Transaksi Di Atas Ranjang Suami
...“Kamu mau kemana Bella?” Panggil Pamela, Ibu dari Bella ketika melihat anaknya terburu - buru melangkah hendak keluar dari rumah mereka...
...Bella menoleh sebentar pada Ibunya yang sedang menyantap sarapan di meja makan, Bella bukannya tak sopan pergi tanpa pamit pada Ibunya, tapi ia sudah sangat terlambat bahkan hanya untuk sekedar mencium pipi Ibunya, “Aku mau kuliah lalu bekerja seperti biasa Bu, aku sudah telat, aku pergi dulu!” jawab Bella sambil menyegerakan langkahnya...
...“Hari ini kamu tidak usah kuliah atau bekerja, ada tugas penting lain yang harus kamu lakukan” tegas Pamela...
Bella menghentikan langkahnya yang terburu, ia menatap heran pada Ibunya, tak pernah sekali pun Ibunya itu menyuruhnya untuk tidak menghadiri kuliah atau bolos bekerja, keluarga Bella adalah keluarga yang sangat mementingkan pendidikan, kalau sampai Ibunya meminta Bella untuk tidak mengikuti kelasnya, itu berarti ada hal yang sangat penting yang akan terjadi
...“Ada apa Bu? Apa kita mau kedatangan tamu?” Tanya Bella...
Pamela menyunggingkan senyumnya yang berseri menyiratkan kebahagiaan
...“Besok keluarga calon suami Kakakmu akan datang untuk melamar, hari ini bantulah Brianna untuk mempersiapkan semuanya” tutur Pamela dengan senyum merekah...
Bella jelas kaget karena setahunya Kakaknya itu belum memiliki pacar, meskipun banyak pria yang mendekati Brianna karena parasnya yang cantik dengan otak yang cerdas, tapi Brianna seperti tak mau membuka hati untuk pria manapun
...”Kak Brianna akan dilamar? Tapi siapa calon suaminya Bu? Bukannya selama ini Kak Brianna tidak pernah sekali pun membawa laki - laki ke rumah?” ...
...“Itu karena Kakakmu sibuk bekerja untuk kita Bella, sejak kepergian Ayah kalian bukankah dia yang jadi tulang punggung keluarga ini? Kalau bukan karena Brianna bagaimana bisa ada hidangan di meja makan, bagaimana kau membayar kuliahmu, dan bagaimana kita membayar para pelayan untuk mengurus rumah kita?” ...
Bella mendengus, lagi - lagi Ibunya mengungkit jasa Kakaknya
...”Baiklah Bu, apa yang harus aku bantu?” Tanya Bella pasrah, meskipun hari ini ada kelas penting, tapi Bella tak mungkin menolak perintah Ibunya...
...“Bantu Brianna untuk memilih gaun yang akan ia pakai besok, ia juga butuh perhiasan yang bagus, pilihkan Kakakmu yang terbaik, calon suaminya berasal dari keluarga kaya raya yang terpandang, aku tak ingin mempermalukan Brianna di hadapan keluarga calon suaminya” titah Pamela...
Kali ini Bella ikut tersenyum bahagia, ia antusias mendengar Kakaknya mendapatkan calon suami idaman Ibunya, Pamela memang selalu menekankan bahwa Brianna pantas mendapatkan pria yang kaya raya
...”Benarkah Bu? Beruntung sekali Kak Brianna, aku turut bahagia untuknya”...
...“Dia memang pantas mendapatkan laki - laki yang tampan dan mapan, anak yang berbakti seperti Brianna itu layak mendapatkan yang terbaik” ucap Pamela yang dirasa sebagai sindiran oleh Bella, selama ini Pamela memang kerap membandingkannya dengan Kakaknya itu, Bella bukannya tak mau ikut bertanggung jawab terhadap ekonomi keluarga mereka, hanya saja gajinya sebagai pegawai paruh waktu di perpustakaan kampus tak seberapa dibanding gaji Kakaknya, untuk pindah kerja pun tidak mungkin karena Bella pun belum menyelesaikan kuliahnya...
Ya, Bella mengakui bahwa selama ini Brianna lah yang bertanggung jawab memenuhi semua kebutuhan keluarga mereka termasuk biaya kuliah Bella semenjak kepergian sang Ayah tiga tahun yang lalu, bagi Pamela Brianna lah penyelamat hidupnya saat keluarga mereka berada dalam keterpurukan akibat kepergian sang Ayah yang tiba - tiba
Pamela membuyarkan lamunan Bella dengan dehemannya yang keras, saat tersadar Bella segera beranjak menuju kamar Kakaknya membawa perasaannya yang tak nyaman. Bella mengenyampingkan perasaannya dulu saat bertemu Brianna, wajah Kakaknya yang cantik itu semakin berseri dengan senyum bahagia yang mengembang
...”Kamu pintar sekali menyembunyikan siapa pacarmu Kak, aku bahkan belum pernah tahu kalau kamu sudah punya pacar!” Cerocos Bella ceria sambil memeluk Kakaknya...
Senyum Brianna yang tadinya lebar sedikit memupus dalam pelukan Bella
...”M - Maaf, aku tidak bermaksud merahasiakannya, hanya saja ini terjadi begitu cepat” sahut Brianna...
...“Tidak apa Kak, yang penting Kakak bahagia, jadi siapa nama calon Kakak iparku yang beruntung itu?” Tanya Bella penasaran, wajah Brianna seketika memucat...
Menyadari Kakaknya yang enggan membuka suara Bella berpikir positif, mungkin Kakaknya itu malu karena prosesnya terlalu cepat, tapi ya sudah lah Bella tak ingin ambil pusing, rasa penasarannya bisa menunggu sampai esok hari, yang ia yakini calon suaminya Brianna selain kaya wajahnya pun pasti tampan
Saat malam hari tiba, semua persiapan acara pertunangan di mansion luas keluarga Bella sudah selesai, Bella merebahkan dirinya di atas tempat tidur, mengistirahatkan badannya yang terasa remuk redam karena hampir semua persiapan acara lamaran Brianna besok Bella lah yang mengurus
Ketika hendak terpejam, Bella seketika mengingat pria yang sedang bertahta di hatinya, Adrian. Karena kesibukannya hari ini Bella sampai tak sempat membuka ponselnya, ia yakin seharian ini Adrian pasti sibuk menghubunginya, lelah Bella seolah hilang mengingat pria itu, jari jemari Bella yang lentik lincah mencari - caro laporan panggilan atau pesan dari pria tampan pujaannya, namun bibir Bella mengerucut tatkala tak mendapati satu pun pesan atau panggilan masuk dari Adrian, tanpa ragu Bella mencoba menghubungi Adrian, sayang ponsel Adrian sedang tidak bisa dihubungi, padahal Bella ingin sekali bicara dengan Adrian dan memintanya untuk datang ke acara lamaran Brianna esok pagi, Bella berharap dengan menghadiri acara besok pagi, Adrian pun akan menyegerakan untuk melamar dirinya, meskipun masih menempuh pendidikan namun jika Adrian melamarnya, Bella tak akan ragu untuk menerima, wanita mana yang tak mau bersanding dengan pria impiannya? Selain itu Bella ingin segera keluar dari rumah keluarganya itu, ia tak ingin lagi menjadi beban untuk Brianna atau Ibunya.
Bella mengetik pesan panjang lebar untuk Adrian, dalam pesan itu Bella meminta Adrian untuk hadir pada acara Brianna besok, meskipun ponsel Adrian tak kunjung aku aktif, tapi Bella yakin begitu membaca pesan dari Bella, Adrian tak akan menolak permintaan Bella seperti yang selama ini Adrian lakukan untuknya, tak pernah ada permintaan Bella yang tak dipenuhi oleh Adrian, pria itu seolah siap memberikan semua yang Bella inginkan terutama perhatian dan perlindungan.
...----------------...
Kesibukan sudah tampak di rumah keluarga Pamela pagi harinya, para pelayan sibuk memastikan seluruh rumah sudah siap untuk penyelenggaraan acara, kursi - kursi sudah di susun rapi, dekorasi cantik menghiasi hampir keseluruhan rumah, makanan - makanan sudah tersaji indah, tak ada yang tak sibuk pagi hari itu, terutama Bella, ia hilir mudik memastikan persiapan acara sudah sempurna
...“Kamu cantik sekali Kak” ucap Bella terperangah saat melihat Kakaknya yang menawan dalam balutan dress berwarna putih...
...“Kamu di depan saja Bella, pastikan semua hidangan sudah siap, keluarga calon suamiku akan segera datang, aku ingin bersiap lagi” titah Brianna tak nyaman ketika adiknya itu mendatanginya di kamar...
Bella awalnya heran akan sikap Kakaknya, ia lalu mengedikkan bahunya tak mau ambil pusing, yang penting baginya ia sudah membantu Kakaknya itu
...Saat hendak keluar dari kamar Brianna, Pamela masuk tergesa dengan wajah bahagia, “calon suamimu dan keluarganya sudah datang Brianna! lihat lah berapa mobil mewah yang datang beriringan!” ucap Pamela dengan antusiasnya...
...Brianna menoleh sebentar pada Bella yang masih terpaku di ambang pintu, “Bella bisa kah kamu menyambut mereka dulu? Aku masih harus menyelesaikan riasanku” titah Brianna...
Bella mengangguk senang, kesempatannya untuk mengenal calon suami Brianna sekarang, Bella menyegerakan langkah menuju ruang tamu, sebelum membukakan pintu besar yang belnya sudah terdengar nyaring, Bella membenar - benarkan baju dan tatanan rambutnya dulu, ia tentu tak ingin sampai dirinya mempermalukan Brianna.
Saat membuka pintu Bella terkejut bukan main, orang pertama yang ia dapati tengah berdiri tegap di depan pintu adalah Adrian, kekasih hatinya.
...“A - Adrian? Kamu? Ah apa kamu menerima pesanku? Terima kasih kamu sudah mau datang” tutur Bella ceria tanpa memperhatikan raut kebingungan dari Adrian ...
...“Adrian, ini kah Brianna, wanita yang ingin kamu lamar?” Tanya wanita separuh baya dengan tampilan cantik dan elegan khas kelas - kelas atas yang berdiri persis di sebelah Adrian...
Deg..
Bella terkejut bukan main, apa ia tak salah dengar? Adrian akan melamar Brianna? Jadi Adrian lah calon suami Brianna? Tunggu mana mungkin bisa? Selama ini ia yang menjalin hubungan dengan Adrian, bukan Brianna
Saat Bella hendak mengkonfrontasi pada Adrian, Pamela menyeruak keluar menyambut dengan ramah Adrian beserta keluarganya, setelah semua orang masuk, Adrian kembali lagi ke depan rumah untuk menemui Bella yang sedang terduduk lemas, tangannya sibuk mengusap - usap dadanya yang terasa sesak, sedang air matanya sudah bergelayut siap meluncur
...“Bella, bisa kah kita bicara berdua?” Tanya Adrian ...
...“Apa maksud semua ini Adrian? Kenapa kamu yang melamar Kak Brianna? Bukan kah selama ini kamu menjalin hubungan denganku? tapi kenapa kamu malah melamar Kak Brianna?” Bergetar suara Bella saat mengucapkannya, meski wajahnya enggan menatap Adrian tapi dapat ia rasakan kini Adrian duduk di sampingnya ...
...“Selama ini kamu salah paham Bella! Aku tidak pernah mencintaimu, aku mencintai Kakakmu!” Tegas Adrian, Bella memalingkan mukanya, kini ia menatap tajam pada Adrian...
...“Apa maksudmu? kamu tidak mencintai aku Adrian? Lantas untuk apa kamu mendekatiku selama ini? Dan ciuman itu, ciuman pertamaku itu, apa itu tak berarti apa - apa buatmu?” Teriak Bella nyalang...
...“Tenangkan dirimu Bella! Apa kamu mau semua orang mendengar pembicaraan kita?” Kali ini Adrian bicara penuh penekanan dengan mata yang menajam, “itu hanya sekedar ciuman Bella! Selama ini aku mendekatimu untuk mendapatkan Brianna, kamu pasti tak bermimpi aku akan lebih memilihmu dibanding Brianna kan Bella?” Sindir Adrian penuh cemoohan ...
Bella menunduk menyembunyikan air matanya yang berlinang, tak ia pedulikan riasannya yang mulai berantakan karena pipinya yang basah
...”Kamu jahat Adrian!” Ucap Bella sarat kebencian, sedang pria itu bangkit dari duduknya setelah melihat Pamela datang...
...“Adrian, semua orang sudah menunggumu, bisakah kamu masuk?” Tanya Pamela, Adrian mengangguk, ia lalu melangkah cepat masuk ke dalam rumah meninggalkan Bella yang perasaannya hancur lebur, Pamela mendekati putri bungsunya itu lalu duduk di sebelahnya...
...“Ibu tahu kalau selama ini Adrian mencintai Kak Brianna, bukan aku?” Tanya Bella masih dengan derai air matanya...
...“Ibu tahu, sudahlah Bella, anggaplah ini hanya kesalah pahaman! Kamu harus bisa menjaga perasaan Kakakmu, ini hari bahagianya!” ...
Bella tersenyum miris, sudah ia duga Ibunya pasti akan lebih mementingkan perasaan Brianna dibanding dirinya
...”Lantas bagaimana dengan perasaanku Bu? Apa hanya perasaan Kak Brianna saja yang penting sementara aku tidak?” ...
...“Perasaan Brianna jelas lebih penting! Ingat semua pengorbanannya untuk kita selama ini! Begini saja, kamu anggap saja bahwa kali ini giliranmu untuk berkorban demi Brianna, lupakan Adrian, dia calon Kakak iparmu sekarang!” ...
...“Kalian semua jahat, Ibu dan Kak Brianna tahu persis bagaimana perasaanku pada Adrian, berulang kali aku mengatakan kalau aku berharap Adrian yang akan jadi suamiku, bahkan aku sudah meminta restumu, tapi lihatlah sekarang, Ibu memaksaku untuk merestui Adrian dan Kak Brianna? apa Ibu tidak punya hati?” cecar Bella...
..."Bella, cukup! terima kenyataan kalau Adrian lebih memilih Kakakmu! harusnya ini kamu jadikan pelajaran, kamu harus berusaha supaya bisa menjadi seperti Kakakmu agar ada yang menikahimu, apa kamu pikir akan ada laki - laki kaya dan tampan yang menikahi seorang mahasiswa yang hanya bekerja di perpustakaan? kamu juga harus merubah penampilanmu, Bella!" tegas Pamela panjang lebar, perkataan yang membuat Bella semakin jatuh terperosok ke dalam jurang kehancuran, lagi - lagi Ibunya membanding - bandingkan dirinya dengan Kakak kandungnya sendiri...
..."Sekarang hapus air matamu dan segera kembali ke dalam rumah! Jangan memperlihatkan wajah sedihmu itu di depan semua keluarga Adrian, kamu tak mau mereka semua sampai tahu kalau kamu mencintai calon Kakak iparmu sendiri kan?” Tegas Pamela, dengan wajah penuh Amarah Pamela lantas kembali masuk ke dalam rumah...
Bella menyeka air matanya yang tak juga berhenti mengalir, bukan hanya karena cintanya yang ternyata bertepuk sebelah tangan, tapi juga karena pengkhianatan Ibunya, Kakaknya, dan terutama Adrian, tega - teganya selama ini mereka menyembunyikan kenyataan bahwa Brianna lah yang dicintai oleh Adrian, dan membiarkan Bella hanyut dalam impian indahnya yang ternyata semu.
Memutuskan untuk menguatkan hatinya, Bella kemudian masuk ke dalam rumah melalu pintu belakang, pintu yang biasa dipakai oleh para pelayan di rumah itu, Bella tak ingin menyita perhatian semua orang yang tengah berbahagia itu karena matanya yang sembab dan riasannya yang berantakan, oleh karena itu Bella memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan mengurung diri disana, ia tak mungkin sanggup untuk melihat Adrian memakaikan cincin pada perempuan lain, apalagi Kakaknya sendiri.
Saat Bella sedang mengumpulkan barang - barang pemberian Adrian untuk ia buang dengan perasaan hancur berkeping - keping, di ruang tamu tempat di adakannya acara pertunangan, Adrian dengan senyum yang lebar memasangkan cincin bertahta berlian di jari manis Brianna, pasangan sejoli yang sangat serasi itu kini resmi bertunangan.
...“Kalau begitu kita tinggal menentukan tanggal pernikahan mereka bukan, Nyonya Miranda?” Tanya Pamela antusias pada Ibunya Adrian, wanita anggun yang tadi berdiri di samping Adrian...
Miranda menggangguk senang, tapi lalu wajahnya berubah serius
...”Nyonya Pamela, sebenarnya ada yang ingin saya sampaikan, suami saya punya satu syarat agar pernikahan Adrian dan Brianna bisa dilangsungkan” ...
...“Mom, syarat apa? Kenapa harus ada syarat?” Protes Adrian setengah berbisik, ia baru mendengarnya sekarang tentang syarat yang diajukan Ayahnya...
...“Kamu diam saja Adrian! Ini perintah Daddymu apa kamu berani menentang perintah Daddymu? Sahut Miranda yang juga ikut berbisik...
Pamela menduga - duga dalam hatinya, syarat apa yang ingin diajukan oleh calon besannya itu, jika mereka meminta harta jelas Pamela tak punya, meskipun Brianna sudah bekerja dan menghasilkan uang yang cukup banyak tapi itu hanya cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga mereka sehari - hari, Pamela memang pernah menjadi orang kaya dulu saat suaminya sedang berada dalam masa kejayaannya, hingga suaminya jatuh sakit dan perlahan - lahan kondisi ekonomi keluarga mereka merosot hingga suaminya meninggal, hanya rumah mewah itu yang tersisa dari masa kejayaan suaminya
...“A - apa syaratnya Nyonya Miranda?” Tanya Pamela dengan rasa khawatir yang teramat...
...“Adrian memiliki seorang Kakak laki - laki yang sampai saat ini belum juga menikah, suami saya tidak ingin jika Adrian menikah sebelum Kakaknya menikah, jadi kita tunggu sampai Kakaknya Adrian menikah setelah itu baru Brianna dan Adrian bisa menikah”...
...“Mom” Protes Adrian lagi, kini ia mengerti syarat apa yang ingin diajukan Ayahnya, lagi - lagi Ayahnya ingin menjegal Adrian untuk menjadi pemimpin perusahaan, dulu sekali Ayahnya pernah mengumumkan jika pengganti Ayahnya sebagai pemimpin perusahaan harus sudah menikah, Adrian sebenarnya menyadari bahwa Ayahnya ingin Kakaknya lah yang menjadi penggantinya, tapi Adrian tak rela, oleh karena itu Adrian berusaha untuk memenuhi semua syarat Ayahnya termasuk menikah, tapi lagi - lagi Ayahnya berusaha agar Kakaknya lah yang menjadi pemimpin perusahaan...
...Pamela bernapas lega saat mendengar syarat yang diajukan Miranda, “Saya yakin jika Kakaknya Adrian adalah pria tampan, tentu sangat mudah untuknya mendapatkan seorang calon istri bukan?”...
...“Adam adalah pria yang hanya fokus pada perusahaan, hingga detik ini tak ada wanita yang pernah ia terima, tak seperti Adrian yang lemah lembut dan perhatian, Adam dingin dan cenderung frontal ketika bicara, baginya hidup ini hanya seputar bisnis dan uang, tak ada hal lain yang penting untuknya termasuk pernikahan, wanita mana yang ingin memiliki suami yang sama sekali tak memberikannya perhatian atau memperlakukannya penuh cinta?” Miranda panjang lebar menceritakan tentang anak sulungnya, sedang Pamela mendengarkannya dengan seksama sambil berpikir keras cara apa yang harus dilakukan agar pernikahan Brianna bisa segera terlaksana...
...Pamela tersenyum saat mendapatkan ide, “Saya punya calon istri untuk Adam, dan saya pastikan dia tidak akan menolaknya”...
Bukan Hanya Miranda yang terkejut, Brianna dan Adrian menatap penasaran
pada Pamela
...“Tapi Nyonya, Adam mungkin tidak akan menjadi suami yang baik, saya khawatir wanita itu akan tersiksa nantinya” jelas Miranda ...
...“Jangan khawatir Nyonya, dia tidak akan keberatan” sahut Pamela dengan senyum puas...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
mampir lagi
2024-01-08
0
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
AQ mampir kak🥰🥰🎉🎉
2023-10-23
0
Dapllun
Tidak akan keberatan, gundulmu!
2023-09-29
0