Kembalinya Sang Permaisuri

...🤍🤍🤍...

Hati nya menghangat setelah membaca surat itu. Namun tiba-tiba sekelebat ingatan bagaimana dirinya dan bayi nya di bunuh, hati nya kembali dingin. Saat ini prioritas nya adalah membalas dendam dan mengubah jalan takdir yang pernah dulu ia lalui, ia tak boleh terlena dengan hal lain.

Dia pun menyimpan surat itu dan berganti pakaian dengan pakaian lelaki dan keluar menuju halaman belakang kediaman nya. Niat untuk tidur sudah tidak ada lagi, justru kini setelah membaca buku tentang bela diri ia melatih tubuh lemah nya dan mencoba membangkitkan kekuatan nya dulu. Dengan karung pasir yang ia ikat di kedua kaki dan badan nya, dia berlari mengelilingi halaman.

Setelah berlari dan berlatih beberapa jurus, dia pun duduk di atas batu sambil membaca buku tentang strategi perang. Sebenarnya ia hanya perlu meningkatkan daya tahan tubuh nya saja, untuk beberapa jurus dan strategi perang sudah tertanam rapi di kepala nya. Zhang Gu Yue bersyukur, ingatan nya dulu masih tertata rapi di otak nya.

Dulu dia memang berambisi memenangkan peperangan itu untuk mendapatkan perhatian dari Wang Hangguang Feng. Setiap hari, siang dan malam, tanpa rasa lelah ia terus belajar dan berlatih. Sehingga cita-cita nya menjadi jendral wanita pertama pun tercapai.

"Salam Nona Kedua" ucap seorang pengawal menghampiri Zhang Gu Yue.

"Ada apa?" tanya Zhang Gu Yue melirik sekilas lalu kembali fokus pada buku nya.

"Nyonya Zhang, mengirimkan beberapa pelayan untuk anda. Beliau berpesan, Nona Kedua bisa memilih untuk di jadikan orang anda"

Zhang Gu Yue menggernyit, pelayan? ia sampai melupakan jika di kediaman nya ini sama sekali tidak ada pelayan perempuan yang berfokus di Kediaman Salju. Selama ini pelayan-pelayan yang membantu nya berasal dari kediaman ibu nya, dan setelah membantu nya para pelayan itu kembali ke Mudan Fu untuk melayani ibu nya.

"Baiklah" ucap Zhang Gu Yue beranjak masih dengan karung pasir yang melekat di tubuh nya.

Dia melihat deretan pelayan perempuan yang masih muda berjejer rapih di hadapan nya. Ia pun sampai pusing bagaimana memilih mereka.

"Nona, mereka sudah dipilih langsung oleh Nyonya. Jadi anda tidak perlu khawatir lagi" ucap pengawal tadi.

"Satu menurut ku sudah cukup" batin Zhang Gu Yue menatap satu persatu pelayan di depan nya.

"Beri aku seekor anjing" ucap Zhang Gu Yue membuat para calon pelayan dan pengawal tadi kebingungan.

"Maaf Nona, maksud nya bagaimana?" tanya salah satu pelayan memberanikan diri.

"Yaa carikan aku seekor anjing" jawab Zhang Gu Yue santai.

"Baik" jawab mereka serentak, lalu berpencar mencari seekor anjing untuk calon Nona mereka itu.

Namun ada satu pelayan yang ia tebak berusia sama dengan nya hanya berdiri diam menatap tanah dengan tubuh yang bergetar entah karena apa. Zhang Gu Yue pun mendekati pelayan itu.

"Kenapa kau masih diam?" tanya Zhang Gu Yue.

Pelayan kecil itu tersentak kaget, mengangkat pandangan nya lalu buru-buru menunduk kembali dengan tubuh yang bergetar, "Ma-maaf Nona, hamba... hamba tidak bisa mencarikan anda seekor anjing. No-nona memiliki alergi dengan bulu anjing, hamba tidak berani" ucap nya terbata-bata.

Zhang Gu Yue tertegun, memang benar dia memiliki alergi ringan terhadap bulu anjing dan hanya pelayan kecil ini saja yang menyadari.

"Tatap mata ku" titah Zhang Gu Yue.

"Ha-hamba tidak berani"

"Ini titah ku" tegas Zhang Gu Yue.

Dengan badan yang masih bergetar dia perlahan mengangkat wajah nya. Dan saat mata hitam jernih nya menatap mata indah bak buah aprikot itu, entah kenapa dirinya merasa tenang dan larut dalam tatapan itu.

"Baiklah, aku memilih mu. Siapa nama mu?" tanya Zhang Gu Yue.

Setelah nya baru lah ia tersadar, "Nama hamba Ruyin, Nona"

"Hem, kau bisa bersiap-siap hari ini juga kau bisa mulai bekerja. Pengawal, berikan hadiah ini kepada para pelayan yang lain, aku sudah memilih pelayan ku" ucap Zhang Gu Yue.

"Hanya satu, Nona?"

"Ya" jawab Zhang Gu Yue lalu pergi ke halaman belakang untuk melanjutkan membaca buku-buku nya.

...🤍🤍🤍...