di hadapan Davina. Lelaki itu seakan tidak akan melewatkan kesempatan emas untuk meminta maaf pada wanita yang di cintainya.
Tak ada hal lain yang bisa dia lakukan selain merendahkan diri juga memohon. Baginya apapun akan dia lakukan demi mendapatkan maaf dari Davina.
"Davina, tolong maafkan aku dan jadilah istriku. aku sangat mencintaimu, Davina ...." Alfred menatap dalam wanita yang ada di hadapannya dengan posisi berlutut.
Sementara Davina menahan nafasnya, wanita itu hanya terdiam menunduk dengan semua perlakukan Alfred. Terlihat jelas bahwa lelaki yang ada di hadapannya kini seolah orang yang berbeda dari yang selama ini dia kenal. Dia tahu siapa Alfred, tidak mungkin lelaki itu menundukkan kepalanya apalagi berlutut di hadapannya seperti ini.
Ingatannya masih tajam dimana lelaki itu dengan gamblangnya mengatakan tidak butuh cinta. Hal itu lah membuat hatinya perih saat mendengar ucapan Alfred kala itu.
Dengan wajah sendu, Alfred menatap pada Davina. Lelaki itu tampak pasrah dengan apa yang di katakan oleh wanita itu. Namun, dia tidak akan melepaskan Davina lagi setelah dia pernah kehilangan wanita itu yang ternyata memang sangatlah berarti dalam hidupnya.
"Aku mohon tolong maafkan aku, Davina. Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semua ini. Menikahlah denganku dan jadilah istriku, Davina ...," ucap Alfred memecah keheningan di antara mereka.
"Tidak! Aku tidak ingin kembali lagi padamu. Aku tidak bisa memberikanmu kesempatan, Alfred. Tolong jangan paksa aku lagi. Aku ...." Detik itu juga ucapan Davina berhenti ketika Alfred sudah tak bisa mengendalikan dirinya.
Lelaki itu begitu greget dengan Davina yang selalu mengatakan tidak bisa bersama dengannya. Tak ada satupun alasan yang wanita itu katakan, walau Alfred telah menduga kalau wanita itu masih menyimpan kekecewaan yang begitu mendalam padanya.
Kini Alfred membungkam bibir Davina dengan bibirnya. Secepat kilat lelaki itu mendorong kasar tubuh Davina hingga wanita itu terduduk di atas ranjang.
"Lepaskan! Lepaskan aku br*ngsek!" Davina terus memukul tubuh Alfred sekeras mungkin. Namun, perbedaan tenaga di antara mereka tak dapat di pungkiri. Alih-alih terlepas, justru Alfred kembali menekan tubuhnya pada wanita itu hingga membuat Davina tak bisa bergerak.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Ini mah malah tambah cari masalah/Sweat/
setelah ini dia bakal dendam sama Davina end then