NovelToon NovelToon
Beautiful Villaines

Beautiful Villaines

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Time Travel / Masuk ke dalam novel / Fantasi Wanita
Popularitas:76.8k
Nilai: 5
Nama Author: Diar Rochma

Liora Belladonna, aktris cantik dan berbakat yang memasuki dunia film yang dia bintangi. Alih-alih menjadi pemeran protagonis wanita seperti yang ia perankan sebelumnya, ia justru memasuki raga Roxana Adelaide, pemeran antagonis yang akan berakhir tewas dengan tragis.

“Jika Roxana yang asli berusaha keras memisahkan para pemeran utama di dunia ini … maka aku justru harus membantu menyatukan mereka.”

“Jika Roxana yang asli begitu terobsesi dan menginginkan Pangeran Neraka … maka aku harus menghindarinya bagaimanapun caranya.”

Ya, itu adalah strategi yang Liora buat demi selamat dari akhir tragis yang menimpa Roxana. Namun, mujur tak dapat diraih dan malang tak dapat ditolak. Liora justru terbelenggu dengan ikatan benang merah yang menjeratnya bersama Pangeran Neraka, Liam Demente de Dias.

“Tidak! Aku harus menjauhi malaikat mautku.” Liora.

“Sayangnya, aku justru akan semakin menjeratmu. Semua yang ada di tubuhmu dari ujung kepala hingga ujung kaki adalah milikku.” Liam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diar Rochma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Sosok Felix Sesungguhnya

Roxa dan Felix mengunjungi sebuah toko roti yang terletak tidak jauh dari alun-alun pasar, lebih tepatnya di Gang Lentera Indah. Toko itu merupakan satu-satunya toko yang terkenal dengan kualitas adonan terbaik. Lusinan pelanggan selalu mengular dan kerap memuji-muji roti serta kue keringnya yang lezat.

“Baklava, roti berlapis cita rasa yang hangat telah siap untuk dinikmati.” Gustav, pemilik toko asal Turki meletakkan hidangan yang baru saja keluar dari panggangan di atas meja yang ada di depan Felix. “Dan ini, pancake lemon dengan kemanisan yang pas juga telah siap untuk Lady yang manis ini,” imbuhnya sembari meletakkan hidangan yang dipesan Roxa, “dua minuman spesial untuk kalian akan kugratiskan karena hari ini adalah hari perayaan pernikahanku, hohoho.”

Roxa tersenyum, “Terima kasih.”

“Selamat atas perayaan pernikahanmu.” Felix menimpali.

Keduanya kini menikmati kelezatan kue yang dihidangkan Gustav setelah bersusah payah mendapatkan ijin keluar dari akademi.

Ya, sebelumnya Roxa memang beralasan pada penjaga gerbang untuk membeli beberapa barang yang dijual di pasar. Namun, sebenarnya ia hanya ingin menepati janjinya kepada Felix, mentraktir kudapan lezat karena pemuda itu telah membantunya membagikan ulat beracun saat pelajaran yang dibawakan Axe sepekan lalu.

Benar, satu pekan telah berlalu dan hari ini adalah hari santai bagi para murid untuk menikmati aktivitas di luar gerbang akademi. Lalu, di mana Cathie berada? Apakah dia tidak ikut bersama Felix dan Roxa? Gadis itu sudah memiliki janji berkumpul bersama kelompok Mariposa Baute. Menikmati pesta minum teh katanya.

“Hm, perkataanmu ternyata benar, Felix. Hidangan yang dijual di sini sangat lezat.” Roxa berujar ceria sembari menikmati pancake lemon-nya.

Felix tersenyum, “Kita sering berkunjung ke tempat ini. Apa kau memang menyukai lemon?”

Roxa mengangguk mantap, “Ya, aku suka.”

Felix bergeming sejenak dan mengalihkan pandangan kepada Roxa, “Aku sedikit terkejut karena yang kutahu kau tidak pernah menyukainya. Jika berkunjung ke sini, kau hanya memesan roti gandum hitam.”

Roxa seketika menghentikan gerakannya dalam mengunyah makanan, lengkap dengan bola mata terbelalak, “Be-benarkah?” gagapnya dengan ekpresi menegang, “hm, sepertinya karena kecelakaan saat itu, seleraku juga ikut berubah. Sekarang aku hanya ingin menikmati hidangan yang manis. Biar cobaan hidup saja yang rasanya pahit,” kilahnya sembari memperlihatkan seraut wajah tenang dan yakin. Bibirnya juga dilenturkan untuk memperlihatkan senyuman natural.

Sementara Felix yang mendengar jawaban Roxa hanya tersenyum, tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Ia kemudian menenggak segelas bir yang diberikan Gustav sebagai hadiah perayaan pernikahan.

‘Fyuh! Aku harus berhati-hati lagi agar Felix tidak merasa curiga,’ benak Roxa yang hampir membuka rahasia dan melupakan kenyataan jika raga yang ditempatinya saat ini bukanlah raga miliknya, melainkan raga Roxana Adelaide sahabat Felix. Ia juga tidak menyangka jika laki-laki itu akan mengingat makanan favorit yang gemar dipesan oleh sahabatnya.

“Oh ya, Felix, aku telah menepati janjiku. Terima kasih banyak untuk bantuanmu saat itu. Sepertinya Guru itu memang memiliki suatu masalah dengan kepribadiannya. Ck! Bukankah dia menyebalkan?” Roxa segera mengalihkan pembicaraan dan mengajak Felix untuk berghibah ria.

“Dia memang terlihat tidak bersahabat, tetapi kehebatannya boleh juga.” Felix berujar apa adanya sembari menghabiskan baklava yang sudah tersisa setengah porsi. “Omong-omong tentang Guru itu, aku mendengar para murid membicarakan hal yang tidak-tidak lagi tentangmu,” imbuhnya dengan pandangan tidak tertuju kepada Roxa, melainkan kepada baklava.

Tentu saja yang dimaksud Felix saat ini adalah rumor yang melibatkan antara Roxa dengan Axe yang mana terjadi karena perdebatan sengit Roxa vs Deborah di meja makan sebelumnya. Sejak saat itu, bertebar banyak gosip yang cukup melenceng dari fakta yang ada.

Ya, gosip atau rumor memang sangat mudah merebak seperti dorongan kentut yang tidak bisa ditahan. Gosip-gosip itu antara lain; Roxa yang mengejar-ngejar Axe, Roxa yang sengaja terlihat lemah di hadapan Axe, Roxa yang berkomplot dengan empousa untuk menjerat Axe, Roxa yang bersaudara dengan empousa, dan rumor konyol lainnya. Bahkan, Roxa sampai mendapatkan julukan baru, ‘Wanita gila yang haus belaian.’

Mengetahui jika Felix akan mendengar hal tidak masuk akal itu dari murid lainnya, Roxa lantas mengambil napas dalam, berniat untuk menjelaskan, “Ehm … sebenarnya—“

BRAKH!

Tiba-tiba terdengar suara debaman pintu yang begitu keras. Roxa dan Felix praktis menoleh ke arah sumber suara hingga pandangan mereka bersirobok pada tiga orang yang terlihat familiar. Mereka adalah Troy, Dimitri, dan Max yang berjalan masuk melewati pintu secara bersamaan.

Troy merangkul pundak Dimitri yang terlihat berantakan. Tidak hanya itu, wajah Dimitri juga dipenuhi dengan memar. Sementara Max terkekeh geli di belakang mereka.

“Kau harus membelikan kami banyak makanan sebagai hukuman. Saat itu kau terlalu mencari perhatian di depan Guru Axe. Apa kau sudah merasa pintar, heh? Dasar tolol! Tetaplah menjadi tolol!” Troy menoyor kepala Dimitri sembari menyeringai.

Dimitri hanya terdiam dan mengangguk sembari ikut berjalan dengan wajah tidak berdaya. Murid berkacamata tebal itu hanya menundukkan kepala untuk menutupi wajahnya yang memar akibat pukulan Troy dan Max. Mereka memukulinya hanya karena pada pelajaran Axe sebelumnya ia terus angkat bicara dan menunjukkan kepintarannya.

Menghempaskan bokong di kursi kosong, Troy mulai memesan menu roti dengan harga yang paling mahal dan dengan jumlah yang cukup banyak untuk ukuran manusia normal. Apakah dia seekor babi hutan yang sedang kelaparan? Lebih parahnya lagi, ia memaksa Dimitri untuk membayar semua makanannya.

“Felix, bukankah itu teman sekelas kita?” Roxa berbisik lirih sembari sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan.

“Ya, itu memang benar mereka.” Felix menjawab lempeng.

“Kau lihat, laki-laki berkacamata itu terluka. Sepertinya baru dipukuli. Kurasa ini adalah pem-bully-an.” Roxa kembali berbisik lirih dengan wajah serius.

Felix sedikit melirikkan ekor mata ke arah Dimitri, “Sepertinya hal seperti itu sudah sering terjadi.”

“Eiy! Bukankah itu adalah dua teman di kelas kita?” Troy tiba-tiba berseru saat menyadari keberadaan Felix dan Roxa yang duduk di bangku seberangnya.

Max praktis mengalihkan pandangan ke bangku tersebut, “Kau benar, Troy. Mereka adalah si ketua kelas dengan banyak penggemar dan si Wanita Iblis yang terkenal,” ejeknya dengan wajah yang begitu menyebalkan.

“Hey, kalian! Mengapa kalian hanya berdua saja? Apakah kalian sedang berkencan?” Troy bertanya dengan nada yang terkesan meremehkan.

Roxa dan Felix yang mampu mendengar ucapan mereka hanya memilih untuk tetap diam, tidak menanggapi.

“Ayolah! Mana mungkin mereka berkencan. Yang kutahu mereka hanya teman dekat saja.” Max menimpali dengan nada dan ekspresi yang sama seperti Troy, meremehkan.

“Kau benar juga. Mereka tidak mungkin berkencan karena wanita itu sangat terkenal dengan rumor buruknya. Katanya dia adalah wanita yang haus belaian Guru Axe, kekekeke.” Troy terkekeh geli dengan pandangan tertuju kepada Roxa.

“Mimpinya terlalu tinggi jika ingin mendapatkan Guru Axe. Bukankah lebih baik denganku saja? Aku juga sangat lihai dalam membelai, buahaha.” Max tertawa sembari menyeringai mesum.

Troy ikut terkekeh dengan begitu nyaring dan sangat mengganggu. Bahkan, perutnya yang buncit ikut bergerak naik-turun mengikuti irama kekehannya. Entah di mana letak kelucuan pada ucapan mereka.

“Bolehkah aku membereskan mereka?” Felix berdesis rendah dengan seraut wajah tenang. Lebih tepatnya ketenangan yang sudah susah payah dipertahankan.

Roxa menenggak bir kemudian menggeleng, “Mereka hanya sekumpulan kotoran. Biarkan saja.”

“Ck! Kotoran kau bilang?” Troy yang bisa mendengar ejekan Roxa lantas kembali berseru heboh. “Bukankah kau yang lebih kotor dari kami wahai, Wanita Iblis? Kau adalah Wanita Iblis yang suka menindas Cathie jika kau lupa!”

PRANG!

Felix melempar gelas bir dan tepat mengenai kepala Troy.

“Akkk!” Troy memekik kesakitan. Sebelah tangannya mengusap cairan kental berwarna merah yang menetes melewati dahi dan alis matanya. Detik berikutnya, penglihatannya mulai berdenyar-denyar, pening. “Sialan! Kau melukaiku! Awas saja kau, Bedebah!” Troy beranjak berdiri, mengangkat kursi, dan berniat melempar kursi itu kepada Felix.

Namun, ada seseorang yang menahan kursi itu dari belakang. Dia adalah Gustav, pemilik toko. “Hey! Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau mencoba merusak kursiku? Mengapa kau sangat ribut di tokoku? Dan yang terpenting, mengapa kau ribut di hari perayaan pernikahanku?” cecar Gustav mencoba melerai.

“Peduli setan! Memangnya kau pikir kami peduli dengan hari peringatan pernikahanmu yang tidak penting itu, Pak Tua? Kecuali hari peringatan kematianmu.” Troy kembali membuat keributan dengan mulutnya yang bocor. Ia memang gemar berteriak-teriak seperti Tarzan. Sungguh bocah tidak ada adab dan krisis sopan santun!

Sementara para pelanggan tidak sedikit yang merasa terganggu dan memusatkan perhatian pada sumber keributan yang terjadi.

Mendapat jawaban menjengkelkan dari Troy, kedua alis mata Gustav menyatu dengan wajah merah padam, menahan emosi, “Keluar, sebelum aku meletakkan potongan dagingmu yang buntal itu ke dalam panggangan rotiku,” desisnya berhiaskan tatapan tajam.

“K-kau gila? Orang rendahan sepertimu berani mengancam seorang putra bangsawan sepertiku? Dasar penjual roti sial—“

BUGH!

Gustav memberi bogem mentah di sebelah pipi Troy hingga tubuh buntal itu jatuh ke permukaan lantai. Suara debaman yang begitu nyaring seketika memenuhi penjuru ruang toko—mirip seperti sebuah nangka raksasa yang jatuh dari pohonnya. Para pelanggan yang lain semakin terkesiap dan tidak sedikit yang beranjak berdiri.

“Berani-beraninya kau memukul temanku!” Max ikut beranjak berdiri dengan seraut wajah geram. “Akan kubuat toko sialan ini menjadi semakin berantakan,” ujarnya sembari mengangkat sebelah tangan, bersiap merapalkan mantra. Ia ingin memporak-porandakan toko Gustav dengan bantuan sihirnya. Pasalnya, memang tidak semua orang di dunia ini diberkati dengan kemampuan sihir. Gustav hanya manusia biasa sedangkan Max adalah salah satu murid di Akademi Hoover.

Felix yang entah sejak kapan berdiri di belakang Max seketika menggenggam pergelangan tangan murid laki-laki tersebut, “Biar aku yang membawa mereka pergi dari sini,” ujarnya datar. Tidak ada lagi senyuman di wajahnya.

“Ya, tolong bawa mereka. Dan sebagai peringatan, toko ini tidak akan menerima dua bocah sialan ini lagi.” Gustav melayangkan tatapan tajam beserta peringatan kepada Troy dan Max secara bergantian.

“Berani-beraninya—AAAAKKKH” Max seketika berteriak saat terdengar bunyi kreekk dari pergelangan tangannya yang sedang digenggam oleh Felix. “Apa kau meremukkan tulangku? Dasar gila!” pekiknya yang tidak dihiraukan oleh Felix yang justru menarik tubuhnya.

Felix juga menarik kerah Troy yang masih tergelepar di permukaan lantai akibat bogem mentah yang diberikan Gustav. Kini, ia menyeret keluar dua murid pembuat onar itu dengan masing-masing tangannya. Ia juga tidak memerlukan banyak tenaga karena menggunakan sihir yang dimilikinya.

BUGH! BUGH!

Felix menghempaskan tubuh Troy dan Max di sudut terpencil yang ada di Gang Lentera Indah.

“Apa kau sudah gila?” Troy kembali memekik heboh. “Lihat, kepalaku berdarah karenamu!”

“Kau juga meremukkan tulangku!” Max menimpali.

Felix meyeringai, melipat sebelah kaki, dan menyejajarkan tubuh dengan sosok lelaki tambun di hadapannya, “Sayangnya aku masih ingin bermain-main dengan kalian.”

“A-apa kau akan menghajarku?” Suara Troy mulao bergetar ketakutan, “Apa kau lupa siapa ayahku? Ayahku adalah Count Benjamin! Meskipun posisi keluargamu lebih tinggi, tetapi bukankah kau hanya anak haram—AAAAKHH!” Troy seketika berteriak saat Felix menginjak kepalanya. Ya, kini ia terkapar di permukaan tanah dan Felix menginjak kuat-kuat sebelah pipinya.

“Apa kau pikir bisa menjatuhkanku hanya karena hal itu? Aku tidak peduli dengan apa yang kau katakan tentangku.”

“Hen-hen-ti-kan. A-aku ti-tidak bi-sa ber-napas,” Troy tergagap dengan seluruh muka memerah. Ia kesulitan bernapas. Pandangannya kabur. Usaha tubuhnya yang tambun untuk memberontak sama sekali tidak berguna.

Sedangkan Felix justru semakin menginjaknya dengan kuat. Ia tergelak puas. Tidak ada lagi keramahan, senyuman malaikat, dan ketulusan yang sering diperlihatkan di wajah tampan itu. Sebenarnya siapa sosok yang berdiri saat ini? Apakah itu justru sosoknya yang asli?

“Hey! Apakah kau sungguh ketua kelas kami?” Max tiba-tiba bergumam rendah dengan sekujur tubuh gemetar. Ia seolah melihat sosok yang berbeda dalam diri Felix.

“Apa kau tidak mengenaliku?” Felix tersenyum. Lebih tepatnya senyuman iblis.

Max yang melihat ekspresi tidak biasa yang diperlihatkan Felix seketika bergidik ngeri. Ia mencoba kabur, tetapi Felix dengan sigap menjambak rambutnya dan menginjak sebelah tangannya yang telah mengalami patah tulang. “Lepaskan tanganku! Biarkan aku pergi!”

Felix tergelak, “Di mana keberanian yang kau perlihatkan tadi? Bukankah kau berkata begitu lihai dalam membelai? Aku akan membuat tangan ini tidak berfungsi lagi,” desisnya mengingatkan kembali apa yang diucapkan Max di toko roti sebelumnya. Pria itu berkata ingin membelai Roxa.

“Ma-maafkan aku. Lepaskan aku.” Max memohon sembari merintih dan meraung. Ia merasakan sakit yang teramat sangat dan bukan sekadar ilusi sihir semata. Semakin kuat raungannya, maka Felix akan semakin kuat menginjaknya.

Felix berdiri berhiaskan wajah tanpa ekspresi, “Aku tidak peduli dengan apa yang kalian katakan tentangku, tetapi aku sangat marah saat mendengar omong kosong yang kalian katakan tadi.”

“Ampun! Tolong ampuni kami. Kami tidak akan berbicara omong kosong tentang Roxa lagi.” Troy bersujud dengan sekujur tubuh gemetar. Tubuh buntalnya yang tengkurap mirip seperti cangkang kura-kura raksasa. Bahkan, ia juga terkencing di celana. “Kami akan melakukan apapun asal kau melepaskan kami.”

Felix menarik sudut bibir, tersenyum simpul, “Semuanya tergantung usaha kalian. Ada beberapa hal yang harus kalian lakukan.”

\~\~\~

1
vans
udah ya ga up lg??? digantung lagi aja ceritanya
@Biru791
semangat up
Ihay Hairunnisa
novel keren jangan up lagi
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Lupa..


kena lagi deh...
Robot Timus: di take down sama entun 😫 auto balik kandang lagi 😂
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞: yg penting jangan pindah rumah Thor🤗
total 3 replies
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Masih nyimak...
apakah Cannaria itu Roxa dan Ellie itu cathie
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Sudah sekian purnama Thor...
sungguh aku rindu😭😭😭😭😭
Introvert
penulisan yg tenang membuat pembaca masuk kedalam alur cerita🤍
Allena syailendra Ar
cepetann updateeee donkk
Mimin ayankkkkk
Robot Timus: maaf, pindah kakak novelnya 🙏🥹
total 1 replies
Laksmi Molgindah
knapa TDK up lagi Thor ...pdhal saya plng suka novelx Thor ...yg pling sya suka renkarnasi cinta Rubi ....
Laksmi Molgindah: pindah dimna yah....????
Robot Timus: maaf, pindah kakak novelnya 🙏🥹
total 2 replies
Laksmi Molgindah
knp SDH TDK up lagi Thor ...pas SDH bucin2x eh TDK ada kelanjutanx lagi
Robot Timus: maaf, pindah kakak novelnya 🙏🥹
total 1 replies
💨nihira✨
Kaka ini ceritanya gmn ya?lanjut ga y kaka?atau pindah ,dah lama banget, menurut q SH sayang klo gak dilanjutkan, ceritanya bagus,klo mo pindah gpp Kaka sayang tau ini kisahnya
💨nihira✨: oooh iy ka makasih infonya,cus lanjut lah meluncur
Robot Timus: Pindah, kak 🥺 ada versi terbarunya di Novelah judulnya Aku Bukan Antagonis. Mampir ya kak. Alhamdulillah gratis pfnya seperti noveltoon tanpa koin 😁
total 2 replies
Dimpi
sampe lupa aku sama cerita ini... sayang banged padahal jalan ceritanya bagus 🤔🤔
Robot Timus: Oren putih merah apaan? 😂 nanti insyaallah kuup di sini ya yg versi terbaru. buat buku baru lagi bukan di judul ini
Dimpi: pindah kemana Thor ?? kalo k Oren putih merah masih bisalah ngikut 😊
total 3 replies
💨nihira✨
kemana ini lanjutannya
Nobody
Abang authornya ke mana ya
Nobody
Always waiting for you Bang
Astrid Shesya: Authornya kemanakah perginya ?
total 1 replies
Astrid Shesya
kapan update terbaru bang. lama nih nungguin 😂
Andrew: sudah lama banget ga update ya
Andrew: Saya juga nungguin
total 2 replies
Yhan
next
Yhan
semngat
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Wah ternyata , dia itu pake topeng..
aslinya emang kaya gini😒

sudah aku Dugong sih sebenernya🤔
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Orang kalo mabuk, kadang omongannya suka jujur...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!