REINKARNASI??!
Percaya atau tidak percaya Lexia seorang wanita tangguh anggota SatCOBRA yang harus mati ditembak mati oleh musuhnya yang tidak lain adalah adik tirinya sendiri.
"Pesan terakhir? "
"Cepat bunuh. "
Dua tembakan tepat terkena jantung Lexia membuatnya seketika menghembuskan napas terakhirnya.
"Selamat jalan kakak." seringainya
Alih-alih bertemu dengan Tuhan, Lexiajustru bereinkarnasi ke sebuah Kerajaan bernama Aqualiors dan parahnya harus menempati raga seorang Putri yang lemah bernama Luciana . Putri Luciana yang memiliki seorang kembaran bernama Lauren namun, adiknya itu ternyata diasingkan karena kerajaan menganggapnya sebagai aib Kerajaan.
"Itu albino bukan penyakit! "
"Jika aku menang, menikahlah denganku."
"Kau curang. " gertaknya
Cerita sendiri, dilarang keras plagiat dalam bentuk apapun!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZAHRALIA15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 : Kau putri yang bodoh itu?
...SELAMAT MEMBACA!...
...*...
...*...
...*...
Luciana tidak menyangka pertemuan dengan Liam harus terjadi ketika dirinya hendak terjerembab jatuh. Seperti Dejavu. Karena pertemuan itu, kini keduanya tengah berada di sebuah restoran tempat makan. Liam lah yang mengajak Luciana untuk kesini. Awalnya menolak, namun bunyi cacing dalam perutnya seolah menyuruh Luciana untuk mengikuti saja.
Keduanya tengah memakan makanan pesanan masing-masing dengan hening.
"Kau keluar dari hutan seorang diri? " tanya Liam yang dibalas anggukan oleh Luciana.
"Padahal setelah urusanku selesai, aku berniat untuk menjemput mu. Tidak menyangka akan bertemu di toko pakaian. " ujar Liam memandang Luciana yang tengah makan.
"Buka saja cadarmu, Lexia. Kau akan kesulitan makan jika memakai cadar. "
Liam sedari tadi mengamati cara gadis itu makan, terlihat tidak nyaman dengan cadarnya. Walaupun transparan dengan namun wajah Luciana hanya terlihat setengah, namun jika dari jarak dekat Liam dapat melihat bentuk bibir dan hidungnya yang cantik. Mengapa harus ditutupi dengan cadar? pikir Liam
"Aku tidak bisa melepaskannya disini. " jawab Luciana
"Kenapa? "
"Bukan urusanmu." tegas Luciana
Setelah selesai makan Luciana Luciana kembali minum, namun untuk minum dirinya kesulitan dengan cadar yang digunakan. Luciana harus melepaskannya, namun didepannya ada Liam yang tengah menatapnya.
"Berpaling." pinta Luciana
"Tidak. Aku sangat penasaran dengan wajahmu. "
"Yasudah aku tidak minum. "
"Wajahmu cantik Lexia, kenapa harus ditutupi? Apa kau sedang melakukan misi di desa ini? " selidik Liam
"Bukan urusanmu. "
Liam menghela napas pelan, gadis di depannya ini memang sangat sulit untuk ditembus. Padahal Liam sudah memuji wajahnya namun tetap tidak ingin menampilkan wajah sepenuhnya. Liam sangat penasaran.
"Kau yakin tidak ingin minum? " goda Liam
"Siapa yang bilang tidak ingin minum? Kau yang membuatku tidak bisa melakukannya Liam! " tegas Luciana
"Baiklah aku akan berbalik, lakukan dengan cepat sebelum aku kembali menghadap kedepan. " Liam benar-benar berbalik badan dan kini pria itu telah memunggungi Luciana.
Luciana melepas cadarnya dan meminum minuman yang ia pesan langsung menenggaknya sampai habis. Luciana segera memakai kembali cadarnya dengan tergesa-gesa saat melihat punggung Liam hendak berbalik.
Liam memperhatikan Luciana yang tengah sibuk memasang kembali cadarnya namun sayang pengaitnya justru tersangkut di rambutnya. Liam mengulurkan tangannya berniat membantu melepaskannya.
Luciana terkejut saat melihat tangan seseorang berusaha membantu melepaskan pengaitnya yang tersangkut. Setelah beberapa detik Luciana menepis tangan Liam dengan kasar.
"Aku bisa melakukannya sendiri! "
Berhasil, Luciana kembali merapikan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan. Sementara Liam masih saja menatap gerak-gerik Luciana dengan diam.
"Aku harus pergi. "
Luciana segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar. Liam juga ikut berdiri dan menyusul langkah kaki Luciana.
"Apa aku boleh ikut bersamamu, Lexia? "
"Anggap saja sebagai pengawal mu. " ujar Liam terus mengikuti langkah kaki Luciana.
"Aku tidak butuh pengawal. "
"Lalu kau ingin kemana? " tanya Liam
"Perbatasan desa antara kerajaan Aqualiors dengan Callexcius. "
"Untuk apa kau kesana? "
"Bermain."
"Maksdunya? "
"Bisa tidak kau jangan banyak tanya! " kesal Luciana hingga berbalik badan menatap pria itu tajam.
Sementara Liam hanya menyunggingkan senyum kecil kemudian terkekeh pelan, " Galak sekali. "
"Aku marah karena mulutmu terus saja bergerak seperti mesin traktor! " ujar Luciana
"Maaf. Aku juga tidak tau kenapa mulut ini terus mengeluarkan pertanyaan, padahal biasanya lebih suka diam walaupun raja bertanya . " kekehnya
"Raja? " ulang Luciana
Liam segera menghentikan kekehannya saat menyadari apa yang telah ia katakan sebelumnya.
"Iya raja, aku sering memanggil ayahku dengan sebutan raja. " ucap Liam tersenyum
"Siapa kau sebenarnya?" tegas Luciana menatap Liam
"Hanya pengembara biasa. "
"Tcih!! Kau pikir aku bodoh dengan tidak mengenali pedang yang sering kau bawa itu??" sindir Luciana dengan seringai nya.
"Ini hanya pedang biasa. " ucap Liam terus mengelak
"Terserah kau saja."
Luciana kembali melanjutkan langkahnya mengecek peta yang ia bawa, merogoh tasnya berkali-kali namun tidak kunjung menemukannya. Luciana sampai berjongkok untuk mengeluarkan semua isi tas kecilnya.
"Dimana peta itu.. " gumam Luciana
"Ada apa? " tanya Liam
"Peta perjalanan ku hilang, aku tidak tau harus bagaimana. " Luciana menepuk dahinya karena merasa telah ceroboh dalam menjaga barang yang ia bawa.
Di kertas itu Luciana menulis beberapa tempat untuk mempermudah pencariannya, tanpa peta itu Luciana tidak tahu arah kemana yang akan ia ambil. Si*l! Sepertinya Luciana memiliki kesialan yang berdatangan setiap waktu.
"Perbatasan itu masih berada di depan sana, hanya perlu berjalan lurus hingga menemukan sebuah tugu perbatasan. " ujar Liam
"Tugu itu berada di depan sebuah rumah besar yang tidak berpenghuni, maksudnya rumah yang ditinggalkan oleh pemiliknya yang merupakan salah satu keluarga Kerajaan Callexcius. " lanjutnya
"Baiklah.. "
Luciana berdiri dari posisi jongkoknya, "Antar aku kesana. "
"Dengan senang hati. " ucap Liam tersenyum dan berjalan di depan Luciana untuk memimpin.
"Ini tugu perbatasan kedua Kerajaan. "
Setelah sampai disana Liam langsung berdiri di depan tugu besar bertuliskan perbatasan masing-masing Kerajaan. Luciana teridam mencoba mengingat dimana letak istana dingin yang ditempati lady Adellia itu.
"Kita berada di arah mana? "
"Barat daya. "
Lokasinya sesuai, namun Luciana tidak melihat ada sebuah istana didekat sini. Hanya ada perbatasan lahan yang kosong dengan banyaknya pepohonan. Luciana melangkahkan kaikinya kedepan sekitar 800meter.
Dirinya bersembunyi ketika melihat seorang prajurit tengah menjaga area masuk Kerajaan Callexius.
Biasanya para bangsawan, penduduk atau pihak Kerajaan keluar masuk pasti akan melewati pintu utama berbeda dengan apa yang Luciana lakukan sekarang.
"Kau ingin masuk ke wilayah Callexius? " tanya Liam saat melihat Luciana hendak beranjak pergi
"Iya, aku hanya ingin memastikan sesuatu. "
"Kalau begitu aku tidak bisa ikut denganmu, berhati-hatilah. "
Luciana mengangguk tanpa curiga dan berjalan mengendap-endap mendekati prajurit yang berjaga disana. Sementara Liam menatap kearah para prajurit itu dengan ekspresi datar, " Aku ingin mengikutinya namun jika aku kesana, prajurit ayah pasti akan menangkapku. " decak Liam
"Apa tidak apa-apa membiarkan gadis seperti Lexia pergi seorang diri? "
"S**t! Ayah sial*n! " geram Liam
Akhirnya Liam memilih berbalik dan berjalan meninggalkan tempat itu dengan perasaan berkecamuk.
"Permisi."
"Bagaimana bisa gadis kecil seperti mu berada di tempat seperti ini? " interogasi salah satu prajurit menatap Luciana dengan penuh selidik.
"Saya berasal dari Kerajaan Aqualiors kesini bersama rombongan yang mulia raja Albert dan ternyata mobilku tersesat hingga kesini, sementara mobilku sekarang tidak bisa berjalan hingga aku memilih untuk berjalan kaki. " ucap Luciana dengan ekspresi nya
"Kami tidak percaya! Kau pasti penyusup! "
"Tidak .. Tidak, saya memang berasal dari kerajaan Aqualiors ini buktinya. "
Luciana menyerahkan kartu pengenalnya sebagai Luciana asli.
"Kau putri bodoh itu? "
"Putri yang terbuang karena hasil perselingkuhan? "
"Sungguh tidak disangka anda datang kesini dengan pakaian seperti ini, orang lain pasti akan berkunjung melalui gerbang utama tapi anda memang sesuai julukan anda sendiri. " tawa mereka
Luciana hanya menatap para prajurit itu dengan datar. Tidak menyangka kedua penjaga itu akan mengatakan perkataan seperti itu.
"Bisakah saya masuk? "
"Tentu saja boleh nona, tapi tolong jangan sampai anda mempermalukan diri anda sendiri disini. " tawanya
Luciana berjalan menerobos masuk ketika sudah mendapatkan ijin, biarkan saja mereka tertawa mengatainya. Beruntung sekali dirinya tidak langsung menebas kepala mereka semua. Beruntung juga Luciana tidak tengah dalam kondisi emosi.
Mungkin jika mereka mengatai ibu atau Lauren, Luciana pastikan beberapa jam kemudian terdengar berita ' Sepuluh prajurit perbatasan meninggal dengan kondisi kepala terpisah ' pasti akan menggemparkan seluruh kerajaan.
...To be continued......
...TINGGALKAN JEJAK DULU SEBELUM BERALIH KE BAB SELANJUTNYA!...
semangat thor